Hai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) masih pada inget nggak sama cerita saya tentang sebuah kota kecil di Italia bagian tengah, bernama Spello? This is absolutely my fav city in Italy :)
Yuhuuuu, gimana? Kurang kece apalagi coba nih kota? Dan ternyata guys, ternyata Spello masih menyimpan sebuah cerita yang nggak kalah serunya lho. Sekitar sepuluh hari setelah kedatangan pertama saya di kota tersebut, terselenggaralah sebuah festival yang super duper ciamik punya.
Jadi, apa aja yang saya liat di festival yang gokil ini?
Kita liat sedikit cuplikan gambarnya sedikit dulu ya, semoga aja temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang penasaran. Emangnya arwah doang yang boleh penasaran? Boleh kak, yang penasaran kakak….
Penasaran kan ya? Ya? Ya? Penasaraaaan atulah…..Pokoknya yang nggak penasaran, saya cium bulu keteknya…..Pake garpu tala! "Ayooo maniiiis, penasaraaaan maniiiis…" <--- ngomongnya ala si bapak-bapak pembawa acara Takeshi Castle.
Ternyata ya guys, menurut artikel tersebut, eek sambil jongkok itu lebih sehat lho daripada eek sambil duduk! Waaaaow…..
Katanya nih, ketika kita lagi jongkok, otot-otot sekitar usus besar lebih nyaman bekerja, syaraf-syaraf kandung kemih dan prostat pun lebih terlindungi, dan mencegah masuknya bakteri ke usus kecil dari usus besar.
Afterwards, yang nggak kalah pentingnya nih, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang hamil, kaya Mbak Dian di Fukuoka, posisi jongkok ketika buang air besar itu dapat melatih kita agar bisa lebih mudah melahirkan secara normal, karena dapat menghindari kasus rahim tertekan.
Buat yang mulia Teteh Piera sendiri sih, eek sambil jongkok itu lebih berasa aja ngedennya. Cuma ya jeleknya, saya nggak bisa namatin Harry Potter jilid 7 aja dengan posisi seperti tersebut. Nggak kebayang aja betis saya bakal cenat-cenut gimana? Welkam tu dunia asam urat…..
Hayooooo siapa yang sering bilang kalau orang luar negri itu lebih kece dari kita? Budaya timur itu jauh lebih maju lagi daripada budaya barat :)
Agnes Monica boleh berambisi dengan go-international-nya, tapi yang mulia Teteh Piera mah lebih memilih untuk mensukseskan program go-traditional aja kayanya, maklum modalnya belum se kenceng Teh Agnes euy, kekekeke.
"Dompet ini kadang-kadang tak ada logika…." Siiigh~
Nggg, okeh entah kenapa saya jadi keranjingan cerita horror begini. Semua pengalaman ini saya lalui ketika saya masih kuliah di Bandung.
Di postingan Horror Sunday Morning dan Horror Thursday Morning, saya bercerita tentang kisah dunia per-mahluk halus-an di kampus saya. Nah, sekarang giliran di tempat kosan saya yang jadi bahan empuk untuk kita gunjingkan di malam jumat yang lumayan bisa buat kita sedikit bergidik ini. Ayoooo, buat temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ngaji quran-nya diselesaikan terlebih dahulu, baru déh baca blog yang satu ini.
Okeh, biar suasananya makin mendukung, mari kita dengarkan salah satu lagu yang baru saja terputar di i tunes play list saya,
Ah sebuah suasana yang mendukung sekaleeeeee, emang nih malem jumat begini paling enak merasakan perasaan galau dan mencekam secara bersamaan. Ya kalau lagi inget cerita pernah putus di kolong jembatan jam dua lebih tiga belas menit saat dini hari, inget aja sama cerita suster ngesot yang pernah diperkosa terus dibunuh sama salah satu dokter ganteng di rumah sakit tempat dia bertugas, ooouch! Ternyata, hidup kita tuh nggak se-getir suster ngesot ya, sob?
