Selasa, 28 September 2010

Piknik Patah Hati: Around Siena!




Sekitar pukul 8 bis dari Stazione Siena datang, dengan harga tiket 1 euro untuk perjalanan selama 60 menit, saya sampai ke Piazza Grumcy. Iyuuuuh, kan bayangan saya akan piazza Grumcy adalah sebuah terminal bis besar, soalnya di situlah perberhentian 95% semua bis di Siena, ih taunya gede-an Terminal Baranangsiang (Terminal bis di Bogor) ke mana-mana!

Dari Piazza Grumcy, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke apartment yang akan saya tumpangi tersebut. Lokasi apartment itu sendiri sangat strategis. Hanya dibutuhkan waktu 2 menit untuk jalan ke Piazza del Campo, tempat semuanya terjadi. I mean, Piazza del Campo itu dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting. Kantor wali kota, museum sejarah kota Siena, berjubel bar dan restaurant, pusat informasi para turis (di mana si mbak-mbak penjaganya dapat berbicara dengan sangat fasih dalam lima bahasa! Emeeeeeejing!), toko souvenir, penunjuk waktu segede gaban, Universitá di Siena, kantor polisi, kantor pos. Waaaah pokoknya Piazza del Campo itu bener-bener pusat kegiatan para penduduk kota Siena banget déh! Kalau dibandingin sama Bandung sih kaya Gasibu, tapi dalam ukuran yang jauh lebih besar dan lebih bersih tentunya.








Jam nongkrong saya di Piazza Del Campo ini sekitar pukul 4 sore sampai 9 malam pada saat malam Sabtu atau malam Minggu. Waaaaaah suka banyak anak mudo ala presenter 'Planet Remaja' banget déh! Pokoknya mereka itu pada peace, love, and g4vL!

Kebanyakan anak muda di Siena senang berbicara tentang 'peace' (kedamaian) yang seharusnya terjadi di muka bumi ini. Kalau boleh saya bilang, mereka adalah generasi fashion-hippie. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa ketika para wanita di Iran bercita-cita untuk mati syahid masuk surga, para wanita di Italia lebih memilih untuk mati menggunakan mascara lalu masuk surga, tapi ternyata benar kata teman-teman saya waktu saya belajar di Kajian Wilayah Eropa di sebuah universitas yang salah satu kantinnya terkenal memiliki risol mayonnaise paling yahud se-dunia, kalau some of European youths are loving to talk about politik, it's true and i like that! Mereka sangat open minded tentang pemikiran yang bersebrangan dengan mereka. Bandingkan jika saya harus berdiskusi tentang Q film festival dengan para anggota FPI yang bahkan tak tahu arti 'Q' di dalam helatan acara tersebut. Yaaaaa, demonstrasi sih boleh aja, tapi demo masak itu terlihat lebih menyenangkan! Wahai Habieb Rizieq, bagaimana kalau kita kursus memasak bersama Rudy Choirudin (yang digossipkan homo, red) saja???

Untuk masalah 'love'. Yeaaaaah this is the best thing that Italians could do. Mereka itu terlaluuuuuuuu romantis yang membuat saya yang demen nonton Warkop DKI, kadang-kadang memilih untuk dilantunkan lagu 'nyanyian kode' daripada lagu-lagu cinta picisan. Iyuuuuuuh~ Bunga mawar di depan pintu??? Kalau ada bunga bangke tumbuh tepat di depan pintu apartment, baru saya terperangah.

'G4vL'??? Yup, certamente si! (Pastinya dooong!) Ini nih salah satu yang selalu dinasehatkan oleh si Papap kepada saya. Mau kaya raya? Pinter mampus? Cantik memesona? Muslimah khusnul khatimah? Tapi, kalau nggak g4vL???? Hidup itu nggak crunchy kalau kita nggak g4vL.








Nah, tadinya sih saya udah hopeless aja gitu ke Siena di awal autumn. Soalnya niat saya ke Siena ini kan emang piknik patah hati, dikarenakan si Akang Christian Sugiono lebih memilih Titi Kamal sebagai pendamping hidupnya! Iyuuuuuuuh, yaaaa saya akuilah, saya kalah telak dari Titi Kamal! Cuh! Cuh! Cuh! Kenyataan yang pahit! Tapi itulah hidup! Buat saya, keajaiban sebuah kehidupan dimulai ketika kamu bisa tertawa di saat tidak bahagia! Hehehehe. Dan bukan cuma Alm. Susana aja yang bisa (sesuai film-nya) bangkit dari kubur, sebagai penggemar beliau, setidaknya saya juga harus bisa bangkit dari keterpurukan ini.

Oh iya, Tuhan itu ternyata Maha Baik juga lhooo, tak disangka tak dinyana, ternyata di hari kedatangan saya, bertepatan dengan hari di mana sang wali kota mengumumkan sesuatu hal yang penting bagi warga Siena, saya sih kuang tau isinya apa, soalnya si wali kota ngomongnya pake basa italia yang cepet banget. Cuma, enaknya buat saya sebagai turis mahasiswa kere, perhelatan kaya gini tuh nggak boleh dilewatkan soalnya dalam upacara pemberian 'entah apa' ini, mata saya juga disegarkan oleh atraksi marching band, pesta kostum, anak-anak kecil dari TK yang sengaja diundang untuk memeriahkan suasana, juga reporter televisi lokal. Kali-kali aja saya masup tipi! Akhirnya karir saya di dunia ke-artis-an Eropa, terbuka sudah….Tunggu aku wahai Shireen Sungkar, dengan kekuatan bulan akan menghukum-mu! Punya suara serak aja seneng bener! Cih!



































Sebenernya ini adalah upacara 'entah apa' yang sederhana namun sungguh bermakna. Apalagi kalau saya perhatikan para pengisi acaranya. Gaya rambutnya itu lhooooooooooo! Willy Wonka bangeeeeets! Saya sampe dipelototin polisi penjaga keamanan yang berada di sebelah saya, ketika saya tertawa dengan aduhai-nya! Kekekeke, tapi saya akui, kostum mereka itu emang pergi-membunuh (dibaca: go-kill) beraaaaat! Kaya di fairy tales gitu. Pantesan ya kebanyakan cerita anak-anak itu mengambil setting-an kota-kota Eropa, ya saya nggak bilang kalau kostum Gareng dan Petruk itu nggak baik, cuma kostum mereka berdua itu kurang nyuuuuuu aja gitu….
























Pada bulan Agustus Piazza del Campo ini juga sering dijadikan sebagai arena pacuan kuda dadakan. Dan kalau event ini dilaksanakan, Piazza del Campo bisa dikerubuti sampai 50.000 orang! Waaaaaaaaaaaaaaaaaow! Sayangnya hati saya dipatahkan oleh si Christian Sugiono itu akhir September kemaren sih, jadi aja nggak bisa liat. Nanti déh taun depan, at the next European trip ala mahasiswa kere, insyaAllah saya sempatkan jalan-jalan ke sana lagi! Makanya teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) doakan agar saya bisa segera lulus dan mendapatkan pekerjaan yang gajinya di atas 50 juta rupiah per bulan! Apa saya nikah sama anak gembong mafia aja gitu??? Atau ngepet kali ya?? Biar cepet kaya raya lah pokoknya! Saya bosan jadi mahasiswa kere! Saya pengen arisan berlian dari Nigeria bersama para istri pejabat sambil naik kapal pesiar keliling kepulauan Polynesia!

