Kamis, 29 Juli 2010

Ngegossip bareng D'Ucings!

Buon giornooooooooo! Che cosa fai adesso? (dibaca: ke ko-sa tu fai a-des-so, artinya: what do you do?)

Rencana si Riri (teman se-apartment) mau buka kebon binatang di Calabria kayanya bakal segera terwujud! Perlahan namun pasti, entah kenapa, setiap saya mau keluar dari apartment, pasti saya selalu disambut oleh erangan kucing-kucing kelaparan atau gongongan anjing yang lagi kawin. Di itung-itung, sekarang Riri, udah punya tiga kucing dan tiga anjing. Heuuuuuuugh, mana si Luna Maya (kucing hitam peliharaan kami, red) lagi bunting lagi!




Kayanya tuh kucing jablay banget déh! Pengen banget di elus-elus gitu! Emangnya saya cewek apaan??? Ngelus-ngelus kucing hitam??? meningan juga ngelus-ngelus dadanya Christian Sugiono!

Mana si Luna Maya ini penganut azas 'banyak anak, banyak rezeki' lagi! Koflok! Gih ngelahirinnya di Cina aja sono! Jumlah penduduk mereka udah 1,2 milyar! Paling banter nih anak-anak kucing dijadiin sup penambah kekuatan para pria di atas ranjang! Heeeeeuhg, tuh orang Cina kalau buat menu makanan kreatip bener dah! Terakhir saya liat ada sup jabang bayi manusia???? Haduuuuuuh, nih saya hibahkan jabang bayi si Luna Maya dengan sukarela!




Siang hari itu, ketika si Luna Maya lagi kelayaban, cari 'mangsa' mau buat video saingan Luna Maya di Indonesia kali ya??? Selesai saya ngepel teras apartment, tiba-tiba nih dua kucing lainnya datang menghampiri. Kamfret! kagak tau apa tuh lantai baru saya pel! Namun saya pun tersadar, mungkin Tuhan sedang menguji kesabaran saya. Daripada ngabisin tenaga buat ngusir tuh dua mahluk, lebih baik saya ajak dua mahluk ini untuk ngobrol sore. Toh saya juga emang capek banget abis bersih-bersih. Belum lagi tuh kulkas segede badak betina hamil kembar siam masih berdiri dengan cantiknya, meminta saya untuk mengelus-ngelus bodynya yang sudah terlihat agak kotor itu.





Saya menamakan dua ekor kucing ini Lala dan Dede. Karena ke mana-mana mereka selalu berdua, padahal nggak ada ikatan saudara, maka saya menjuluki mereka dengan sebutan D'Ucings (biar kaya D'masiv!) Beda sama si Luna Maya, yang demen banget menyendiri, mereka berdua itu tampak lebih akrab, sering main bareng gitu, cakar-cakaran, peluk-pelukan, dan cium-ciuman, malah terakhir ketemu saya ajak mereka duet nyanyi lagunya Dewa yang berjudul 'cemburu'. Rencananya sih kita pengen buat album duet kaya Duo Maia & Friends….Jadi; D'Ucings & friends!










Viera si cantik banget (V): "Eh lu bedua tau si Luna Maya pan?"
Lala (L): "Meoooong…"
V: "Die pan lagi bunting!"
Dede (D): "Meoooong…"
V: "Kayanya sih bentar lagi beranak!"
L: "Meooong…"
V: "Dia ngidam kasih sayang gitu yak?"
D: "Meoooong…"
V: "Abisan yak, setiap gue balik dari campus, sering banget ngikutin-ngikutin gue kagak jelas gitu…"
L: "Meoooong…"
V: "Eh, ada yang tau nggak siapa bapaknya?"
D: "Meoooong…."
V: "Pengen gue minta pertanggungjawabannya déh!"
L: "Meooong…"
V: "Beraninya ngehamilin doang! Terus kalau udah bunting dikasih aja ke kita suruh ngurusin! Emangnya kita rumah penampungan!"
D: "Meoooong…."
V: "Jangan-jangan bapaknya Gary Iskak ya??? Demen buang sperma di mana-mana gitu! Ahahahaha!"
L: "Meoooong…."
V: "Eh, Do-La, berarti si Luna Maya mengandung anak haram dooong! Iiiih jadi kucing malu-malu-in aja!"
D: "Meooong…."
V: "Ah lu mah, gue ajak ngegossip, jawabnya meong-meong mulu! Dasar kucing koflok!"
D & L: "Meoooong….."





Riri yang lagi ngelap kaca jendela: "Vieeeeeeeeeeeer! Kulkas udah dibersihin belooooooom????"
V: "Belum Nyah!"

Rabu, 28 Juli 2010

Quote of July 28th, 2010

Tadi saya mecahin piring, terus tiba-tiba inget sama kata-kata ini yang saya sendiri lupa dapet dari mana, tapi sampai detik ini selalu nempel di otak saya.




Selamat hari Rabu!

*Ralat: setelah 17 jam di posting, saya baru sadar kalau ada salah ketik di situ harusnya 'relationships' ya??? Ahahahahaha! Aduuuuh ketauan kalau nyogok om-om bule biar dapet di atas 7 di IELTS test kemaren….Kikikikikiki! Mangaaaap yak, maklum buatnya sambil neriakin tetangga apartment saya yang lagi mabok!

Selasa, 27 Juli 2010

Ada yang inget 'Endog'?

Saya nggak tau nih temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) masih inget sama lagu ini atau nggak, tapi udah seminggu lagu ini selalu jadi recently played di i tunes playlist saya.

Kalau nggak salah sih band ini masuk ke album kompilasi indie ten, aduuuuh kaset itu sekarang di mana yak???? Semoga selama saya di Italia, si Mamam nggak 'ganggu' koleksi kumpulan kaset saya. Oooooooouch, hareeeee geneeeee, Teteh Viera masih ngedengerin kaset???? Mp3 atulaaaaah!

Entah kenapa, saya itu suka banget sama band-band tahun 90-an yang di tahun 2000-an ini menghilang seketika. Saya kangen sama Dr. PM, The Groove, Lingua, Singiku, Jingga, D.O.T, sampai Bragi. Ahahahahaha!

Ya bolehlah kalian cibir selera musik saya ini. Tapi gimana ya, kuping saya tampaknya kurang cuco' bagindang dengan lagu semacam kangen band, mahkota band, sembilan band, tahta band (aduuuuuh kenapa sih harus diembel-embel-i kata 'band' di setiap akhir nama kelompok musik mereka??? Saya pikir semua penduduk Indonesia nggak bego-bego amat, sampe nggak bisa nge-bedain mana sekumpulan orang yang mencari nafkah dengan cara bermain musik dan mana segerombolan orang yang mencari nafkah lewat gegerungan maenin suara knalpot motor sambil ngejarah circle K???) dan yang paling yahuuut sekarang sih si Melinda dengan video clip 'Cinta Satu Malam'-nya itu lhoooooow! Gustiiiiii……Randa! I thought, kayanya nggak bakal ada yang ngeh sama lagu ini, kalau video klip-nya nggak 'begitu' - silahkan cek sendiri lah, saya nggak tega nge post video-nya di blog ini, takut mata para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yan gberjenis kelamin pria pada melotot dan nggak bisa balik ke posisi semula! Kikikikikikikikiki!

Okai-tokai, balik lagi ke band yang lagunya bikin saya merasakan bahwa kamar mandi berdinding keramik putih berukuran 25 x 25 cm itu adalah sebuah studio rekaman yang memiliki tingkat akustik terbaik sepanjang jaman dan gagang shower yang sering mengeluarkan air es tiba-tiba, padahal sudah saya atur hanya untuk mengeluarkan air bersuhu 30 derajat celcius saja itu, adalah mik yang sama yang pernah digunakan oleh almarhum Opa John Lennon untuk merekam lagu 'Ask me why' bersama Paul McCartney di studio rekaman di Abbey Road! Ada yang masih inget sama 'Ndok' nggak??? Hayoooooo, kalau nggak tau, jangan berani ngaku-ngaku jadi anak g4vL taon 90-an ya, kekekekeke.

Dan setelah lebih dari 13 tahun lamanya saya baru tau cara penulisan nama band ini tuh 'Ndok', tadinya saya kira cara menulisanya tuh 'Endog' yang dalam bahasa sunda berarti 'telur', ahahahahaha! Pantesan, saya udah lama banget nyari lagu mereka di youtube dan setiap saya nulis 'endog' di search engine-nya, eh yang keluar malah video-video bagaimana cara memasak telur! Koflok abeeeees!

Tapi, satu yang pasti, saya bisa ngebedain kok mana 'ndok' yang punya single 'hanya waktu' dan mana 'endog' yang biasa jadi sobatnya nasi goreng di setiap adegan-adegan sarapan shit-netron buatan Raam Punjabi (seumur idup nongton shit-netron keluaran Multivison Plus, saya nggak pernah liat singkong goreng dijadikan menu makan pagi para lakonnya, padahal makanan kebanggan Indonesia tuh, gizinya tinggi pula!) , walaupun mereka nggak menamai kelompok musik mereka dengan 'Ndok band'!