Kadang saya suka pengen memperjuangkan HAM déh, Hak Azasi Mahluk-halus. kasian aja gitu ngebayangin gimana capeknya sesosok pocong luncat-luncat sendirian gitu??? Sundel yang badannya nggak pernah ditransplant??? Kunti yang kayanya walaupun se-galau apapun hatinya, teteup aja dia harus ketawa-ketiwi? Semua demi sebuah politik pencitraan! Hantu kita téh udah nyaingin presiden aja ya???
Okeh, jadi langsung aja nih ya kita masuk ke dalam cerita seram dari kosan saya.
Kosan saya di Bandung terdiri dari 40 kamar, yang isinya cewek semua! Nggak kebayang kan pas kalau udah ngumpul, itu mah yang namanya saham IHSG sampe bulu mata Syahrini yang anti tsunami itu bisa kami bahas.
Kamar saya sendiri berada di lantai dua, satu lorong bersama Mawar (bukan nama sebenarnya, red). Suatu hari, Bunga (bukan nama sebenarnya, red) yang tinggal di lantai tiga, datang mengetuk kamar saya.
"Pe, si Mawar ke mana sih? Tadi pas gue panggil, dia nyaut dari kamarnya, tapi pas gue ketok, kok kagak ada?" Tanya Bunga pada saya yang sedang memikirkan hubungan antara gelombang longitudinal tak beraturan terhadap gerakan peristaltik lambung sebelah kiri dari ular betina Mongolia dengan aplikasi hukum Newton II terhadap garis percintaan seorang pemudi yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan sang pujaan hati.
Sambil mengelap ingus yang keluar saya pun menjawab, "Lah dia kan dari tadi di ruang TV…."
"Lah terus tadi siapa dong nyaut panggilan gue?" ujar Bunga kebingungan.
Jeng-jeng!
Mungkinkah yang nyaut itu adalah Susanna, si hantu Tanah Kusir??? Hiiiii….Jadi ya, kondisi kamar Mawar itu emang agak sungguh mengkhawatirkan. Temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang pernah baca komik Nodame Cantabile?
Yak, sekiranya kamar tidur si Mawar ini persis sama kamarnya si Nodame, berantakan, sangat. The best story-nya tuh, saya pernah nggak bisa nemuin keberadaan Mawar di dalam kamarnya, padahal dia lagi tidur sambil menggunakan mukena. Di dalam kamarnya, saya juga pernah nemuin tahu yang dia beli……Seminggu yang lalu! Kyaaaaaaaaa~ Kyaaaaa~
Tapi, ya di luar semua kebiasaannya, si Mawar ini merupakan salah satu sobat terbaik yang saya punya. Dia siap menampung curhatan yang mulia Teteh Piera yang hatinya gampang terluka ini. I miss her so much, euy T.T Hopefully we can meet each other soon ya :)
Namun, kalau kita udah ngomongin ke-mistis-an kamar si Mawar, kayanya saya bisa ngurangin rasa kangen saya. Yak atulah ya, selain kisah sautan mistis itu, saya pernah diceritain sama si Mawar sendiri, pas dia lagi dalam keadaan setengah sadar, bangun dari tidurnya, dia pernah ngeliat sesosok cewek lagi duduk di kaki tempat tidurnya, ooooooooouch!
Terus ya, kata salah satu temen saya yang katanya bisa ngeliat mahluk begituan, dia pernah denger suara anak kecil dari dalem lemari bajunya si Mawar, ooooooooouch!
Ah, kadang saya suka horror sendiri aja gitu, gimana ya kalau para 'penghuni' kamar si Mawar itu lagi galau, terus pengen nge-galau trip? Sebagai orang yang kamarnya paling deket sama TKP, kayanya wajar ya, kalau saya sering ngerasain merinding disko darurat gitu….
Well, terkadang yang namanya cewek mah ya suka menutup-nutupi aslinya di depan lawan jenisnya. Begitu juga saya, di depan kecengan, saya bakal ketawa se-renyah mungkin, mulut ditutup, dan nafas diatur sesuai irama, berharap si kecengan bisa jatuh hati sama tawa ceria nan jumawa yang saya tunjukan.
