Selasa, 31 Mei 2011

[1] Rainy days in Perugia: Garden

Duit di dompet cuma ada 10 euro (hmmm, 10 euro di Italia itu mungkin nilainya nggak jauh berbeda sama 10 rebu di Indonesia), tapi hati ini udah galau bukan main. Aaaaargh I need a galau trip!

Tepat pukul 9.35 AM saya sudah berdiri di stasiun. Dengan tiket seharga 4 euro di tangan, saya meyakinkan diri untuk pergi ke Perugia. Uang jajan selama 1 bulan pun habis terpakai hanya untuk membeli tiket kereta ini. As you know, untuk menekan biaya pengeluaran, saya berkomitmen hanya akan mengeluarkan 10 euro per bulan untuk biaya kehidupan sehari-hari, entah itu untuk belanja bulanan atau galau trip.

Saya membawa roti tanpa isi sebagai bekal selama perjalanan galau trip kali ini. Yak, yak, yak, judulnya sih boleh jalan-jalan di Eropa, tapi keadaan dompet saya masih kaya orang Cibinong T.T

Kadang saya suka mikir, gimana ya rasanya kalau mau pergi ke suatu tempat, tanpa mikirin biaya pengeluaran sama sekali? Jadi nih ya, misalnya malem ini saya lagi di Cibinong, terus tiba-tiba pengen pergi ke Bali keesokan paginya. Terus saya tinggal buka dompet, terdapatlah segepok uang dan sebuah kartu kredit unlimited di sebelahnya. Waaaaaaaow!!!! Itu mah saya langsung traktir semua temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya di gerai siomay Stasiun Cikini!

Seperti biasa, saya nggak pernah merencanakan galau trip. Ya, kalau lagi ada acara yang seru, saya ikutan nimbrung. Kalau sepi-sepi aja, ya saya nikmatilah kesendirian yang ada. Pokoknya apapun yang terjadi di galau trip tersebut, saya nggak boleh menyia-nyiakan my 10 euros!

Begitu sampai di Perugia, saya disambut oleh derasnya hujan yang turun. Wuhuuuuu, emang yeeee, nih cuaca pandai bener menyesuaikan diri sama suasana hati. Kalau saya jadi model video klip mah, saya tinggal pake eye liner yang gampang luntur, terus nari-nari di bawah derasnya air hujan dengan diiringi lagu-lagu semacam,







Yang mulia Teteh Piera udah siap jadi model video klip nih! Tapi, dengan pertumbuhan tinggi badan yang terhenti ketika SMP, kayanya saya mah cocoknya jadi model video klip sebangsa Tina Toon dengan bolo-bolo-nya gitu kali ya???

Huaaaaaa, ujan-ujan gini enaknya makan bakso yang super pedes!!!! Huaaaaaa, kangeeeeen makan baksooooooooo! Pake toge sama sawi yang banyak! Pake sambel cabe rawit! Terus ngabisin kuahnya, pake kerupuk putih! (FYI: Sumpah pas nulis kalimat ini, saya ngeces lho!)

Tanpa tujuan pasti, selain kudu pulang jam 6 sore (karena setelah jam 6, nggak ada kereta lagi ke tempat saya tinggal), saya pun melanglang sendirian di Perugia. Di ujung jalan yang saya lalui, saya menemukan sebuah taman.







Tau déh taman apaan, kkekekeke. Tapi satu yang saya tau pasti, kayannya nih taman cocok déh buat syuting pelem indihe, yang demen nari-nari di antara pilar-pilar ama patung-patung-an gitu.







Tapi ya emang bener dah, nih taman emang tempat yang paling asyik buat merenung, memikirkan masa depan, kapan bisa ngelakuin haji-backpacking? Kapan bisa balik ke Indonesia??? Kapan bisa disuapin siomay Cikini sama Morgan SM*SH???? Kyaaaaa~ Kyaaaaa~








Di taman ini saya juga meliihat beberapa patung wanita dan pria romawi gitu dan dua-duanya pada telanjang dada gitu! Ya Tuhan, kalau untuk masalah aurat mah saya kembalikan kepada pemahaman masing-masing teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ya.







Tapi, kalau buat masalah 'masuk angin'??? Ya, kalian bayangin aja gitu, saya aja yang demen pake sweater di musim semi ini, masih sering kentut-kentut-bau-bau-gimana-gitu (dibaca: pertanda masuk angin), lah orang-orang Romawi jaman baheula itu gimana kabarnya???







Mana jaman dulu kan belum ada koyo cabe atau balsem tjing tjau.







Eh, atau di jaman Romawi dulu udah ada tukang urut mumpuni mandraguna kali ya?

Senin, 30 Mei 2011

Quiz Oom Agung

Teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanyaaaaaaaaaa! Yang di belakang merapaaaaaat! Yang di depan tiaraaaaaaaaaaaaaap!

Wuhuuuuuuuuu kata-kata pengantar lagu-nya Oom Agung Hercules itu bener-bener tertanam secara lambat laun namun pasti di otak saya. Setiap liat video konser sebuah music group di youtube, bawaan saya pengen banget teriak kata-kata pengantar entuuuuh! "Yang di belakang merapaaaaaaat! Yang di depaaaaan tiaraaaaap!" (Pengen saya tambahin: "Yang nyanyi saraaaaaaaaaaaaaaap!" Kakakakakakakaka!)

Tapi, itulah saya. Entah kenapa setiap saya merasakan suatu kebencian teramat sangat, pasti saya bakal makin stuck sama hal tersebut. Hukuman dari Tuhan kali ya?

Begitu juga dengan video klipnya Oom Agung Hercules yang satu ini. Pertama kali liat, mulut saya terdiam mati rasa, tapi hati ini sudah mencaci seribu bahasa. Namun, setelah melihat untuk kedua kali, ketiga kali, keempat kali, kelima kali, keenam kali, ke……...tagihaaaaaaan doooooong!

Dan kehadiran video kejang-kejangnya Tante Poppy langsung tergantikan oleh video merapat-tiarap-nya Oom Agung! Kyaaaaa~ Kyaaaaa~

Gimana sih kok yang mulia Teteh Piera bisa sampe ke video merapata-tiarapnya Oom Agung?

Semua ini berawal dari video dari my top 5 favorite band, siapa lagi kalau bukan The Strokes! Yup! Band yang dimana vocalist nya itu merupakan tipe cowok idaman saya (sebelum saya mengenal Morgan SM*SH tentunya. Ajiiiib, selera pria idaman saya meuni jomplang kieu? Dari Julian Casablancas jadi Morgan SM*SH kitu???)

Lagi asyik-asyiknya dengerin lagu;







Sambil nulis postingan tentang the latest of my galau trip (siap-siap buat the next postcard). Jadi saya buat youtube nya muter random video-video yang lagi saya denger dan entah kenapa, tiba-tiba terdengarlah kata pengantar yang maha dahsyat itu, "YANG DI BELAKANG MERAPAT! YANG DI DEPAN TIARAP!"

Astagfirullah, yang ngomong itu téh si akang Julian Casablancas???

Langsung dong saya minimize window blogger saya. Ada apa gerangaaaaaan sama si akang Jules???? Dan saya pun disambut sama video merapat-tiarap-nya Oom Agung yang satu ini,







5 menit 37 detik yang begitu oh-sungguh-berharga! Saya langsung save as a draft tulisan tentang galau trip saya dan bikin postingan tentang Oom Agung.

Ini téh bagaimana bisa dari video nya The Strokes jadi video nya Oom Agung Hercules???? Well, hanya Tuhan yang tau.

Seperti biasa, kalau liat video macam gini, tiba-tiba insting ilmuwan saya keluar begitu saja. Saya langsung ingin mengadakan research terhadap video ini.