Sebuah band yang beranggotakan Ade pada vocal, Gele pada gitar, Boboy pada bas, dan Anton pada drum ini emang terkenal sebagai salah satu one hit wonder band. Ya nggak apa-apa lah, daripada cuma buat 'one hit', udah gitu nggak 'wonder' lagi??? Ada yang inget video clip-nya nggak??? Di situ lah cikal bakal Ronny Dozer (itu lhoooo, salah satu pemain extravaganza yang berbadan cukup besar) masuk industri entertainment Indonesia, dia sukses berperan menjadi cupid di sini.

Yaaa, sehubungan emang saya nggak inget informasi lainnya lagi dari band jadul ini, marilah kita bersama dengarkan saja lagu yang selalu menghias relung hati Teteh Viera di tujuh hari terakhir ini! Hohoy! Cekidoooot beibeh!




Gimana??? Sekarang udah pada inget 'Ndok' belum??? Udah pada siap dong sing along together with Teteh Viera, yuk aaaah…."Hanya waktuuuuuuuuuuuuuuw yang akan memberi jawabnya, hanya waktuuuuuuuuw akankah kita menyatuuuuuu~"

Senin, 26 Juli 2010

Nampol-nya 'Alone Longway from Home'

"Nampol!"





Satu kata yang terucap, ketika saya menyelesaikan 'Alone Longway from Home'.

Okai-tokai, sebenarnya saya sudah lama men-download file berukuran 2,8 MB ini. Tapi, saya baru sempat menyempatkan diri membacanya sampai tuntas dua hari yang lalu. Maklum, saya kan sibuk shooting shit-netron stripping Cinta Anaconda, acara off air bagi-bagi tanda tangan di emol-emol di Ibu Kota, masuk kontes bakat untuk menjadi juri tamu, dan foto cover majalah-majalah ternama! Heeeeeeugh, beribu alasan palsu yang ditujukan untuk menutup satu alasan sebenarnya, yu-jey-ai-ei-en alias U.J.I.A.N sigh…..

Ooooouch, ini bukan judul film bokep atau judul lagu terbaru dari The Moffatts. Ini adalah judul sebuah e book karangan Kang Maman dan Oom Ayos. Oooooooch (lagi), mereka juga bukan pasangan homo…

Dua orang pemuda, yang entah masih perjaka atau tidak, hobby ber-backpacking, menjelajahi beberapa pulau yang termasuk pembagian waktu Indonesia bagian tengah. Lalu kejadian-kejadian yang mereka alami dituliskan ke dalam kumpulan huruf berjenis arial berukuran 12 dengan single space.

Jujur, saya sangat tertarik dengan judulnya. "Dem, kenapa judulnya harus itu sih???" Berasa sedih banget gitu. Siapa yang lagi ngerasa 'Alone Longway from Home'? Sendirian jauh dari rumah? "Saya, saya, saya." Apalagi Oom Ayos dan Kang Maman ngasih banyak foto pemandangan Indonesia yang bikin saya tambah kangen aja sama negara yang punya banyak koruptor itu, aaaaaaaaaaaaargh! Bakal ceurik gogoakan di pojokan toilet ini mah!

Secara keseluruhan, chapter buku ini dibagi sesuai dengan jumlah pulau yang mereka singgahi. Mereka berplesiran ke tempat-tempat yang dipenuhi bule berbikini, ke tempat para pria lokal berkulit coklat terpanggang sinar matahari dengan celana yang super duper kedodoran, ke tempat asal madu yang terkenal akan kepekatannya, ke tempat pembuatan susu kuda liar, ke tempat yang dinominasikan sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia, dan ke tempat yang terkenal akan Danau Tiga Warnanya.

Namun, karena mereka nggak punya hobby ngepet demi memperkaya diri, jadi jangan harap kamu bisa menemukan ulasan mereka tentang daerah-daerah tujuan wisata yang biaya transportnya aja bisa menguras kantong dua mahasiswa bertampang pembantu rektor ini. Ya, mungkin pengalaman yang mereka tempuh selama ini benar-benar mengkaburkan wajah asli meraka dengan guratan-guratan garis kehidupan yang memilukan.

Di 36 halaman pertama, seperti selayaknya seseorang yang pernah bekerja di dalam bidang jurnalis, mereka benar-benar menjabarkan dengan sangat baik apa yang mereka lihat di enam pulau yang mereka kunjungi. However, the next four pages are my favorite ones. Nggak tau kenapa ya, semenjak tinggal di Italia, saya benar-benar tidak percaya lagi akan brochure-brochure tempat wisata yang demen majang foto bagus di sana-sini itu.

Saya lebih suka melihat 'keindahan' suatu tempat dari 'keburukan'-nya. Lihat déh, hampir di seluruh travelling program, semuanya sering membahas keindahan suatu lokasi wisata, negara Italia pun dilihat dari menara Pisa dan spaghetti-nya saja, bukan dari kemalasan para penduduknya untuk belajar berbicara bahasa inggris yang pada juntrungannya sering menyusahkan para tourist dan juga para mafia pemerintahan kelas kakap yang sering menyusahkan para pengusaha Indonesia yang ingin menembus pasar Italia.

Begitu juga dengan e book ini, entah kenapa foto sebuah truk ber-sticker 'Laskar Cinta' dengan latar belakang sebuah pom bensin dan bagian belakang sebuah truk yang lain dengan tulisan 'Cari Jodoh di Pulau Jawa' terlihat lebih nampol di mata saya, padahal foto-foto lain yang menunjukan keindahan pemandangan enam pulau yang mereka kunjungi itu sangat patut diacungkan delapan jempol (saya sampe pinjem jempolnya si Riri)!





Dan chapter '4 Shits Happened' itu lebih nempel di otak saya daripada cerita lain-nya. Empat buah kesengsaraan hidup yang konon katanya ingin membuat Oom Ayos dan Kang Maman mati bunuh diri saja. Salah satu 'shit' yang paling saya suka adalah, mendengarkan lagu Nafa Urbach selama perjalanan dari Lombok menuju Sumbawa, ooooooouch! Nafa Urbach batu-batu (dibaca: roooooocks!)!!!!!

Sayangnya, e book ini saya cuma bisa baca dari lepi saja, jadi nggak bisa dijadikan teman boker saya. Masa iya saya harus bawa lepi ke WC??? Kalaupun di print, mahal euy...

"Lewat hengpon dong Pe! Onlen di WC!" saran Oom Yogs yang ukuran perutnya berbanding lurus dengan kebaikan hatinya.

Atulah, blutut aja, hengpon saya kagak punya, apalagi akses internet??? Ada yang berniat membelikan saya aipon atau beriberi??? Kalau cewek, saya jadikan baby sitter, kalau cowok, saya jadikan supir (biar nggak kalah dari anak muridnya Ontjom si Tukang Iri Hatii dan Bu Guru Reinih yang kaya raya itu lhoooo!).

Aduuuuuh saya tuh paling nggak bisa meresensi suatu hal déh, di mana mengharuskan saya menjelaskan suatu perkara secara objektif dibubuhi secuil pendapat dari diri sendiri di akhir tulisan. Saya mah kebalikannya! Semua tulisan yang saya buat itu pasti opini pribadi ditambah secuil informasi yang bersifat tidak memihak, hehehehehe. Pokoknya buat Oom Ayos dan Kang Maman, saya ucapkan minta maaf sebesar-sebesarnya kalau saya melakukan banyak salah interpretasi ya….Sukses selalu di perjalanan mendatang, saya tunggu e book yang nggak kalah nampol berikutnya :)


P.S:
Buat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang mau baca e book buatan Oom Ayos dan Kang Maman ini bisa nge-download langsung dari blog-nya Kang Maman, tapi saya lupa di postingan yang mana??? Ini udah sejam ngubek-ngubek, nggak dapet-dapet juga. Hehehe, nanti saya tanyakan lagi yak ^_^.

Buat Kang Maman; Terimakasih banyak lagu-lagu kirimannya, katanya sampe berjam-jam gitu nge-upload-nya, kekekekekeke. Wajah emang mencitrakan selera musik ya, ahahahaha! Sekalian minta pdf-nya 'When Will Come Home' dong, soalnya udah nyoba download dari link yang dikasih, tapi browser safari-nya nggak bisa buka T_T.

Bu Guru Reinih

Saya ini tipikal orang yang kurang percaya akan berkenalan lewat internet, apalagi yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan 'kopdar' alias kopi darat. Dunia maya is dunia maya, dunia nyata is dunia nyata. Seseorang yang terlihat baik di dunia maya belum tentu di dunia nyatanya dia berlaku sama ataupun kebalikannya. Namun, silaturahmi si always be silaturahmi, dengan niat seperti ini, saya memberanikan diri bertemu dengan Bu Guru Reinih, bukan Reini Djankaru, presenter acara jalan-jalan tersebut, tetapi Reini Yuniarti.

