Rabu, 30 Juni 2010

Jojoba (Jodoh-jodoh bahagia)

Seperti yang sering saya bilang, saya itu buanyaaaaaaaaak buanget belajar dari teman-teman kelompok PENCAPIR (PENcapir CeritA-cerita PIeRa!), mulai dari ketahanan menghadapi cobaan sampai…..eng, ing, eng, the most crucial one….Masalah cari jodo! Ahahahahahahaha!

Di umur-umur 20 tahun-an gini, sebagai penduduk Indonesia, kita emang sering tersiksa ya, pasti yang masih jomblo, masih belum jelas (kalau kata Armada mah) "mau dibawa ke mana hubungan kita?", yang lagi LDR-an, yang lagi mencium gelagat selingkuh dari pasangannya masing-masing, sering ditanya, "kapan kawin?"

Si Mamam udah mulai suka nanya juga sih, tapi ya mungkin dikarenakan umur saya yang masih 22 tahun, masih seneng main karet gelang, saya menanggapinya hanya seperti angin gelebuk saja. Namun, hari ini, saya ngobrol sama enam orang yang berumur di atas 25 tahun dengan topik yang sama, kapan kawin? Lama-lama topik ini seems more interesting to me, hehehe.

Huooooooo, ternyata hal itu bisa bikin seseorang yang saya lihat paling kuat pun, tampak lemah. Mungkin kalau seumuran saya ini, saya lebih klepek-klepek kalau ditanya, "kapan ujian?" Heeeeeu, saya langsung pengen membacok orang yang nanya tersebut pake tombak Kalimantan!

Tapi, saya juga bakal 25 tahun (jika diberi kesempatan oleh-Nya, amiiiiin), saya juga bakal ngerasain kesel kalau ditanya kaya gitu kali ya? Dan kayanya Tuhan sudah mempersiapkan diri saya dari sekarang. Saya banyak mendengar cerita-cerita teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tentang kemuakan mereka tentang masalah yang satu itu. Siapa sih yang nggak mau nikah? Punya anak yang lucu? Tinggal di rumah yang menyenangkan? Gaji yang membanggakan? Mertua yang menyayangi? Bahkan seorang Adolf Hitler pun pernah memimpikannya (baca déh biografinya Hitler, saya lupa halaman berapa, bukunya ada di Indonesia sih).

Pantesan ya kalau saya suka ngeluh tentang masalah ujian dan susah hidupnya di luar negri itu, rata-rata tanggapan mereka, cuma senyum, karena emang di umur nanti, bakal ada masalah yang jauh lebih hebring dari itu. Dan satu masalah yang bikin menohok adalah….Ya, masalah jodo itu!




Aduuuuuuh, punten pisan ini téh, sebenernya saya nggak punya kapasitas untuk menulis posting-an kaya gini, soalnya saya emang belum pantas sampai pada tahap itu atau lebih tepatnya Tuhan tau kemampuan setiap mahluk-Nya dan sepertinya Dia tau kalau saya sudah cukup pusing dengan masalah akademik, kalau dikasih masalah lebih dari itu, bisa-bisa saya mati bunuh diri bersama Christian Sugiono. Jadi makin salut banget sama temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) déh!

Tapi, satu yang pasti. Ternyata seburuk-buruknya seorang cowok, mereka mendambakan cewek baik-baik begitu pula sebaliknya. Jujur ya, ini pengetahuan baru buat saya. I thought that, lebih enak lah kalau punya pasangan yang memiliki tingkat kegilaan yang sama kaya kamu. Saya pribadi, lebih suka cowok yang menganjurkan saya untuk bakar-bakar ban di depan musholla terdekat kalau lagi stress, daripada harus berserah diri kepada Nya. Bukannya saya suka melakukan hal-hal yang rebel, tapi ya, emosi itu sama kaya tinja, harus segera dikeluarkan, biar legaaaaaaa.

Namun, Mawar (bukan nama sebenarnya, red) berpikiran lain, "ya gue sih lebih suka punya pasangan yang bisa nenangin gue pas gue lagi marah…" Woooooooooooooooow, dan anehnya, jawaban yang sama saya dapatkan dari lima orang kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang berumur dalam rentang yang sama.

"Siapa sih yang nggak mau dapet pasangan kaya Siti Nurhaliza yang cantik, anggun, kalem, sayangnya gue kagak bisa beliin dia plat mobil seharga 185 juta, kaya yang laki-nya lakuin barusan…" lanjut Mawar.

Ternyata mereka juga mencari pasangan yang berpikir jauh ke depan. Hoooooo, saya banget ini mah, saya suka banget berpikir jauh ke depan, terus belok ke kiri, lurus sampe mentok, ada masjid, di situ saya bisa ngeliat pangkalan ojek, nah di sana itu tempat beli gorengan ama es doger paling enak se-Cibinong.

Pasangan yang bisa diajak curhat juga tentu lebih menyenangkan. Hoooo, saya kira enakan juga ngerujak daripada curhat.

Dan harus mau menerima diri kamu apa adanya. Waaaaaaaah, kebalik banget sama saya ini mah, kalau ketemu sama cowok yang pertama kali saya tanya, "kamu adanya apa?"

Bagi temen-temen cowok saya juga, ternyata cewek kalem lebih terlihat menarik. Oooooh ini mah saya banget! Saya itu kalem banget! *Ngomongnya sambil melakukan senam tera 22 peregangan.

Sedangkan bagi temen saya yang berjenis kelamin cewek, lebih suka pria yang bisa diandalkan. Kalau rumah bocor, dia betulin gentengnya. Kalau aer di kamar mandi mampet, dia bisa betulin saluran pipanya. Kalau listrik mati, dia bisa betulin sakelarnya. *Langsung berpikir, ternyata cowok yang kerja di PLN sama PDAM itu terlihat lebih keren di mata para wanita di atas 25 ya??? Setidaknya mereka bisa diandalkan.

Baru tau! Baru tau! Baru tau! Saya baru tau! Hehehehehehehehe, saya mau belajar jadi cewek baik-baik ah. Baik nyayangin pasangannya, baik juga morotinnya, ahahahahahahahahahahaha! Becandaaaaaaaaa…..

Wah, ternyata saya itu bukan termasuk cewek yang didambakan para kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ya! Ahahahahahahahahahahahaha! *Tertawa getir yang dilanjuti dengan kegiatan menangis sesegukan di pojokan toilet cowok SMP 4 Bogor, tempat para anak-anak yang rajin mabal baru belajar ngerokok.

It's all because of the pupujelah

Di pertandingan Belanda vs Slovakia kemaren, saya memutuskan untuk menonton di dalam apartment saja. Soalnya sekarang agak sensi kalau nonton di bar dan ketemu sama orang Italia, yang timnasnya baru aja kalah.

Then, It's all because of the pupujelah (ditulis: vuvuzela, red)!!!!!!




Saya benar-benar menghormati kenyamanan para tetangga saya, jadi kalau lagi nonton bola, saya suka pake ear phone, takut ngeganggu Riri yang lagi belajar di kamar sebelah atau si Felomena yang entah lagi ngapain. Namun, akan tetapi, but, however, semenjak ada pupujelah, saya lebih suka menonton pertandingan-pertandingan piala dunia 2010 ini dengan keadaan tidak ber-volume, atau 'mute'. Soalnya suara si pupujelah itu oh-sungguh-seperti-suara-saya-lagi-ngeden-di-dalam-WC! (Ahahahahahahahahaha! Ngakak sendiri gini, ngebayangin ngeden, pake suara, "bzzzzzzzzzzzzzzzzzzz!" Kira-kira kalau si Riri denger, dia ngira saya lagi ngapain ya di WC???)

Namun, saya selalu mengingat pesan Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati, agar selalu berbuat kebajikan di mana pun, kapan pun. Untuk mengisi keadaan hening tanpa suara tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk membuka youtube dan menedengarkan ceramah K.H. Yusuf Mansyur. Jadi, mata saya menatap ketampanan Robin Van Persie, tapi kuping saya mendengar 'kiat mencari jodoh secara islami' ala ustadz asal Betawi itu.

Then I realize, that was the stupidest thing I've ever done. Jadi, waktu si Sneijder mendapatkan umpan langsung dari Kuyt yang menghasilkan gol ke dua bagi Belanda, pas banget waktu si Ustadz Yusuf Mansyur dan para jemaah lainnya lagi bermunajat. Jadi kaya gini:

Suara K.H. Yusuf Mansyur: "Ya Allah, ampuni dosa kami, hamba-Mu yang penuh dosa ini…."
Suara saya: "Aaaamiiiiiiiiiin ya,ya, ya, yaaaaaaaaaaaaak GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL! Ya rabbalalamiiiin…."

Atau pas Martin Jakubko, pemain Slovakia, yang dijatuhkan oleh Maarten Stekelenburg, si keeper Belanda di kotak penalty. (Hadeeeeuh, hadeuuuuh, sesama pemilik nama dengan pronoun-ciation yang sama, 'Martin', tidak boleh saling berbuat kasar gitu ah!);

Suara K.H. Yusuf Mansyur: "Sekarang mari kita semua panjatkan doa sedikit agar suatu saat nanti, jodoh yang kita tunggu-tunggu bisa datang…."
Sauara saya: "Waaaaaah, taik lu! Bisa-bisanya menit akhir gini dapet penalti!"

Eh, bai de wei, dosa nggak sih dengerin ceramah sambil nonton bola?

Realistic poop

Assalamualaikum wr,wb! Salam sejahtera selalu! Semoga segala yang teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lakukan selalu dalam lindungan-Nya! Semoga jodohnya dilancarkan! Diberikan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan! "Buat Ibu Barkah, ini berkat-nya saya satuin sama yang punya Ibu Astuti…." *Aih, aih, atulah awal posting-an kali ini téh berasa lagi di pengjian!

Eh, eh, eh, jujur nih ya, I didn't feel any comfortable with my facebook account. Nggak seperti orang kebanyakan, yang katanya mulai nggak suka dengan sistem facebook yang bikin pusing, kalau saya sih lebih dikarenakan oleh tingkah laku para saudara saya yang sering men-stalker. Ujug-ujug saya dimarahin aja sama si Mamam, "De, mamam malu sama saudara-saudara, kok isi facebook kamu boker semua????" HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!

Saya bukan tipe orang yang suka ngecek facebook orang lain, kecuali si cowok kamfret yang udah bikin saya ee di celana itu yeeeee! Tapi, kalau emang ada notification dan newsfeed atau nggak disuruh sama empu yang punya facebook account-nya langsung, ya saya suka nggak berani nengok wall orang.

Ada beberapa penyelesaian masalah yang saya pikirkan. Satu, bikin dua account facebook, buat keluarga dan buat teman-teman sepermainan. Dua, Edit account setting, dimana kita bisa mengatur orang mana saja yang bisa liat info terbaru dari wall kita. Tiga, menjaga omongan saya. Empat, nggak usah facebook-an.

But, hell yeah! Perasaan, saya nggak terkenal-terkenal amat sampai harus punya dua account facebook. Udah dua hari ngotak-ngatik setting akun, tapi teteup aja tuh para saudara saya bisa berkeliaran dengan bebas, malah makin banyak saudara yang nge-add. Saya juga selalu mencoba untuk menjaga omongan saya, nggak cuma di facebook aja, tapi di kehidupan sehari-hari. Yeaaaaaaah, facebook itu salah satu ajang temu kangen sama teman-teman lama yang saya percaya keampuhannya sampai sekarang dan saya belum gape twitter-an, so facebook is good enough for now….