Namun, lain perkara jika saya sudah kembali di rumah, pake kaos yang dulu waktu beli warnanya masih merah, sekarang udah jadi coklat muda, celana pendek berbahan seperti kain pel, waaaah long-coat-winter keluaran Yves Saint Laurent juga kalah telak lah sama kostum kebanggaan saya yang satu ini.
Pengaruh acara favorite sehari-hari juga nggak kalah mempengaruhi kebiasaan tertawa seorang cewek. Umpamanya kalau kamu punya temen cewek nyang demen nongton Cinta Fitri, maka jangan aneh lagi kalau gaya tertawa beliau tampak seperti seorang wanita yang sedang menahan dahak di tenggorokannya.
Nah, kebetulan demenan saya itu mantengin Spongebob Squarepants. So, si Mamam pernah protes, "Perawan kok ketawanya kaya spongebob??? Pantesan nggak ada yang mau sama kamu….." Ujar si Mamam sambil ngocek segelas nutri sari rasa jeruk nipis, minuman favorite Pak Mamat, Bu Evie, dan anak satu-satunya, Nikita Willy.
Oooooouch! Waaaaaai Maaaaaam???? Waaaai Maaaaam? Dari berjuta alasan yang engkau miliki, mengapa alasan itu lagi yang kau keluarkan? Wai Bu Evie? Waaaaaiiii??? Reality bites ya T.T
Untung aja saya kagak demen nongton transformers, nggak kebayang aja gitu ya, udah mah jarang mandi terus ketawa kaya Optimus Prime??? Meh! Ingin hati seperti Megan Fox, tapi kayanya para cowok di luar sana malah pengen ngasih lem fox. Biar sama-sama 'fox' tapi kalau sudah diimplementasikan ke dunia nyata, hasil yang didapatkan jauh berbeda ya, sob? T.T
Yuk ah, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana, yang belum dikasih kesempatan untuk menjalin tali yang hilang dengan orang terkasihnya, di pagi hari yang cerah ini mari kita senam SKJ '92 bersama sambil ditemani sebuah lagu yang sudah lama bertengger di i tunes play list yang mulia Teteh Piera.
Yak, gimana dengan pengalaman temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sendiri? How does reality bite you, sob?
"Di fisika kita mengenal rumus, Jarak = Kecepatan x Waktu. LDR pun begitu. Maksudnya adalah, kecepatan hasrat ingin bertemu dan waktu yang tak pasti kapan akan berjumpa. #eaa"
-Viera. 23 thn. SM*SHblast underground (dibaca: di depan temen-temennya, suka ngejelekin SM*SH, tapi pasang poster Morgan SM*SH di belakang pintu WC), nggak pernah percaya sama LDR, percaya mah sama Tuhan saja lah…..-
Okeh, yang mulia Teteh Piera mau berbagi cerita serem lagi…..Hiiiiiiiiiiiiiiiiiii.
Nah kalau cerita sebelumnya itu, yang mulia Teteh Piera alami sendiri, sedangkan cerita yang satu ini, temen yang mulia Teteh Piera yang mengalaminya
TKP-nya sendiri masih sama, tempat kuliah saya waktu di Bandung. Emang tuh bener-bener déh universitas penuh dengan cerita misteri. Kejadiannya adalah di gedung fakultas tempat saya belajar, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
Gedung FSRD terdiri dari empat lantai dan jurusan yang saya ambil, desain interior, berada di tingkat empat. Walaupun nama universitas saya sudah lumayan sering didengar dan banyak di antara mahasiswanya yang diharuskan bayar uang masuk yang bisa ngurut dada…..Dadanya Ade Rai! Tapi, tho fasilitas gedung fakultas saya masih sering ngebuat saya nggak kalah ngurut dada…..Dadanya Julia Perez! Aheeeeeey~
Gedung fakultas saya tidak memiliki lift. Jadi, nggak jarang, kalau misalnya saya lagi laper, terus jajan ke kantin yang berada di lantai satu, pas ada jadwal kuliah dan kudu naek ke lantai empat entuh gedung, perut saya udah lapar lagi. Tapi, lumayan lah, jadi sering olah raga, walaupun terpaksa.