0:01 Angka '5'
0:02 Angka '4'
0:03 Angka '3'
0:05 Angka '2'
0:07 Angka '1'
0:08 Kumpulan massa yang udah nggak sabar pengen liat Oom Agung
0:10 Okeeeeeeei masiiiih bersamaaa Aguuuuung Heeeeeerculeeesssss
0:16 YANG DI BELAKANG MERAPAT! YANG DI DEPAN TIARAP!
0:20 HueehehehehehehehHEHEY! Aseeeeeeek!
0:22 Wan, tu, tri, por!
0:24 Sejujurnya aku seperti BERRRRRRRRmimpi
0:32 Kecantikanmu membuatku GRRRRRRRogi
0:39 HEHEY!
0:41 Tajam matamu bikin jantung BERRRRRRRRhenti
0:48 Senyum bibirmu bikin bulu BERRRRdiri
0:58 Kau cantik sekali kau hai wanita lelaki mana tak mau
1:05 Kau terlalu seksi kau hai waniTAYYY! Kau bikin lepas jantungkuuuu
1:12 Woooo oo wo ow woow woow oow woow ooow yeah!
1:25 Demi surga bahagia DEDEDEDEnganmu
1:33 Kau anugrah yang terindah BUBUBUatku
1:39 ASEEEEK!
1:42 Kan ku korbankan apapun tuk DIRRRRRimu
1:49 Buat kamu tak kan lepas DARRRRRRRRRiku
1:58 HEHEY!
2:07 ASEEEEEEK!
2:38 Hai wanita! Hai wanita! Jangan ragukan…(otot-ototku?)
2:48 Plat mobil D! Urang Bandung! Sadulur kieu!
2:54 Oom Agung loncat-loncat
3:06 Okeee maaaang!
3:07 Staff nya Oom Agung records company bagi-bagi kaset
3:10 Oom Agung was doing a solo guitar
3:30 Okeiiii semunyaaaaaa
3:32 KAKI DI ATAS! TANGAN DI BAWAH!
3:34 HEHEY!
3:36 Motif celananya Oom Agung nggak ku-ku!
3:51 Oom Agung pake kaos RRRRRRRRRRRRRRRusty
3:58 Oom Agung says: Put your hands up!
4:08 HEHEY!
5:01 Ooooo mai darling ai lap yuuuuuh
5:35 Hai.. Wanita Cipt. Agung Hercules
5:38 Pencet 'replay'


HEHEY! Gini nih kalau dewa yunani nikah ama mojang priangan. Theeen, it's quiiiiz timeeeeee!

1. Berapa kali Oom Agung teriak 'HEHEY'?

2. Berapakan nomor polisi mobilnya Oom Agung?

3. Di manakah letak gym tempat Oom Agung syutiing video klip ini?

4. Berapa banyak jumlah telur yang dikonsumsi oleh Oom Agung setiap harinya?

5. Apakah kamu tiba-tiba ingin memiliki kaos merk RRRRRRRRRRRRRRRusty seperti Oom Agung?


Dari Julian Casablancas ke Morgan SM*Sh ke Oom Agung Hercules. What an ideal type of man!

Yang di belakang merapat! Yang di depan tiarap!

As you know, di tengah-tengah rasa gundah gulana, selain melakukan galau trip, saya juga demen melakukan youtube trip. Then, saat itu, ketika saya sedang merasa dalam posisi kehampaan yang teramat dalam di mana saya tak bisa berkata-kata lagi, air mata pun rasanya sudah habis, dan ketika kepala ini terasa berat sekali untuk digerakan, saya menemukan sebuah…..








Ibarat kate nih yang mulia Teteh Piera lagi di twitter, isi twit saya tuh udah kaya gini: #pingsan #bangunlagi #pingsan #bangunlagi #pingsan #bangunlagi (sampe jatah 140 character habis terpakai).

Setelah dikejutkan dengan video kejang-kejangnya Tante Poppy, sekaraaaaaaang Oom Agung Hercules bener-bener buat saya pengen merapat terus tiarap!

Ini tuh kayanya kutukan dari Tuhan kali ya. Dulu saya bener-bener anti benjet sama boiben SM*SH, oooh em jiiiih they're soooooo kucing-ganda (dibaca: copy cat), red) sekaleeeeeeeeeeee. Tapiiiii, sekaraaaaang, whoaaaaaa setiap liat Morgan SM*SH hati saya cenat-cenut selalu.

Ketika pertama kali liat video kejang-kejangnya Tante Poppy, saya langsung ilfil (akronim: ILang ufIL,red). Eh taunya, saya pernah bangun pagi-pagi buta, cuma buat ngeliat video kejang-kejang tersebut.

Begitu juga dengan video-nya Oom Agung yang satu ini. Pertama kali liat nih video, saya langsung pegang-pegang ketek gitu, saking gelinya. Tapi, ternyata oh ternyata, sekarang ini saya malah berniat donlot nih video dan simpen di sebuah file rahasia bersama kumpulan foto-fotonya Morgan SM*SH, di mana jika teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) pengen ngebukanya, kalian harus masukin password tertentu.

Salah satu hal yang paling nempel di otak dan pantat saya dari video ini adalah kata-kata Oom Agung di bagian awal video, di detik ke 16, "YANG DI BELAKANG MERAPAT! YANG DI DEPAN TIARAP!"

Sumpah ya, pas denger Oom Agung ngomong kaya gitu, saya langsung melongo. Diem selama 15 detik yang dilanjutkan oleh ketawa nggak berhenti selama 15 menit berikutnya. Ya Tuhan, terimakasih telah menciptakan Tante Poppy dan Oom Agung di dunia yang fana ini.

Ajiiiiiiiiiib, Oom Agung kreatif benjeeeeet! Saya jadi curiga, jangan-jangan Oom Agung ada hubungan sodara sama Tante Poppy. Who knows?

Sabtu, 28 Mei 2011

60mB@L (season: titip-titipan)

Sebut saja Morgan SM*SH (M): "Vier, katanya lo lagi di Italia ya?"
Yang mulia Teteh Piera (V): "Iye."
M: "Eh, gue boleh nitiiip doooong???"
V: "Ape? Kaos bola? Beasiswa gue kagak nge-cover biaya buat beli oleh-oleh!"
M: "Bukan. Nggg, boleh nggak nitip….Rasa cintaku padamu?"

Kepakan sayap kelelawar betina Mongolia! Paha kiri kambing gunung Uzbekistan! Lengan bagian atas jangkrik Macedonia!







V: "Kagak sekalian nitip absen, bro?" *Langsung pengen ngasih surat izin sakit ke Fillipo Inzaghi.

Quote of May 28th, 2011





"Jangan pernah CLBK (Cebok Lama Bersih Kagak)!!!"
-Viera, 23tahun, anggota sm*shblast cabang Italia, diduga lagi terkena diare-

Jumat, 27 Mei 2011

Kiju!

Hari ini saya pergi ke supermarket, maklum persediaan pasta saya sudah habis. Jiyeeeeeeeeh, biasa nyemil gehu (goreng tahu isi toge, red) tiba-tiba ngomongin persediaan pasta. Kagak meciiiing ciiiiin!

Ya atulah mau bagaimana lagi, dengan uang yang saya punya sekarang ini, mana mungkin saya bisa makan INDOMIE RASA EMPAL GENTONG! Gentongnya sih ada, mie-nya juga bisa saya akalin pake resep andalan saya, 'spaghetti berkuah', tapi, tapi, tapi, EMPAL-nyaaaa???? Aaaaargh, saya ngiri banget déh sama temen-temen yang tinggal di Belanda, katanya di sana mah makanan Indonesia téh pabalatak kitu. Aaaaargh! IRIIIII!

Kalau di Italia mah, saya téh kudu ke kota-kota besar semacam Milan atawa Roma dulu buat nemuin masakan-masakan indo. Yak, mahalan ongkos transportasinya yeeee daripada harga makanannya! Cuh! Dasar yurop!

Oh iya, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) boleh ngatain saya udik atau cantik (iyuuuuuh), tapi ya sebelum tinggal di Italia kaya sekarang, saya nggak pernah tau lho kalau kiju itu ada macem-macem jenisnya.







Tapi, kata salah satu temen saya yang kayo rayo, yang demen belanja di supermarket-supermarket import, katanya di dalem tuh supermarket import udah ada tempat jualan berbagai jenis kiju gitu ya? Beuuu, sorry ya, cewek kaya yang mulia Teteh Piera mah kagak jaman belanja di supermarket-supermarket import! Pasar Anyar di dadaku!







Lagian saya mah biasanya makan kejo (buat yang urang sunda asli pasti ngerti what 'kejo' means), bukan kiju. Paling banter saya tuh makan kiju kalau si Papap beliin martabak manis sebagai oleh-oleh sepulang dari kantor. Pan di Indonesia téh harga sebongkah kiju sama kaya harga empat porsi nasi goreng yang sering mangkal di depan kosan saya. Ogah dah belinya juga!







Tapi, ternyata orang Italia mah kagak bisa makan tanpa kiju gitu sodara-sodari. Iyuuuuuh, saya kasih cengek, mati rasa semua tuh lidah biasa ngemut kiju! Dan, supermarket tempat saya biasa belanja itu adalah bukti nyatanya. Waaaaaaaaow! There are a lot of kiju-s! Dan banyak banget jenisnya. Dari yang bentuknya seukuran kaya gedebong pisang dipotong pake golok pembunuh naga sampe yang berbentuk bubuk halus, ibarat dikate dari mozarella sampe gorilla, lengkap ada di situ.

Rasa penasaran saya pun muncul. Dengan jumlah uang yang terbatas, saya cuma mampu beli dua macam kiju. Padahal saya pengen banget nyobain satu-satu. Cuma setelah dipikir-pikir, kayanya beli kiju yang mirip pantat bayi sama kiju rasa cabe itu agak worth it juga buat dibeli. Let's see! How does it tase ya???







Sesampainya di apartment, saya buru-buru membuka kiju yang masih terbungkus dalam kemasan tersebut. Hmmmm, saya penasaran banget sama rasanya nih! Maklum, dari segi harga, kedua jenis kiju yang saya beli ini, nggak bisa dibilang murah. Hooooooohooooo! Akhirnyoooo bisa makan kiju ala bule Italia! Yipppiiiie!