Dan akhirnya saya malah memutuskan untuk ngomong gini ke si Mamam, "Mam, meningan keliatan baik di facebook, tapi di belakang aku jadi bandar narkoba atau nulis 'boker' di facebook, tapi di belakang aku juga boker?" Lagian apa yang salah ya dengan kegiatan yang satu itu??? Emang kalau saya boker, saya masuk neraka??? Meeeeen, kita tau kalau shalat itu kewajiban, tapi, boker itu kebutuhan! Jadi, (tanpa mengurangi maknanya) bisa dikatakan kalau kedudukan 'boker' itu di atas 'shalat'! Boker itu setara sama makan. Orang nggak makan bisa sakit, begitu juga dengan boker.




Tuhan menciptakan (sorry) dubur ya emang buat boker, masa iya cuma dicuekin doang???? Yang dicuekin mah yah, tuh cowok-cowok yang suka nongkrong di depan gang, maen gitar gonjreng-gonjreng teu jelas, yang suka 'suitwwwiiiiiiiw'-in kamu, nah itu yang harus dicuekin!

Oh iya, satu lagi, posting-an ini juga mau menanggapi salah satu tulisan komen di wall facebook dari saudara sepupu saya. Sekiranya dia nulis kaya gini, "Teh Viera, aku pengen ke Italia, tapi aku masih SD, gimana ya caranya?"

Saya jawab, "Naik pesawat."

Terus, dia nge-wall post, "Ih aku serius nih, jangan bercanda atuh…"

Helooooooooooooooou, saya nggak bercanda. Lah kalau mau ke Italy dari Indonesia mah emang naik pesawat, bukan? Masa iya mau berenang??? Mana masih SD lagi??? Udah sering kan kita baca di koran, anak SD tenggelam di sungai Ciliwung??? Itu baru di sungai Ciliwung, gimana di samudera Pasifik??? Ya, saya juga sayang kali sama nyawa sepupu saya yang satu itu, masa saya biarkan dia mati konyol demi datang ke Italia??? So, jawaban yang benar-benar masuk akal ya, "naik pesawat."

Mungkin saya bisa jawab, "berdoa dan berusaha aja ya Neng…" Atulaaaaaah, saya juga berdoa dan berusaha biar bisa jadi pacarnya Christian Sugiono, tapi liat sekarang??? CIH! Dia malah asyik-asyik-an sama Mbak Titi Kamal! So, doa dan usaha itu nggak cukup. Be realistic, then dampak yang kamu alami akan jauh lebih dari hanya sekedar doa dan usaha.

Kadang suka pengen nyalahin guru yang ngajarin muridnya harus mengejar cita-cita setinggi langit, tanpa memberitahukan akan konsekuensinya. Jatuhnya nanti jadi kaya saya sekarang ini, jadi terlalu ambisius. Okay, nggak setan, nggak manusia, nggak malaikat, semuanya punya ambisi. Setan pengen membuat para manusia masuk neraka bareng mereka, manusia pengen masuk surga, dan malaikat pengen menjalankan perintah Tuhan sebaik-baiknya. Nggak ada yang salah dengan punya ambisi, but, 'terlalu' ambisius, that's bad. Sesuatu yang 'terlalu' itu nggak baik, sob.

Jangan menyalah artikan frase 'be realistic'. Frase ini bukan untuk memadamkan kobaran api membara di mata kamu untuk mencapai apa yang kamu inginkan. I mean, apapun yang kamu inginkan, ya harus sesuai dengan usaha kamu. Kamu pengen jadi artis, ya harus siap-siap kehidupan kamu diobok-obok sama wartawan, atau kamu pengen rank satu di kelas, ya harus siap-siap mengurangi waktu buat jalan-jalan ke mall sama temen kamu. Sama kaya proses 'jatuh cinta' yang namanya jatuh ya pasti kita harus siap 'sakit', ahahahahahahaha! Curcol (curhat colongan, red) jalan teroooooooooos!

Kalau kamu nggak be realistic, ya kamu bakal nggak siap. Udah nggak jarang lah kita ngeliat para orang terkenal itu terjerumus narkoba atau berakhir bunuh diri. Itu yang baru orang terkenal, orang yang dikenal masyarakat umum, apalagi yang nggak terkenal??? Apalagi adek sepupu saya???? Masih SD pula????

Bukannya saya nggak percaya kalau Tuhan bisa bilang "kun fa yakun!" yang bisa diartikan, jika Dia berkehendak, maka terjadilah. Tapi, hey inget juga kalau Tuhan pernah ngomong, Dia akan merubah nasib manusia sesuai dengan usahanya, jadi nggak semata-mata semuanya langsung ada. Ada proses di situ. Tuhan sudah membuat takdir, jauuuuuuuuh sebelum manusia itu lahir di bumi. Tapi, Tuhan membiarkan manusia menjalankan proses kehidupannya masing-masing.

Dengan nulis kaya gini, bukan berarti saya ngerasa tenang dengan kehidupan yang saya jalani sekarang, it's hard to enjoy the process itself. Semua orang punya rumusan-nya atau role model tersendiri. Tapi alhamdulillah, saya masih dikasih kesempatan sama Tuhan untuk bisa terus belajar menjadikan diri ini 'be more realistic'. Nggak ada yang bilang itu gampang, tapi hampir semua orang bilang "Vier, that's worth it."

Cukup dengan nonton shit-netron buatan Raam Punjabi itu aja kita tau kehidupan is just f***ing easy. Tapi kamu harus tau, dibalik sebuah produksi shit-netron, di situ ada sutradara, tukang lampu, make up artist, dan artist-nya sendiri. Dan kamu pikir mereka cuma berdoa dan berusaha??? Nope, mereka juga be realistic, kalau rating turun, langsung cari script writer baru atau the worst is, menghentikan produksi shit-netron itu.

Dan lama-lama saya harus akui, saya kagum sama sosok Raam Punjabi. Udah tau lah dia shit-netronnya itu dicaci maki sama orang banyak, tapi tetep lhoooo dia jadi salah seorang penting dalam dunia per-film-an Indonesia. I think because he's the most realistic person di dunia pertelevisian Indonesia.




Dan saya juga yakin, kalau misalnya si Bapak Raam Punjabi ini mau ke Italia, ya pasti naik pesawat juga.

Get me away from here, I am dying!

Dipikir-pikir, perasaan yang saya rasakan sekarang ini pernah juga saya rasakan ketika saya masih SMA dahulu. Generally, I always divided people into two groups. First, the people who were getting along with their high school's life. The second ones were getting f***ing along with their high school's life. Well, I am the second one, hehehehe!

I do not hate my high school's life. Mau nggak mau, saya harus mengakui, bahwa pengalaman yang saya dapatkan ketika SMA itu benar-benar mengajarkan saya untuk menjadi seorang Viera yang sekarang ini. Tapi, kalau kebanyakan orang sering berkhayal untuk kembali ke masa-masa itu, saya sih nggak mau! Noooooooo, i didn't get any kind of bullies by my friends. My friends were cool, I wasn't.

Mungkin bukan cuma saya aja yang punya pendapat seperti itu. But, we have already knew that we must passed it all for becoming who we are now. Saya harus ngerasa uncool dulu, sebelum bisa ngomong "yeaaaah dude (nggak pake Herlino ye!), I am cool enough…" Harus ngerasa jelek dulu, sebelum tau arti cantik itu apa. Harus ngerasa bodo dulu, sebelum pinter. Harus ngerasa miskin dulu, sebelum kaya. Harus ngerasa dihina dulu, sebelum dipuja. Tuhan nggak mau mahluk-Nya ngerasain sesuatunya serba mendadak. Cukup Rudy Soedjarwo aja yang buat film dengan judul 'mendadak dangdut'.

Tau nggak sih tujuan utama saya kuliah itu, bukan untuk menyalurkan bakat dan hasrat terpendam atau membahagiakan orang tua, tapi lebih kepada, "gue harus cepet-cepet keluar dari SMA ini!" Ahahahahahahaha! Noooooo, sekolah saya nggak jelek, SMA saya itu bagus banget kok, sempat dijadikan SMA percontohan pula, tapi ya itu, SMA tempat saya bersekolah emang bagus, saya-nya yang nggak bagus.

Your life stays the same, but you must change.

Udah klise kali ya kata-kata ini, "orang beruntung itu adalah orang-orang yang hari ini-nya lebih baik dari dari kemaren, sedangkan orang yang hari ini-nya sama saja dengan hari kemarin, merupakan orang yang merugi, atau bahkan, orang yang hari ini-nya lebih buruk dari hari kemaren itu adalah orang yang celaka…"

Tuhan memang yang memutuskan, tapi kamu yang memilih, either you choose to be a better person or a worse one. Dan kalau ngomongin masalah ini, I love another quote, "good girls go to heaven, bad girls go to everywhere!" Tapi, apakah kita harus merasakan neraka dahulu, sebelum pergi ke surga? Ahahahahahahahaha! Kalau ngomongin akherat, suka merinding disko sendiri ih. (Ucapan salah satu teman saya yang anak masjid: "Meningan lu ngomongin akherat kalau gitu, lu bisa ngerasa-in disko tanpa harus pergi ke party…" Yeaaaa, rait.)

Oh ya balik lagi ke masa SMA saya yang cuma dua taon itu, mungkin guru-gurunya udah bosen sama saya, yang hobby-nya ujian di her melulu, akhirnya saya diluluskan cepat-cepat. (Suara dalam hati saya: "Jangankan Bapak, saya juga bosen liat muka bapak ulangan melulu….") I think, I should re-call my SMA spirit, "saya harus cepat-cepat lulus dari sini!" It's not because this university is not good, but me. Selama di sini, saya bener-bener jadi orang yang menyebalkan (setidaknya untuk diri saya sendiri), I am becoming a person who complains too much, doesn't get satisfied with her life, teases everyone's life, oooooouch, simply, I'm annoying! Saya sebel sama diri saya sendiri, apalagi orang lain????

I'm getting bored with myself. Saya nggak bilang, kalau misalnya nanti setelah lulus dari sini, hidup saya akan lebih baik, tapi saya yakin, saya akan menjadi orang yang lebih baik. And hell yeah, SAYA HARUS CEPAT-CEPAT LULUS DARI UNIVERSITÁ DELLA CALABRIA!

Dear God, I don't wanna die, just get me away from here! I'm dying >_<


Lekong di Italia

Oh ya sebelumnya, posting-an ini tidak berniat men-judge kalau orang Italia itu…..Ya, seperti apa yang kebanyakan saya ceritakan. Ada juga kok penduduk negara pimpinan Berlusconi ini yang hidup sederhana and doing some things like what Indonesian always do. Yaaaaaaa, mereka nggak pernah naik angkot jurusan Caheum-Ciroyom kaya kita sih, tapi, bukan kepada mereka nggak mau, cuma ya di sini tuh emang nggak ada angkot…Ayo. ayo, bagi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang berjiwa entrepreneur tinggi, ini bisa dilihat sebagai peluang usaha yang menguntungkan! Mungkin aja, kalian bisa buka trayek angkot Calabria-Napoli! Jangan mau kalah sama kota kelahiran saya, Bogor, yang terkenal dengan sebutan 'kota sejuta angkot' itu dooooooong!