Okai-tokai, as we know, saya adalah mahasiswa kere-aktip (dibaca: kreatip), alias, biar kere tapi aktip! Di mana hobby saya jalan-jalan tidak boleh terhalangi oleh kondisi uang beasiswa saya yang tidak mengcover uang buat jalan-jalan. Saya pun belum boleh diijinin untuk kerja part time, karena credit mata kuliah yang saya ambil belum mencukupi batas seharusnya, iyuuuuuuh, Teteh Piera emang bego banget ya! Nggak apa-apa lah, kan harus miskin dulu baru kaya, jelek dulu baru cantik, bego dulu baru pinter! Di dunia ini cuma mie aja yang bisa instant! Hehehehehe.

So what you could see in Siena? Nggggg, yaaaaa gitu déh, selayaknya kota-kota di Eropa lainnya. Ada gereja (pastinya), ada museum (tapi tiket masuknya mahal, jadi saya ga mau masuk), ada orang bule yang idungnya mancung-mancung (ya eyaaalaaaah). Well, saya bukan tipikal tourist pemandangan sih…











Jadi, kalau dari segi pemandangan mah, buat saya, semua negara Eropa punya pemandangan sama-sama aja tuh. Ya, bagus mah bagus, cantik mah cantik, tapiiiiii saya lebih suka merasakan environment-nya. I mean, hiruk-pikuknya sebuah kota baru yang saya kunjungi, interaksi antara manusianya di setiap wilayah itu berbeda! Begitu juga dengan Siena.





Karena Siena juga dikenal sebagai kota pelajar di Italia, maka saya dapat menemukan banyak sekali bule dengan dandanan ala students di mana-mana. Baju yang mereka kenakan boleh channel, tapi tangan tetap membawa setumpuk buku dan lembaran-lembaran foto copy-an. Sepatu boleh high heels tapi tetep naik sepeda dengan tas laptop. Atau, acara ngopi-ngopi boleh di bar, tapi yang diomongin adalah pelajaran.








And hell yeah, some of them are talking in english! Aheeeeeeey~ Yaaaa, tadinya saya harap adalah di antara mereka yang bisa ngomong basa sunda! Hareeee geneeee nggak bisa ngomong bahasa daerah asal masing-masing???? Tapi sayangnya, itu hanyalah khayalan tingkat tinggi saja sodara-sodara! Suwer déh kalau ada bule yang ngomong bahasa sunda di Siena, saya bakal makan eskrim sambil ngupil!

Berbekal sebuah map yang didapatkan dari counter ATM terdekat, saya jalan-jalan keliling Siena sendirian. Well, saya itu pemegang prinsip "go travel and get lost…." Makin nyasar, makin seru!





Jadi nih ya, map yang saya ambil di counter ATM itu sebenernya map penunjuk mesin-mesin ATM bank bersangkutan yang tersebar di Siena bukan map yang ada gambar objek-objek wisata yang memang disediakan untuk para turis. Nah, karena alasan tersebut, jalan-jalan ke Siena yang saya lakukan sekarang ini bukan jalan-jalan layaknya para turis yang mencari objek wisata yang indah nan eksotis, tapi saya malah nemu spot-spot ATM yang ditunjukin di map tersebut. Ahahahahaha! Saya bisa dikatakan beruntung, kalau dalam perjalanan menuju gerai-gerai ATM itu, secara tak diduga tak dinyana, saya nemu objek wisata kaya gereja tua atau museum, jadi sekalian ngelewatin.





Ah tapi saya mah bukan tipe orang yang suka dateng ke museum sih ya….Ngggg, diralat, saya sih bukan tipe orang yang MAU NGELUARIN DUIT BUAT BELI TIKET MASUK MUSEUM YANG MAHAL, kekekekeke. Saya suka kok masuk museum, kalau gratis! Panggil aku, Viera si Ratu Pedit! Duit yang saya punya, lebih baik saya pakai untuk beli es krim sama kuaci, pokoknya makanan yang bisa dicemil selama saya jalan-jalan. Makanya pipi saya lebih gede daripada otak saya, ahahahaha!

Oh iya, bukan barang baru lagi kalau saya sering disangka anak umur 12 tahun di sini! Di Indonesia aja saya masih sering disangka anak SMP, apalagi di ranah bule ini! Tinggi saya udah mentok di angka 154 cm! Saya udah mabok susu, beli ortopedi, akupuntur, ditarik-tarik kakinya sama si Mamam sampe ngajengkang, dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa, tapi teteup tuh badan saya nggak tambah tinggi.

Banyak orang bilang, "rezeki, kematian, dan jodoh itu di tangan Tuhan…" Saya sih nggak setuju, soalnya buat saya ada satu hal yang terlupakan di situ, "rezeki, kematian, jodoh, dan TINGGI BADAN itu di tangan Tuhan…" Andai saja, tinggi badan saya itu 178 cm, pasti sekarang saya udah jadi model kenamaan, pacaran sama Akang Jules Casablancas di Time Square New York, bukan belajar suntuk di depan lepi yang selalu ngebuka google translate buat ngartiin materi kuliah dalam bahasa italia!!! Kamfriiiiiiing~

Nah sekarang ditambah masalah muka. Wajah saya itu menipu banget lah! Malah kata temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang pernah bertatap muka langsung, saya kena syndrome Benjamin Button! Itu lhoooo, pelemnya si Akang Brad Pitt, di mana pertumbuhan tubuh dan umur yang dia miliki berbanding terbalik, semakin tua, semakin muda wajahnya.

So, lengkap sudah…Selama jalan-jalan sendiri di Siena, saya sering disangka anak dari sebuah keluarga yang mengikuti rombongan tour yang terpisah. Ahahahahaha! Susehnyaaa punya wajah unyuuuu…Ahahahaha! Kayanya saya cocok nih jadi kurir ganja para gank mafia Napoli, soalnya nggak ada yang bakal nyangka tampilan saya yang kaya anak SD demen ngemilin anak mas rasa kiju ini ternyata membawa sebungkus ganja langsung dari Kuba! Uhuuuuuy~ Lumayan juga tuh, bisa buat kerja part time summer berikutnya! Gajinya pasti gede lagi! Jadi bisa beli tiket pesawat balik ke Indonesia sekalian!





Jaka sembung lagi turun bero, masih bersambung nih bro!

Piknik Patah Hati: Ke Siena Yuk!




Okai-tokai, cerita lama lah kalau saya bilang, saya mengalami patah hati untuk kesekian kalinya with this same-fucking-old-guy (dibaca: Christian Sugiono). Hehehehe, tapi tolong selalu diingat ya kalau Tuhan itu Maha Penghibur bagi umat-Nya yang sedang bersedih hati. Dengan cara-Nya, kamu tidak akan pernah menyangka bagaimana Dia akan membuatmu merasa bahagia…

Jadi, setelah mendapatkan sebuah kenyataan sepahit jus brotowali, tanpa pikir panjang, saya langsung membeli tiket bus untuk pergi ke Toscana, salah satu wilayah di Italia bagian utara, Ke salah satu kota-nya, Siena! Satu hal lagi yang nggak kalah gila, adalah saya memutuskan untuk beli tiket bis pukul 4 sore dan saya langsung berangkat pada pukul 8 malam-nya, semuanya terjadi begitu saja, tanpa persiapan yang jelas hanya berbekal rasa sakit hati yang berlebihan. Padahal untuk Sicilia trip, saya sudah merencanakannya sekitar sebulan sebelumnya, mulai dari survey tempat-tempat yang mau dikunjungi sampai harga tiket bus. Beda banget sama Siena trip yang akan segera saya lakukan!

Saya pun baru minta izin ke si Papap sekitar jam 6 sore. Ya, sebenernya dengan atau tanpa izin si Papap, saya bisa pergi langsung aja sih, tapi saya pemegang prinsip ridha Tuhan itu di tangan orang tua, so, setiap saya mau plesiran ke mana pun. Mulai yang jaraknya cuma 15 menit dari apartment sampai yang jaraknya berkilo-kilo meter lintas negara, saya pasti minta sowan ke si Papap.