Ciaaaaaaat! Dengan sekali tebas, bungkusan kiju-kiju itu terbuka. Sluuuuurp~

Nyam, nyam, nyam, nyam…Nggggg, nyam, nyam, nyam…..Waaaaaaaow nih kiju beneran déh rasanya! Rasa nih kiju bener-bener kaya….KIJU!

Najoooooooooooooooooong tralalalaaaaaa~ Kembalikan pundi-pundi euro-ku wahai supermarket penjual kiju rasa kiju!

Kamis, 26 Mei 2011

#03 Put Sapuluh Rebu Hours

Hai-hai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) saya lagi buat project nih sama Ontjom si Tukang Iri Hati. Bukaaaaan, bukan project buat ngasih kurungan ke Morgan SM*SH biar nggak diganggu sama para sm*shblast ataupun project flashmob kejang-kejang ala Tante Poppy. Hayoooooo, udah pada apal beluuuum gerakan kejang-kejang ala Tante Poppy??? Nanti kalau kita ketemuan, saya tes ya satu-satu.

Project ini bertujuan untuk meng-share nilai positif dari cerita-cerita tentang kehidupan yang pernah kami berdua alami di daerah msaing-masing. Yah, pokoknya di balik galau berkepanjangan dan rasa iri kepada teman-teman seperjuangan, kami berdua masih terus berusaha memetik hikmah dari pengalaman-pengalaman tersebut.

Sekarang ini, kami sudah membuat dua buah postingan perdana. Edisi ganjil, bisa diliat di blog saya, sedangkan edisi genapnya bisa diliat di blognya Ontjom si Tukang Iri Hati. Project ini sendiri merupakan salah satu sarana untuk kami berdua untuk bisa mewujudkan cita-cita kami yang sudah lama tertunda, ber-galau trip ke Malingping!

"WOOOOOT~ Malingping??? Wer is det????"

Cih! Ngaku-ngakunya aja backpacker sejati, dari gunung Galunggung sampe Gunung Kilimanjaro pernah ditaklukan, tapiiiiiii….NGGAK TAU MALINGPING??? Oke déh, saya kasih clue: Malingping adalah sebuah kawasan yang terletak jauh dari Pulau Sicilia. (Cibinong juga jauh dari Sicilia….)

Dan tentu saja kami butuh support dana sampai semangat agar kami bisa ke sana. Untuk saat ini, dikarenakan kondisi demografis dua wailayah tempat kami tinggal yang saling berjauhan, juga situasi ekonomi kami yang belum mendukung agar kami bisa pergi ke Malingping…Pake Ferrari, maka kami harap dengan adanya project ini, kami harap kami bisa mewujudkan salah satu cita kami yang satu itu.

Emang sih di umur kami yang masih 20-an (20-29 taon), pengalaman kami berdua tentulah tak sehebat pengalaman para anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semua. Apalah saya dan Oncom si tukang iri hati ini??? Kami hanyalah dua wanita biasa, biasa….Ngatain orang, biasa…..ileran kalau lagi tidur, biasa….Ngutang di warteg sebelah kalau duit bulanan abis, biasa….Nggak mandi tiga hari. Pokoknya, percaya déh, kita berdua itu hanyalah wanita biasa. BIASA.

Well, sekarang kita udah ada di edisi #03 nih. Edisi #01-nya bisa diliat di blog eike, sedangkan edisi #02-nya bisa diliat di blognya Ontjom si Tukang Iri Hati yang suka ngaku-ngaku sebagai jelmaan arwah siluman ratu biawak. Kenapa juga harus ratu biawak? Entahlah, tanyakan saja pada debura ombak di pantai. Kadang saya juga pengen nanya gitu, kenapa sih nggak ngaku sebagai siluman hamster atau siluman ulat bulu aja? Kan lebih bikin geli-geli-geleuh gimana gicuuuuh….

Balik lagi ke postingan….

Waktu itu, saya pernah ditanya gitu tentang angka kegemaran. Tanpa pikir panjang, saya bilang "my favorite number is SAPULUH REBU!"

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaow, gede amiiiiir ciiiin! Si Amir aja nggak gede-gede amat! <-- Lawakan gini masih laku nggak sih, da jaman waktu saya masih lucu-lucunya, waktu Mark Westlife belum jadi homo, waktu Morgan SM*SH belum suka pake baju berbelahan dada rendah, dan waktu Tante Poppy belum kejang-kejang, gunyon kaya gini tuh hipster benjet.

Jadi, dari dulu, saya selalu yakin, I'll become a pro dalam segala hal yang pernah saya lakukan dalam sapuluh rebu jam. Mulai dari kartunis sampe copet, as long as they do it for sapuluh rebu hours, they will become a pro! Makanya jaman sekarang, kita bisa nemuin banyak banget professional mudo nan kayo rayo. They put sapuluh rebu jam dalam hal yang membuat mereka keliatan sukses saat ini.







Waktu saya masih kuliah di seni rupa, saya punya temen yang keliatan penyendiri benjet hobby-nya maen gim onlen. Sepulang kuliah, dia kongkow di warnet gem onlen. Saya sering kesel ngeliat tingkah laku si maniak gem onlen ini, bukannya belajar buat ujian tengah semester, eh dia malah ber-asyik mahsyuk maen gem onlen di warnet. Singkat kata, dia lulus dengan IPK pas-pas-an. Sebulan yang lalu saya sempat chatting untuk pertama kalinya sama si maniak gem onlen ini, setelah kami lulus.

Daaaaaan….Jeng-jeng ajaaaaa gicuuuuuuh! Sekarang dia punya bisnis gem onlen tersohor se-antero Indonesia. Dia jualan senjata-senjata-an di dunia maya gitu, penghasilan per bulannya bikin saya mewek di tempat. Perbincangan di messenger itu pun saya akhiri dengan kegiatan saya ngaca sambil nyisir ditemani alunan lagu lengsir wengi, beuuuu, maklum saya suka penasaran gitu dengan fenomena apakah hantu Indonesia bisa sampe ke Italia?

Balik lagi ke kegiatan saya ngaca, menatap diri, dengan kaos lusuh, dan celana jeans yang robek di bagian paha gara-gara jatoh di jalan aspal di depan stasiun Roma Termini. Siiiigh~ Apa sih bedanya antara saya dengan si maniak gem onlen??? Kita lulus bareng-bareng, wajah si maniak gem onlen ini pun jauh dari Morgan SM*SH, tapi, tapi, tapi, kenapa dia bisa punya gaji delapan dijit per bulannya dari satu bidang yang sering saya ketawain dulu??? Waiiii oh waaaaai???

Dan tulisan di postingan kali ini bener-bener menampar muka saya. Yup! He put sapuluh rebu hours in gem onlen's world! Ketika saya ngeluh nilai mata kuliah saya ada yang jelek, dia maen gem onlen. Ketika saya lagi namatin komik Conan nomor 42, dia maen gem onlen. Ketika saya lagi ngapalin tarian kejangnya Tante Poppy, dia maen gem onlen. Ketika saya sedang galau trip, dia maen gem onlen. Well, yang namanya waktu itu nggak akan pernah bisa bo-ong ya!

Okelah, mungkin contoh teman saya yang maniak gem onlen ini bakal kalian pandang sebelah mata. Tapi, coba déh kalian liat what a Steve job did, what a Bob Sadino did, what a Ciputra did, they really put sapuluh rebu hours on what they did.

Kalau misalnya ada orang yang terlihat lebih sukses dari saya, hal pertama yang saya lakukan adalah ngatain beliau, "Kotoran embek Pegunungan Andes! Masa iye, die sekarang lebih kaya daripada gue??? Padahal kan dulu, die tukang suwit-wiw-in gue!" Dilanjutkan rasa iri yang mendalam dan ingin melihat dia sengsara. Namun diakhiri dengan sedikit nafas panjang, "Calm down Viera, they put sapuluh rebu hours more than you…Ya wajarlaaaaah Vier!" Plak! Plak! Plak! Muka saya bener-bener ditampar sama ucapan saya sendiri.

Akhirnya saya bertekad untuk ngalahin kesuksesan temen saya si maniak gem onlen tersebut dengan….Put my sapuluh rebu hours on what I am doing now.

Sapuluh rebu hours itu terdengar sedikit sih memang. Tapi saya pernah iseng-iseng ngitung. Seandainya saya ngelakuin suatu hal (apapun itu) satu jam per harinya, maka saya membutuhkan sekiraya 27 tahun untuk menjadi seorang professional di hal tersebut. Meeeeeen 27 taoooon! Itu tuh umur-umur di mana Kang Kurt Cobain ama Oom Jim Morrisey koit.

Singkatnya, being good at anything is like figure skating, the definition of being good at it is being able to make it look easy. But it never is easy. Ever. Thatʼs what the stupidly wrong people conveniently forget. Ajiiiiiiib, nggak rugi pernah les IELTS sampe mampus, akhirnyooo bisa juga nulis pake basa inggris, coba tolong di cek grammarnya?