Okai-tokai, setelah membahas perempewi, izinkanlah saya untuk membahas tampilan para lekong-nya. Cowok di sini itu memang oh-sungguh-gagah-pemberani bagai pria di iklan Marcopolo. Selain berani menerjang angin, topan, dan badai demi wanitanya, mereka juga berani……..Menggunakan celana jeans berwarna kuning stabilo dipadu-padankan dengan kemeja super ketat warna merah menyala. Aw, aw, aw….Kalau diliat sama para penumpang KRL AC-Ekonomi jurusan Bogor-Tanah Abang mah, pasti mereka udah bisik-bisik, "homo bukan ya? Homo kali ya? Pasti homo? Hombreng tuh?"

Tanggapan saya pertama kali pun nggak jauh beda, "aih, aih, patung mekdi (ditulis: McDonald, red) berjalan!" dilanjuti dengan, "ah, kalau lagi disebelah semak-semang pu'un tuh orang kaya lampu lalu lintas, merah-kuning-ijo…"

Namun setelah diberitahu Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati, bahwa mulut saya itu setajam pisau belati (komentar saya se-pedas sambal cabe cap dua belibis). Maka komentar-komentar saya tersebut berganti dengan rasa kagum akan ke-percaya diri-an para lelaki Italia. Gilak yak, gimana Italia nggak dijadikan sebagai salah satu negara acuan mode di dunia, inget dong sesuatu yang menjadi sebuah trend setter itu, selalu akan menjadi bahan tertawaan beberapa saat sebelumnya.




Jangan kaget kali ya, kalau misalnya pada tahun 2012 nanti, ketika saya mendapatkan kesempatan pulang ke Indonesia, saya bisa menlihat P4hR1 c H1t4M dengan kulit hitam eksotis kaya petis-nya itu, dia menggunakan pakaian yang sama dengan para teman pria bule Italia saya yang saya ceritakan barusan. Dengan style yang sama, cowok-cowok Italia sih mungkin terlihat bagai macho-man, si P4hR1 c H1t4M juga bakal terlihat macho (dibaca: MAntan CHOpet, red) kok.

Selanjutnya, sama seperti perempewi di Italia, nih lekong juga pada demen banget mengguyur badannya pake parfume. Allahuakbar banget déh! Kadang nih ya, kita-kita (enam mahasiswa Indonesia yang balangsak, red) ini suka minder sendiri. Tapi, sesudah melakukan survey selama 11 bulan tinggal di sini, saya dapat menyimpulkan bahwa orang Indonesia yang nggak mandi seharian itu lebih wangi daripada orang Italia yang nggak mandi dalam jangka waktu yang sama.



Pantesan ya, banyak negara di Eropa termasuk ke dalam list negara peng-konsumsi parfume paling tinggi di dunia. And trust me, ketek seorang Monica Belluci itu bisa bau juga kok…

Dan ini nih yang paling ultimate, pria Italia demen banget pake jel (ditulis: gel, red). Hmmmm, ya, ya, ya, seorang Christian Sugiono juga suka pake jel. Tapi, ya kalau misalnya, sampai membuat saya harus menunggu lebih dari setengah jam untuk makan di kantin yang jaraknya cuma 100 meter dari apartment, hanya untuk memakai jel???? It was tooo0000OOO much! Jadi nih ya, kalau cewek Italia nggak berani keluar rumah tanpa eye liner-nya, sedangkan cowok Italia tanpa jel-nya.

Dan kalau saya lagi ke Despar, ada satu lorong bagian khusus ngejual berbagai jenis jel gitu, jadi, kamu bakal ngeliat ber-toples-toples jel dengan harga paling murah berkisar 8 euro-an. jadi kamu bisa bayangin kalau enyak kamu lagi beli kue nastar buat Lebaran, tapi isinya penuh sama jel! Iiiicccch meningan juga beli nutri jel, enak, bisa dimakan! Dan menurut si Francesco, jel se-toples-kue-nastar itu bisa abis cuma dalam dua minggu saja. Jadi, jangan kaget kalau cowok-cowok Italia lebih mudah mengalami kebotakan pada usia dini.




Masih menurut penerawangan Teteh Viera, ternyata salah satu penyebab kekalahan telak 3-0 Chili dari Brazil di pertandingan world cup 2010 kemarin adalah jel. Coba déh kalian perhatiin, hampir semua rambut pemain tim kesebelasan Chili itu pada pake jel. Karena takut bentukan rambut dengan jel-nya rusak, maka mereka sering kali menyia-nyiakan bola atas yang seharusnya bisa dimasukan ke dalam gawang Julis Caesar (keeper timnas Brazil, red). Bandingkan dengan kebanyakan pemain Brazil yang botak (apanya juga yang mau dipake-in jel????), mereka lebih bebas bergerak, bahkan salah satu gol mereka disarangkan menggunakan tandukan kepala (yang tanpa jel, tentunya).

Terus nih ya, saking bosennya ngeliat cowok pake jel, saya sering bilang ke si Riri (teman se-apartment saya, red), "sayang ya ganteng-ganteng, tapi pake jel!" Padahal kalau kamu pake jel, bukan berarti kamu bakal masuk neraka sih, cuma ya itu, i'm getting bored with the men who use gel!

Sebenernya nggak ada yang salah ya dengan cowok-cowok Italia yang sangat menjaga penampilannya, mungkin yang salah itu mata saya. Maklum, biasa naik kereta ekonomi jabodetabek, mana mungkin saya bisa liat tukang jualan tahu pake kemeja merah ketat, berbulu dada lebat, bercelana jeans kuning, pake parfume yang bikin kepala pusing tujuh keliling, dan rambut ber-jel tebal begono, sambil teriak-teriak, "tarahuuuuuuu, tarahuuuuuu! Neng geulis, tahu-nya, Neng! Masih anget lho, langsung digoreng sama Akang…."

Senin, 28 Juni 2010

"Gratis."

Buooooon giornoooo! Wah para pendukung Inggris pada kuciwa yaaaaaaa, ya atulah mau bagaimana lagi, nggak apa-apa-lah sekarang kalah, semoga empat tahun mendatang bisa menang. Eh, tapi menurut teman saya yang jago mempredikisi perkembangan sepak bola, tampak sepertinya Inggris terkena kutukan yang ngebuat nggak bakal pernah ngerasain juara piala dunia tahun berapapun. Beuuuuu, itu mah sama kaya Indonesia aja ya, bukannya nggak pernah, tapi masuk 32 besar aja kagak (pernah sih dulu, tapi cuma jadi tim kamufalse buatan Belanda aja! Gimana sih PSSI???? Mau jadi Perkumpulan Senang Senang Indonesia aja gitu??? Hoaaaaaaaaaaem, kalau ngomongin kaya gini mah, nggak bakal ada beresnya, yang ada jadi ngeluuuuuh melulu….Ganti topik!

Okay, hari ini, sebagai seseorang yang sedang mempelajari bahasa, saya akan mengulik bahasa Italia lagi. Oh iya, gimana nih para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), udah pada lancar belum caci maki bahasa Italia-nya???? Coba saya test, masih pada inget nggak apa itu artinya 'cazzo'?

As we know, bahasa italia itu perpanjangan dari bahasa latin. Kalau bahasa indonesia sendiri perpanjangan dari berbagai macam bahasa. Bahasa Belanda? Ja. Bahasa Portugis? Sim. Bahasa Inggris? Yes. Bahasa Arab? نعم. Bahasa Cina? 对. Bahasa Jepang? はい. Bahasa Melayu? Heuuuuu, ini mah pasti. Belum lagi bahasa daerahnya yang buanyaaaaaak banget yang tentu saja mempengaruhi pembentukan kekayaan kosa kata dalam bahasa indonesia. Tapi, kalau bahasa Italia? Hmmmmmm, ini nih yang lagi saya telusuri.

Secara teori, Indonesia itu nggak pernah dijajah sama Italia, secara perdagangan pun baru akhir-akhir ini aja banyak iklan produk Indonesia yang sering menggunakan bahasa Italia sebagai slogan-nya. Tapi oh tapi, ternyata oh ternyata, setelah tinggal selama 11 bulan lamanya di Italia, saya nemu lhooooo satu-satunya kata dalam bahasa indonesia yang 100% sama dari cara penulisan, artinya, penggunaannya, sampai pronunciationnya dengan bahasa italia! Apakah itu wahai ibu peri?????

"Gratis."

Yup! Di dalam bahasa Italia, gratis itu artinya percuma atau free! Sama persis kan dengan bahasa indonesia? Dalam penggunaannya juga, misalnya nih ya, "é gratis?" yang artinya "ini gratis?"

Sebenernya sih kata gratis dalam bahasa indonesia itu lebih kepada serapan dari bahasa Belanda (yang berakar dari bahasa latin juga) yang memiliki arti yang tak jauh berbeda, tapi ya nggak apa-apa lah, akhirnya kan ada juga yang sama dengan bahasa Italia. Hehehehe.

Saya nemu juga sih sebuah kata yang artinya dan pronunciation-nya mirip dengan bahasa indonesia, "bandiera" (dibaca: ban-de-ra) yang berarti "bendera", tapi sayang penulisannya berbeda.

Okeh, segitu dulu pelajaran hari ini dari Teteh Viera!




Ci vediamo dopo! (Dibaca: ci ve-di-ya-mo do-po, artinya: samapi ketemu lagi!)

Viera sings Vierra

It came from P4hR1 c H1t4M, my partner in crime (beneran 'in crime' déh, kalau sama dia, bawaannya ngomongin orang melulu, menambah dosa selalu).

Everyone (kecuali kecengannya waktu SMP, si Cika yang suka pake baju dengan sistem kekurangan bahan, alias ngetat di sana-sini) knows that P4hR1 c H1t4M ini demen banget ama sebuah ben Indonesia kawakan yang setia di jalur indie-nya, Pure Saturday (PS), sedangkan saya masih setia menjadi swinging friends-nya Mocca. Kami suka menghina perkembangan band-band major label Indonesia yang kok semakin menurun secara kualitas, padahal acara musik di Indonesia semacam Dahsyat dkk itu makin merebak di mana-mana, yang bikin malu MTV Indonesia karena kurang musical taste-nya dan akhirnya memutuskan untuk bergabung sama Global TV, hehehehehe….

Untuk memenuhi nafsu kami (jangan ngeres dulu)…..Akan musik, maka dalam menjalani kehidupan ini, selain dibekali pendidikan agama yang lumayan kuat, kami juga dibekali alat pemutar musik mini, saya dengan i pod shuffle berwarna hitau taik tentara, sedangkan dia dengan mp3 player buatan Cina. Waktu itu, mungkin karena TV di rumahnya sering di'jarah' sama Bapaknya yang mengikuti perkembangan si Fitri dan si Farell, P4hR1 c H1t4M, tampak tidak mengetahui perkembangan musik komersial di Indonesia.