Pertama kali kita berkenalan lewat komunitas KRL-Jabodetabek yang saya ikuti. Dari sekian ribu bapak-bapak dan ibu-ibu, kita merasa senasib, karena umur kita nggak jauh berbeda. "Niatnya pengen nambah kecengan, tapi lho kok disuguhinya wajah om-om beranak tiga???" Keluhan pertama yang saya ucapkan kepada saudari Bu Guru Reinih dan dengan cepat ia menganggukan kepalanya. Oooouh yeaaaaah rock on beibeh! Walaupun berjilbab, tapi otak kami ternyata tidak jauh berbeda! Kalau jomblo itu pilihan, sedangkan ngeceng itu kewajiban! Karena bagi saya, ngeceng itu salah satu bentuk mensyukuri mahluk ciptaan Tuhan, aheeeeey Teteh Viera jago banget ngelesnya, kekekekekeke.

Kerennya lagi, pertemanan yang berawal dari dunia maya itu pun masih terjaga sampai sekarang. Ketika saya pusing mencari judul thesis, Bu Guru Reinih ikutan pusing juga nyari artikel buat skripsinya yang tak kunjung usai. Terakhir chat sih, Bu Guru Reinih bilang kalau dia lagi terkena syndrome malasius sekalius, tetapi 10 menit kemudian mengaku, bahwa akhir-akhir ini dia memendam perasaan kepada seorang lelaki yang tak kunjung menyadari keberadaannya, sehingga menganggu konsentrasinya dalam mengerjakan skripsi. Oooooouh Bu Guru Reinih, yang namanya jodoh mah nggak ke mana-mana, tapi ke body wanita cantik nan aduhai, hehehehe.





Cukup sudah kegiatan kami bersungut-sungut memikirkan permasalahan akademik dan hati itu. Sampailah dia bercerita tentang Kuliah Praktek-nya (KP) di sekolah swasta nan yahuuuuut. Oh iya, saya lupa ngasih tau kalau Bu Guru Reinih ini sedang menempuh kuliah di salah satu universitas yang berorientasi khusus ke dalam ilmu pendidikan di kawasan Jakarta. Sama seperti Ontjom si Tukang Iri Hatiyang memiliki hobby ngomongin kenyataan pahit bahwa murid-murid yang ia ajar itu terlihat jauh lebih perlente dari dirinya, Bu Guru Reinih juga nggak kalah heboh cerita tentang betapa gemarnya para murid di sekolah swasta tersebut berjalan-jalan ke…..Orchard Road di Singapur!

"Bayangin Pe, ngeliat harga tiket KRL AC-Ekonomi Bekasi-Jakarta Kota yang 4000 perak aja gue masih suka ngeluh, apalagi kalau gue ngelait harga tiket ke Singapur!"
(Keluhan pertama dari Bu Guru Reinih)

"Masa ya Pe, ada murid gue yang kagak pernah ngerasain naik angkot!"
(Keluhan ke dua dari Bu Guru Reinih)

"Di liburan semester kemaren, hampir seluruh murid gue pergi ke luar negri! Ajak gue nape sekali-kali!"
(Keluhan ke tiga dari Bu Guru Reinih)

Dan keluhan-keluhan berikutnya pun terus berlanjut….

Waaaaaaaoooow! Kagak pernah naik angkot! Pasti murid-muridnya si Reini itu kulitnya halus-mulus kuning langsat, rajin luluran di spa, dan pedikur-menikur di salon ternama. Beda banget sama si Reini, yang punya hobby nyabut bulu ketek di bengkel tambal ban di deket rumahnya! Iiiiiiiih Bu Guru Reinih, kamu malu-malu-in banget sih!

Sebenernya nggak ada yang salah ya dengan gaya hidup seperti ini, kalau emang orang tua mereka mampu dan anak-anaknya emang pada mau, ya kenapa nggak??? Waktu SD juga, saya nggak nolak kalau si Papap nyediain saya supir buat antar bolak-balik ke sekolah pake mercedes benz keluaran terbaru. Cuma yang saya khawatirkan itu adalah, gimana ya pergaulan anak saya nanti? Apakah dia kuat menahan rasa iri terhadap teman-temannya yang demen pamer mainan yang harganya selangit itu? Apakah dia malu ya punya enyak yang demen mengumbar kegiatan buang hajat di tempat-tempat umum?

Oooooh wahai jabang bayiku kelak, doakan agar calon orang tuamu ini bisa kaya hati dan hartanya di dunia dan akherat nanti ya! Amiiiiiin. Jadi kamu bisa ngerasain naik alphard ke sekolah, nggak kaya Mama kamu ini dulu, cuma ngeces doang liat si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) dibukain pintu sama sopir plus disuapin sosis keju ama baby sitternya! Kikikikikikiki, kayanya bakat 'iri hati' saya emang udah terasah dari kecil ya….Semoga cepat sembuh ya wahai Teteh Viera :)

Minggu, 25 Juli 2010

Otak Seleb-nya Teteh Viera.

Tadi sore, salah satu teman SMP saya, yang nggak pernah sama sekali berhubungan setelah pembagian rapot oleh Pak Yusuf, seorang guru geografi yang merangkap juga menjadi wali kelas saya di kelas dua, menyapa saya lewat mindow messenger.

Mawar (M / bukan nama sebenarnya, red): "Hai Pe!"
Viera si Cantik Jelita (V): "Iy."
M: "Ini Pea temen SMP gue?"
V: "Iy."

Okai-tokai, semuanya tampak diawali dengan basa basi standard, yang sering teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) kemukakan ketika bertemu dengan kawan lama ya.

M: "Udah lulus?"

Hmmmm, mungkin yang dia maksud adalah lulus dari kuliah saya di Bandung yang terdahulu. Tapi, tiba-tiba niat jail saya keluar.

V: "Belum."

Toh saya nggak berbohong ya??? Si Mawar ini kan tidak menulis secara jelas lulus dari mana. Kan sekarang saya sedang melanjutkan program studi saya dan emang belum lulus. Dan niat jail saya nggak berhenti sampai di situ.

M: "Kok lama banget?"

Hahahahahahahahaha! Saya masuk kuliah di Bandung itu sekitar pertengahan 2004, berarti jika perkiraan saya benar, yang ada di dalam pikirannya adalah saya memakan waktu sekiranya 6 tahun untuk mencapai wisuda program kuliah sebelumnya. Nggak ada yang salah tho dengan lulus NGGAK tepat waktu???? Menurut saya sih, yang penting tuh lulus di saat waktu yang tepat, hehehehe. Mau lulus 3,5 tahun, 4 tahun, atau 7 tahun (jatah maksimal angkatan 2004 di tempat saya kuliah dahulu, red)??? Yang penting mah bahagiaaaaa! Hohoy!

Believe me, it doesn't metter how long you would be graduated, as long as you could survive with what everyone said about you, it was more than graduation day itself….Aiiiiih, aiiih, Teteh Viera baru belajar bahasa inggris lagi nih, tolong dikoreksi kalau ada grammar yang salah di sana-sini, hehehehe. Intinya mah, takdir setiap orang itu sama, menjadi orang yang baik seutuhnya, tapi proses menuju ke sana-nya tuh beda-beda, ada yang cepet ada yang lama. Begitu juga dengan sistem kelulusan dari universitas kita masing-masing ini. Banyak temen saya yang lulus cepet merindukan masa-masa kuliah dan ada juga teman saya yang lulusnya lama udah sering ditagih 'kapan kawin?' sama enyak-babehnya. Tapi, tenang ajeeee, mau lulus cepet atau lama, nggak bakal ngaruh sama jatah kamu masuk surga nanti kok!

V: "Iya, ini juga sambil ngerjain tugas akhir kok."

Ngggg, menurut saya sih thesis bisa diaktakan 'tugas akhir' juga??? Hehehehe.

M: "Tinggal tugas akhir? Nggak niat nyari kerja?"
V: "Nggak."

Hahahahahahaha! Boro-boro niat nyari kerja, ngejar ujian yang masih belum lulus aja saya udah ngap-ngap-an. Maklum saya kan bisa sampai ke Italia tuh berkat beasiswa. Berarti dengan sedikit-banyak alasan mengharuskan saya menjadikan 'akademik' menjadi prioritas numero uno. Pengen sih nambah uang saku buat jalan-jalan keliling Eropa, soalnya uang beasiswa saya kan tidak meng-cover duit buat huru-hara euy, tapi ya insyaAllah lah yang namanya rezeki mah bisa dateng dari mana aja, hehehe, nggak usah lewat kerjaan sambilan dkk. Percaya deh, saya bisa ke jalan-jalan ke Jerman hanya bermodalkan 10 euro saja, mau tau ceritanya??? Nanti yak, kalau mood nulis posting-an tentang pengalaman jalan-jalan-nya muncul, saya publish tulisan yang udah ada di draft selama tiga bulan itu.

M: "Rumah lu masih di Cibinong?"
V: "Yup."