Selasa, 24 Mei 2011

Antrilah di loket, untuk beli tiket, awas ada copet.

Masih dari pengalaman saya naik kereta api di negaranya Mbah Berlusconi.

Waktu itu saya lagi ngantri mau beli tiket di loket. Udah ngantri panjaaaaang dan lama, eh tiba-tiba ada cowok ganteng nyela antrian dengan santainya gitu. Iyuuuuuuuuuuh, wajah sih boleh ganteng, tapi kelakuan nggak jauh beda sama siluman kelabang dari utara ya….Bikin ilfil (dibacaL ILang uFIL) tiba-tiba déh!

Dengan kemampuan bahasa italia saya yang balepotan dan dibantu dengan jurus-tangan-bergoyang-ke sana-ke mari, saya pun melakukan protes terhadap aksi si cowok ganteng berbaju ungu ketat dan bercelana bahan kotak-kotak tersebut. SYIT! Udah mah tukang nyela antrian, pake baju ungu ketat plus celana bahan kotak-kotak pula! Maunya apa sih si signor yang satu ini???

Eh dia cuma bales dengan senyum sambil nunjukin jam dan papan pengumuman jadwal kedatangan kereta, which means, kereta dia bentar lagi mau dateng.

Yeeeeeeeeeee, kalau keretanya bentar lagi mau dateng, ya datenglah ke stasiun lebih awal. Cuh! Mentang-mentang ganteng, bisa seenaknya gitu aja nyela antrian.

Dan tentu saja, saya selalu komplain tentang kebiasaan orang-orang Italia ini ke si Alessandra. Eh bener aja gitu sob, menurut Alessandra (yang asli warga italia ini) di antara seluruh WUE alias Warga Uni Eropa, penduduk Italia itu paling nggak demen ngantri dan disuruh nunggu lama. Ajiiiiiiiiib, gimana kabar si Alessandra kalau saya ajak galau trip naek KRL ekonomi Jabodetabek yang punya prinsip datang-tak-dijemput-pulang-tak-diantar tersebut??? Dia udah pengen ngebomb stasiun Cawang kali ya?







Malahan, si Alessandra bilang sambil bercanda, bahwa mesin pemberi nomor urut antrian itu ditemukan untuk menertibkan orang Italia. Beuuuuuuu, beneran ini mah, si Alessandra kudu diajak ngantri tiket mudik H-3 dari Stasiun Kota tujuan Boyolali!

Quote of May 24th, 2011





"If you never felt pain or experienced problems, how would you know I’m the Healer? If you never made a mistake, how would you know I’m the Forgiver? If you were never hurt, how would you know I am the Comforter? If your life was perfect, then why would you need Me?"
-God-

Senin, 23 Mei 2011

CCC

Okey, ini sebenernya pengalaman yang sedikit absurd. Kan katanya iklan saya memiliki pro kontra tersendiri gitu? Di satu sisi, saya ingin membela diri. Di lain sisi, gimana mau bela diri, liat iklannya aja belom pernah. Kasiaaaaan Teh, udah hampir dua taon nggak pernah nonton siaran tipi Indonesia. Jaringan internet yang saya punya pun kagak kuat buat buka streaming online. T.T Sroooooot! Sroooot! #pelukdada #dadanyaMorganSM*SH Kyaaaa~ Kyaaaaa~

Akhirnya saya ngubek-ngubek youtube, kali-kali aja ada yang nge-upload, tapi udah lama nyari-nyari, teteup nggak dapet. T.T Sroooot! Srooot! #pelukdada #dadanyaFediNuril Kyaaaa- Kyaaaa~ Tinggal boleh di Italia, tapi pria lokal, tetap jadi selera utama :)

Nah, lagi semangat-semangatnya nyari video iklan itu, terdamparlah saya di sebuah video berjudul….Cinta Cenat Cenut.

Ooooooooooh kambingkuuuuuuuw! Oooooooh my goat! Langsung kejang-kejang ala Tante Poppy! Morgaaaaaaaaaaaaaan! Kyaaaaaaaaaaaaaaaa~ Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~

Setelah nonton 8 menit episode pertama, saya tersadar, ternyata oh ternyata itu tuh sinetron-nya SM*SH yang ditayangkan di salah satu channel televisi swasta gitu ya??? Waaaaaow, nggak sabar déh pengen nongton Morgan!

Tapi, baru aja saya selesai namatin episode pertama, saya langsung berasa flashback gitu. Ini mah ceritanya kaya meteor garden! Wah, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) seumuran saya mah pasti pernah kena demam serial drama asal Taiwan yang diperankan sama Tao Ming Se dkk itu.

Di luar dari opini tentan ke-originalitas-an serial yang satu ini, 'Cinta Cenat Cenut' (CCC) bener-bener membangkitkan kenangan-kenangan saya kepingin masuk sekolah kumpulan orang terkemuka, terus macarin salah satu ketua gank yang juga merupakan anak dari pemilik yayasan penyumbang dana terbesar di sekolah tersebut.

Tapi saya sih lebih seneng sama karakternya si Hua Ce Lei, itu lhoooooo pria yang dengan ramahnya mau minjemin bahunya buat tempat nangis si San Cai! Aaaaaaah, saya pun jadi suka sama cowok-cowok misterius tukang menyendiri di loteng sekolah (tau déh di loteng ngapain, maen jalangkung kali), dadaaaaaaah Tao Ming Se! Welkaaaaam tu mai hert, Hua Ce Lei!

Dan tak disangka, peran Morgan di CCC ini mirip banget sama Hua Ce Lei. Waaaaaaaow! Morgaaaaaaaan, pinjeeeem bahunyaaaa dooooong! Udah seminggu terakhir nih saya nangis terus gara-gara dikasih tau sama temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tentang komentar miring dari iklan yang satu itu tuh. T.T Sroooooot! Srooooot! #pelukdada #dadanyasiapalagiya

Ada satu adegan yang paling saya inget dari serial CCC, waktu si Morgan sama si 'Tao Ming Se'-nya CCC (aduuuh lupa nama pemeran si ketua gank SM*SH! Maaf, saya belum apal semua nama anggota SM*SH #sm*shblastgagal) menjadikan mobilnya sebagai taruhan buat ngedapetin si 'San Cai'-nya CCC. Ajiiiiiiiib! Anak muda jaman sekarang mah kaya-kaya ya?

Hmmmmm, terakhir kali saya taruhan, waktu saya masih tinggal di Indonesia, waktu itu saya téh taruhan harga diri (da nggak punya apa-apa lagi yang bisa dibanggain T.T) sama si P4hR1 c H1T4m tentang kereta ekonomi Jabodetabek bakal dateng telat atau nggak.







Aaaah, CCC pun saya babat habis dalam satu malam. Dari episode 1 sampe 13. Maksudnya, setelah saya selesai nonton episode 1, saya langsung nonton episode 13 gitu, kekeke. Maklum, nonton sinetron yang ber-genre Tao Ming Se dan kawan-kawan ini, selalu bikin saya miris mikirin nasip. Kapan ya bisa pacaran sama anak orang kaya? Terus saya jadi rebutan antara dua cowok ganteng dan turunan bangsawan?

Tapiiiii, dari hobby saya yang jarang mandi ini, kayanya cowok yang nggak kaya aja udah males deketin gitu kali ya? Siiiigh~ Bye Tao Ming Se, bye Hua Ce Lei, bye Morgan SM*SH! #mandikembang7rupa

Sabtu, 21 Mei 2011

Ngobrol ala Italiani

Nggak jauh berbeda sama di Indonesia, di Italia ini, saya lebih memilih menggunakan transportasi kereta ke mana-mana. I don't know why, but I do love this kind of transportation! Kemungkinan berinteraksi sama orangnya lebih banyak, dari penumpang sampe pencopet, lengkap ada di sini.







Tentu saja pengalaman naek kereta di Italia sama di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Yang keliatan pasti sih dari sisi harga tiket lah ya. Di Indonesia (bukan Jabodetabek doang yeeee, tapi Indonesia) mah, dengan duit 2rebu perak juga bisa capcus ciiin, sedangkan di sini??? Siiiigh~ Pokoknya ya téh, jaman waktu masih baru dateng ke Italia, saya bener-bener suka pengen ngurut dada (#dadanyaMorganSM*SH kyaaaa~ Kyaaaaa~) setiap ngeliat harga suatu barang yang dituliskan dalam euro currency. Maklum sebagai mahasiswa kere-aktif saya juga terkenal dengan sebutan wanita pedit padahal irit.

Apalagi ya, waktu itu téh, 1 euro masih berkisar di nilai 15rebu perak. Huaaaaaaaaaa! Yang biasanya makan siomay Cikini cuma ngeluarin 5000 perak udah plus es teh manis bisa isi ulang, di sini mah 5000 perak, cuma bisa dipake beli sebiji permen cupacup. Dasar yurop! Bai de wei, apakah siomay Cikini ada niat mau buka cabang di stasiun Roma Termini???