Waktu itu, Kevin Aprillio baru muncul dengan band Vierra-nya. Jujur, saya tertarik dengan nama band ini hanya dikarenakan, namanya yang mirip dengan nama saya. Sisanya???? Hmmmm, nothing! Dan makin terasahlah bakat mencaci kami, setelah mendengar suara Widi yang kaya orang keabisan nafas, hanya bermodal kaki panjang yang jenjang dan dukungan Papi-Mami-nya si Kevin dan para alay, (menurut kami) band ini bisa eksis di scene musik Indonesia. "Iyuuuuuuuuuh, beda banget ya sama PS atau Mocca!" ujar P4hR1 c H1t4M saat itu, padahal dia belum pernah sama sekali ngedenger lagunya Vierra secara khatam, palingan di sela-sela hobby-nya memutihkan diri menggunakn krim anti UV, dia suka curi-curi ngeliat iklan RBT-nya Vierra di tipi.

And, untuk membunuh waktu di dalam kereta yang lagi ditahan lajunya, saya mengusulkan untuk, "eh tukeran yuk! Lu dengerin i pod gue! Gue dengerin mp3 player lu!" P4hR1 c H1t4M pun setuju.

Heeuuuuuu, mp3 playernya P4hR1 c H1t4M penuh dengan lagunya Sir Dandy Harrington, sedangkan mp3 saya lebih berwarna, dari Mocca sampai Vierra ada di sana. What??? Apa??? Vi, vi, vie, vie, vierra????? Ho-oh! As we know, saya itu tipikal orang yang suka ngejilat ludah sendiri dan ludah Christian Sugiono, akhirnya saya terpuruk juga sama band yang satu 'ntuh, tapi waktu itu saya terlalu malu mengakui sama P4hR1 c H1t4M, masa sih biasanya nghina-hina eh taunya sering dengerin juga.

"Lagu apa nih Pe? Coba lu dengerin." tanya P4hR1 c H1t4M sambil nyodorin ear-phone i pod saya.

"Ngggggg….Oooooh i, i, itu tuh Vi,vi, vi, vie, vierra." jawab saya pasrah. Aaaaah gaswat! Ketauaaaaaaaan! Maluuuu aku maluuuuu pada semut meraaaaaaah…..Tanpa diduga tak dinyana, P4hR1 c H1t4M tak berkomentar apa-apa.





Itu pengalaman 2 tahun yang lalu….Sekarang??????

Kemaren, entah kenapa saya lagi kangen banget sama lagunya Vierra yang 'dengarkan curhatku'. Tanpa basa-basi, saya meng-post kan video mereka di facebook account saya, and bener aja, orang yang pertama komentar itu, P4hR1 c H1t4M. Seperti me-recall pengalaman kami waktu naik kereta jaman dulu, walaupun nggak tau kenapa komentar kami dari video klip Vierra itu kok jadi nyambung ke film Angling Dharma dan sinetron Tersanjung 6.

Dan….Kalian inget dong, kalau saya suka bingung sama selera musik orang Italia itu gimana??? Saya juga masih meraba-raba paha Christian Sugiono musik Italia kaya gimana yang bisa saya suka, kan lumayan untuk melatih penguasaan bahasa italia saya. Suara soprano teatrikal itu jelas-jelas bukan pilihan saya, suara om-om mendehem juga bukan, jenis musik hebring dengan gocekan gitar spanyol juga, saya nggak suka. Sooooooo??????? I'm still trying to figure it out til now.

And here we go, this is the gokil moment-nya, setelah mem-posting tuh video, tiba-tiba saya di buzz oleh salah satu teman Italia saya. dia bilang;

"Viera! Che bella canzone! Tu stai cantando?" (Viera, lagunya bagus tenan! Lu nyanyi????)

Sumpah saya ngakak. Ternyata dia salah paham, dia kira saya tergabung dalam band bernama Vierra. Hoahahahahahahahaha! Sejak kapan saya punya kaki jenjang kaya si Widi, ya kalau suara mungkin sama ya, agak serak-serak banjir bandang gimana gituuuuuuu. Dengan kemampuan berbahasa Italia yang nggak seberapa, saya menjelaskan tentang band Vierra dan mengirimkan beberapa video mereka di youtube. And guess what??? Dia suka banget! Hahahahahaha! Ternyata oh ternyata, nggak remaja Italia, nggak remaja Indonesia, kegemarannya sama-sama Vierra!

Dan beberapa waktu yang lalu, P4hR1 c H1t4M, akhirnya mengakui bahwa dia juga penggemar Vierra! Tuh kan, tuh kan, tuh kan, P4hR1 c H1t4M suka ngejilat ludah Christian Sugiono juga! Pantesan dulu nggak komen apa-apa!




Sooooo, untuk sedikit masa-masa kegetiran saya menunggu kereta AC-Ekonomi Jabodetabek, mari kita bersama menyanyikan, "Jujurlaaaaah padakuuuuuuw, jujurlah padakuuuuuw, kau menyimpan rasa, kau menyimpan rasa……..cintaaaaaa~"

Minggu, 27 Juni 2010

Prinsip beton

Assalamualaikum wr, wb! Salam sejahtera! Buon giorno! Good morning! Selamat pagi!

Gimana kabar teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) hari ini???? Mudah-mudah-an selalu diberi kesenangan ya sama Tuhan, amiiiiiiiiin!

Hmmmm, saya lagi punya hobby baru nih. Ngoleksi tamia? Yuhuuuu, it's 2010 darl! Ngumpulin tazos? Di Italia kagak ada chiki ball! Nyari-nyari pin up Westlife? Saya masih shock akan kenyataan bahwa si Mark itu homo! Soooo, what's your new one, Viera?

Hehehehe, saya lagi seneng meng-evaluasi diri.

Huoooooooooo! Gaya pisan ih! Iiiiiih kalau mau gaya mah, pergi sono ke Milan Fashion Week, hehehehe.

Topik evalusai diri hari ini adalah….Sombong.

Gara-gara nangis berkepanjangan ini, saya jadi sering mencari-cari kesalahan diri sendiri di beberapa saat sebelumnya. Hmmm, iya juga ya, kayanya téh saya sombong banget, mening ya sombongnya sama temen-temen, ini mah kayanya saya sombong sama Tuhan! Astagfirullah, serem mampooooooos! "Lu pikir lu sapeeeeee Vier????"

Siiiigh.

Saya cerita tentang hal ini sama salah seorang teman saya yang lagi-lagi tidak mau disebut namanya, jadi terime nasip aje dipanggil, Mawar, hehehehehe. Sebenernya ini masalah pribadi sih, tapi menurut saya kalau namanya untuk kebaikan, ya nggak apa-apalah saya share cerita kami berdua ini.


Saya (S): "Maw, bener kata lu, kayanya gue harus lebih banyak ngaca déh…."
Mawar (M): "Nah, bukannya hobby lu ngaca ya Vier?"
S: "Bedaaaaa, bukan ngaca di cermin!"
M: "Di mane? Spion bis?"
S: "Bukaaaaaaan, tapi ngaca sama diri sendiri, kayanya sifat jelek gue kok banyak banget ya, paling kerasa sekarang sih, kayanya gue itu…..Sombong banget Maw!"
M: "Hmmmm. Iyah sih Vier, gue juga sombong kok, gue sering ngaku-ngaku ganteng, padahal gue tau, kalau gue itu nggak ganteng, tapi SANGAT GANTENG! Huahahahahahaha!"
S: "Kamfret! Iiiiiih elu mah, gue nangis lagiiiiiiiiiiii nih!"
M: "Eueleuh-euleuh si Enéng ceurik wae ah….Iya Vier. Inget nggak sih lu? Kalau lu tuh demen banget ke WC buat boker dan lu tau nggak sih WC itu tempat orang yang rendah hati. It means that lu nggak sombong-sombong amir Vier!"
S: "Kamsut lu Maw?"
M: "Sombong itu kan artinya tukan pamer kan ya? Nah apakah ketika lu boker lu pamer ke temen-temen lu? Nggak kan? Yang ada lu tuh nutup pintu, kunci pintu, kalau perlu lu nyalain kran biar dentuman-dentuman 'bom Nagasaki' lu kagak kedengeran."
S: "Ah dasar lu, penyejuk jiwa raga hati dan nurani! Boker lu bawa-bawa!"
M: "Yang dibawa mah handphone Vier! Tapi bener juga sih Vier, jadi orang sombong itu berbahaya. Lu tau nggak prinsip beton?"
S: "Hah? Gue taunya prinsip hukum Mendel!"
M: "Waaaah, nggak gahoooool lu! Lu tau nggak sebuah gedung bertingkat itu bisa berdiri karena terdapat bermacam-macam material di sana. Ada pasir, batu, air, semen, dan yang paling penting adalah si pengokohnya….Beton. Beton itu merupakan material paling kuat dibanding yang lain, dia yang jadi penopang berdirinya sebuah gedung agar menjadi kuat. Tapi, apakah lu pernah liat dia mau menonjolkan diri di balik kolom tembok itu? Nggak. Kalaupun ada yang nonjol, pasti langsung di potong sama tukang bangunannya, soalnya selain mengurangi nilai estetika juga berbahaya bagi orang sekitarnya. Begitu juga, dengan manusia Vier, kalau kita sombong, mau menonjolkan diri, ya siap-siap aja di-'potong', soalnya bikin risih orang dan ngeganggu lingkungan sekitar."
S: "Hmmmmm…" (Sambil manggut-manggut)


Kalau kata Ipin mah, "betul! Betul! Betul!"

Yaaaa, saya juga masih harus banyak belajar, dengan menulis posting-an kali ini, bukan berarti saya menjadi manusia yang tidak sombong lagi. Saya pikir, semakin kita denial terhadap sesuatu, semakin kita dekat dengan hal tersebut. Misalnya kalau saya bilang, "gue bukan tukang pamer kaleeeee!" Padahal dengan bilang kaya gitu, berarti kita udah 'pamer' kalau kita itu 'bukan tukang pamer'.

Daripada pamer jadi tukang pamer, meningan pameran karya lukis di galeri sekalian. Hehehehe. Dan ingatlah selalu bahwa (see below):




Yaaaa, sekian pengalaman yang saya share kali ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih kepada saudara Mawar yang telah membagi ceritanya sama saya, nice to know that God created such a human like you.


P.S: Jangan lupa mengunci pintu jika akan berpergian dalam waktu yang lama!

Sabtu, 26 Juni 2010

Cinta Facebook Season Ramadhan

"Aduh ngantuuuuk…"
jam 8.17 WITA (Waktu ITAlia, red)

"Mau tiduuuuuuuur…"
jam 8.23 WITA

"Nggak bisa tiduuuuuur…"
jam 8.34 WITA

"Harus tidur nih! Karena besok harus bangun pagi…."
jam 8.41 WITA

">_< Matakuuuu ayoooo merem…."
jam 8.47 WITA

"Tidur dulu ah…"
jam 8.52 WITA

Hahahahahahahahahaha! Beberapa status facebook dari seorang teman saya yang sama. Tanggapan saya adalah: "Ya elaaaaaaaah gimana mau tidur, kerjaan lu up date status facebook melulu?????"

Nggak ada yang salah dari frekuensi meng-update status facebook atau meng-twit apa yang sedang dia lakukan. Yang salah itu saya, kok ya kaya gitu aja diributin. Toh yang punya mata kan dia, yang punya tangan buat ngetik status itu dia sendiri, yang punya blackberry dan konco-konco-nya itu dia juga, yang punya duit buat bayar pulsa penggunaan internet itu dia. Sederhananya, ya kalau saya nggak suka, harusnya sayanya dong yang nggak usah buka situs micro-blogging itu. Beres perkara!