One thing that I like the most from si Papap adalah…He's the only one who always believes me that I will not do any stupid things. Dan alhamdulillah, selain demen pegang pahanya Christian Sugiono, saya juga demen pegang kepercayaan yang si Papap berikan kepada anak satu-satunya ini.

Perjalanan 10 jam dalam bus yang diselingi perhentian di kota Perugia dalam waktu yang cukup lama itu tampak bagai sebuah video klip band melayu jaman baheula. Air hujan mulai turun membasahi jendela kaca jendela bus yang saya tumpangi sesuai dengan air mata yang jatuh di kulit pipi saya yang kencang dan mulut ini pun mulai bersiul lagu band Melayu kenamaan, "manis di bibir….Memutar kata….Malah kau tuduh, akulah segala penyebabnya…." Aaaaaaaaaaaah mas-mas guitarist band Exist yang berbadan kekar dan menggunakan ikat kepala memang selalu terlihat bagai seorang macho-man! (kata si Mamam sih 'macho' itu singkatan dari MAntan CHOpet!)

Tepat pukul 7.30 pagi saya sampai di Stazione Siena. Saya harus pergi ke Piazza Grumcy untuk menemukan tempat tinggal saya selama beberapa hari ke depan. Via Dupre No.9 that what I was searching for.





Siena merupakan salah satu kawasan kaya raya dan aman sentosa di Italia, baandingkan dengan Calabria??? Heeeugh, temen Spanyol dan China saya udah pernah kehilangan laptop, segitu tuh pintu udah dikunci.





But, mau se-aman apapun Siena, se-kacau apapun Calabria, Cibinong tetap di hati! Long live Cibinong! Hidup Cibinong! Cibinong nu aing! Kadang-kadang saya suka mikir lho, Cibinong kan kota industri ya, berarti setidaknya pemerintahan kawasan Cibinong bisa berdiri sendiri, ditunjang oleh perekonomian kawasan industrinya tersebut! Kayanya keren juga tuh kalau Cibinong memisahkan diri dari NKRI! Terus saya mendirikan RRC, Republik Rakyat Cibinong! Aheeeeeeeeeeey~






Aduuuuuh masih pagi nih, belum ada bis yang beroperasi! Suhu udara pun semakin menurun, konon katanya dikarenakan climate exchange, musim dingin di Eropa terjadi lebih cepat daripada sebelumnya. Dingin-dingin gini enaknya pepelukan sama pacar sambil makan sakoteng…Siiiiiiiiigh~

Pacar? As you know, judul posting-an-nya aja, 'Pinik Patah Hati', karena akang Christian Sugiono lebih memilih Titi Kamal daripada saya! Sakoteng? Apalagiiiiiiiiii! Kalau di stasiun Siena ada abang-abang yang jualan cingcau, itu pertanda kiamat sudah dekat.

Lengkaplah sudah, pagi yang dingin itu, didera rasa kuciwa terhadap seorang lelaki bernama Christian Sugiono ditambah rasa rindu yang teramat sangat pada semangkuk sakoteng. Saya memasuki pelataran stasiun Siena menunggu bis yang akan datang sejam lagi.





Jaka Sembung pake cincin, bersambung ciiiiin…...

Senin, 27 September 2010

Una posta da Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati

Assalamualaikum wr,wb! Hai hai semuanyaaaa! Ayeeeem beeeeeek! Aduh maaf ya sudah lama Teteh Piera tidak bersua dengan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang saya sayangi semuanyaaaaaa! Aduuuuh saya téh meuni kenjeeeeeng pisan lah sama kalian sadayana-sakulawargi, maklum kemaren téh saya sibuk pisan ikutan arisan mutiara hitam dari Papua yang diadakan ibu-ibu PKK kawasan Toscana dan sekitarnya…..

Oh iya, tepat tanggal 22 September 2010 kemaren, saya dikejutkan oleh sebuah telepon dari pihak Centro Residenziale (kantor yang mengurus segala keperluan para international students). Ternyata si bapak-bapak pengurus kirim-mengirim paket ngasih tau kalau saya dapet kiriman dari Indonesia! Aheeeeeeeeey~ Senangnyoooo mendengar seorang bule ngomong kata 'Indonesia' di sini!

"Signorina Viera Rakamawati (for your information, orang Italia itu kan kesulitan ngomong huruf 'H', bisa dibaca di sini, jadilah nama akhir saya di-pronounce-kan menjadi 'Rakamawati', red) c'é una posta per voi da Indonesia…" (Neng Viera, punteun ieu aya kiriman kanggo Neng ti Endonesiah…)

Hmmmm, kira-kira siapa ya yang ngirim post ke saya kali ini???? Apakah isinya gerangan???? 40 bungkus indomie rasa empal gentong dibayar tunai???

Setelah menandatangani tanda bukti di kantor Centro Residenziale, saya diberikan sebuah amplop coklat dan tertulislah nama si pengirim (jeng-jeng-eng-ing-eng-buju-buneng): Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati.






Aaaaaaaaaaaargh, saya dikirimi surat oleh salah seorang pengikut sekte penyembah gayung! Dan benar saja sodara-sodari kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sekalian, ketika saya buka amplop coklat tersebut, terdapatlah sebuah…..

Tiket pesawat bolak-balik ke New York pake Cathay Pacific kelas ekskutip dan sebuah gelang giok asli peninggalan dinasti kerajaan Ming pada abad 500 SM dan selembar foto bugil Christian Sugiono! Aheeeeey~ Sayangnya itu semua hanya khayalan saya semata, di dalam amplop itu hanya ada sebuah……

KALUNG TOKAIIIIIIIIIII!





Disertai sebuah lembaran berwarna ungu yang bertuliskan:

"Heuseus…

Buat Neng Feyah yang gak bisa fulang kamfung…
Inih…Eek kering dari Bandung…
Sayah kirim dengan fenuh cintah…

Salam Honja,

Futrih.
"


Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh, ini sih lebih dari kaos penuh keringat bekas pakai Aa Christian Sugiono! Baru kali ini saya dikirimi pernak pernik tokai dari Indonesia! Sukaaaaaaaaaaaaaaaaa buangetssss! Mille grazie Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Atii yang 'Aik 'Ati…

"Futriiiiiiih, nuhun fisan! Sayah meuni masih terharuh samfai detik ini, aduuuuuh meuni hoyong ceurik gogoakan!!!"


P.S: Banyak yang bilang di foto ini saya terlihat tampak seperti anak SMP yang akan dilecehkan oleh guru olah raganya yang mesum!

Sabtu, 18 September 2010

Eropaaaa boooi! Eropaaaa boooi!

Hi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), apa kabar???

Ada yang mau ikut merasakan kegetiran-kegetiran yang dialami Teteh Piera???

Diganggu pesta para mahasiswa Erasmus setiap malam Sabtu? Mendengar nyanyian para mahasiswa Spanyol dengan suara serak gara-gara mabok setiap jam 3 pagi? Ngerasain stress karena banyak dari teman-teman mahasiswa se-angkatan yang tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris, padahal udah s2 gituuuu? Nangis semalam suntuk gara-gara iri ngeliat foto-foto upload-an temen-temen seangkatan yang terlihat tampak bahagia di tempat-tempat hip se-Jakarta? Mengutuk para junior di Indonesia yang meng-tag foto kartu undangan pernikahan? Mengiba para teman-teman untuk ngirim indomie dari Indonesia, soalnya indomie buatan Eropa dikurangi kadar mecinnya, jadi kurang bisa bikin bodo? Ketika rasa kangen akan batagor selalu melebihi rasa kangen kepada orang tua?