AFAH? Ente kagak tau di mana itu Cibinong???? Oooouuuch, kamu nggak pantes disebut anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sejati, kalau nggak tau di mana letak sebuah kota paling hip sejagat raya itu! Kota termodern yang pernah ada di muka bumi ini! Dengan angkot bernomor 32 yang nggak kalah eksisnya itu, menurut saya Cibinong pantas dijadikan ibu kota negara Indonesia. Heeeeeeugh! Maaf, Teteh Viera barusan lagi ngimpi. Well, silahkan tanya ke Mbah Gugel bagaimana keadaan kawasan ini yang sebenarnya…

M: "Lu nggak ke Bogor Job Fair?"
V: "Nggak ah, jauh."

Okai-tokai, sekarang saya semakin yakin dengan apa yang ada di dalam pikiran si Mawar ini, "nih orang pantesan lulusnya lama! Ke job fair yang letaknya nggak jauh dari kawasan Cibinong aja males, apalagi bersusah payah ke tempat sidang nanti???" Ahahahahahahaha! Ya eyalaaaaah, Cibinong sama Jalan Pemuda (tempat biasa diadakannya Bogor Job Fair, red) tuh emang bagaikan dari Cirahong ke Cikijing. Tapi kan saya lagi di Calabria, hehehe, jangankan ke Jalan Pemuda, ke Cimahi aja jauuuuh mampus!

M: "Lu masih suka ketemu siapa aja temen SMP?"
V: "Paling Kevin (nama samaran, red)."

Ya emang, di antara semua temen SMP saya, si Kevin ini adalah sebagian kecil orang yang masih menjaga tali silaturahmi dengan saya sampai detik ini.

M: "Lu pacaran sama dia?"

Huahahahahahaha! Emang alasan klise nih yang bakal saya tulis, tapi beneran déh, bersahabat dengan seseorang yang sudah kamu kenal selama 12 tahun itu jauuuuuh lebih menyenangkan daripada hanya melakukan kegiatan sebatas nonton di bioskop setiap hari Minggu, hehehe. Tadinya saya mau straight to the point to say, "no, kevin is not my boyfriend," tapi tiba-tiba otak selebritis saya keluar.

V: "Sorry Maw, no comment, gue nggak mau jawab. Soalnya gue nggak suka kehidupan pribadi gue ditanya-tanya. Sorry banget! Yak, pertanyaan selanjutnya?"

Huahahahahahahahahahaha! Maaaaaaafkan sayaaaaaa, ini semua pasti hasil dari kebanyakan pantengin acara gossip yang lagi demen ngebahas cinta terlarangnya Tante KD sama Oom Raul Lemos!





Seumur-umur ngobrol sama teman lama yang udah hampir 10 tahun nggak ketemu, baru kali ini saya berasa 'sok ngartis' gini. Ya gimana ya, tadinya sih saya pengen ngomong, "widiiiiih kemane ajeeee lu broooo, gue udah setaun ini nyangsang di negri Berlusconi, menangis, tersiksa dengan ujian yang tak kunjung usai dan topik thesis yang belum ketemu-ketemu!" Hahahahahaha! Tapi, abis itu saya dilempar bakiak rame-rame ya sama teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) Jadi, biarkanlah si Mawar tau apa yang terjadi dengan saya sekarang, dengan cara Tuhan yang paling baik, kekekeke.


Oh iya, dengan pengalaman boker selama 22 tahun terakhir ini, saya akhirnya menemukan salah satu tips and trik boker yang cukup baik untuk teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!).

Jangan pernah boker dengan keadaan kloset yang kering! Yaeyalaaaaaah, itu mah judulnya kloset mampet! Bukaaaaaaaaaaan! Bukaaaaan itu maksudnya. Jadi kan ya, kalau kamu mau ee tuh, kalau klosetnya sudah tidak dipakai dalam waktu yang cukup lama, suka kering kan????? Nah, ternyata menurut penelitian Teteh Viera, professor per-boker-an dunia siluman ini, hal tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap lebih lama daripada dengan kloset dalam keadaan yang basah.

Jadi, sebelum ee atau pipis, siramlah kloset yang kalian pergunakan dengan air secukupnya. InsyaAllah, bokernya temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) jadi barokah, amiiiiin!

Sabtu, 24 Juli 2010

Yang terkasih, para dalemanku.

Aduuuuuuh capeeeeeeeeeeeeeeeek, today is cleaning's day! Saya dan Riri bener-bener ngebersihin barang-barang di apartment. Saya kebagian jatah 'ngebersihin' daleman kulkas. Pake tanda kutip tuh di kata 'ngebersihin'-nya, hehehe. Karena selain ngebersihan full body tuh kulkas dengan cara; ngebasuh pake aer sabun, ngelap pake krim pembersih kulkas, nyemprot pake cairan khusus biar kinclong, dan dilap sekali lagi pake lap kering yang bersih, saya juga 'ngebersihin' semua 'isi'-nya.

Jadi, terkaparlah saya sekarang ini, dengan keadaan perut full with makanan (tadi nggak sempet liat tanggalnya sih, mungkin ada yang udah basi juga) dan minuman. Fiuuuuuh ternyata kegiatan 'makan' itu bikin capek juga ya!

Setelah membersihkan kulkas, mencuci taplak meja makan, menyikat kamar mandi, kloset, dan ngelap jendela, dengan badan yang bercucuran keringat akhirnya saya memutuskan untuk mandi kembang.

But, ketika buka laci tempat saya nyimpen pakaian dalem, and I've just realized that I am out of my underwear's stock! Ahahahahahahahahahaha! Underwear yang kemaren dicuci belum pada kering, iiiih cuebeul! Ceubeul! Ceubeul! Padahal body Teteh Viera yang seksi ala Tante Jennifer Lopez ini sudah penuh dengan peluh keringat, eike nggak tahan boooooo!

"Udah lah ol, kagak usah pake celana dalem sekali-kali kenape???" Saran Ontjom si Tukang Iri Hati.

Aduuuuh, saya kan wanita terhormat, turunan ningrat, rajin shalat, demen makan soto babat dan bermain pencak silat! Nggak mungkinlah saya nggak pake underwear! Cuh! Cuh! Cuh! Emangnya Ontjom si Tukang Iri Hati????? Kayanya pas lagi curhat nangis gogoakan tentang permasalahan dia dan pacar lima tahunnya, yang punya hobby makan kuaci sambil megang bulu idung, Ontjom si Tukang Iri Hati ini kagak pake celana dalem???? Astagfirullah, memalukan! Masa teman seorang Tuan Putri kaya gitu sih?????? How come???? Kumaha??? Bagaimana??? Come mai???




Akhirnya cleaning's day itu berakhir dengan adegan saya ngipas-ngipas jemuran semua daleman saya di balkon ditemani semut merah yang berbaris rapi di pohon besar yang berdiri kokoh di samping balkon saya. Huoooo malam minggu yang sungguh mengkhawatirkan! Harusnya mah saya pacaran bersama si doski, ini malah disuguhi pemandangan daleman yang tak kunjung kering juga! "Yang terkasih dan tercinta, para dalemanku semuanya, cepet kering yaaaa,…Tuanmu mau mandi niiiih…."

Buat yang nyaranin saya agar menggunakan hair dryer untuk mengeringkan para daleman itu, sayang sekali uang beasiswa saya tidak mengcover biaya untuk membeli hari dryer, hiks, hiks, hiks.

Kamis, 22 Juli 2010

I'm so sorry, I should deactivated my facebook account.

Okai-tokai, postingan ini saya buat benar-benar untuk menjawab kenapa akun pesbuk saya di deactivate-kan. Siap-siap, soalnya bakal panjang banget, sediakan sekiranya waktu 7-10 menit untuk membacanya sampai akhir atau buat para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang nggak suka baca postingan panjang, boleh lah posting-an saya kali ini dilewat saja :) Tapi, buat temen-temen yang penasaran kenapa saya mematikan akun pesbuk saya, silahkan baca posting-an ini.

Tadinya saya pikir, saya bukan orang super duper penting yang harus mengkonfirmasi hal seperti ini. Ya, teman di friendlist facebook aja nggak sebegitu banyak dan saya pikir beberapa postingan terakhir saya di blog ini sudah menjelaskan alasan kenapa saya keluar dari facebook. Namuuuuuuuuuuuuuun, sudah terlalu banyak (ngggg, sebenernya sih nggak banyak banget, cuma si Papap juga udah mulau nanya, "kenapa pesbuk kamu? Kok Papap nggak bisa buka?") Jadi, saya pikir ya mungkin saya kurang jelas menerangkannya.

Well, let's start with:

IRI HATI.

Yup, itu masalah utamanya. Sueeeeeeeeeeeer! Nggak bohong! Nggak ditambahin, nggak dikurangin! Boleh di cek di sepuluh posting-an terakhir, saya kan sering banget nulis kata itu. And yes it is!

Mungkin keliatan terlalu sederhana, singkat, atau malah culun???? Tapi, ya emang itu masalahnya. Beneran.

Semuanya berawal dari hobby saya yang suka mengeluh, lalu saya dibilangin "ah elu mah Pe, kurang bersyukur sama apa yang lu punya!" oleh banyak teman saya.