Dari kebiasaan saya sering ber-galau trip menggunakan kereta, saya jadi tau beberapa kebiasaan orang Italia. Ternyata oh ternyata di balik jaket bulu musang keluaran rumah moda ternama, Italiani (penduduk Italia) menyimpan sejuta cerita. En bilif mi, pengalaman kamu naek kereta di Italia (FYI eike alumnus roker a.k.a ROmbongan KEReta KRL Jabodetabek) itu bener-bener bikin kamu one step ahead getting closer with those Italiani.

Meeeeen, Italiani di sini tuh bukan cuma berarti, pria-pria berwajah Francesco Totti aje ye. Semacam imigran dari Maroko, generasi ke-dua dari bangsa Tionghoa, mahasiswa-mahasiswa dari kawasan Eropa Timur, sampe tukang jualan kaca mata dari Bangladesh. Sagala aya bray...

Kami sering bertukar cerita. Mulai dari cerita sedih pria India yang jauh-jauh ke Italia demi bisa menghidupi keluarga di kampung halaman sampe cerita gokil mahasiswi asal Polandia yang pengen banget nonton konser Lady Gaga. Ajang temu sekilas ini juga bisa membantu melancarkan bahasa italia saya. Walaupun jarak Italia sama Inggris itu terletak di benua yang sama, phrase "tue stai in Italia, parla italiana!" (artinya: elo pan tinggal di Italia, ya ngomong lah pake bahasa italia!) udah jadi makanan sehari-hari buat kami, para kaum pendatang.

Awalnya sih eneug banget dikatain kaya gitu. Pret! Dut! Cuih! Saya pengen banget teriak, "woooooi! Bukan salah ibu mengandung gue dapet beasiswa di sini!" Tapi, lama-lama kalau dipikir bener juga tuh, saya aja suka seneng sendiri kalaua da bule yang bisa bahasa indonesia, orang italia juga seneng kali ya ada orang asing yang bisa bahasa mereka??? Lagian, nggak ada salahnya juga belajar bahasa italia. Selain bisa memperindah curriculum vitae, ya siapa tau bisa menjerat hati seorang Filippo Inzaghi! Morgan SM*SH, watch oooout!

Salah satu kebiasaan Italiani yang saya dapatkan dari pengalaman bergalau trip naek kereta ini adalah: NGOBROL!

Ngggg, saya juga demen sih ngobrol, namuuuun ada sedikit yang beda di sindang….

Jadi, saya pernah mengharuskan naek kereta yang membutuhkan waktu 10 jam. 10 jam dalem kereta? what could I do? Okelah, ngobrol sama orang sebelah, 15 menit. Periksa karcis sama kondektur, 1 menit. Pergi ke WC, 5 menit. Sisanya??? It's tiduuuur timeee! Apalagi ini perjalanan malam har, it's time for mimpi-in Morgan SM*SH! Kyaaaaa~ Kyaaaa~

Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam, kereta yang sedang saya tumpangi akan sampai di tujuan pada pukul 8 pagi dan dilanjutkan lagi dengan kereta lainnya. Dari jam 1 malem sampe jam 8 pagi enaknya ngapain ya? Ngapalin tari kejang-nya Tante Poppy? Makan siomay Cikini (you wish!)? Latihan senam lantai? Hmmmmm, kayanya enakan tidur kali ya???

Lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba seorang pria muda tampan, menggunakan training suit, dengan rambut yang rapi-jali di gel, yang duduk di hadapan saya mendapatkan telepon. Well, berapa lama sih kamu nerima telepon pada saat jam 1 malam di dalem kereta di mana di depan kamu terbaring seorang wanita anggun berbulu domba berwajah srigala (dibaca: Nikita Willy yang sedang menyamar menjadi Viera)??????

15 menit pertama berlalu dengan suara cekikikan dari sang pria muda nan tampan. Aaaaargh, ternyata ganteng-ganteng gitu, tapi suaranya kagak jauh beda ama Tingkih Wingkih ya???

30 menit kemudian, sang pria muda nan tampan tersebut masih ketawa-ketawa-an sama orang yang di seberang teleponnya.

1 jam kemudian, sang pria muda nan tampan mulai bersayang-sayang-an sama suara di seberang. OOOOOOOOUCH! Kalau pacal saya telepon jam 2 malem cuma buat ketawa cekikikan sambil sayang-sayang-an, saya bakal putusin di tempat! Soalnya saya jadi nggak yakin, pacal saya itu manusia beneran atau temen sepermainan bola bekelnya jelangkung.

Yak, yak, yak, waktu sudah menunjukan pukul 3.43 AM (Anjrit Mameeeeen, red), gara-gara nih dengerin obrolan pria muda nan tampan cekikikan, saya jadi nggak bisa mimpiin Morgan SM*S! Gusti Nu Agung, Allahuakbar, ya Tuhan! Berarti udah 2 jam lebih ya tuh ngobrolnya??? Terlepas dari mahalnya pulsa. Kalau saya dapet jatah pulsa gratis seumur idup, kayanya saya nggak mau make buat nelepon berjam-jam di kala dini hari déh.

Sekitar pukul delapan pagi, dengan mata merah, kurang tidur, dan masih kebayang suara ceckikikan suara pria muda nan tampan sambil teteleponan, saya sampai di stasiun yang ingin saya tuju. Aaaaaargh, wajah sih boleh ganteng, tapi kelakuan nggak jauh beda sama arwah siluman kerbau! Cuh! Emang siluman kerbau suka nelepon berjam-jam gitu? Entahlah, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

Akhirnya saya cerita tentang pengalaman ini ke Alessandra, salah satu teman Italia saya dan bener aja sob, orang italia itu demen banget ngobrol. Saya dikasih contoh sama Alessandra, bagaimana orang Italia mengakhiri pembicaraan mereka di dalam sebuah panggilan telepn.

Setelah ngobrol 30 menit...
Sebut saja Francessco Totti (F): "Va bene, ho capito adesso. Ciao-ciao!" (Oke déh kakak, gue ngerti, ngerti. Deeeeeh!"
Sebuat saja Christian Vieri (C ): "Si, si. Ciao! Ma….." (OK, OK, deeeeeh….Tapi…."
F: "Ma? Che cosa?" (Tapi apaan bro?)
Obrolan pun berlanjut dengan penjelasan si Christian Vieri.

Setelah 1 jam….
F: "Aaaah, verooo. Va be, ciao!" (Aaaah, bener juga lo bro! Baiklah, deeeeh…."
C: "Ok. Ciao…" (Deeeeh….)
F: "Pérooo…." (Tapi…..)
Obrolan pun dilanjutkan dengan topiknya si Francessco Totti.

Setelah 1,5 jam…
C: "Non lo so. Ma me ne vado…" (Gue nggak tau juga sih bro. Eh, gue kudu cabut nih…)
F: "Ah, okay. ciao…." (Oh okay. Deeeeeeh…)
C: "Hmmm, aspetti c´e qualcosa…." (eh, bentar-bentar, ada yang pengen gue omongin….)
F: "Cosa?" (Apaan tuh bro?)
Obrolan pun berlanjut dengan curhatannya si Christian Vieri.

Setelah 2 jam…
C: "Si, si. Ciao! A dopo!" (Yup. Deeeeeh! See ya bro!)
F: "Ciao!" (Deeeeh….)
Francesso Totti dan Christian Vieri pun AKHIRNYOOOO menutup telepon masing-masing.

Padahal mereka téh udah dadah-dadahan tuh di 30 menit pertama, tapiii….Siiigh~ Oh iya, perlu ditekankan ya, nggak semua orang Italia kaya gitu. Ini mah kita ngomonginnya in general. Seperti, banyak orang bule berpendapat kalau orang Indonesia itu tukang ngaret, tapi saya punya temen asli Cibinong, orangnya sangat tepat waktu sekali. But, saya yakin, setiap orang yang pernah tinggal di Italia minimal setahun, pernah mengalami kejadian yang pernah saya alami ini.

Va bene (artinya: Ok déh), saya pamit dulu yak. Siap-siap buat kisah galau trip saya berikutnya dan….Tentu saja, di setiap akhir galau trip, saya bakal bagi-bagi kartu pos. Stei cuuuuun teyuuuussss.

Ciao!

Quote of May 21st, 2011





"Don't compare your inside with anyone else's outside…"
-Viera, 23 tahun, penduduk Cibinong, lagi kangen siomay Cikini-

Jumat, 20 Mei 2011

re-welcome

Yuhuuuuu, Tuan Muda Habibskih is beeeeek!

Yak, masih inget postingan tentang TOILET SI PEA sebulan yang lalu???