Sip! Kalau kamu udah siap mendengar segala keluhan-keluhan di atas, maka datanglah ke:




European Higher Education Fair
Jakarta, 9 - 10 October 2010
Kartika Expo Center - Balai Kartini
Jl. Gatot Subroto, Kav. 37




Buat para teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang kaya tapi pedit, tenaaaaaang, acara ini free alias harateeeeeeeeesh kok! Temen-temen tinggal melakukan pendaftaran online yang gampang banget lah, cuma tinggal isi nama, alamat, dan keterangan standar lainnya, terus nanti biasanya temen-temen disuruh nge-print nomor yang langsung temen-temen dapetin dan nanti dibawa déh print-out-an-nya! Temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa klik di sini, buat isi formulir pendaftarannya.

Oh ya ini optional sih, temen-temen juga saya sarankan membawa transkrip nilai IPK terakhir, kalau bisa sih yang udah dilegalisir, tapi yang foto kopi-an juga nggak apa-apa kok. Jadi setidaknya lebih memudahkan proses pendaftaran beasiswa yang dibuka secara langsung dan professor yang bertugas memperkenalkan universitas mereka setidaknya bisa sedikit terkesima lah melihat indeks prestasi teman-teman sadayana.

Boleh dibilang ini adalah pameran pendidikan universitas-universitas di Eropa terbesar yang diadakan di Indonesia. Setau saya sih, acara seperti ini baru pertama kali diadakan pada tahun 2008, namun karena sesuatu hal, maka pada tahun 2009, acara ini di-cancelled.

FYI, saya dapet beasiswa yang sekarang juga dari acara ini lhooooo! So, kali-kali teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang berminat nemenin Teteh Piera kangen-kangenan sama indomie di sini, silahkan datang ke section Universitá della Calabria. InsyaAllah, professor yang jadi penanggung jawab saya selama di sini, bakal dateng. Namanya Professor Galileo Violini. Kalau memang dia jadi dateng, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) boleh langsung tanya aja, "Oom, oom, kenal sama Viera nggak?" Hehehehe, kan saya pengen keliatan beken dikit gitu….

Nggak deng, kebetulan Professor Violini itu adalah professor yang paling dekat sama saya di sini dan dia dapat jatah untuk pergi ke Indonesia untuk mempromosikan Universitá della Calabria. Jadi, kali-kali aja kalau teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nyebut nama saya di situ, bisa jadi ice-breaker di awal percakapan dan dimudahkan dalam administrasi, aheeeey~ Maklum, saya kan di sini terkenal sebagai mahasiswa tercantik, tergaul dan terpintar! Pokoknya love, piss, and gaul banget déh! *Cetaaaaaar! Cetaaaaar! Inget ya; orang sombong, matinya gosong!

Ya kalaupun emang belum diizinkan Tuhan untuk berplesiran ke Eropa, setidaknya teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa menjadikan acara ini sebagai ajang pengumpulan goodie bag! Dua tahun yang lalu sih saya dapet selusin pulpen, kaos, mouse pad, bendera Uni Eropa dalam ukuran kecil, notebook, map benua Eropa, buku tentang panduan belajar di Eropa, stiker, tas, pin, kulkas, mobil, TV 24 inch, waaaaah pokoknya masih banyak lagi deh! (Okai-tokai saya akui, tiga barang terakhir yang saya sebutkan itu hanya khayalan tingkat tinggi semata~)

So??? See you in Universitá della Calabria!

"Eropaaaaaa boiiii! Eropaaaa boiiiii!"

Kamis, 16 September 2010

Self-talking, everyone!

Kemaren saya baru cerita tentang kegalau-an yang saya miliki selama ini kepada Babah Kokoh Ashiong, dia adalah psikolog saya. Ahahahaha! Kagak deng, dia salah seorang kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) juga yang kebutulan sarjana psikologi.

Dengan segala rasa sedih dan susah buang air besar, akhirnya dia menyarankan saya untuk melakukan self talking. Apakah yang dimaksud dengan self talking?

Ketika teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sedang merasakan kegundahgulanaan, merasa ditekan, dadanya disilet-silet dan disetrika, lalu disuntik gemuk tiba-tiba, teman-teman bisa mencoba salah satu terapi yang diberikan oleh Babah Kokoh Ashiong ini.

Cari sebuah cermin, lakukanlah stretching sebentar, lalu ambil posisi pualing nyuaman, lalu…Mulailah berbicara pada cermin tersebut.

"Berikan sugesti-sugesti positif dan buang energi negatif yang ada secara perlahan, tarik nafas dalam-dalam, keluarkan dari belakang…" Ujar Babah Kokoh Ashiong. (Bai de wei, kok saya berasa lagi curhat sama Romi Rafael gitu ya????)

Jangan takut dianggap orang gila. Karena kalau orang gila mah ngomong di kaca-nya tidak terkendali. Kalau ini kan, berada penuh di bawah rasa sadar teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)

But, however, namun, akan tetapi, it does help me a lot. Cara tersebut membantu saya mengurangi sedikit rasa stress dan menambah keyakinan bahwa di saat mendatang saya akan sukses merebut Christian Sugiono dari jeratan Titi Kamal.

Tapi bener déh, saya udah nyobain terapi seperti ini sekitar 2 hari-an and this is what I had been assumed about what I felt these days:






Menurut Babah Kokoh Ashiong, terapi ini dikatakan berhasil, jika kita dapat meng-sugesti diri kita sendiri tanpa membutuhkan bantuan cermin lagi. Selamat mencoba!

Rabu, 15 September 2010

Basa-basi lebaran paling basi.

Kemaren, Mawar (bukan nama sebenernya, red) bercerita tentang kebahagiaannya kepada saya. Karena, pada akhirnya, setelah 6,5 tahun, akhirnya dia bisa sidang Tugas Akhir (TA) juga! Alhamdulillah!

Semenjak disibukan oleh kegiatan mengerjakan TA, si Mawar (bukan nama sebenernya, red) demen banget nyemil sana-sini, alasannya sih, sebagai peneman kegiatan begadang ngerjain TA di malam hari.

Karena kebiasaan itulah, sekarang si Mawar (bukan nama sebenernya, red) memiliki tubuh yang agak lebih besar dari biasanya. Dan sekarang sampailah kita, pada sebuah tragedi yang Mawar (bukan nama sebenernya, red) rasakan sugguh membekas di hatinya. Di saat hari lebaran kemaren, si Mawar (bukan nama sebenernya, red) datang mengunjungi sanak famili-nya yang tinggal di Cirahong.

Salah seorang paman dari Mawar (bukan nama sebenernya, red) menyadari akan perubahan yang terjadi akan dirinya, maka terjadilah percakapan ini:




Bisa di-klik langsung gambarnya for larger image.

Dan tenaga yang dimiliki si Mawar (bukan nama sebenernya, red) untuk ngebacok pamannya seketika itu juga, dia alihkan dengan cara lari pagi setiap hari.

Rabu, 08 September 2010

(teman) CUCUSAPI~

Hai, hai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) gimana kabarnya??? Kabar Teteh Viera mah alhamdulillah, seperti biasa, masih cantik dan kaya raya selalu.

Okai-tokai, to the point saja, saya mau buka segment baru nih. Sehubungan dengan sifat saya yang pengasih lagi penyayang, maka saya berniat untuk bikin label baru dalam blog ini: (teman) CUCUSAPI~ atau yang nantinya akan lebih dikenal sebagai (teman) CUCUrhatan SAmpai PIngsan! Aheeeeeeey~

Lalu, apa yang akan saya lakukan dengan my newly segment ini. Jadi, (teman) CUCUSAPI~ merupakan rubrik konsultasi antara teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bersama Dokter Teteh Piera tentunya. Itu lhooo kaya yang ada di majalah remaja era 90-an, di mana para pembacanya ingin cerita permasalahan seputar kisah klasik di sekolah yang sering mereka alami. Dari mulai jerawat batu sampai calon mantu, dikupas habis di dalamnya.