Tadinya saya kurang yakin akan hal itu, kan penyebab saya mengeluh itu karena ujian akademik yang kok kayanya susah banget. Saya sampai harus mengulang lima kali ujian untuk lulus dalam salah satu mata kuliah dan sekarang adalah ketiga kalinya saya mengulang ujian untuk mata kuliah berikutnya, padahal waktu beasiswa saya semakin pendek saja.

Emang sih dibanding masalah para teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sudah bekerja, yang biaya pengeluaran lebih tinggi daripada pemasukan atau yang sudah berkeluarga yang mendapatkan tekanan dari mertua (kaya di shit-netron Cinta Fitrih gituuuuu!), permasalahan saya itu sepele banget lah. Tapi Tuhan kan memberikan cobaan sesuai porsi keimanan Mahluk-Nya ya? Mungkin tingkat keimanan saya baru pantas diuji dengan masalah akademik dan homesick yang tak kunjung usai. Hiks, hiks, hiks, belum sampai permasalahan yang lebih kompleks yang dialami teman-teman semuanya.

Setelah dinasehati oleh Iwet si Tukang Buat Risol Mayones, " coba lu liat Pe, dari 230 juta penduduk Indonesia, elu adalah orang pertama yang bisa kuliah filologia moderna di Universitá della Calabria. Banyak orang yang apply beasiswa tapi nggak lolos dan lu sekarang bisa belajar tanpa mikir biaya kuliah, sewa tempat tinggal, dan makan…."

Seminggu lamanya saya berpikir tentang hal itu. Kayanya bener juga apa yang dikatakan oleh Iwet si Tukang Buat Risol Mayones, salah seorang sahabat saya selama 12 tahun terakhir ini. Emang kayanya, saya kurang bersyukur ya...

Dan setelah saya selidiki, salah satu munculnya rasa iri hati dari diri saya itu dari my facebook account. Lho kok bisa?

Facebook itu ajang ketemuan kali sama temen lama, kuisnya juga lucu-lucu, ajang pemberi informasi secara cepat dan gratis. Yup! Saya masih percaya kok tentang hal itu. Saya ketemu dengan banyak teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) juga dari pesbuk. Saya tau kabar teman-teman lama saya sewaktu TK, SD, SMP, SMA, kuliah, dari pesbuk juga. Tak jarang, saya memberikan kabar kepada orang tua saya melalui pesbuk juga.

Tapi, sebulan terakhir ini ketika tiada hari yang dilewati tanpa menangis, hati saya semakin sedih ketika melihat teman-teman yang mendapatkan kebahagiaan dan saya hanya terpuruk di pojokan toilet. Lalu, hal yang paling buruk adalah….Ketika rasa sedih itu berubah jadi rasa iri dan itu bener-bener nggak enak! Kamu tau peran Tante Leli Sagita di shit-netron Tersanjung???? Matanya melotot, wajahnya di zoom in-zoom out berkali-kali, persis dengan apa yang terjadi dengan saya ketika melihat beberapa kabar teman di pesbuk belakangan ini. Saya suka ngebayangin, gimana kalau udah melotot kaya gitu, eh mata saya nggak kembali ke bentuk semula????? Ya Tuhan, serem abis!

"Lah terus apa hubungannya sama lu matiin akun pesbuk lu?"

Siiiigh….Jadi gini, nggak ada yang salah kan dengan orang mendapatkan kebahagiaan? Yah itu mah jatah dari Tuhan atas apa yang telah diusahakannya selama ini. Yang salah itu adalah rasa iri berlebihan yang dimiliki oleh saya. Bagus kalau rasa iri itu bisa memacu saya untuk menjadi lebih baik lagi dari mereka, tapi rasa iri yang saya punya ini malah bikin saya rajin mengeluh.

"Mengeluh itu sifat dasar manusia Pe…"

Yup! Tapi hobby mengeluh saya sudah ada dalam tahap yang sungguh mengkhawatirkan. Makin berasa dunia tidak adil, mengapa Tuhan membiarkan saya seperti ini, kok teman-teman saya terlihat jauh lebih baik. Alhamdulillah, sampai detik ini sekaleng baygon semprot wangi lavender itu masih tersimpan dengan baik di lemari saya.

"Ya udahlah Pe, nggak usah denger omongan orang…Lu harus fokus sama tujuan hidup lu."

Hehehehe, kalau boleh ngeles nih ya, saya nggak nge-DENGER-in omongan orang kok. Saya itu BACA omongan orang, secara facebook tidak menyediakan sistem penulisan status secara audio (wah keren juga tuh kalau ada???).

Hehehehe, nah kebetulan tangan ini suka gatel gitu déh pengen tau kabar-kabar terbaru dari beberapa orang teman, ngecek-ngecek lewat newsfeed. Masalahnya akan beres jika setelah saya tau kabar mereka, saya hanya berkomentar, "oooooh, jadi sekarang dia kaya gitu…" Lalu saya kembali kepada rutinitas saya sehari-hari membaca materi ujian sambil menangis di atas kloset WC (beneran lhoooo!).

Tapiiiiii, emang dasar ya Teteh Viera si Cantik Jelita ini berhati busuk, hehehe, kelanjutan komentar nya malah jadi panjang, "ooooooh, jadi sekarang dia kaya gitu….Kok bisa sih? Padahal kan dulunya dia tukang cebokin gue! Iiiih kan bulu keteknya panjang sebelah! Hobbynya kan nempelin upil di tembok! Kok hidup nggak adil sih??? Aaaaah, Tuhan nyebelin nih!" Tuuuuuuuh liat déh, ujung-ujungnya saya malah menghujat Tuhan. Udah mah lagi sedih, sedang terpuruk, ditambah menghujat sang Maha Pemberi, wiiiiiiih itu mah berasa dikasih keset tulisan 'welcome' di depan pintu neraka jahanam.

Harusnya facebook dan beberapa situs pertemanan itu jadi ajang silaturahmi ya, tapi buat saya malah jadi ajang penambah rasa dengki. Selain nggak baik untuk perkembangan diri, nggak baik juga untuk lingkungan sekitar saya. Saya pernah ngomong kaya gini ke salah satu teman saya yang curhat, "kok nih orang ngeluh melulu sih??? Kagak bisa apa, diem dulu sebentaaaaaar aja, jalani hidupnya dengan tenang sedikit kek!" Dan saya sedang belajar bagaimana agar kata-kata yang terucap dari mulut saya itu tidak terpental berbalik kepada saya sendiri.

Kebetulan untuk saat ini, selain mendekatkan diri kepada-Nya, saya juga meng-deactivate-kan facebook account saya, agar saya lebih bisa belajar mensyukuri atas apa yang telah Tuhan kasih, belajar menerima bahwa kesenangan yang diterima orang lain itu memang sepantasnya mereka dapatkan atas kerja keras mereka selama ini, dan apapun yang terjadi di lingkungan saya, semuanya harus bisa membuat saya terpacu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Oh ya, agar tetap menjaga tali silaturahmi, saya tetap up date beberapa peristiwa yang saya alami selama ini lewat blog, temen-temen bisa nulis komentar di setiap posting-an, bisa nulis pesen di chat box, pasti saya baca dan bales. Atau, untuk teman-teman lama saya, bisa kirim email ke alamat email saya yang pasti sudah kalian tau. Kalau yang mau bergossip dan mencari jodoh, bisa cek di kumpulan kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) di facebook, saya sering mampir kok ke situ. Hehehehe.

Malah saya salut lho sama teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang masih bisa punya facebook account dan bisa mengendalikan perasaan dengan baik. Semoga ketika saya meng-active-kan kembali si akun pesbuk, saya sudah bisa menjadi orang yang lebih keren lagi, kaya temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lainnya! Amiiiiiiiiiin!





Apakah alasan ini terlihat terlalu berlebihan? Terlalu panjang untuk dibaca? Terlalu lebay? Hehehehe. Ya nggak apa-apa, tapi memang begini adanya :) Soalnya waktu ada yang nanya alesan kenapa saya meng-deactivate-kan akun pesbuk saya, dan saya jelaskan, karena rasa iri hati yang berlebihan mulai menjangkit di tubuh ini, rata-rata mereka suka pada nggak percaya euy….Jadi, ya sudahlah saya tulis postingan ini saja. Semoga teman-teman bisa memaklumi sifat buruk saya yang satu itu dan saya bisa berubah nantinya.

Oh ya jangan lupa abis cebok, cuci tangan pake sabun ya!


N.B: Untuk Ontjom si Tukang Iri Hati, ayooooo bur mari kita ubah nama belakang kita! Kalau lu, misalnya jadi; Ontjom si Tukang Shalat Tahajud, terus gue, jadi; Viera si Pemilik Wajah Bagai Bidadari di Surga! AHEY~

Senin, 19 Juli 2010

Pada dateng ya ke nikahan akyuh~

Waaah, judul yang sangat provokatif sekali! He, he, he. Silahkan dibaca dulu sampai selesai. Mungkin inilah alasan mengapa saya mematikan akun facebook saya??????

Masih bersama Teteh Viera dan sobatnya Ontjom si Tukang Iri Hati. Makin terasah sudah lah bakat iri-dengki yang saya miliki! Ahahahahaha!