Itu duluuuuuuuuuu, hehehehe. Sekarang saya lagi belajar bagaimana membuat sesuatu yang tidak baik (karena jadi lebih sering mengumpat) bagi hati saya itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Daripada ngotorin hati, mencaci maki tipikal orang yang kaya gini, eh yang namanya Tuhan Maha Pembolak-balik ya, taunya somehow, saya yang kaya gitu, heeeeeeu, akhirnya ngejilat ludah Christian Sugiono déh! (Ngejilat ludah sendiri mah udah sering…)

Mau bagi pengalaman aja nih ya, jadi ada juga salah seorang teman saya yang suka banget gonta ganti status facebook setiap 5 menit, waktu itu saya sempat pake tweetdeck, di mana kalau ada salah seorang teman saya yang menulis status baru, maka akan ada suara "teeeeeeeeeeerrrrrrt!" Sekali dua kali sih it's okay ya, nah waktu itu pernah dalam setengah jam si tweetdeck saya ini bunyiiiiiiiiiiiii terus. Kan mengganggu kuping saya yang lagi indehoy mendengarkan lagu 'Keong Racun'. Saya pun mengecek facebook account saya untuk mencari si sumber.

Tersebutlah, Mawar si bukan nama sebenarnya. Kayanya dia lagi ada masalah sama pacarnya. Setiap beberapa menit statusnya berubah-ubah.

"Aku sayang kamu. Cuma sayang kamu. ♥ it's meaningfull to have 7 months with you."
jam 1.45 WITA (Waktu ITAlia, red)

"Semuanya demi kamu."
jam 1.48 WITA

"Apa salahku hingga kau begitu?"
jam 1.52 WITA

"Mmuunnggkkiinn ttuuhhaann ppuunnyyaa jjaallaann llaaiinn bbuuaattkkuu."
jam 1.54 WITA

"Pasti ada saat itu...
krna kita sama2 manusia yg berusaha..
krna kita sama2 manusia yg ga lput dari dosa…
"
jam 2.01 WITA

dan seterusnya…

Gustiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………Randa! Kunaon-aya naon sih ieu budak???? However, siapa neraka kamu??? (dibaca: who the hell are you????)

What! Nggak ada mutual friend-nya??? Kok bisa dia jadi temen saya??? Hmmm, saya pun mencari-cari info tentang si Mawar ini. Satu TK? Nggak. Satu SD sama saya? Nggak. Satu SMP sama saya? Nggak. Satu SMA saya? Nggak. Satu tempat kuliah? Nggak. Satu kota kelahiran? Nggak. Satu komunitas? Nggak. Ada hubungan kekerabatan? Nggak. Salah satu temennya temen saya? Nggak. Anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)? Nggak. Punya interest yang sama? Nggak. Pernah kerja di tempat yang sama? Nggak. Teruuuuuuuuus siapaaaaaaaaa ini téh????

Saya sempet kesel banget. "Menuh-menuhin newsfeed aja!" gerutu saya waktu itu. Bisa aja sih saya klik 'hide' di bagian statusnya atau doing this thing (see below):





Tapi sebelum melakukan hal itu, tau nggak??????? Saya malah ketagihan baca status-staus fb-nya! Hoahahahahahahaha! Tuh kan, saya bener-bener ngejilat ludah Christian Sugiono!

Hoooo, jadi dia itu masih SMA. Udah punya pacar, tapi lagi LDR (kalau kata Raditya Dika mah, long dick reduction, red). Hoooo, udah mah LDR, nggak disetujuin lagi sama keluarga pacarnya. Hooo, dia juga suka disebelin sama temen-temennya, soalnya dia (katanya) murid berprestasi, suka menang lomba sana-sini. Hoooo, leptopnya lagi rusak, jadi nggak bisa nge-upload foto dia sama pacarnya, itu juga nge-wall di temen-temennya lewat blekberinya yang baru dibeliin sama Papi-nya dua minggu yang lalu. Hoooo, pertama kali liat pacarnya tuh di lapangan basket (aiiiih-aiiiiih, benar-benar pria idaman ketika saya masih SMP. Siapa sih yang nggak mau jadi pacarnya anak basket???) Hooooo, sekarang dia lagi kesel sama temen-temen se-genk-nya soalnya suka pada ngejauhin gitu, tapi, dia akan membuktikan kepada teman-temannya kalau dia bisa bikin temen-temennya yang benci sama dia bisa ngakuin prestasinya. Hoooo, pacarnya pun mendukung keinginan dia, dengan cara memberikan 'tanda jempol' dan wallpost berupa tulisan "cmangadh clluuuuuw cyank!" Hoooo, dia baru menang lomba lagi, sekarang temen-temen dia yang membencinya bisa ngeliat bakat dia.

Huaaaaaahahahahaha! Dan saya tau semuanya itu dari status-status facebook-nya saja. Saya nggak kenal dia. Dia nggak kenal saya. Saya nggak pernah nge-wall dia. Dia nggak pernah nge-wall saya. "What a technology!" kata Mis Kapkeks.

Tapi, emang bener ya, yang namanya Tuhan itu bisa ngasih pembelajaran dari mana aja. Saya belajar banyak dari Mawar si bukan nama sebenarnya ini. Jadi, kalau misalnya saya lagi down, dijauhin temen-temen, nggak usah capek-capek membenci balik, tapi tunjukin kalau rasa benci mereka itu bisa jadi penyemangat bagi saya untuk menonjolkan kemampuan diri saya agar menjadi lebih baik lagi. MERDEKAAAAAAAAAAAAA!

Biasanya kan ya, kamu akan mencari-cari info dari orang yang kamu suka secara diam-diam. Nah, buat saya sih, men-stalker si Mawar ini menjadi kegiatan yang lumayan menghibur di sela-sela kegiatan belajar puisinya Petrarcha. Berasa lagi nonton shit-netron versi facebook, Cinta Fitri season Ramadhan mah liwaaaaaaaaaaaaaaaat! Malah terkadang bisa menjadi tantangan sendiri kalau si Mawar nulis statusnya pake huruf kecil-gede selang seling dengan angka-huruf dan benar-benar mengabaikan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mangstap lah si Mawar ini!

Eh, sekarang saya malah nungguin terus status facebook-nya si Mawar ini. Penasaran sama kelanjutan hubungan LDR-nya sama si pacar? Masih ditentang sama keluarga si pacar nggak ya????

Diterawang dari status facebook-nya, kabar terakhir dari Mawar si bukan nama sebenarnya ini: Dia lagi ikut lomba baru lagi dan dia yakin banget bisa menang.


P.S: Jangan lupa baca doa sebelum tidur.

Gurita's prediction

Di Jerman! Iyeeeee! Di Jerman! Di sebuah negara yang konon katanya maju banget! Tempat bercokol para ilmuwan handal! Sebuah negara yang berhasil merayu Pak Habibie yang rasa nasionalismenya kuat itu berganti kewarganegaraan!

"Sehingga, bagi para pendukung tim kesebelasan Jerman, tidak usah khawatir karena menurut ramalan gurita, tim ini akan lolos ke babak selanjutnya Piala Dunia 2010." ujar penyiar liputan 6 petang barusan.

RAMALAN GURITA?



Jadi begini, di sebuah sea world-nya Jerman di kota Oberhausen, terdapat seekor gurita baru berumur dua tahun, bernama Paul. Heeeeeugh, curiga kalau ada tiga ekor gurita lainnya yang bakal dipelihara, bakal dikasih nama John, George, sama Ringo!

Si Paul ini bukan sembarang gurita, wahai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), dia itu jago ngeramal, buktinya dia bisa menebak tiga laga yang dilakoni Jerman di babak penyisihan, di mana mereka akan kalah satu kali dari Serbia dan menang di sisa pertandingan lainnya.

Caranya pun gampang, pihak pengelola menyediakan dua buah kotak transparant di dalam aquarium si Paul, yang ditempel bendera Inggris dan bendera Jerman. Terus, si Paul dengan cueknya masuk déh ke kotak yang ditempel bendera Jerman.

Penduduk Jerman yang paling high-tech pun bertekuk lutut sama seekor gurita. Saya kira gurita itu cuma bisa kerja jadi kasir di restoran Krabby Patty bareng si spongebob di Bikini Bottom!

Jadi pengen nyoba ketajaman kemampuan si Paul déh, nanti ah kalau ke Jerman lagi, saya sempatkan diri berkunjung, saya bakal bawa dua kotak, yang satu ditempelin foto seorang Christian Sugiono, yang satu lagi saya tempelkan foto seekor platipus. Kalau misalnya saya tanya, "siapa jodohnya seorang Viera?" Kira-kira si Paul bakal masuk ke kotak yang mana ya?????

Suara dalam hati para teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!): "Christian Sugino, PASTI!" cross the fingers.

He wrote, I read! I wrote, he reads?

Ada yang tau siapa Agustinus Wibowo????

Bukaaaaan! Dia bukan satpam komplek Perumahan Pantai Indah Kapuk yang dimana cicilannya bisa sampai 35 juta/bulan!
Bukaaaaan juga! Dia bukan seorang kondektur KRL AC-Ekonomi jurusan Bogor-Tanah Abang!
Bukaaaaan dooong! Dia bukan tukang jualan makanan kegemaran saya, siomay Cikini!

Hmmmmm, mungkin saya juga agak bingung nih mau memperkenalkan beliau pada teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya. Abis kalau nggak dikenalin, kesannya saya sombong, nggak ngenalin seseorang yang bener-bener menghinggapi pikiran saya. Tapi kalau dikenalin juga, pasti banyak dari kalian, yang udah kenal, malah jauh lebih kenal dari saya.

Nggggg, gimana ya enaknya??? Okay, saya nggak usah cerita banyak tentang latar belakang dia. Kalau itu sih bisa diliat di wikipedia (kalau ada) atau di facebook accountnya (kalau emang kalian termasuk di friend list dia). Di sini, saya akan coba untuk menggambarkan bagaimana hubungan kami berdua sebenarnya selama ini. (Cieeeeeeee gaya betul! Udah kaya infotainment ajeeee lu Vier!)

Well, buat yang mengira macem-macem, kalian boleh kuciwaaa, hehehehe. Dia bukan teman video (ala Tarieluna) saya. Hubungan kami pun hanya sebatas penulis dan pembaca. He wrote, I read. Saya ini salah satu pembaca kompas.com. Bagi saya, harga koran eksemplar Kompas waktu itu bisa mengurangi jatah saya buat beli karcis kereta untuk pulang ke Bogor dari tempat kuliah saya yang ada di Jakarta. Sehingga membaca kompas.com pun menjadi pilihan yang cukup tepat. Toh isi beritanya tidak terlalu jauh berbeda.

Biasanya saya cuma membaca bagian headline dan entertainment saja. Maklum, selain haus akan ilmu pengetahuan, kan saya juga haus akan gossip. Nah, suatu saat saya membaca sebuah artikel Agustinus Wibowo yang sempat menjadi headline. Tadinya sih, saya males bacanya, soalnya puanjaaaaaaaaaaaang buanget, terlalu buang-buang waktu di sela-sela kesibukan saya ngeceng para kondektur KRL AC Ekonomi Jabodetabek.