Nah, Teteh Piera ingin membawa suasana kelam di masa lalu itu kembali muncul ke permukaan. Jadi, Teteh Piera menerima segala jenis cucurhatan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang nantinya akan terselesaikan atau malah semakin parah dengan beberapa cara ala Teteh Piera yang tak akan pernah kalian lupakan.

Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi (teman) CUCUSAPI~ (CUCUrhatan SAmpai PIngsan~) ini? Jadi, buat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!);


a. Yang punya hobby kmengikuti arisan berlian 24K bersama para ibu pajabat, bisa langsung menelepon handphone atau apartment saya.

b. Yang cuma sanggup arisan panci sama gayung, bisa lewat sms. Murah kok, kalau kata si Papap sih cuma 500-1500 rupiah per sms.

c. Yang sedang diberikan cobaan oleh Allah SWT berupa kesulitan ekonomi yang berkepanjangan namun diberikan kelebihan memiliki otak yang gape teknologi, bisa menulis email, offline message lewat windows messenger, comment langsung di di blog ini, atau lewat situs-situs pertemanan yang ada (fecesbook atau tuiteur).

d. Yang punya beriberi atau i phone, daripada hanya sekedar tukeran PIN BB, meningan sekalian aja kita tukeran hape??? Maklum dengan keadaan seperti sekarang, handphone yang saya miiliki tak ubahnya hanya memiliki fungsi sebagai jam digital semata. Belum ada orang Indonesia yang mau rela ngabisin pulsanya buat nelepon saya euy, bahkan si Papap saja prefer untuk menelepon saya via skype atau mengirim email, karena memang biayanya jauh lebih murah…Ah dasar Papap 'murah'-an!


So, buat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) siap-siap untuk naik level menjadi teman CUCUSAPI~ (CUCUrhatan SAmpai PIngsan)-nya Dokter Teteh Piera!


P.S: Nama dan identitas teman CUCUSAPI~ akan disesuaikan dengan keinginannya masing-masing.

Jumat, 03 September 2010

'Gerimis Mengundang'…..Amarah!

Bagaimana tanggapan Teteh Piera se-keluarga tentang hubungan Indonesia dan Malaysia yang semakin memanas?

"Atulah Pak, masa harga diri bangsa berbanding terbalik dengan harga cabe di pasar. Saya kan mau masakin opor buat keluarga besar suami saya."
Si Mamam (52), Pegawai Negeri Sipil

"Kalau misalnya jalur diplomasi gagal, meningan Bapak benerin jalur Pantura aja ya, soalnya saya sekeluarga mau pulang kampung ke Tasikmalaya! Aduh maaf Pak, akhir-akhir ini emosi saya sering meledak, sama kaya tabung gas 3kg!"
Si Papap (54), Pegawai Negeri Sipil merangkap wirausaha tabung gas.

"Betul, betul, betul!"
Teteh Piera (22), mahasiswa perantauan yang sangat menggemari serial Ipin & Upin.





"Daripada ganyang Malaysia, meningan ganyang Luna Maya…"
Mawar (bukan nama sebenarnya, red) (demi menjaga privasi dan garasi umur dirahasiakan), sekuntum bunga yang dijadikan judul lagu Alm. Meggy Z.

Eh, tapi, tapi, tapi, sebagai salah satu pemudi Indonesia yang tumbuh besar di era kejayaannya Amy Search. Saya harus berterima kasih juga nih sama Malaysia. Karena, menurut pendapat pribadi saya, cuma ada dua hal yang bisa menyatukan sebuah bangsa yang terdiri dari beratus-ratus suku ini;

1. Acara Piala Uber & Thomas di stasiun TV swasta
2. Masalah menyerang Malaysia

Yeah, somehow, harus diakui dengan dada yang membusung (okelah, karena saya cewek, dada saya emang udah 'membusung' dari sononya ye!) Indonesia is still needing Malaysia. Kalau kata lagu Diana Nasution mah, "aku benci tapi rindu…"

Apa mau dikata, kita memang membutuhkan musuh untuk bersatu padu...

Kamis, 02 September 2010

Musik Peneman Mudik

Postingan ini dibuat karena saya dipaksa sama Pahr1 c H1t4M. Katanya kalau saya nggak buat postingan yang satu ini, dada saya bakal disilet-silet dan disuntik gendut seketika layaknya apa yang dilakukan oleh Teuku Fachri kepada Dik Manohara (pas pertama kali ngeliat wajah Dik Manohara ini, I couldn't believe this girl is younger than me!). Maklum Pahr1 c H1t4M lagi belagu, soalnya tulisannya baru aja dipublish gitu déh di salah satu situs kenamaan ibu kota. Pahr1 c H1t4M ini kan menyadari kalau saya itu adalah salah seorang penulis muda berbakat yang tak pernah lupa bayar zakat, jadi dia nantangin saya gitu déh buat menulis sebuah postingan dengan tema yang sama yang dia tulis sebelumnya: Musik Untuk Mudik.

Nih saya buat sedikit gambaran tentang lagu-lagu demenannya Pahr1 c H1t4M kalau dia lagi desek-desekan ngantri tiket kereta api buat pulang ke Jawa. Padahal, saya tau tuh, dia mah sengaja men-desak-desakan diri, apalagi kalau di sebelah kiri dan kanannya itu ada para calo yang menyamar sebagai cewek-cewek seksi ala pemeran pendamping Abang James Bond. "Iyuuuuuh, Pahri, kamu nggak unyuuu banget sih!"


5. Padi - Perjalanan ini
4. Kings of Convenience - Homesick (It's definitely my favorite songs than the other five)
3. Ozzy Osburne - Mama I'm coming home
2. Koil - Lagu Hujan
1. Dik Doank - Pulang


Itu pilihannya Pahr1 c H1t4M, so what are my preferences? Just stay tune di blog kesayangan para kawula muda yang satu ini...

[….]



(Numero Cinque)
Di peringkat ke lima, saya punya: Project P - Nasib anak kost




Siapa sih target utama para calo di kala lebaran???? Ya udah pasti para mahasiswa yang kuliah di ibu kota dan berharap bisa bertemu Umi dan Abah ketika lebaran tiba, singkatnya: SAYA. Waaaaah, ini mah lagu wajib anak-anak perantauan banget dah. Oom Ahmad Dhani boleh bangga dengan kepiawaiannya menciptakan lagu-lagu catchy, Tante Mely Goeslaw bisa bangga akan bakatnya membuat lirik puitis, tapi sampai detik ini tak ada yang bisa mengalahkan lirik jujur yang diciptakan oleh Kang Daan cs. Nuansa yang ditawarkan boleh saja komedi, tapi sungguh benar sekali setiap kata yang dirangkai didalamnya benar-benar menyayat hati.


Pernahkah kau merasakan hidup di perantauan?
Menuntut ilmu untuk mencapai tujuan
Hidup jauh dari kedua orang tua
Hidup prihatin demi masa depan
Tak kenal lelah mengikuti kuliah
Rajin belajar, biar hidup tak susah la yau…



Wah, nggak usahlah menulis bahwa saya adalah salah seorang generasi penerus bangsa, cukup panggil saya dengan sebutan 'anak kost', sebuah frase yang telah menggambarkan segala rasa yang pernah saya alami, namun mau nggak mau, harus saya akhiri dengan berbungkus-bungkus indomie.