Sekarang giliran teman-teman wanita se-angkatan kuliah kami yang menjadi sasaran.

"Iiiih dia cantik banget ya ol! Pantesan banyak yang naksir! Padahal kita sudah facial ke salon ternama di daerah Kemang! Pasti pake susuk Ki Joko Bodo ya ol! (panggilang sayang saya dari Ontjom si Tukang Iri Hati: beol, red)" Ujar Ontjom si Tukang Iri Hati pada Teteh Viera nan Cantik Jelita!

"Waaaaah si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) udah nikah ol! Sekarang lagi hanimun di Madagaskar! Gue mah paling jauh ke Ciamis! Pasti duit buat hanimunnya tuh hasil korupsi suaminya ya ol!" Keluh Ontjom si Tukang Iri Hati pada Teteh Viera yang Pinter abeees!

"Eh ol, si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) sekarang udah punya anak, lucu, menggemaskan, pengen gue goreng terus kita makan bareng-bareng ya ol, lu kan demen ama tulang rawan, nah elu dapet jatah kuping tuh bayi!" Kata Ontjom si Tukang Iri Hati pada Teteh Viera yang memiliki perasaan sehalus kapas buat cuci muka.

Yup, di umur yang menginjak awalan angka 2 ini, apalagi sebagai cewek Indonesia, umur 24 taon di Indonesia udah berasa umur 42 di Italia. Udah mulai sering ditanya jodoh sama keluarga, padahal mikirin ujian aja udah bikin muntah combantrin.

Ontjom si Tukang Iri Hati ini juga sering berkeluh kesah akan hubungan selama lima tahun yang sudah dijalaninya bersama sang pacar, ngggg, dia sih ngakunya sekarang udah jomblo, tapi isi inbox hape full semua dari si doskih. Heeeeugh kalau mau ngelaba mah sama Akri, Parto, dan Eko saja lah~

Nah, daripada mikirin hal yang bikin tambah mumet, kami memilih untuk berimajinasi bagaimana pernikahan kami nanti. Okei, for boys, ini top public secret, semua cewek lajang selalu mengkhayal how they will be getting married. Ada yang mikirin kartu undangannya saja, ada yang tema foto pre wed-nya doang, kalau Ontjom si Tukang Iri Hati sih demennya mikirin makanan yang bakal dia sajikan nanti, mau dikasih bubuk kalium sianida atau nggak, maklum dia emang maniak, cita-citanya yang belum terwujud sampai sekarang adalah, ngabisin seorang manusia ala pembunuh misterius di komik Detektif Conan. (However, one thing for sure nih ya, kita nggak pernah ngebayangin siapa laki-lakinya nanti, ahahahaha! Sorry guys!)

Nah, terus apa dong bayangan Teteh Viera akan pernikahannya nanti????? Huooooooooooo, jeng jeng~ Saya selalu membayangkan sistem tamu yang datang. Hmmmm, kamsut lu Vier???

Okai-tokai, saya itu emang money oriented, maklum pas si Mamam hamil, beliau pernah ngidam ama orang Cina. Wajahnya kagak dapet, eh sifat khas para kaum Cina itu yang nempel di anaknya yang satu enih.

Menurut saya, kalau pake sistem 'duit amplop' itu agak susah balik modal resepsinya. Mening kaya pas si BCL nikah, satu amplop isinya tiket naik pesawat pulang-pergi Kuala Lumpur - Jakarta. Nah, saya sih sudah tau tipe tamu undangan nikahan saya nanti, nggak jauh beda sifatnya sama Ontjom si Tukang Iri Hati, pasti ngasih 'amplop', ya amplop doang aja gitu, palingan karena kami lulusan Fakultas Seni Rupa, munculah sedikit ide kreatif dari beliau, dengan cara menyelipkan sebuah kertas bertuliskan:

"Wohooooooo! Si beol kagak perawan lagi malam ini!" atau

"Makasih ya ol, makan-makan gratisnya!"

Saya tau pasti hal itu akan terjadi! "Iya kan Tjom????? Ngaku aje déh lu! Selain hati, ternyata otak lu busuk juga! Gue tau itu! Kikikikikikikikiki!" *Ngomongnya sambil terbang ke Gunung Merapi ala Mak Lampir.

Makanya dari jauh hari, saya sudah mengantisipasinya. Saya berencana untuk menggunakan sistem tiket masuk ke acara nikahan saya. Di acara resepsinya nanti, saya tidak akan menggunakan jasa WO (Wedding Organizer, red), tapi saya akan menyewa sebuah EO (Event Organizer, red) ternama, seperti Java Musikindo!

Saya akan pasang spanduk, standing banner, baligo, flyer, dan mini pamflet, tentang resepsi pernikahan saya. Kota-kota yang menjadi target pengunjung adalah; Jabodetabek, Bandung, Tasikmalaya, Bali, dan Calabria!

Tiga bulan sebelum acara resepsi, saya bakal ngadain pre-selling ticket masuk ke gedung resepsi, tentu saja harga ticket yang ditawarkan itu jauh lebih murah dari sesaat sebelum para tamu undangan saya masuk ke dalam gedung. Kalau buat anak gaul Jakarta, siapa sih yang nggak kenal Ibu Dibyo????? Nah, tiket saya bisa dibeli di situ. Atau bagi para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa beli langsung lewat blog saya dengan banyak bonus di sana sini, misalnya tiket yang kamu beli tercetak tanda tangan saya dan calon suami.

Sebulan sebelum my big event itu, saya akan sebar undangan hanya kepada kerabat saya yang kaya raya saja, yang bisa dipastikan bakal ngasih amplop berisikan cek minimal 50 juta rupiah.

Okei, sejam sebelum acara dimulai, pintu masuk gedung resepsi dibuka, but eiiiits! Jangan harap bisa masuk dengan seenaknya aja! Kamu harus tukarkan tiket atau undangan yang sudah ada di tangan kamu di loket satpam di depan gerbang parkir gedung.

Nah nanti, tiket masuk atau undangan itu bakal diganti sama gelang plastik yang glow in the dark, karena untuk menghemat listrik, gedung tempat saya menikah itu akan dimatikan lampunya, lagian kalian kan jarang tuh ke acara nikahan gelap gulita! I will make my wedding's sooooooooo memorable!

Dan sekarang kamu sudah berada di dalam gedung. Eiittttts! Jangan senang-senang dulu! Jadi, kamu pikir resepsi pernikahan saya adalah ajang untuk makan-makan gratis???? NOPE! Tamu diharuskan mengambil kupon makanan di dekat meja penerimaan tamu yang sudah dilabeli harga tertentu yang nantinya dapat ditukarkan ke stand-stand makanan yang sudah ada! Tentu saja harga jupa-jupa sup bakal beda jauh sama harga batagor!

Lalu, kamu ingin bersalaman dengan mempelai pria atau wanita??? Nggak ada yang gratis di dunia ini. Kamu harus masukin amplop dengan jumlah tertentu dulu yang disediakan di pelataran resepsi pernikahan saya! Woooo-hooooo what a wonderful wedding beibeh!

Ontjom si Tukang Iri Hati: "Kalau kaya gitu mah, bukan gue aja yang nggak bakal dateng ol, tapi SEMUA ORANG! Cam kan ya ol, SEMUA ORANG! SEMUA ORANG kagak mau dateng ke acara resepsi nikahan lu! SEMUA ORANG!!!!!!!!!!"





Namun, seperti yang diajarkan oleh guru spirituil saya, Donskih si Penari Ular, "kita tuh harus hidup optimis Pe!" Yup! Betul banget! Jadi, saya selalu optimis dengan rencana resepsi pernikahan saya yang satu ini! Heuuuuuuu, beginilah jadinya ketika sebuah nasihat yang baik diterapkan kepada sebuah rencana yang busuk.

Waduh lengkaplah sudah julukan buat saya ya, Teteh Viera si tukang syirik, Teteh Viera si tukang kurang mensykuri apa yang sudah dikasih Tuhan, dan sekarang….Teteh Viera si tukang pedit!

Minggu, 18 Juli 2010

Oh Ontjom dubur-ku (dibaca: sahabat-ku) episode 3

Masih dalam cerita kegetiran Ontjom si Tukang Iri Hati menjadi seorang pengajar para anak SD yang level ekonominya jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuh di atas kami berdua. Ketika saya bersyukur banget karena setiap liburan semester, saya bisa jalan-jalan ke Tasikmalaya, nah si anak-anak SD itu juga nggak kalah bersyukur, karena mereka mengisi liburan mereka dengan cara pergi nemenin Mami-Papinya ke Singapur! Hmmmmm, saya juga sering kok ke Singapur….Bakery! Itu lhooo toko roti penuh kenangan yang ada di ruko jalan Sukasari (Bogor), sebelahan ama toko Buku 88!