Tapi, sebuah judul yang saya lupa penulisan pastinya bagaimana, namun saya masih ingat sinopsis ceritanya sampai sekarang. Di sana, Mas Agus, nama panggilan beliau dari para orang yang umurnya jauh lebih muda, bercerita pengalamannya ketika dia sedang menderita penyakit kuning sehingga harus dirawat inap di sebuah rumah sakit India yang naudzubillahiminzalik joroknya. Di paragraf awal, Mas Agus mendeskripsikan keadaan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah India yang terdapat sampah di mana-mana, sungguh suatu ironi, di mana seharusnya sebuah tempat yang mengobati berbagai macam penyakit malah menjadi sumber dari bakteri atau virus itu sendiri.

Tapi sungguh tercengang beliau, ketika berjalan ke bagian administrasi rumah sakit, beliau sama sekali tidak dipungut biaya sedikitpun. Sebuah sistem kesehatan yang harus ditiru oleh Indonesia.

Gambaran kumuhnya WC (my favorite place, iiih kok saya kaya jin ya? Demennya mendem di WC) rumah sakit yang jelas, ditulis dengan sebegitu menariknya oleh Mas Agus dan inilah yang membuat saya lebih menyukai kegiatan membaca daripada menonton film. Karena seorang penulis lebih membebaskan imajinasi kepada peng-konsumsi-nya daripada seorang sutradara. Seperti yang pernah ditulis Roland Barthes dalam buku karangannya yang berjudul 'The Dead of The Author'. Se-terkenal apapun sang penulis, namun pada akhirnya hanya para pembacanya yang bisa menilai buku itu bagus atau tidak, yang dapat disimpulkan bahwa peran si penulis (the author) itu sendiri sudah tidak ada atau mati (dead).

Semenjak itu, saya tidak pernah melewatkan satu pun artikel yang ditulisnya. Saya paling suka tulisan Mas Agus tentang pengalamannya di Afghanistan. Bener-bener bikin saya mengubah tujuan tempat honeymoon saya suatu saat nanti! Entah kapan, saya harus pernah menginjakan kaki di negara penuh konflik itu. Sebuah negara yang pernah menjadi jalur penyambung antara kaum barat yang ingin mencari penerangan di kawasan timur pada awal tahun 70-an, tiba-tiba saja di cap menjadi negara sarangnya kaum teroris.

Tentu, jika kita melihat di televisi, Afghanistan bagaikan sebuah negara yang hanya terdiri dari banyak gurun, kering-kerontang, dan bomb di mana-mana. Walaupun, Mas Agus tidak pernah bilang 'tidak' tentang kenyataan tersebut, tapi dengan keren-nya Mas Agus menggali sisi lain dari para penduduk Afghan (bukan yang nyanyi lagu 'Sadis' itu ya!), yang dapat menutup beberapa kenyataan kurang baik tersebut.

Bahkan, ketika para orang barat itu menghujat kesetaraan derajat bagi para wanita Afghan, Mas Agus menulis suatu tanggapan para wanita Afghan yang tidak terlalu terkena invasi produk Amerika seperti di Indonesia, yang (menurut saya) cukup menohok para feminism scholar. Mas Agus menunjukan beberapa gambar wanita barat yang bekerja kepada para wanita Afghan, dan tanggapan mereka adalah, "Mengapa suaminya tega membiarkan mereka sampai bekerja keras seperti itu?"

Mas Agus juga tidak luput membahas tentang penggunaan burqo yang dicerca habis-habis-an oleh dunia barat, karena terlihat tampak mengekang para pemakainya. Dan memang, wanita Afghan yang kebanyakan tidak mencicipi bangku sekolah sistem barat ini diberikan karunia cara pemikiran yang berbeda daripada kita kebanyakan (termasuk saya). Mereka berpendapat bahwa dengan dipakainya burqa, islam menjaga kebebasan bagi para wanita. Ketika para laki-laki di luar muhrim mereka hanya dapat melihat bagai sebuah 'kain besar berjalan', para wanita Afghan ini dapat dengan leluasa dapat melihat laki-laki di luar sana dibalik burqo-nya.

What an opinion! Saya speechless! Saya memang beragama islam, tapi saya tidak setuju dengan pemakaian burqo (sampai membaca tulisannya Mas Agus yang satu itu). But hey, it's a culture, sama seperti marahnya Indonesia ketika kesenian reog Ponorogo diobok-obok oleh pihak Malaysia, tentu saja para penduduk Afghan itu juga risih dengan ke-'sok ikut campur'-an para kaum barat akan sesuatu yang mencirikan negaranya.

Dan semua cerita perjalanan Mas Agus dari China sampai ke negara-negara Asia Utara melalui jalan darat itu dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul 'Selimut Debu'. Cerita-certia Mas Agus yang tinggal lama di suatu negara yang tidak pernah dia kenal selain dari media itu pun menjadi salah satu alasan saya bisa tetap bertahan di Calabria.

Siapa sih yang nggak kenal Milan, Roma, atau Venice? Kumpulan kota-kota turisme di kawasan Italia Utara yang namanya kesohor sampai se-antero dunia. Banyak orang yang ingin ke sana. Tapi, siapa juga yang tau akan Calabria? Crotone? Tropea? Beberapa kota kecil di Italia bagian selatan yang nggak kalah cantiknya, namun agak sulit untuk menemukan orang-orang yang dapat bercakap-cakap bahasa Inggris di sana.

Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau saya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan para teman-teman Italia saya. Namun, seperti yang saya pelajari dari Mas Agus, saya harus bisa menikmati kesulitan itu sendiri, karena selain belajar dalam jalur normal, melanjutkan strata dua, saya juga harus belajar kebudayaan sekitar. Dan jangan kaget, kalau nanti pelajaran tentang kebudayaan itu bisa lebih berperan bagi masa depan saya nantinya (kaya pengalaman Mas Agus ini, keliatan banget ya saya nge-fans-nya. Hehehehe).




Oh iya, kadang-kadang saya juga suka berharap, kapan ya bisa mencapai moment, "I wrote, he reads" itu??? Hehehe!

Happy reading :)

Mawar Gombal

Semalaman suntuk saya chatting dengan Mawar si bukan nama sebenarnya. Saya cerita tentang bagaimana saya oh-sungguh -merindukan Indonesia si negara tercinta.

Saya (S): "Iya nih tinggal di luar negeri bikin gue makin cinta sama Indonesia…"
Mawar (M): "Iya gue juga. Makin cinta……..Cinta sama elu."
S: "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGHSUUUUUUUUUUU!"

Hoahahahahahahahaha! Cowok se-Italia pun langsung kalah telak sama dia!

Efek gombal warning emang makin merajalela. Hati-hati ya bagi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang berjenis kelamin sama kaya saya. Well, sorry to say, like I always say, semua cowok itu anjing! Tapi, cewek emang penyayang binatang sih…..

Menurut Mawar si bukan nama sebenarnya, jenis gombal-an yang dia lakukan barusan itu bisa dilebarkan sayapnya (kaya pembalut aje, pake 'sayap' segala) ke dalam berbagai kalimat. Contohnya;

S: "Gue kangen ih makan siomay Cikini!"
M: "Gue juga kangen ih…..Kangen sama kamu!"

Dan….

S: "Gue suka banget deh sama Park Ji Sung!"
M: "Gue juga suka sama….Suka sama kamu!"

Atau….

S: "Gue lagi hobby koleksi sticker hello kitty…."
M: "Gue juga lagi punya hobby koleksi sticker….Sticker foto kamu!"

Bahkan….(This is my favorite one!)



S: "Aduuuuuuuuuh, gue mau boker!"
M: "Oh yaaa!!! Kok bisa sama sih??? Gue juga nih mau……Mau nyium kamu!"

Gilaaaaaaaaaaaaaaaak, berawal dari boker berakhir di ciuman! "Cium tuh pantat gue!"

Selamat mencoba :)

Jumat, 25 Juni 2010

Ge-je-ge-je-an~

"Astronot, dokter, journalist, director, teacher, designer, writer, interpreter, backpacker, what now????"

Kata di atas itu semua adalah profesi-profesi yang pernah jadi cita-cita saya. Jangan harap pernah menemukan kata 'model catwalk' di sana! Karena saya cukup tau diri dengan tinggi badan saya yang tampaknya terhenti pertumbuhannya di umur 16 tahun.

Kemaren ditanya si Mamam, "kamu mau jadi apa nanti abis lulus?"

"Mau jadi……….Sukses." Jawab saya singkat kala itu.

Bener-bener luntang-lantung! Nggak terperinci! Nggak fokus! Kalau kata anak gaul mah, "lu Geeeeeee-Jeeeeeee bangeeeeet sih Vier!" Apaan tuh Ge-Je? Gajah Jambi? Gadis jakarta? Gerakan Jambore? Bukaaaaaaaaaaaaan! Iiiiich masa para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nggak G4vL sih! Ge-Je itu singkatan dari 'nggak jelas'!

Saya pun membela diri, "gue orangnya jelaaaaaas kaleeeeeeeeee! Jelas-jelas…..Nggak jelas!"

Kadang suka malu kalau lagi chatting sama temen yang cerita tentang target-target masa depan mereka. Mereka tampak sepertinya sudah tau abis lulus SMA mau masuk universitas mana, setelah dapet gelar sarjana mau ngapain, kerja di mana, nikah sama siapa, punya anak berapa, mau dikubur di mana.

Bandingkan dengan saya. Masuk TK, gara-gara si Mamam dan si Papap kerja, jadi nggak bisa ngurus, daripada nyewa baby sitter yang mahal meningan dimasukin ke TK sekalian aja, ngirit duit. Harusnya di umur 5 tahun nggak bisa masuk SD, tapi karena kepala sekolahnya masih sodara, jadi si Mamam dan si Papap tidak mempedulikan peraturan pemerintah saat itu yang mengharuskan umur minimal 6 tahun untuk mengikuti kegiatan Wajar 6 tahun. Alhamdulillah, guru-guru di SD saya benar-benar menerapkan program WaJar sesuai dengan akronim-nya, WAjib belaJAR, bukan WAjib dihaJAR! Dengan nilai EBTANAS yang kurang 0,02 poin saya tidak bisa masuk SMP yang diinginkan.

Lulus SMP, iseng-iseng coba test masuk kelas percepatan, eh bisa lulus dengan nilai biologi yang dikarbit habis-habisan! Dikira ortu masuk IPA, saya bakal ambil jurusan kuliah berbau science, eh taunya malah tertarik sama seni rupa, saya pun ngeles, "yeaaaaah Dad, I took science…..Of art!" Dikiranya mau jadi designer, eh sekarang malah terhempas di ranah Calabria! Ditambah stress karena sering mengalami shock culture dan homesick habis-habisan, gara-gara mengetahui bahwa uang beasiswa tidak meng-cover uang untuk pulang sebelum lulus.

Dari gamabran singkat di atas, kalian bisa mengambil kesimpulan bahwa selama ini saya tidak bisa mengambil keputusan yang sesuai dengan kata hati. Semuanya berdasarkan satu alasan, "iseng-iseng berhadiah!" Kayanya saya nggak pernah melakukan sesuatu hal sesuai dengan yang saya inginkan ya?????