(Numero Quattro)
Peringkat ke empat, ada: Pasto - Pasti kembali




Lagu paling 'unyu' dibandingkan lima lagu pilihan saya lainnya. Lagu daur ulangnya Mbak Maia Estianty yang masih bersatu dengan Teteh Mulan Jamilah. Lagu ini bikin saya percaya kalau seseorang pasti dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di dekatnya. Ya itu, contohnya si Tante Maia ini, jaman baheula saya cuma ngeliat kalau Tante Maia adalah seorang wanita anggun yang melakukan diet dengan cara tidak makan nasi dan demen bersembunyi di balik kelek sang suami. Tapiiiiii, pas denger lagu iniii, ya Tuhan, ya Gustiiiiii, nih orang emang pantes jadi jandanya pentolan group band Dewa 19. Saya sampai beranggapan, kalau si Tante Maian ini ikutan kuis missing lyrics, kayanya dia bisa ngarang bebas seseuka hati, hasilnya keren pasti.


Aku hanya pergi tuk sementara
Bukan untuk meninggalkanmu selamanya
Ku pasti kan kembali pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembaliiiiiiiiiiiiiiiiii…



Yup, kalau boleh saya bilang, ini bisa dibilang, 'bagus'-nya sekaligus 'kejelekannya' bangsa yang satu ini. Kayanya demen banget sama yang namanya 'kembali ke tanah air tercinta'. Kembali ke negara sendiri dengan alasan ingin membangun bangsa, memang terlihat sangat bergaya. Tapi, pada kenyataannya malah menuh-menuhin pulau Jawa…



(Numero Tre)
Di possisi ke tiga, this is one of my songs that never went away from my i pod play list: Float - Pulang




Ini nih salah satu lagu wajib sepanjang masa dan tidak pernah saya hapus semenjak saya baru pertama kali beli i pod. Kalau dari segi lirik sih, nggggg, walaupun otak saya nggak nyampe buat ngertiin apa kamsud dari si pencipta lagu, tapi kekuatan kumpulan not balok ternyata bisa mengalahkan semuanya! Melodi lagu ini bisa bikin supir truk yang kena macet 10 jam di tanjakan Nagrek berasa lagi nyetir mercy di sepanjang Abbey Road. Petikan gitarnya itu sungguh nampol, walaupun bisa bikin kopling ini terancam jebol.


Dan lalu,
Rasa itu tak mungkin lagi kini
Tersimpan di hati
Bawa aku pulang rindu bersamamu…



Lagu ini emang pantes jadi salah satu soundtrack andalan film arahan Riri Reza, 3 Hari Untuk Selamanya. Kayanya ibu produser setaraf Mira Lesmana emang selalu men-stock korek kuping dalam jumlah yang cukup banyak ya, kupingnya nggak pernah salah buat milih theme song film-film keluaran rumah produksinya.



(Numero Due)
Di nomor berikutnya, sebuah lagu yang saya pikir cocok menjadi lagu pengganti 'Mengheningkan Cipta' ketika upacara bendera: Tika Bisono - Melati Suci




Salah satu lagu yang mengubah dugaan saya bahwa penciptanya adalah penyuka sesama jenis, seperti yang pernah ramai dibicarakan oleh kalangan infotainment di akhir tahun 90-an, namun isu tersebut dipatahkan oleh menikahnya sang pencipta lagu dengan salah satu wanita berhidung mancung asli dari Uzbekistan. Saya pikir, beliau menunjukan 'kejantannya' dengan menciptakan lagu yang bisa meluluhkan jiwa para anak bangsa. Lagu ini selalu bisa mengubah rasa malu menjadi tangisan penuh haru. Ketika dengan terpaksa atau tidak, saya harus mengakui bahwa kampung halaman saya adalah salah satu negara terkorup di dunia.


Putih
Putih melati
Mekar di taman sari
Semerbak wangi penjuru bumi

Seri
Seri melati
Bersemi anggun asri
Kucipta dalam gubahan hati



Tapi ya, terkadang kalau denger lagu ini, saya juga suka merinding disko sendiri, soalnya keinget sama salah seorang artis favorit saya sepanjang masa, (alm.) Sussana. Kan demenan beliau itu ngemil bunga melati, bukan??? Katanya sih bisa bikin awet muda gitu…



(Numero Uno)
Ini nih salah satu lagu yang mulai merajai i tunes play list saya akhir-akhir ini: Viky Sianipar feat. Ani Sukmawati - Es Lilin




Haduuuuuh Gustiiii, jikalau boleh mah, pasti saya ingin menulis paragraf ulasan tentang lagu yang satu ini menggunakan bahasa sunda, bahasa suku saya. Namun atas dasar rasa bangga akan munculnya Sumpah Pemuda, sebagai salah satu pemudi asal Indonesia, saya lebih merasa kece ketika saya dapat menulis bahasa Indonesia dengan baik dan benar namun tak akan pernah melupakan adat Sunda. Salah satu lagu yang sering dilantunkan oleh si Mamam waktu saya masih kecil dan nggak bisa tidur, saya pun masih menyimpan kaset versi Nining Meida-nya. Versi Viky Sianipar ini memang lebih terlihat modern dan dapat diterima warga dunia lainnya. Buktinya, salah satu teman saya yang asli Belanda, bener-bener tergila-gila sama lagu berlirik sunda yang satu ini.


Es lilin mah didorong-dorong
dibantun mah dibantun ka Sukajadi
abdi isin ceuceu samar kaduga
sok sieun mah aduuh henteu ngajadi

Es lilin mah ceuceu buatan Bandung
dicandakna geuningan ka Cipaganti
abdi isin jungjunan duh bararingung
sok inggis mah aduuh henteu ngajadi



Yang agak bikin malu saya sih, ketika mengapa seorang Viky Sianipar, yang jelas-jelas dari namanya saja, kita bisa tau kalau dia bukan berasal daerah sekitar bunderan Cimahi, malah bisa memoles lagu tradisional sunda ini menjadi terdengar lebih terdengar ciamik di kuping anak muda jaman sekarang. Urang sundana kamarana yeuh???


[…..]


Dari Irian, ada burung cendrawasih. Cukup sekian dan terimakasih! Aheeeeeeey~ Akhir-akhir ini bakat pantun saya semakin unyuuuuu aja déh…

Aduuuuuh, abis nulis soal lagu-lagu peneman mudik ini, saya jadi pengen nangis déh. Jadi pengen pulang ke Indonesia, tapi nggak ada duitnya euy…..Sigh, hidup memang kejam ya bro!





Tak lupa saya mau kirim-kirim salam, buat: si Papap dan si Mamam di Cibinong, seluruh keluarga besar saya di Tasikmalaya. Buat Kakek, biar bisa cepet sembuh dari sakit batuknya. Dan untuk seluruh teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tentunya, di mana pun kalian berada, (kalau kata acara Planet Remaja mah ya) "keep love, peace, and g4VL!" dan (jangan lupa dong sama motto kita) "do your poop in-joy!"

Monyet bilang, saya mereka!

Buon giornoooo teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)…Kemaren saya baru nongton sebuah film yang konon katanya bertema sangat feminisme, berjudul, 'Mereka bilang, saya monyet!'

Astagfirullah, Gustiiiiiiii……Randa! Eta kunaon nepi ka kitu-kitu amat judul pelem téh??? (ditranslate: O my goat! O kambingku! What's going on with indonesian movie's title now???)

Aduuuuh, saya téh pengen gaya sebenernya, pengen kaya blog-blog yang lagi nge-hip banget sekarang, kan para blogger éta téh suka nulis posting-posting-an-nya pada pake bahasa inggris, emangnya yang punya komputer téh, bangsa endonesa saja??? Tapi, atuh da kumaha yah, keinginan sama kemampuan terkadang suka berbanding terbalik.