Di tulisan itu saya bilang, kalau yang bersangkutan akan update gambar komik strip yang diambil dari kisah keseharian saya, setiap dua minggu sekali. Sayangnya jadwal beliau syuting Putri Yang Tertukar (sama ulet bulu), padat merayap. Maklum Cinta Fitri udah tamat sih ya??? Jadi mata penonton lagi tertuju pada si Tuan Prabu.

Hmmmmm, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sejati mah sudah barang tentu, tau kalau hobby saya téh ngajedog di WC sambil namatin Harry Potter jilid ke-7. Pantat keram? Sudah biasa. Apalagi waktu tinggal di Indonesia, di mana di dalem kamar tidur, saya punya WC pribadi, mau ngeden 3 jam juga nggak ada yang ngegedor-gedor! Aaaaah indahnyoooo dunioooooo!

Afterward, komik strip yang satu ini didedikasikan untuk hobby saya bergerumul-bercanda-bertukar rasa duka dan tawa bersama jin (pan gossipnya, para jin téh demen kongkow di WC???) dan sebuah mini clip yang pernah saya buat tahun lalu.







Yak, kalau ada yang komentar, "jore fisan!" saya terima dengan lapang dada #dadaMorganSM*SH Kyaaaaaa~ Kyaaaaaa~ #ditabokSM*SHblast






Semoga komik-strip di atas bisa menutupi kekurangan mini clip-jore-fisan yang pernah saya buat itu.

Dan seperti biasa, kalau mau dapet komik-komik segar lainnya, silahkan paksa atau ancam mau ngebakar idup-idup sang komikus, Tuan Muda Habibskih, agar beliau lebih getol ngomik-strip nya.

Yuk ah, di sini udah jam 12 malem, saatnya mimpiin Morgan SM*SH! Dengan meminjam efek "tiriiiiing-tiriiiiiing!" Ibu Peri-nya Lala, I'm sending off!

Ciao! Buona notte!

Kamis, 19 Mei 2011

Sedikit konfirmasi

Ahahahaha! Okeeeeeh, jadi pada rame gini ya nanyain iklan indomie yang baru?

Well, saya sendiri belum bisa komentar apa-apa da saya juga belum pernah liat iklannya, kekekeke.

"Kok bisa?"

Udah hampir dua taon nggak punya tipi! Soalnya duit beasiswa nggak ngasih jatah buat beli tipi sekalian sama parabola yang bisa nangkep siaran televisi di Indonesia :(

"Kan ada internet TV?"

Jaringan internet kurang memadai, sekalinya internetnya lagi lancar, eh leptopnya yang kepanasan, maklum atulah udah punya nih leptop 7 taon. Lagian saya nggak bisa mantengin internet 24/7 :( Dan belom ada yang ngasih link video nih iklan ke saya.

"Itu ceritanya beneran?"

Yup. Based on my true story.

"Niat amat sampe ke Belanda nyari indomie doang?"

Apapun itu, asalkan dengan niat yang kuat, pasti terlaksana, kekekeke. Cerita saya nyari indomie sampe ke Belanda doang mah nggak seberapa dibanding ceritanya Bill Gates yang punya cita-cita pengen mewujudkan bahwa di setiap rumah, minimal ada satu komputer, Pasti tuh Bill Gates dikatain "niat amat lu Bill…." sama temen-temennya, but we see now, his dream is almost becoming reality. Yuhuuuu, same story is hereeeeeee :)


Yak, sekian dulu sesi tanya jawabnya, soalnya saya sendiri belum pernah liat iklannya juga, kekekeke. Tapi, sedih juga nih ngeliat tanggapan di beberapa forum jejaring sosial yang katanya iklannya hoax. Hiks, hiks, hiks. Saya langsung pengen meluk sutradara sama cameraman-nya yang jauh-jauh dateng dari Indonesia ke Eropa demi terwujudnya iklan ini. Sroooooot! Sroooot! T.T #ngelapingus #pakebaju #bajunyaMorganSM*SH


Well, sebagai obat pelipur lara tentang iklan indomie yang satu itu. Saya kasih sebuah tulisan dari P4hR1 c H1T4m, salah seorang kontributor majalah 'batu-berguling' yang udah pernah liat iklan indomie-nya langsung dari channel-channel tipi swasta di Indonesia kesayangan kalian semua.



#31 harimenulis: Peah

Teman-teman ada yang tidak suka makan mie instan ?. Sepertinya bukan anak gaul Endonesah kalo tidak suka makan moda makanan yang mampu merubah habit masyarakat Indonesia ini. Sebagai anak gaul Endonesah, saya juga suka makan mie, meski pun itu artinya saya makan makanan impor karena gandumnya datang dari seberang.

Indomie ada dimana-mana. Dari warungnya Mang Jajang sampai supermarket wah gede banget. Mencari apakah ada toko yang tidak menjual Indomie, sama sulitnya mengukur berapa derajat celciuskah suhu panas foto Syahrini . Tapi ceritanya beda kalau sudah ke luar Endonesah. Mencari Indomie sulitnya amit-amit. Kalaupun ada harganya bisa selangit. Makan jadi tak kenyang, yang ada hanya sembelit.

Itu tadi kawan saya yang bercerita. Orangnya kecil, rada gemuk. Sepertinya pertumbuhan badannya terhenti sampai situ. Hobinya dikucir sampai jungkir-jungkir. Suka pakai kaca mata supaya terlihat seperti Lisa Loeb (hoek) dan sweater rajutan warna putih yang katanya dibeli di butik termahal di Gede Bage. Kawan saya ini sedang ngelmu di negeri para mafia beneran (bukan mafia pajak). Merasa pernah liat ? yah kamu saya kasih sepaket buku tulis Sinar Dunia. Benar sekali. Kawan saya yang bercerita tentang sulitnya dapat Indomie tadi sedang terkenal belakangan ini. Please welcome Viera bintang Iklan Indomie dari Itali, eh Cibinong.

Viera kuliah di Italia demi es dua. Cita-citanya pergi ke Swedia dan borong-borong di Ikea.

Viera a.k.a Peah ini temen saya pas SMP, tahun 2000an gitu lah, generasi millennium. Happy happy 2000, happy happy 2000, happy happy 2000, happy happy yeeee. Dulu pas kelas satu kelasnya sebelahan, pas kelas dua berjauhan, tapi pas kelas tiga malah sekelas. Viera otaknya pintar, kesukannya menggambar dan menggampar. Pernah bikin heboh satu sekolah karena dia satu-satunya yang nonton Westlife pas konser di Istora.

Peah juga ngebantu waktu dulu saya skripsi. Mulai dari membimbing mengenal dunia KRL Jabotabek, meski belakngan saya tahu cuma dimanfaatkan demi usahanya ngejar-ngejar kondektur KRL (bangke lu pe), sampai meminjamkan kartu perpusnya supaya saya bisa pinjam buku di perpus UI. Peah juga rekan terbaik buat mencela-cela orang-rang dan mentertawakan kehidupan. Dan Peah juga satu-satunya cewek yang ga dicurigain sama pacar saya kalo saya jalan bareng dia. “Lah anaknya kayak begitu, gokil…”

Peah kepribadiannya bagaikan Anyer Panarukan. Jauh ampun-ampunan. Kalo YM-an sama saya katanya baru aja habis tahajud, eh tapi ga lama malah ngajakin masang taruhan. Terus dia bilang memuja Julian Casablancas, tapi belakangan selalu nagih dicariin link yang isinya Morgan SM*SH buat dikoleksi. Hobinya dari boker sampai bikin gambar-gambar di komputer.

Sekarang Peah menikmati jadi bintang iklan. Semoga dia dapat duit banyak, tapi jangan lupa 2,5 persen buat yang berhak. Cepet lulus ya Peah, buktikan kecanduan Indomie bisa memberi prestasi. Merdeka!



Semoga tulisan di atas bisa sedikit mengobati rasa penasaran temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sekalian.

Oh iya, saya juga sempat dikirimin sebuah komentar yang bikin ngakak guling-guling sama Selly Rosalina, salah satu teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tentang keberadaan iklan ini.







Anda SIOK melihat saya dari Italia ke Belanda cuma buat beli indomie??? Saya juga SIOK bisa masup tipi! Huahahahahahaha! Jangan terlalu pedulikan komentarnya, fokuskan mata kalian pada phrase 'ANAK KECIL'! YES! Akhirnya saya nggak usah malu-malu lagi buat ngecengin anak SMP-SMA! Aduuuh, ingin rasanya bercengkrama dan bersua sapa dengan Dik Jastin Bibir, "Jastiiiin, sini sama tanteeee Viera…Smooooooch!"

Rabu, 18 Mei 2011

[3] Carnival: Anakku bukan anakku.

Cerita sebelumnya:

Tapi, saya nggak bisa bo-ong, di tengah keramaian nih carnival saya tetep ngerasa sendirian…

(…..)


Aaaaah, masih ditemani lagu yang sama.







Karnaval yang sama.







Anak-anak bule yurop yang sama, yang demen ngelempar guntingan kertas kecil-kecil. Ai saaait ai niiiit de maniiiiy moooor!