Kan kemaren-kemaren téh saya sedang mengalami masa depresi, bisa dilihat dari isi blog saya yang selalu diawali dengan keluhan tentang kesedihan berkepanjangan. Saya pun terpaksa melakukan evaluasi dan pencarian, sebenernya apa sih yang bikin saya sampai menangis meringis??? Dan hari ini saya baru menemukan sebuah alasan bahwa saya emang nggak fokus atau……..Saya emang takut untuk fokus. Terlalu banyak hal buruk yang saya harus hadapi kalau misalnya saya ambil beberapa keputusan yang memang saya inginkan, jadi jatohnya ya keputusan ala iseng-iseng itu tampak terlihat lebih menyenangkan untuk dilakukan, karena emang saya nggak ambil resiko apapun di sana. Ucapan, "Huuuuuuuuuuuuuuuuu, Teteh Viera itu penakuuuuuuut yeeeeeeeee!" saya terima dengan lapang dada Julia Perez.

Bener-bener labil! Ngeliat Jamie Aditya, jadi pengen discovery channel reporter. Ngeliat Zaha Hadid, pengen jadi designer. Ngeliat Agustinus Wibowo, pengen jadi backpacker. Hadeuuuuuh-hadeeeeeeuh, bener-bener plin-plan!

Nah mulailah saya mengambil secarik kertas, menulis ulang semua mimpi saya. Rencana ingin lebih memfokuskan kehidupan, tapi kok ujung-ujungnya malah nulis quote gitu, terus dihias gambar-gambar cewek-cewek ala Sailor Moon tak lupa ikut menyertakan Mamoru Chiba si Topeng Tuxedo. Haaaaaaaaaaaaaaaaaaa, bener-bener nggak jelas déh!

Kalau boleh dibilang, saya itu orang yang benar-benar takut ambil resiko. Cita-cita sebagai wirausaha itu menjadi pilihan nomor paling buncit buat saya. Resikonya terlalu banyak. Dibilang cupu (CUlun PUnya, red) saya pun ridha. Nggak apa-apa, emang kenyataan kaya gitu. Mungkin buat banyak orang, kalau mau dijuluki sebagai pria Marcopolo alias pria yang tangguh dan pemberani, mereka harus bisa mengungkapkan apa yang mereka mau and stand in the front line. Tapi, buat saya, sikap duduk manis dan mau mendengarkan kemauan mereka yang memang pantas dijuluki 'pemberani', adalah keberanian tersendiri.





Kalau ada yang nanya, sebenernya saya maunya apa sih? Saya pasti dengan tegas, lantang, dan yakin menjawab, "nggak tau!" Kalau lagi blog walking, suka malu sendiri sama keadaan blog yang tampak lebih seperti diary anak TK. (Aiiiiiiih, jaman sekarang anak TK nulisnya bukan di buku harian lagi ya??????) Suka iri ngeliat blog teman-teman yang tampak lebih berisi. Jarang nge-post, tapi sekalinya nge-post, beuuuuu itu téh meuni inspirasional pisan! Coba déh baca blog saya, paling banter, cuma memberikan inspirasi untuk pergi ke WC.

Banyak orang bilang, "yang penting kualitas, bukan kuantitas." Sedangkan saya tipe orang yang percaya bahwa kualitas yang baik pasti didukung kuantitas yang nggak sedikit. Makanya Soekarno pernah bilang "berikan aku sepuluh pemuda untuk mengubah dunia!" Tuh kan emang dibutuhkan 10 orang! Bukan dua, lima, atau tujuh! Itu terlalu sedikit! Jadi, ya beginilah pada akhirnya, saya menulis banyak sekali posting-an di blog ini tanpa mempedulikan kualitas isi tulisannya sendiri. Hehehehehe, maaf ya kalau ada yang complaint sana sini tentang beberapa posting-an yang nggak ada benang merahnya. (Adanya benang kenur buat maen layangan nih!)

Haaaaaaaaaaaa, tuh kan, tuh kan, pembuktian lainnya kalau saya emang tipikal orang yang nggak jelas. Di awal posting-an ini saya berniat ingin menuliskan rasa kekesalan saya tentang permasalahan diri akan cita-cita saya yang tidak fokus eh malah diakhiri dengan ngomongin benang!

In the end, saya itu orang yang jelas-jelas…..Nggak jelas! Imperfect perfectly! Haaaaa, kapan ya saya bisa kaya si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) yang bisa hidup mandiri bersama sang suami dengan gaji yang tinggi dan seorang anak yang baik hati, eh taunya dia Suketi jelmaan sundel bolong yang demen makan soto se-panci!

Ah sudah lah, nggak usah dibacalah posting-an saya kali ini ya. Cuma ingin mem-publish tulisan yang pernah saya buat saja, berharapa bahwa dengan mem-publish saya nggak bakal nangis lagi, walaupun ternyata 2 jam nanti, air mata ini pasti turun kembali.

Eh, bai de wei, balik lagi ke motto Soekarno yang terkenal itu, kayanya kalau saya yang bikin bakal jadi gini; "Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kupacari satu persatu!" Hoahahahahahahahahahahahahaha! Astagfirullah! Becandaaaaa, becandaaaaaaaa!

Kamis, 24 Juni 2010

Serangan Keong Racun!

Huahahahahahahaha! Ada yang bilang mereka sok asik, ada yang bilang mereka cantik, tapi buat saya, di dalam video ini, mereka berdua emang ciamik!

Perkenalkan Sinta dan Jojo. Satu kata yang pertama kali terucap dari mulut ini ketika melihat mereka adalah: "Tolskih!" A.k.a tolol. In a good way.

Dimulai dari hobby para teman-teman pria saya yang suka playback videonya Kang Ariel-Mbak Luna atau Kang Ariel-Tante Tari dan saya udah mulai bosan mendengar cerita-cerita fantasy jorok mereka, finally I found this youtube video!

Dua cewek yang kayanya masih remaja membuat sebuah video remake-lipsync dari lagu dangdut berjudul 'Keong Racun'. OOOOOOOOOOOOOOOH SERGIOOOOOOO SANTIBANEEEEEEZ! Ngeliat dari judul lagunya saja, saya sudah punya firasat buruk!




Well, si Sinta dan Jojo ini emang tipikal cewek-cewek ABG idaman para pria Indonesia dari berbagai umur. Dengan poni-miring dan gigi kawatnya, mereka berhasil memikat hati para pengunduh video Kang Ariel cs. Sampai-sampai, salah seorang teman cowok saya yang memasang foto mereka berdua sebagai profile picture, di add sama cowok-cowok yang berkeliaran di luar sana yang mencari keberadaan Neng Sinta dan Neng Jojo di dunia per-facebook-an.

Tapi, yang nggak kalah bikin saya pengen pipis di kecamatan Amanatun Utara, Kupang Timur, adalah lirik dari lagu 'Kecong Racun' itu sendiri. Sumpah, tolskih a.k.a tolol, in a very, very, very bad way. Coba déh temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) perhatikan:

Dasar kau keong racun
Baru kenal eh ngajak tidur
Ngomong nggak sopan santun
Kau anggap aku ayam kampung
(saya dibuat terpana pada empat baris lirik awal lagu ini!!!!!!!!)
Kau rayu diriku
Kau goda diriku
Kau colek diriku
Eh ku takut sekali
tanpa basa basi kau ngajak happy happy


Hoaahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha! Gustiiiiiiiiiiiiiii…………….Randa!

Saya memang bukan penyuka aliran musik dangdut, tapi oh terkadang saya suka terkagum-kagum dengan lirik cinta mendayu-dayu ala A Rafiq, Camelia Malik, Iis Dahlia, atau Cici Paramida. Tapi, saya ngerti sekarang, kenapa aliran dangdut mulai tergerus aliran pop. Ya wong, ketika seorang Ariel yang gossipnya punya hobby suka memvideokan kegiatan mesumnya bisa membuat lirik se-ciamik, "terus melangkah melupakanmu, lelah hati perhatikan sikapmu, jalan pikiranmu buatku ragu, tak mungkin ini tetap bertahan…" Eh, si lagu dangdut ini malah membuat lirik, "dasar koboy kucai, ngajak check-in dan santai, sorry sorry sorry jack, jangan remehkan aku……" Atulaaaaaaaaah!

Ah tapi dari segala yang terjadi, harus kita ambil hikmahnya bukan??? Dari kemunculan video 'Keong Racun' ala Jojo dan Sinta ini, setidaknya mata teman-teman cowok saya yang hobby nge-rewind - nge-pause video mesum orang yang mirip Kang Ariel dan Mbak Luna, bisa teralihkan sedikit. Toh, Sinta dan Jojo masih pake baju.

Dan, tentu saja sebagai perempewi yang otaknya masih sangat labil, saya pun nggak mau ketinggalan mengikuti gaya 'ayam kampung' ala Sinta dan Jojo!

Dilarang mabu'-mabu'-an!

"DUG! DUG! DUG!"

Astagfirullah! Apaan tuh???? Sekarang baru jam 2.30 pagi.

"MARIIIIIIIIIIIAAAAAAAAA! APRI LA PORTAAAAAAAAAA!" (Mariaaaaaaaaaaaaaa, bukain dong pintunyaaaaaa!)

Allahuakbar!

"DUG! DUG! DUG!"

Lagi-lagi suara pintu apartment saya digedor-gedor. Ya Tuhan, lindungi hamba-Mu.

"MARIIIIIIIIIIA! TU SEI CAZZZZZZZZZZOOOOOOO! APRI LA PORTAAAAAAAAAAA!" (Mariaaaaa! Brengsek banget sih lu! Buka pintunyaaaaaaaaaaaaaaaa!)

Saya membaca surat ayat qursi. Sumpah, saya ketakutan banget!

"MARIAAAAAAAAAAAA!"

Haduuuuuuuuh, nama saya mah Viera! Bukan Maria! Dan seperti biasa, ayat qursi itu selalu berakhir menjadi doa makan.

"MARIIIIIIIIAAAAAA!"

Aduuuuuuh si Riri kalau tidur kaya kebo disuntik anestesi tujuh galon lagi, mana handphone abis pulsa, nggak bisa telepon MasTho atau Harry, mau pake telepon rumah, itu berarti saya harus keluar kamar dan pasti keliatan lewat jendela sama tukang gedor-gedor itu.

"MARIAAAAAAAA!!!!!!!!"

Aduuuuuuuuh kalau ini kejadian di Indonesia, saya udah telepon sakularga di Ciawi, Ciroyom, Cirahong, Ciamis, Ciomas, kalau perlu Mabes POLRI. Sayangnya, petugas di sana lagi sibuk ngurusin si Kang Ariel sama Mbak Luna.

Ini udah ke-tiga kalinya pintu apartment saya digedor-gedor sama orang mabok, permasalahannya klise, gara-gara mabok, mereka nggak inget tempat tinggal mereka yang sebenernya tuh yang mana. Sekarang nyari Maria, beberapa waktu yang lalu nyari Francesca, sempet juga nyari Imanuela. Yang anehnya, nggak pernah ada yang nyari Viera tuh, hehehehe.

Pernah nyoba nelepon keamanan apartement, tapi hasilnya nihil. Kata mereka, hal ini sudah biasa terjadi, mereka cuma mengingatkan saya, kalau hal itu terjadi lagi, pintunya jangan dibuka. Gustiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii! Itu mah anak TK As-Salam di Caheum juga tauuuuuuuuuuuu!

Saya juga pernah cerita kepada salah seorang teman Italia yang juga tinggal di daerah apartment yang sama. Menurut dia hal itu sudah sering terjadi di sini. Kalau ada yang ngetok-ngetok apartment dia di pagi hari, dia biasanya udah siap bawa panci sama kamus Italia-Inggris yang segede gaban buat nimpuk orang tersebut.