Pengen sih sekali-kali nulis pake tulisan bule, tapi apa daya mulut ini memang terbiasa ngobrol sama Kang Diman, Mang Udin, dan Jang Asep. Ah, andaikan saja saya dilahirkan dari seorang ayah bernama Robert dan seorang ibu yang memiliki pupil mata berwarna biru muda, pasti sekarang saya sudah wara-wiri di dunia pershit-netronan Oom Punjabi, bukan belajar berjam-jam, seperti detik ini! Aaaaaargh, dunia ini memang kejam ya broooo!

Eh, jadi tadi téh kita lagi ngomongin apa ya sebelumnya???

Oh, heu-euh, pelem yang dibuat berdasarkan novelnya Djenar Maesa Ayu. Eduuuuun pisan lah! Sebuah film yang menggambarkan kehidupan seorang penulis yang memiliki masa lalu yang kelam. Dia adalah anak hasil 'rumah-patah' (dibaca: broken home). Di mana Henidar Amroe benar-benar memerankan si tokoh ibu dengan sungguh lihai (lihai banget dah ciuman sama para aktor-nya! Suer!). Saya sampai nggak nyangka, sekarang Tante Henidar memilih untuk menggunakan jilbab, setelah melakukan kissing-scenes yang hot bersama Akang Bucek.

Ah, emang ya hidayah mah beda-beda waktu datengnya ya…Tuh, makanya buat para anggota FPI, jangan ujug-ujug ngehancurin sana-sini. Coba bayangin déh, kalau misalnya para anggota FPI nge-grebek tempat shooting pelem 'Mereka bialng, saya monyet!' Mungkin Tante Henidar tidak diberikan kesempatan untuk mengetahui bagaimana rasanya melakukan salah satu anjuran agama muslim kepada para pengikutnya yang berjenis kelamin wanita.

Oh ya, akting Titi Sjuman yang menjadi pemeran utama pun nggak kalah ciamiknya sama Tante Henidar. Saya sampe bingung, kenapa bisa ya Titi Kamal lebih sering maen pelem dibandingkan Titi Sjuman, nama boleh sama-sama berawalan 'Titi', tapi untuk kualitas akting, saya pikir Titi yang 'itu' lebih mumpuni.

Oom Ray Saetapi pun tampak sangat menikmati perannya yang demen ciuman sama si pemeran utama. Iya ya, siapa juga yang nggak suka ciuman ama Teteh Titi Sjuman???

Ya, intinya sih, pelem 'Mereka bilang, saya monyet!' adalah sebuah pelem yang bagus, apalagi banyak adegan ciumannya. Wah demenan saya banget dah itu mah!

Eh, tapi saya kaget lho, setelah menonton pelem ini, saya jadi tau, ternyata ada juga ya sifat KKN dalam dunia jurnalisme Indonesia Isu tersebut digambarkan sangat baik oleh Djenar Maesa Ayu sebagai sutradara, ketika Ajeng (Titi Sjuman) yang melakukan perselingkuhan dengan seorang penulis kenamaan yang memudahkannya untuk memasukan tulisan-tulisan ke dalam redaksi-redaksi media masa ternama. Waaaaaow, aduuuuuuh jadi pengen macarin editor-editor majalah-majalah anak muda terkemuka, biar saya bisa terkenal mendadak gitu…

Kehidupan Ajeng yang sebagai penulis cerita anak-anak ceria-gembira digambarkan sangat bertolak belakang dengan kehidupan sehari-harinya yang sungguh kelam-jumawa. Si Ajeng kalau udah minum bir udah kaya saya minum nutri sari rasa jeruk nipis. Subhanallah, benar kata Bang Oma dalam salah satu lagu kegemaran saya, 'Mirasantika', "gara-gara kamu orang bisa jadi edan, gara-gara kamu orang kehilangan masa depan…KU TAK MAU TAK!"

Lalu, dari mana asal usul kata 'monyet' dalam pelem ini??? Oooooh, bukan karena wajah Teteh Titi Sjuman mirip monyet. Waaaah, kalau wajah Titi Sjuman mirip monyet, wajah saya mirip siapa??? (Dari kejauhan terdengar, "kalau Teteh Piera mah mirip Jenifer Lopez!" I know, I know that). Kata 'monyet' itu sendiri berasal dari panggilan sayang teman-temannya Ajeng oleh kedua temannya yang tak kalah demen ciuman dengan para aktor muda lainnya.

Setelah menonton pelem ini, cita-cita saya menjadi penulis menjadi sedikit goyah. Bener kata Pahr1 c H1t4M, meningan jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) ajalah kalau gitu mah. Masuk jam 8, istirahat siang sambil shalat dzuhur jam 12, pulang jam 4, tapi shalat ashar dulu jam 4.15, jam 5 pergi ke pasar, jam 6 shalat maghrib, jam 7 nyiapin makan malem buat suami dan anak, jam 9 shalat isya, jam 9.30 tidur, lalu bangun jam 3.30 untuk shalat malam, lalu sahur (ceritanya téh lagi hari Kamis, jadi saya sahur buat menjalankan salah satu sunnah Rasul, puasa setiap hari Kamis) sampai waktu imsak tiba, dan dilanjutkan oleh kegiatan shalat shubuh berjamaan bersama sang suami tercinta. What a life! Salah satu bayangan kehidupan yang tak pernah terpikirkan oleh saya sampai umur saya menginjak kepala dua.

Okai-tokai, dapat saya simpulkan bahwa pesan moral pelem ini adalah: "Ini pilem bagus bro! Abis nongton pelem ini, gue jadi ngeliat PNS sebagai salah satu pekerjaan yang bisa bikin gue masuk surga juga!" Abisan ya, selama ini, kalau baca koran-koran téh, saya suka disajikan berita-berita buruk dari menjadi seorang PNS, padahal mah tergantung orangnya juga sih ya, kalau emang udah demennya mabok-mabokan dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, mau jadi seorang guru ngaji, bisa aja masuk neraka.

Eh tapi kalau saya yang jadi sutradaranya, saya bakal lebih memilih judul 'Mereka bilang, saya kaya Dian Sastro!' atau 'Mereka bilang, saya mirip Luna Maya!' daripada 'Mereka bilang, saya monyet!'. Makan sosis-sambil ngetik, walau narsis-tapi Teteh Piera emang paling cantik!


Rabu, 01 September 2010

Viera sang buronan mertua!

Hi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), eh sekarang mah lagi jaman manggil…Ngggg, kalau cewek jadi 'sist', kalau cowok jadi 'bro'. Nah, sebagai urang sunda paling g4VL se-Eropa, saya nggak boleh ketinggalan jaman dooong, heuseus di postingan kali ini, saya bakal manggil para kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) pake embel-embel 'sist' atawa 'bro' di depannya.

Jadi, saya ulang lagi ya menyapanya…

"Hi sist en bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), what's up ma-men??? Kumaha damang yeuh???" Aduuuuuh, hubungan saya dan logat sunda yang saya miliki téh bagaikan tinja yang mengering di dalam lubang kloset, susah sekali untuk dihilangkan! Maaf ya, buat suku indonesia lainnya, bukan salah bunda mengandung di Tasik, tapi salah ayahanda buang sperma di Ciamis…Aheeeey~ Sekarang Teteh Viera sudah mulai belajar joke para orang dewasa...

Eh sist en bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), saya mau curhat lagi ah. Aaaah, bulan puasa gini emang waktunya buat ber-mellow-mellow ria ya bro…Mana cuaca di sini udah mulai masuk autumn lagi, jadi suasana kelam kelabu langit di kawasan bumi utara ini semakin mendukung lah brooo…

Kemaren saya dikasih tau sama salah seorang sist PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ada salah satu temannya yang bilangi:

"Pe, kata si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) lu tuh sebenernya pinter, tapi lu pura-pura bego biar banyak cowok yang suka…"

Beuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh! Itu mah ya, rasanya saya pengen langsung ngelempar bom molotov isi tai kotok ke depan rumahnya si Mawar (bukan nama sebenarnya, red). Tapi, sebagai wanita ter-soleh se-Eropa, saya harus sabar brooo…Godaan setan banget nih, walaupun sesekali saya sering tergoda untuk ngatain, "setan juga ya lu!" ke si Mawar (bukan nama sebenernya, red) itu juga sih, kekekekekeke.