Hmmm, jaman dulu saya selalu ngebayangin enaknya hidup sendiri, tanpa bayang-bayang orang tua, masa-masa kelam dengan teman-teman sepermainan yang tidak menyenangkan, kalau kata lagunya Bang Iwa K mah, "bebas, lepas, kutinggalkan saja semua beban di hatiku…."

Tapi, sudah hampir dua tahun ini, kondisi yang saya alami sekarang, tidak memungkinkan saya untuk kembali ke Indonesia. Yak, ditunggu gerakan kumpulan koinnya? Terima koin euro dan kartu kredit. Suka agak nyesek juga, kalau ada yang komentar, enak ya, saya jalan-jalan melulu. Banyak duitnya sih! Beuuuuu! #liatdompet #buangmuka #buangludah #buangangin #buanghajat #buangdompetnyasekalian!

Bilif mi, sesama blogger mah pasti udah tau déh, gimana suka dukanya nulis blog. Terkadang ada sisi dari diri ini, yang menurut kita tidak harus dituliskan di blog. Tapi, harus saya sadari, mau nggak mau, blog itu menjadi pencitraan tersendiri bagi penulisnya. Yup, everything has its own risk.

Well, di saat-saat di tengah keramaian ini adalah di saat saya merasa sendiri di negri orang.

Saya nggak nyesel kok sama jalan hidup yang saya pilih sekarang ini, tapi yang namanya manusia biasa (biasa….Nempelin poster Morgan SM*SH di tembok, kyaaaaaa~ kyaaaaa~), wajar kali ya saya bisa ngerasa sedih juga.

Jaman dulu, kayanya kalau lagi sedih, bisa telepon temen, curhat 3 jam non stop, pake hengpon CDMA. Sedangkan sekarang? Siiiiigh~ Nih, hape cuma bisa dijadiin penunjuk waktu digital, sekalinya dapet sms, eh dari kartu provider yang ngasih tau kalau kudu buru-buru isi ulang. Ya, ya, ya, siapa juga yang mau nelepon ke nomor Italia selama tiga jam cuma buat dengerin cerita galau saya? Okelah ada skype atau messenger application lainnya. Tapi perbedaan zona waktu yang sampe 5 atau 6 jam. bener-bener bikin saya sedikit frustasi. Di mana, ketika saya baru online, temen-temen terdekat saya udah tidur ataupun sebaliknya.

But. that's a life :) Kalau kata lagu SM*SH yang terbaru mah, kita kudu tetep senyum dan semangat….Dan tidak lupa kejang-kejang, kaya !Tante Poppy Bai de wei, Tante Poppy udah ngeluarin video baru belum???

Suara terompet yang bertalu-talu dan goyangan pinggul gerombolan monster zulu-zulu. teteup nggak bisa buat hati saya senang. Singkatnya, saya galau.

Satu-satunya cara untuk sedikit memberikan senyum di mulut ini, ya cuma liat anak-anak kecil dengan kostumnya yang lucu-lucu berkeliaran mengilingin kawasan carnival ini. It's pedopiiiil timeeee! Kekekeke!

Aduuuuuh, beneran ya nih anak-anak bule yurop dikasih makan apa sih???







Pengen saya lipet, remes, kuyel, bungkus pake kertas kado, kasih pita warna pink, masukin kantong, kirim ke Cibinong pake TIKI!







Yak, lumayanlah, bisa ngilangin rasa galau berkepanjangan ini barang sejenak-dua jenak. Bener juga ternyata, tawanya adek bayi itu bisa buat stress kita ilang. Kebalikannya, tangisan adek bayi itu bisa bikin kesabaran kita ilang!







Seperti yang udah temen-temen tau, saya itu emang paling demen sama anak-anak. Apalagi anak ayam atau anak sapi, dan segala jenis anak yang bisa digoreng lainnya! Kakakakaka!







Dan sudah barang tentu, karnaval yang saya kunjungi kemaren itu bener-bener surganya anak-anak!







Booooooo, anak-anak bule yurop téh meuni pabalatak di karnaval tersebut! Pengen saya paketin ke Indonesia satu-satu! Biar pada bisa jadi artis shitnetron kaya Cinta Laura!







Bermodal paras kebule-bule-an dan bahasa indonesia yang patah-patah! Lengkap sudah caramu dalam menapaki hingar-bingarnya dunia keartisan Indoensia, nak…






Kebayang nih anak-anak bule yurop kalau udah gede terus dateng ke Indonesia, kayanya produser sebangsa Raam Punjabi udah nyiapin kertas buat ditandatangan di atas metrai gitu kali yak???







Selain parade 'anakku bukan anakku', itu lhoooooo, si adek bayi bule yurop itu kan pengen saya adopsi satu-satu, saya aku-in jadi anak, terus saya orbitin jadi artis di Indonesia. Ya, ya, ya, kreatif sama oon itu bedanya tifiiiiiiis sekaleeeeee.







Aaaargh, tapi tetep ye, kalau lagi di karnaval gini, pasti saya liat banyak anak-anak yang lari ke sana ke mari bersama sang keluarga tercinta. Aaaaaaargh, kangen si Papap dan si Mamam gitu déh. Maklum saya nih kayanya pengikut bang-toyib-isme, sudah 3x lebaran, 3x puasa, abang tak pernah pulang…..Yak, jadi kalau misalnya lagi ngeliat ada kumpulan keluarga gitu, saya kudu pinter-pinter jaga perasaan dan memalingkan pandangan mata ke arah yang lain. Ya, ya, ya, kalau lagi galau gini enaknya emang bergumul bersama gerombolan monster zulu-zulu….







Aduuuuh, kapan ya bisa merajut tali kasih benang asmara cinta buta sama Morgan SM*SH???






Eh, bai de wei nih anak-anak bule yurop pada niat ya masalah kostum.







Jadi inget jaman kuliah di Seni Rupa dahulu, kan setiap acara wisudaan para senior kita kudu ngadain parade kostum, nah tiap kawan sejawat itu dibagi-bagi tugas gitu. Tapi, kayanya temen-temen saya udah pada tau kalau saya itu makannya banyak, jadi saya nggak pernah masuk seksi konsumsi selama 9 kali acara wisuda para senior tersebut. Aaaaargh, jadi, jangan salahin Tuhan, kalau tinggi saya sekarang ini nggak nyampe 155cm, salahkanlah teman-teman saya yang nggak pernah masukin saya ke seksi konsumsi! Jadi aja, saya kurang gizi. Jadi aja, saya nggak bisa jadi model catwalk. Jadi aja, saya kurang cantik. Jadi aja, temen-temen Seni Rupa saya pada mau bakar saya idup-idup.

Aduuuuh, ngomongin masa kuliah Seni Rupa, jadi inget Bandung tiba-tiba gini. Dan kalau ngomongin Bandung, saya jadi inget cerita temen saya yang dikeroyok sama geng motor. Dan tiba-tiba aja, ketika lagi asoi-asoinya nguntil rombongan monster zulu-zulu, saya ngeliat anggota geng motor *TC nyasar ke Italia.







Booo, langsung pengen ke Circle K gini! Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang asli Bandung mah pasti tau dong kabar waktu ada anggota geng motor yang ngejarah Circle K. Habis tau berita tersebut, saya sempet nggak mau pergi ke Circle K seminggu dan menganggap semua anak motor itu jahat. Ehhh taunyaaaa, dua bulan kemudian, saya kemakan pikiran sendiri gitu, saya malah naksir sama salah satu anak geng motor, kakakakaka! (Cukup sampai di sini cerita cinta-cinta-an-nya, masa lalu tetap akan menjadi masa lalu, kekekeke.)







Terus ya, saya juga sempet liat ada anak kecil yang berkostum ala dokter bedah gitu. Waaaaaaaooooow! Jadi nggak usah jauh-jauh ke Korea nih kalau mau punya wajah kaya anggota SNSD.







Saya juga menemukan seorang anak kecil menggunakan baju ala tentara yang langsung saya simpulkan secara sok tau bahwa dia adalah jelmaan Che Guevara versi cilik, pasti bapaknya imigran Kuba, pikir saya nggak kalah sok taunya.







Ada juga zo-zoro-an. Wuhuuuuuu! Kenalkan, aku adalah yang mulia Teteh Piera, kembarannya Cathrine Zeta Jones! (baru oplas sama dokter cilik yang ada gambarnya di atas.)







Dan ada…..Peterpan! Dengan posisi sigap ala tentara, saya pun bersenandung, "terus melangkah, melupakanmu…."







Dan nggak ketinggalan, the snow white! Aaaaargh, kangen makan kuweh saljuuuuuuuu!







Aaaah, matahari pun kian meredupkan sinarnya. Tapi, antusias pengunjung yang datang ternyata malah makin membludak. Wohooooo! Udah mulai mau nyaingin pasar kaget tiap Minggu Pagi di Cibinong niiih kayanya!