Lagian di sini, minum minuman beralkohol téh memang sudah menjadi tradisi. Waktu itu saya pernah nemenin temen Italia saya ke supermarket, ketika saya membeli sekotak susu 1 liter seharga 0,50 sen, kalau dia beli sekerat Bir berukuran jumbo, nggggg, kira-kira isinya sampa kaya setengah galon aqua yang sering kita minum itu déh, seharga 8 euro. Waktu bayar ke kasir keliatan banget mana barang belanjaan para kaum pendatang (seperti saya), mana belanjaan penduduk lokal (seperti dia).

Ya, pada akhirnya semua dikembalikan kepada pendapat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ada yang bilang minum minuman alkohol itu dosa, ada yang bilang itu bagian dari kebudayaan. Tapi buat saya, apapun jenisnya, kalau yang namanya 'berlebihan', yang menyebabkan mabuk, itu kurang baik. Baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan di sekitar kita.




Mabok laut aja bikin males, apalagi mabok bir (APALAGI MABOK CINTA! Hahahahahahaha!)

Timnas Jepang punya pemain baru?

Assalamualaikum wr,wb! Salam sejahteraaaaaaa! Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya! Amiiiiin!

Tampak seperti bukan awal dari blog saya ya! Hehehehehe! Biasa, kan ceritanya saya téh lagi krisis twenty something nih, menurut oknum A*U, teman nyantri saya, dan Mis Kapkeks, teman curhat malam saya, katanya saya harus banyak-banyak inget sama Sang Pencipta. Hmmmmm, betul juga sih, ya semoga bisa tetap terjaga segala sesuatu dalam ridha-Nya déh, amiiiiiiiiiiiin!

Wah selamat ya bagi para penggemar Inggris di world cup 2010 ini, mereka benar-benar lolos dari lubang pantat jarum. Dengan bejibunnya pemain bintang di sana, mereka bisa lolos juga ke babak 16 besar dengan skor tipis 1-0 saja ketika melawan tim di bawah anjing (dibaca: under-dog) seperti Slovenia.

Seperti yang saya sudah bilang, antusias saya terhadap World Cup 2010 ini tidak sebesar ketika ajang yang sama berlangsung pada tahun 2006 di Jerman. Walaupun semenjak Luna Maya masih perawan, saya tidak pernah mengganti tim yang saya dukung, ho-oh, si Belanda téa atuh! Lumayan sih awal yang baik di babak 32 besar ini ya, malem ini mereka bakal ngelawan Kamerun, walaupun mereka sudah pasti lolos ke babak berikutnya, saya harap Kuyt dkk dapat tetap bermain dengan baik ya!

Oh iya, setelah lolosnya Korea, salah satu tim Asia. Semalam setelah menonton pertandingan Jerman vs Ghana secara streaming online saya melakukan sedikit pembahasan tentang pertandingan tersebut dengan seorang teman yang namanya tidak mau disebut, soooooo, terima kenyataan déh mendapatkan julukan kebanggan dari para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tanpa mengetahui jenis kelamin yang jelas, sebagai….Eng-ing-eng! MAWAAAAAAAR si bukan nama sebenarnyaaaaaaa!

Saya (S): "Maw, besok Jepang lawan Denmark, milih sape nih?"
Mawar (M): "Sebagai orang Asia, gue dukung Jepang lah!"
S: "Hmmm iya yah, lumayan buat nemenin Korsel nanti!"
M: "Iya Pe! Lagian gue demen banget tuh sama salah satu pemaen Jepang!"
S: "Siapa?"
M: "Ngggggggg…..Siapa téh namanya????? Tah, si Miyabi téa Pe!"
S: "HAH?"
M: "Eh, Nakata maksud gue!"
S: "Yeeeeeeeeeey, lu tidak bisa berkelit bagai orang lagi sembelit Maw! Si Nakata sejak kapan tau kagak maen di timnas lagi kali!"
M: "Eh maksud gue si Takuya Kimura!"
S: "Ngacoooooooooooo! Sejak kapan tuh artis maen bola???????"
M: "Hehehehehehe, aduh sorry Pe, otak gue lagi kacau nih, maklum lagi nonton video Ariel-Luna!"




S: "LAGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII! Dasar OMES! Otak MESum! VIKTOR! VIKiran koTOR! DENI! DEmen onaNI! OPOR! Otak PORno!"

Rabu, 23 Juni 2010

Save us, save the water, save the world, not the song.

Gara-gara ngomongin gombal warning, eh global warming kemaren, saya jadi sedikit lebih rajin membaca tentang isu krisis air bersih yang akan dihadapi oleh generasi anak-cucu kita. (Aiiiiiih, aiiiih nggak nyangka kalau saya bakal punya anak juga ya nantiiiii! Semoga anak saya nggak kalah lucu dari mama-nya dan masalah papa-nya bisa diurus belakangan, hehehehehe)

Nah sampailah saya pada sebuah artikel yang membicarakan tentang pelarangan kegiatan mandi sambil bernyayi di Venezuela yang langsung dicetuskan oleh sang presidennya, Hugo Chavéz. Pertama kali baca headline-nya saya ngakak beraaat! Oooo May Goat! Oooo kambing di bulan Mei! Aya-aya wae, dasar negara berkembang!

And here we go, saya pun membaca penjelasan dari larangan tersebut. WHAAAAAAAT! Oooo my goat again! Oooo kambingku lagi! Keren mampoooooos! Tau nggak sih, menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah tim pecinta lingkungan di Venezuela, orang yang mandi sambil bernyanyi itu cenderung menghabiskan air lebih banyak.

Hmmmm, bener jgua sih, kalau misalnya nih saya lagi nyanyi lagu 'Mau dibawa ke mana'-nya Armada, sebenarnya badan saya sudah cukup bersih ketika saya bernyanyi baru sampai lirik "tolooooooooong lihat akuuuuuuuw dan jawab pertanyaaaaaankuuuuuuuuuw….." Terus, saya berhenti mandi aja?????? Iiiiiiiiiiiih ga enak atulah, minimal selese-in dulu itu satu lagu, baru déh capcus dari kamar mandi. Then I realize, yaaaaa, emang ngabisin air juga ya????

Keren abis ya presiden yang satu ini, saya benar-benar diajarkan untuk memahami konsep 'take a small step to climb the highest mountain!' Yes, it does! Kalau mau nyanyi mah di tempat karoke aja ya :)




Aaaaaaargh, saya peduli kok sama bumi tapi saya belum terlalu siap dengan komitmen-komitmen yang ditulis World Water Council dan organisasi profit maupun non-profit lainnya. However, I am ready enough to not sing while I take a bath!

"Yang penting global!"

Saya sangat suka dengan cuaca di Rende seminggu terkahir ini. Bener-bener mirip kaya Bandung! Sering ujan! Padahal udah akhir primavera (musim semi). Malahan harusnya udah masuk l'estate (musim panas) di mana suhu rata-rata per harinya akan terus berada di atas 35 derajat celcius. Tapi sekarang, di siang hari bisa sampe 32 derajat celcius sih, cuma abis panas yang terik itu, biasanya langsung hujan gede dan sebagai orang Bogor, si Kota Hujan, ooooooh saya suka banget hujan. Apalagi di sini, jarang ada tanah berlumpur seperti di Bogor, jadi saya nggak usah ngomong kaya Jeung Cincah Lurah yang tersohor itu, "udah ujan, becek, nggak ada ojek!" Heuuuuuugh, atulah sejak kapan di Italia ada ojek??????

Di lain sisi, mungkin ini bukti nyata kalau global warming emang terjadi. Sebagai orang yang tinggal di sebuah negara yang cuma punya dua musim (musim gerimis dan musim hujan) dengan frekuensi hujan hampir tiap hari, saya agak kurang ngeh dengan berita-berita akan lingkungan. Maklum saya lebih suka mantengin TV buat tau perkembangan Kang Ariel dan Mbak Luna daripada berita bahwa pada tahun 2020 bumi akan mengalami krisis air, hehehehehe! Maafkan saya yang tampak bergelimang dosa karena lebih suka nge-gossip daripada memperhatikan masa depan sang bumi tercinta.

Mungkin, kalau di Jakarta, hal seperti; siang yang terik naudzubillahiminzalik, namun ketika sore ujan se-gede-gede-nya bukan hal baru. Tapi, di Rende, baru tahun ini saja, di akhir bulan Juni sering terjadi hujan lebat. "É strano!" (Ini aneh!) kata mereka. Pantesan ya, negara-negara Eropa tampak lebih aware dengan permasalahan global warming, sampe negara pangeran Charles ridha menyantunkan berjuta-juta pound sterling untuk memperbaiki hutan-hutan di Indonesia, yang terkenal sebagai paru-paru dunia, ya (menurut saya) bukan karena alasan kemanusaian, tapi emang karena negara-negara yang terletak lebih dekat dengan Kutub Utara ini lebih merasakan dampaknya.





Kalau di Indonesia, banjir bandang udah jadi jadwal tahunan. Tapi di sini, hal seperti itu benar-benar mengkhawatirkan warganya. Seperti kemaren, pas ada hujan es di bulan Juni, saya cuma berkomentar, "sta piovendo…." (ooooh lagi ujan), tapi teman Italia saya, "E Dai, sta piovendo! Che brutto tempo! Perché???? Questo é strano! L'anno scorso, non é stato, bla, bla, bla, bla……" (Oh em jih! Masa sekarang ujan lagi! Jelek banget sih cuaca hari ini! Kenapa sih???? Aneh banget ya! Padahal taon lalu nggak kaya gini, bla, bla, bla, bla…..) Hadeeeeeuh-hadeeeeeeuh puanjaaaaaaaaang dan leeeebaaaaaaar.

Permasalahan tentang cuaca ini pun tak luput dari obrolan saya bersama Riri, si teman se-apartment.

Saya (S): "Iya Rie, orang-orang sini ngeliat ujan di bulan Juni, kaya ngeliat Pai Su Cen berubah jadi ular putih aja ya!"
Riri ( R ): "Iya ya Vier, heboh banget! Kalau tuh temen-temen kita dibawa ke Jakarta langsung stress seketika kali ya????"
S: "Aaaaaah mereka mah ngeliat kecoak aja kaya ngeliat binatang berkepala capung berbadan gajah!"
R: "Ho oh! Eh, tapi emang ya efek global roaming itu beneran kerasa banget di Eropa…."
S: "Heh! Lu mau nelpon sape?????? Hareeee geneeee masih roaming!"
R: "He????"
S: "Lu tadi ngomong global roaming, lu punya kamsut global warming????"
R: "Hehehehehehehe! Yang penting global. Maaaap déh Vier, ngomong-ngomong global warming, gue punya tebak-tebak-an, kalau cowok Italia yang demen flirting, enaknya dijulukinnya apa?"
S: "Nggggggg, ada gitu hubungannya antara global warming sama tukang flirting???"
R: "Adaaaaaaa dooooooong!"
S: "Gue nyerah…."




R: "Wah cewek gampangan lu! Gampang menyerah maksud gue! Hehehehehehe! Kalau sering ujan disebut Global Warming, kalau sering flirting disebut Gombal Warning! Hahahahahahahaha!"
S: "AAAAAAAAAAAAAAARGH! TIDAAAAAAAAAAAAK SERGIO SANTIBANEZ! PULCOSO! CORAZON!"