Okai-tokai, mari kita melihat masalah ini dari dua sisi.

Sisi pertama. Ya seperti yang sudah saya jelaskan, saya marah. "Ajeeee gileeee lu bro, emangnya kagak ada cara laen ape buat gue nyari cem-cem-an???" Itu kata-kata pertama yang ada di dalam pikiran saya. And hell yeah, secara nggak langsung, berarti dia ngatain saya bego dong??? Waaaaah cari perkara nih, kalaupun emang saya ini beneran bego (Ya Tuhan, se-bego itu kah tampang saya????), tapi kagak ada juga sih yang seneng dikatain 'bego'. Saya pikir, orang gila pun akan marah kalau dikatain gila.

Sisi kedua. Saya jadi senyum-senyum sendiri nih! Coba tolong diberi garis bawah pada kalimat, "banyak cowok yang suka…" Aheeeeeeey! Jadi, jadi, jadi, banyak cowok yang suka sama saya???? Aduuuuh, kalau memang benar begini adanya, saya ridho déh dikatain 'bego' berkali-kali juga, ahahahahahahaha!

Harus saya akui, kalau semua yang ada di dunia ini pasti memiliki dua sisi. Begitu pula dengan manusia. Nggak mungkinlah ada seorang manusia yang terus menerus bertingkah laku baik. Bahkan seorang Nabi pun bisa 'menyumpahi' umatnya dengan cara berdoa kepada Tuhan agar mereka diberi azab, bukan???

Yang jadi penting adalah, bagaimana kita dapat menutupi sisi buruk dengan sisi baik yang kita miliki. Pernah denger nggak, jangan terlena akan pujian yang diberikan oleh orang lain kepada kita, karena pujian itu datang hanya dikarenakan Tuhan masih menutup aib kita? Yup, karena Tuhan masih menginjinkan kebaikan kita lebih ter-expose daripada keburukan yang pernah kita lakukan.

Saya juga begitu. Sering lah saya mengeluarkan sumpah serapah ketika hati ini sedang kesal bukan main, tapi bukan berarti saya tidak suka menuruti nasehat kedua orang tua dan malas pergi ke bank untuk menabung. Namun yang perlu saya lakukan bukan untuk menyesalkan kosa kata caci maki yang pernah saya keluarkan, tapi lebih kepada bagaimana hobby saya yang mengaji dan membantu ibu pergi ke pasar (bisa dibaca: membantu menghabiskan uang ibu di pasar) dapat meng-cover hobby saya menyumpahi orang.

Begitupula dengan masalah yang sedang saya alami ini. Saya sedang memutar otak mencari cara agar 'sisi kedua' lebih bisa mendominasi alam pikiran saya daripada 'sisi pertama'. Biar niat saya untuk menyemen kedua kaki si Mawar (bukan nama sebenernya, red) dan menenggelamkannya di selat Sunda, tak jadi saya realisasikan.

Nggggg…..

"Okai-tokai, meningan dikatain 'bego' tapi 'pinter' daripada dikatain 'pinter' tapi 'bego'." Siiiiip, positive thinking nomor satu siap saya jejalkan di antara saraf-saraf otak saya yang udah njelimet ini.

"Hmmm, jadi banyak cowok yang suka sama saya nih????" Aheeeeey, husnuzon (gimana sih cara nulis yang bener dari bahasa arabnya 'positive thinking'???) numor dua, udah dibungkuuuus.

So sist n bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ini adalah salah satu cara saya untuk mendaur ulang cacian menjadi pujian. Jadi, kalau ada yang caci maki kamu, ya marah ajaaaaa! Kalau bisa sih, sekalian aja bakar-bakar ban bekas di depan rumah orang tersebut! Tapi jangan lupa, abis itu, abu bekas bakar ban-nya dibersihin lagi ya!





Ya, tapi saya bakal lebih seneng juga sih kalau ada yang ngomong, "udah mah pinter, banyak yang suka lagi, Viera itu emang buronan para mertua ya bro!" Aheeeeeey~ Burung beo makan sosis, biar bego yang penting narsis! Kekekekekeke.

Buat Mawar (bukan nama sebenernya, red): Silahkan klik di sini, "ini nih yang namanya bego!"

Tragedy + Time = Comedy

Saran: Baca postingan saya kali ini sambil dengerin lirik lagu ini déh…(One of the songs that I recently played on my i tunes.)






Dear, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang saya hormati. Barusan aja saya barus nangis-nangisan, mengingat betapa tersiksanya batin ini, ooouch dada saya nggak sampe disilet-silet kaya Manohara sih, cuma ya gitu, perihnya hati ini, bagaikan luka bekas gigitan anjing herder yang ditaburi garam dan merica. Ooouch! Ya pokoknya mah, kalau kata urang sunda, "Nyeuuuuuriiiiiiiiiiiii!"

Biasalah, seorang mahasiswa perantauan yang tak tau kapan akan pulang dengan segala permasalahanya. Kalau misalnya saya jabarkan keluhan-keluhan saya di sini, saya tau pasti bakal ada yang bilang, "waaaaah, segitu mah belum seberapa, coba lu liat gue..." dan mulailah kita membanding-bandingkan permasalahan. Ngebandingin kebaikan aja terkadang kita udah males ngedengerinnya, apalagi ngebandingin kesusahan??? Makin menjadilah rasa kesal yang ada kalau pada akhirnya ada yang bilang, "lu kurang mensyukuri hidup…" Walaupun mungkin memang benar pada kenyataannya seperti itu, tapi percaya déh, bukan kata-kata itu yang orang ingin dengarkan ketika mereka bercerita tentang kesusahan hidup yang SEDANG (maksudnya: present tense ya, masih berlangsung kejadiannya nih...) mereka alami.

Eh, tapi dulu ya saya juga pernah punya perasaan kaya gini, sampe mencret-mencret nggak jelas gitu. Waktu SMA tepatnya, ketika saya harus mengulang ujian mata pelajaran biologi untuk entah keberapa kalinya.

Bayangin, waktu itu saya nangis dua jam dalam shalat malam dan di dalam doa, saya cuma bermunajat, "kenapa harus ada yang namanya ilmu biologi di dunia ini, ya Tuhan-ku yang Maha Pengasih????"

Bodoh banget ya??? Hehehe. Sekarang saya bisa ngakak inget kejadian tersebut, tapi percaya déh, nggak pernah ada di dalam benak saya kalau saya akan ketawa ketika mengalami nasib tersebut.

Okai-tokai, sekarang saya bisa ketawa-ketiwi inget masa itu. Tapi tho Tuhan mengabulkan doa saya, akhirnya saya masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain, di mana di dalam semua semesternya, saya tidak pernah belajar satu mata kuliah pun yang berhubungan dengan biologi! Alhamdulillah!

Dan sekarang saya dalam masa yang sama ketika saya harus mengulang ujian mata pelajaran biologi, ya saya nggak harus ngulang ujian sih, cuma perasaan yang sama saya rasakan saat ini sama kaya waktu SMA dahulu. Tapi, saya yakin kalau satu-satunya hal yang bisa membuat saya bangkit adalah bayangan di beberapa saat yang mendatang, ketika saya bisa menarik nafas lega dan tertawa tentang masa-masa yang saya alami saat ini.





However, para sist' and bro-turun-bero, tepat tanggal 1 September 2010 ini, saya satu taun-an lhoooooo! Ihiiiiiiy!