Ontjom si Tukang Iri Hati (OsTIH): "Masih ada lagi nih ol, kan tadi ada anak baru di kelas gambar. Nah, aku suruh dia ngegambar-gambar semaunya. Maklum lah ol, masa iya anak SD kelas satu udah aku suruh gambar suasana pasar di bom dengan bird view dan tiga titik hilang?!?!?! Eh taunya dia nangis sejadi-jadinya, ya udah aku suruh dia gambar garis-garis asal-asalan, pokoknya biar aku keliatan baik lah di depan orang tuanya! Kalau nggak ada orang tuanya sih, udah pengen aku putusin leher tuh anak SD, ol! Terus akhirnya aku tanya, dia maunya apa?"

Viera si Cantik Banget (VsCB): "Mau apa tuh anak? Mau dibogem ama lu bur?"

OsTIH: "Ternyata dia pengennya les komputer, ya udalah lah ol, biar Maminya yang nunggu di depan kelas itu kagak kuciwa, akhirnya aku giring lah tuh anak cengeng ke kelas komputer. Akhirnya dia berhenti nangis ol dan tau nggak ol, pas di kelas komputer dia ngapain?"

VsCB: "Ngapain bur? Ngelinting ganja kaya lu dulu?"

OsTIH: "Bukan ol! Dia buka pesbuk! Anak SD kelas satu ol udah ngarti pesbuk! Aku kalah sama pesbuk ol! Terus yang bikin empetnya ya ol, dia nanya gini coba ke temen yang juga masih anak kelas satu eS De yang lagi duduk di sebelahnya, 'temen kamu di pesbuk berapa? Aku udah 900 dong! Aku hebat ya????' Ya Tuhan ooool, bahkan di dalam jumlah teman pesbuk pun aku kalah sama anak kelas satu eS De! Memalukan ya ol???? Kira-kira temen-temen seangkatan kita masih mau nggak ya temenan sama aku, kalau mereka tau temen aku di pesbuk itu nggak sebanyak anak kelas satu eS De!"

VsCB: "Mampus lu bur! Lu siap-siap aja dijauhin sama temen-temen seangkatan! Temen mereka tuh banyak bur! Mereka itu bergaul! Melebur dengan lingkungan sekitar! Mereka itu pulang kerja, ngopi di Setarbaks! Makanan sehari-harinya juga peinkek! Profile picture di pesbuknya tuh berlatar belakang mereka lagi nonton konser semacam Kutu Kupret, ben kenamaan itu lhoooow! Atau nggak lagi liburan ke tempat-tempat yang bikin kita rajin puasa Daud (puasa selang-seling tiap hari, red) Nah elu bur, dari nama panggilan aja, kita-kita udah tau makanan sehari-hari lu apa! Paling mewah comro atawa gorengan di pinggiran! Udah dikasih harga gope, masiiiiiiiih aja nawar!"

OsTIH: "Iyah ol. Terus ya, kan di dalam kelas komputer itu, tiap anak disediain satu komputer, eh tiba-tiba ada yang nunjuk tangan terus ngomong gini, 'Bu Ontjom, di kelas ini pake komputer yang udah ada atau harus bawa sendiri?' sambil ngeluarin leptop merk eupeul! Hengponnya juga ol, beriberi booooooow!"





VsCB: "Oooooooouch! Anak kelas satu eS De udah bawa leptop eupeul ama beriberi??????? Dan palingan dipake buat maen pesbuk?????? Gilaaaaaaaaaak, pertanda kiamat nih bur!"

OsTIH: "Iya tadinya mau aku jawab, 'harus pake komputer yang udah disedia-in, sini mana leptop kamu? Biar ibu Ontjom aja yang pake!' dan gue bawalah tuh leptop eupeul itu ke rumah gue! Sayangnya gue udah insyaf jadi penadah sih ol…."

Dan obrolan tentang betapa kerennya anak kelas satu SD yang diajar Ontjom si Tukang Iri Hati dan teman-teman se-angkatan kami yang terlihat semakin bergaya itu pun terus berlanjut. Tak usahlah saya jabarkan secara terperinci di sini, karena tampak akan membuat kami berdua bagai perawan di sarang tawon! Kayanya, kami bakal di cap menjadi dua pemudi yang paling tidak mensyukuri hidupnya ya??? Ahahahahahaha! Makin merusak pasaran kami di mata para pria muda kaya raya dan ternama itu!

Ngobrol bareng Ontjom si Tukang Iri Hati emang bikin saya realize that whatever you f***ing did, whenever it f***ing was, wherever it f***ing happened, just show your f***ing smile! Ketika dua orang yang tidak pandai mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka, berkumpul, maka dengan sendirinya mereka akan belajar bersyukur dengan caranya masing-masing.

Ada salah satu komentar dari si Papap ke si Mamam, yang saya suka banget sampai sekarang, "biarkanlah si Teteh (saya, red) belajar dari kesalahannya yang dia perbuat…." Huooooooooooooooo, ini nih salah satu alasan yang bikin saya lebih bersyukur memeiliki orang tua dengan gaji se-'cukup'-nya (dibaca: cukup untuk memebuhi hobby saya mengkoleksi berlian) daripada orang tua dengan gaji di atas satu millyar (dibaca: aduh sorry to say, berlian koleksi saya itu paling murah harganya 3 M!)


(Semoga tidak bersambung)

Sabtu, 17 Juli 2010

Oh Ontjom dubur-ku (dibaca: sahabat-ku) episode 2

Buat yang penasaran akan kisah salah satu sobat keluh-kesah saya, Ontjom si Tukang Iri Hati, bisa dibaca langsung di sindang, iiich eik kaya bences ya boooooo!

Nah, di postingan terakhir kan saya bilang, di tengah rasa iri dengki yang berlebihan atas kesuksesan teman-teman seangkatan kami di dalam bidangnya masing-masing,Ontjom si Tukang Iri Hati ini akhirnya memilih untuk berprofesi sebagai pengajar anak SD….Oooo yea rait, dengan hobby-nya yang suka mabu'-mabu'-an waktu masih kuliah di Seni Rupa dulu, saya kira dia bakal jadi pengajar debus, tapi ya Tuhan Maha Tau apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Ketika pertama kali diceritakan kenyataan ini pun saya tertawa terbahak-bahak, tak percaya, bahwa seorang Ontjom si Tukang Iri Hati ini bisa jadi sejenis mahluk bak pahlawan tanpa tanda jasa. Padahal, waktu SMA, dia itu punya hobby malak-in para senior-nya. Bayangkan! Para senior pun bertekuk lutut di hadapan Ontjom si Tukang Iri Hati ini.

Teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) jangan kemakan sama first impression dari foto beliau yang menggunakan kerudung, itu semua hanya kamuflase! Saya tegaskan lagi, itu semua K-A-M-U-F-L-A-S-E! Di balik kerudungnya itu, terdapat hati yang nggak kalah busuk dengan hati saya. Makanya, kalau urusan keluh-kesah kita tuh jagonya, pokoknya kalau dari kejauhan kita berdua emang keliatan kaya mahluk Tuhan yang kurang pandai mensyukuri apa yang dikasih déh! Dari tatapan sekilas teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa langsung ketauan juga, siapa calon penghuni surga (dibaca: saya, siapa lagi gitu!) dan mana yang penghuni neraka (dibaca: saya nggak bilang 'Ontjom si Tukang Iri Hati' secara terang-terangan ya!)





Okai-tokai, balik lagi ke dalam keluh-kesah masalah pekerjaan Ontjom si Tukang Iri Hati.

Ketika yang ada di dalam benak saya, para murid SD itu lah yang akan disiksa oleh seorang Ontjom si Tukang Iri Hati. Itu lhooooow, kaya berita di tipi-tipi jaman dulu, di mana ada guru yang sering nusukin paku ke punggung muridnya, ketika sang murid tidak dapat menjawab pertanyaan dari si guru. Persis apa yang akan dilakukan Ontjom si Tukang Iri Hati kepada murid-muridnya! Saya yakin!

Oooouch, namun apa yang saya dapatkan adalah,

"Aku tersiksa ooool (panggilan sayang sodari Ontjom si Tukang Iri Hati pada saya adalah: beol, red)….Aku disiksa! Batinku tersiksa! Aku ini bagai Marimar yang disuruh ambil gelang emas di lumpur sama si Angelika! Aku benci diriku yang penuh kehinaan ini oh beooooooooool, bagaimana nasibku di kala mendatang????? Haruskah aku bunuh diri dengan cara terjun ke samudera Antartika hanya berpakaian bikini????? Oooooh beoooooool! Kejamnya duniaaaaaaaaaaa! Habis ceting sama beol, aku mau minum baygon rasa lavender! Biar, kalaupun aku mati, setidaknya tubuhku tetap wangi!" Jerit Ontjom si Tukang Iri Hati.

Jika saja, saya berada di sebelah Ontjom si Tukang Iri Hati, pasti saya sudah ajak dia ke diskotek Cianjur dan mabu'-mabu'-an, demi menghilangkan rasa stress-nya. "Buuuuuuur (panggilan manja Ontjom si Tukang Iri Hati dari saya adalah: Dubur, red) kamu yang sabar ya, beol selalu ada di sisi kamu kok bur…Kalau nggak ada dubur kan nggak bisa beol, kalau nggak ada beol buat apa ada dubur???? Kita tuh ditakdirkan selalu bersama bur… Ceup, ceup, ceup~" Saya berusaha menenagkan keterpurukan jiwa salah satu teman terbaik saya dalam kegiatan 'kurang mensyukuri nikmat Tuhan' itu.