Baru saja, saya memutuskan untuk kembali melanjutkan galau trip, tiba-tiba saya dikejutkan oleh sesosok tinggi besar warna biru. Bukaaaaaan, bukaaaan! Bukan Jin Ifrit! Pernah nongton avatar kan??? Nah tiba-tiba aja ada patung avatar almost naked begicuuuuuh! Beuuu, kalau di Indonesia mah udah siap-siap dibakar FPI nih patung.







Dan supir kendaraan yang ngebawa 'avatar' ini tenang-tenang aja gitu, meninggalkan mulut saya yang menganga.







Aaaaargh, karnaval ini bikin saya tambah kangen ngunjungin pasar kaget tiap Minggu pagi di pemda Cibinooooong!


Ditamatin aja yak, kekeke.

Senin, 16 Mei 2011

[2] Carnival: In the name of Monster Zulu-Zulu

Cerita sebelumnya:

Sambil ngedumel ngemut gulali yang dikasih jampi-jampi ama arwah Mussolini, tiba-tiba mata yang mulia Teteh Piera tertuju pada segerombolan mahluk hijau, bermata lebar, menggoyang-goyangkan pantatnya??? Iiiiiih, apakah itu gerangan???

(…..)



Masih ditemani dengan lagu yang masuk top 10 my i tunes playlist dan sesuai dengan tema postingan sebelumnya dan yang satu ini,








Aaaaaaarghhhh unyuuuuu benjeeeeet! Bagai seorang sm*shblast yang tiba-tiba ketemu sama Bisma SM*SH di dalam perjalanan pulang UAN mata pelajaran matematika, saya pun berlari-larian menuju tempat perkara.

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoooooooooow! Saya menemukan sekumpulan mahluk hidup berkostum hijau-hijau, lengkap dengan shot-gun di tangan kiri dan ikat kepala ala vokalis Armada, tembak sana-tembak sini! Emang dikate Rambo??? Kagak deng, tuh mahluk-mahluk hijau bergerombol dan berlarian ke sana ke mari. Aaaaaaaah lucuuuu banget! Gemeeeesssss! Pengen saya remes-remes! Pengen saya peluuuuuk, kali-kali aja yang di dalem tuh kostum téh, Filippo Inzaghi atau Francesco Totti?!?!?! Whoooo knows ma meeeeen???

Aduuuuh, sehubungan udah hampir dua tahun ini saya nggak punya tipi. Jadi saya kurang tau juga nih mahluk hijau mewakilkan tokoh siapa? Sempet mikir, nih tokoh merupakan peranakan antara kero-keropi dengan naga 3 dimensi-gagal render di sinetron laga-dubbiing di sebuah televisi swasta yang satu itu tuuuh, tapi nggak yakin. Ngggg, jadiiiii, dengan kemampuan otak saya yang merupakan perpaduan antara otaknya Einstein sama otak arwah siluman kerbau, saya menyebut nih gerombolan mahluk hijau sebagai, 'Monster Zulu-zulu'!







Aaaaargh, resmi sudah saya menjadi fans-nya si gerombolan monster zulu-zulu! Daripada ngerasain suasana karnaval ini, saya malah lebih tertarik untuk nguntit ke mana pun nih rombongan monster zulu-zulu pergi.







Tapi, asyiknya, di dalam perjalanan nguntit gerombolan monster zulu-zulu itu, saya juga bertemu dengan banyak para pendukung karnival dengan kostum-kostum yang nggak kalah unyu dari kostumnya monster zulu-zulu.







Walaupun banyak orang-orang yang berkostum lebih keren, tapi hati ini tak pernah lepas dari monster zulu-zulu.







Pengen punya boneka monster zulu-zulu versi mini déh! Pengen saya benyek-benyek!







Andai aja diperbolehkan, saya pengen banget nyanyiin lagu 'I Heart You'-nya SM*SH ke nih rombongan monster zulu-zulu!







Atau…..Mungkin aja, saya bisa ngajarin kejang-kejang ala Tante Poppy ke nih rombongan monster zulu-zulu??? Aaaaah, tiba-tiba jadi kangen Tante Poppy gini, kapan ya beliau ngeluarin video terbaru lagi???







Galau-trip saya saat itu pun berubah menjadi zulu-zulu trip.







Pokoknya ke mana pun tuh rombongan monster zulu-zulu pergi akan kuikuti.







Jadi, jangan aneh ya, kalau saya punya banyak stock foto rombongan monster zulu-zulu. I am their stalker!






Selain segerombolan mahluk hijau, tentu saja saya melihat para pengguna kostum lainnya yang saya nggak tau mewakili karakter siapa.







Aaaaaargh, ingin rasanya beli tipi di Italia biar nggak ketinggalan pengetahuan tentang trend terkininya???? Yuhuuuu, udah berasa kaya si Papap turunan Hayam Wuruk yang punya koleksi koin emas zaman kerajaan Majapahit aje…







Kapan ya bisa punya uang banyak? Apa saya korupsi aja gitu ya? (Minta dilempar ke neraka!)







Oh iya, nggak jauh dari gerombolan monster zulu-zulu, saya ngeliat sekumpulan anak kecil dengan kostum kaya tikus (yang sekali lagi, saya nggak tau mewakili karakter apa, aaaaaaah aQ 6@ g4vL b6T eaaa!) yang ngelemparin kertas ke arah orang-orang yang nonton parade mereka.







Huuuuuuu, atuh ya sekali-kali téh yang dilempar itu duit kertas euro gituuu. Ini dompet saya udah minta dikasih makan, kasiaaaan A, nggak pernah ngerasain punya cincin berlian…*Jangan bakar Cibinong peulisss.







Coba ya, kalau misalnya yang dilempar itu duit, bukan potongan-potongan kertas kecil, pasti jalan-jalan itu bersih déh! Siapa juga yang mau mebiarkan selembar 100 euro tergeletak begitu saja di depan mata???







Eh, gimana kalau pas saya nikah, bagian sawerannya pake euro??? Waaaaaow, kudu jadi menantunya mafia dulu kali ya?








Di tengah kebingungan ngeliat nih costume carnival, tiba-tiba saya melihat sesosok yang saya kenal dengan pasti! Jeng-jeeeeeng! Apakah itu gerangan sodara-sodariku terkasih, tersayang, tersanjung, dan judul sinetron 'ter-ter' lainnya???? Boooooooo, saya langsung pengen teriak "mooooon tiaraaaaa actiooooooooon!" Ituuuuuuuuuuuuuuuu seileeeer muuuuuuun! Pangeraaaaaan Endimoooooooon! For your information, saya punya koleksi komik sailor moon lengkap! Dari yang berwarna dan yang nggak berwarna! Saya bisa ngapalin susunan tata surya pun nggak terlepas dari tokoh-tokoh berambut ala pelangi ciptaan Naoko Takeuchi ini.







Eh, tapi semakin memasuki nih karnaval, ternyata banyak juga karakter-karakter yang saya kenal. Ada Pipiiiiiii! Bukaaaaan, bukaaaaan 'Pipi en Mimi' ala Anang dan Tante KD. Ini Pipi the long stockiiiiiiiing! Huwooooo! Itu lhoooo anak perempuan berambut merah dikepang dua yang memiliki seekor monyet sebagai peliharaan dan berayahkan seorang bajak laut!







Aaaargh, tapi sebel banget nih! Nih bule-bule yurop emang kebanyakan mabok susu kali ya??? Pada tinggi-tinggi iiiiih! Saya jadi suseh ngeliat parade-parade yang berjalan lainnya! Suka iri déh sama orang-orang yang bisa nongton dari apartment-nya yang berada di tingkat atas. Kan bisa jelas banget tuh memantau ke mana gerangan perginya monster zulu-zulu???







Jadi,harap maklum juga ya, kalau foto-foto yang saya ambil itu suka jelek komposisinya. Kadang pas lagi asyik-asyiknya mengabadikan sebuah moment, "jepret!" pas diliat hasilnya, tiba-tiba ada bayangan warna item di foto yang saya ambil. Bukaaaan, bukaaan setan, melainkan bahunya para pemuda-pemudi yurop yang tinggi-tinggi itu! Pas, mau re-take foto, eeeeeeh, momentnya udah ilaaang! Siiiiigh~ Padahal saya udah angkat-angkat tangan gitu di udara, tapi yang namanya rezeki, kematian, jodoh, dan tinggi badan itu emang hanya Tuhan yang tau ya….








Oh iya, saya juga sempet ikut naek kekeretaan yang dibawa keliling tuh kawasan karnaval. Booooo, dengan tinggi badan yang berbanding lurus sama Naomi Campbell….Kegencet bajaj. Saya ini sering banget dikira sebagai wanita polos berumur 12-13 tahun. Jadi, waktu naek kekeretaan itu, nggak ada satupun orang yang protes, kekekeke. Akhirnya saya bersyukur juga punya tinggi badan di bawah 155 cm.







Tapi, saya nggak bisa bo-ong, di tengah keramaian nih carnival saya tetep ngerasa sendirian…



Bersambung….