Ontjom si Tukang Iri Hati ini pun melanjutkan ceritanya, "ooool, kan kalau mau ke tempat aku mengajar itu kan aku harus jalan kaki jauh soalnya aku nggak punya duit cukup buat nyewa ojek, aku kan miskin banget ol, aku nggak sanggup ikutan arisan berlian para ibu-ibu pejabat itu! Nah, ketika sedang berpikir untuk memperkaya diri dengan cara instant itu, tiba-tiba aku di-klakson sebuah mebal mewah dari belakangku…Dan tau nggak ol??? Ternyata itu murid aku! Ya Tuhan, ol! Aku maluuuuuuuuuuuuuuuuu, masa iya muridnya bisa naek mobil mewah, sedangkan gurunya harus jalan kaki??? Apa kata temen-temen se-angkatan kita yang sudah sukses itu ya ol???? Ontjom miskin! Ontjom miskin! Terus nggak ada yang mau temenan sama aku lagi ya ol…."

Saya terkejut akan cerita ini! O may gaaaaaaat! Saya itu paling nggak suka bergaul sama orang miskin! (Cetaaaaaaaaaaar! Cetaaaaaaaaaar! Langsung kesamber geledek! *Jangan lupakan pepatah saya ya: Orang sombong matinya gosong!)

"Terus ol, kan waktu belajar komputer, aku sudah siap dengan materi pengajaran bagaimana mengetik karangan puisi di MS Word, eh tau nggak sih ol, tuh kumpulan anak SD kaya raya itu malah minta diajarin adobe photoshop! Ya Tuhan ol, anak kelas satu SD minta diajarin photoshop! Aku aja yang udah sebesar ini kalau ngedit gambar masih pake paint!" keluh kesah Ontjom si Tukang Iri Hati ini terus berlanjut.

Ya Tuhan! Kasian banget nasib Ontjom si Tukang Iri Hati, pasti dia keliatan bego banget déh di depan anak-anak SD kaya raya itu.

Dan masih ada lagi….


(bersambung)

Jumat, 16 Juli 2010

Sex Museum, anyone? (Full version)

Hehehe, sebenernya saya agak ragu untuk mempublish postingan kali ini, tapi however that's it. Saya yakin teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) udah pada lulus UAN mata pelajaran agama dan biologi lah ya. Udah pada bisa ngebedain mana hawa nafsu, mana hawa setan. So, here we go….

Ini adalah pengalaman saya jalan-jalan ke Belanda, hehehe. Kalian pikir Belanda itu cuma punya bunga tulip? NOPE. Mereka juga punyaaaaa…..Sex museum!





Saya pernah memposting cerita tentang pengalaman saya plesiran ke sana, tapi waktu itu saya cuma berani masukin 2 foto aja, soalnya sereeeeeeeeeeem banget déh isi entuh museum. Tapi, kan kayanya nggak afdol aja, kalau saya ke Belanda, negri sejuta museum, tapi saya nggak ke salah satu museumnya. Nah kebetulan, cuma Sex museum ini yang menawarkan harga tiket paling murah 3-4 euro, museum lainnya mah bisa di atas 15 euro semua! Bisa sih saya masuk ke museum-museum itu, tapi saya nggak bisa balik ke Italia lagiiiii!

Okay so here we go to Sex museum. Orang boleh bilang, ngapain sih Pe, lu ke sono??? Nyari mudorat ajeeee! Beuuuu, Gusti Nu Agung, seriously, abis masuk museum ini, perspektif saya akan dunia sex itu berubah. Sex is not a taboo thing, I mean, sesuai pelajaran biologi, kita butuh itu untuk kesehatan, tapiiiiiiiiiiiii, sesuai pelajaran agama, raga yang sehat itu datang dari rohani yang sehat juga.

Malahan nih ya, selesai keluar dari sex museum, saya sempet shock sendiri selama seminggu kalau ngeliat gambar-gambar para wanita yang kekurangan kain penutup di beberapa tayangan iklan. Heeeeeeeu, muaaaaaaaal buanget!

Then I got these pictures….





Gilaaaaak, banyak orang bilang, kalau kehidupan remaja sekarang tuh lebih liar jumawa, pada kenyataannya????? We learn from the past, kehidupan remaja jaman baheula ga kalah hebringnya! Kebanyakan foto-foto ini diambil pada akhir abad ke 18, it means that about 200 years agooooooooo!





Konon katanya, patung cewek berpose kurang senonoh ini menggambarkan tentang sebuah pose yang kemudian diabadikan di dalam kalender dan menjadi kalender pertama dengan cetakan seorang wanita bugil di dalamnya. Wooooow~








Sorry, sorry, sorry jek, karena terlalu 'kotor', fotonya Teteh Piera sensor. Belum apa-apa saya sudah disambut patung telanjang, sorry yak kudu disensor, takutnya teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang lagi berlibido ting-ting gitu, hehehehe.





Well, jaman dahulu tuh cewek baru dikatain seksi, ketika dia bertubuh besar, nggak kaya sekarang, yang ceking-ceking gimana gituuuuu~




Nah, patung ini nggak kalah horornya, jadi kayanya tuh cewek dijadiin masokis gitu, dia disimpen di atas salah satu tempat hukuman para pelaku kejahatan di kala tahun 1500-an, terus dia dipaksa buka bajunya dan muter-muter deh di atas situ. Hiiiiiii~ Sumpah, merinding disko Teteh Piera ngeliatnya juga :(





Sebenernya nggak ada yang spesial dari foto ini, kecuali di situ tertulis 'Pea', nama panggilan Teteh Piera, hehehe.





Salah satu patung keramik yang agak-agak gimanaaaa gethoooooo~








My flash got in the right point, eh? Hehehehe.





Ini nih salah satu diorama di Sex meseum yang bikin saya pengen nangis banget. Jadi, jaman dahulu kala, di setiap kerajaan, ada sebuah ruangan khusus yang diciptakan untuk sang baginda meniduri selir-selirnya. SELIR-SELIR-nya! Berarti banyak! Saya nggak mau ngomongin hukum poligami di sini. Tapi yang bikin paling miris adalah, ketika sang baginda meniduri salah satu selirnya, selir-selir yang lain juga bisa ngeliat karena mereka dikumpulkan di dalam satu ruangan yang sama! Aje gileeeee lu! Ngeliat pacar selingkuh aja udah sakit hati banget ya, apalagi kalau kaya gini :((





Another patung yang terbuat dari logam yang bikin kejang-kejang tiba-tiba.





Thanks God, I am graduating from faculty of art and design!!!! Setidaknya saya bisa melihat lukisan-lukisan ini dari sisi seseorang yang pernah mengikuti kelas gambar-gambar anatomi tubuh manusia, hehehe.














Biangnya hawa nafsu itu emang syaiton ye!





Katanya sih ini foto bences pertama yang pernah diambil di dunia. Huwooooo! Kebayang aja kalau tipikal muka-muka kaya gini yang maen kencringan di lampu merah! Sumpah Teteh Piera mah bakal ngacir! Nggak mau ngasih duit sedikitpun!





Nih Tante emang the sex icon of the world ya!





Hmmmm, di antara patung-patung tak senonoh yang ada di dalam museum itu, menurut saya, patung ini yang paling nge-art. Porno-nya dapet, tapi art-nya juga.





Wahana tergokil yang ada di dalam museum itu. Tiruan 'barangnya cowok' terbesar yang pernah saya lihat! Hahahahaha! Dan wajah Teteh Piera tampak sangat bahagia sekali ya di situ, hehehe. Nah yang nggak kalah gokilnya adalah, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa lihat kan ada tiga kursi di situ??? Nah kursi di tengahnya itu bisa goyang sendiri, jadi pernah saya lagi duduk di situ, eh taunya pantat saya mendapatkan 'kejutan' suangat ruaaaaaarrrrr biasa! Hahahahahahaha!





Teteh Piera foto bersama asbak yang berbentuk 'barangnya' cowok. Iyuuuuuh~





Sebagai gambar pamungkas, seperti yang teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tau, saya itu emang punya hobby boker, tapi kalau liat kloset kaya gini mah, kayanya usus 12 jari saya langsung keriput tiba-tiba!





Beuuuuu, Teteh Piera nggak mau kalah dong ya, harus nge-pose juga!





Honestly, masih banyak foto-foto lainnya, tapi saya pikir, beberapa foto di atas sudah masuk tahap penyeleksian kurator Teteh Piera dan masuk sensor, semoga berkenan and…..Belanda is still Belanda, dengan segala kelebihan dan kekurangannya….Saya ingin datang lagi ke Belanda, tapi ke Sex Museum??? Ngggg, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang mau nemenin saya ke sana nggak??? Nggak berani, kalau sendiri mah...