Kalau malesnya lagi kumat, terkadang saya suka ngebayangin, ih kayanya enak juga kali ya, punya piaraan naga terbang semacam yang di sinetron laga-dubbing di channel televisi berlogo sapu terbang tersebut. Ciaaaaaaaaat~ Sampe déh di lantai empat dan nggak pake ngos-ngos-an!
Nah, terus di mana cerita seremnya???
Jadi gini, waktu itu saya sudah tingkat akhir dan sedang mengerjakan proyek tugas akhir. Sehubungan jurusan yang saya ambil adalah jurusan arsitektur murtad, alias desain interior, jadi tugas akhir saya nggak jauh berbeda sama para mahasiswa arsitektur. Ya, saya kudu buat maket juga, buat rancangan gambar di ukuran kertas mulai dari ukuran A2, A1, A0, sampe A…u-ah-elap! Program komputer yang disentuh juga nggak jauh berbeda, ya autoCAD, 3DsMax, photoshop, coreldraw, sampe i tunes dan zuma level 9 ke atas.
Untuk memudahkan proses sidang, banyak dari teman saya mengerjakan maket di kampus (di lantai empat), sehingga pas nanti kudu mepresentasikan maket yang telah mereka buat, mereka nggak usah capek-capek bawa maket yang rata-rata berukuran 1m x 1m itu dari lantai satu ke lantai empat, sambil kayang dan TANPA LIFT sodara-sodara! You know, kalau udah ngomongin tugas akhir, mahasiswa bisa ngelakuin apa aja….
Ketika deadline yang semakin mendekat, nggak jarang kami nginep di ruang-ruang berisi maket tersebut. Cerita horror pun sudah menjadi bahan pembicaraan se-renyah gossip infotainment. Salah satu yang paling terkenal sih, cerita mengenai tukang bakso.
Jadi, konon katanya, ada salah satu senior kami yang sedang mengerjakan tugas akhir, selayaknya kami. Dia nginep di ruangan kelas di lantai empat tersebut. Waktu sudah menunjukan pukul dua malam, maket yang dia buat tak kunjung selesai, perutnya sudah keroncongan, dan tiba-tiba saja dia melihat tukang bakso lewat di luar jendela.
Tak kuasa menahan lapar, akhirnya dia memanggil tukang bakso tersebut, "mang, mang, basona hiji!" (Artinya: "Excuse me sir, could you give me one, please?")
…..
Dan, sejenak pikirannya pun tertohok, "meeeeen, ini kan lantai empat, berarti tuh tukang bakso melayang dong? DEM!"
Mungkin saja tukang bakso ini adalah Brama Kumbara yang sedang menyamar? Atau turunan Harry Potter, dia naik ke lantai empat pake nimbus 2000? Lillahitaa'la banget ya sob……
Lagi asik-asiknya ngegossipin tukang bakso nimbus 2000, tiba-tiba salah satu teman kami yang baru saja datang, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya, red). Dia baru saja membeli gorengan di depan masjid yang berada tepat di sebrang fakultas kami.
Ketika kami sedang sibuk mengerubuti gorengan, tiba-tiba saja Mawar nyeletuk, "Lah kok lo ada di sini?" ujarnya kepada Bunga (bukan nama sebenarnya, red).
Wajah Bunga terlihat kebingungan, "lah, emang dari tadi gue di sini. Maket gue belum selesai juga nih……"
Terlihat wajah Mawar yang menjadi sedikit lebih cemas, "ngggg, serius lo? Tadi lo nggak ke bawah?"
"Lah kalau gue ke bawah, ngapain gue nitip beliin gorengan ke lo, gue bisa beli sendiri kalau kaya gitu mah. Emang kenapa gitu?" Ujar Bunga sambil terus mengunyah pisang goreng yang tampak lebih banyak kadar terigunya daripada pisangnya.
Dengan suara yang terdengar cukup pelan dan sedikit mencekam "Tadi di tangga lantai dua, gue kan nyapa lo….."
Jeng-jeng!
Sebagai saksi kalau Bunga yang terus ngelemin karton 3mm di lantai empat selama Mawar beli gorengan, saya pun cuma bisa membelakan mata. Soalnya saya baru aja nelen cabe idup-idup.
Yak, sekian cerita horror malem kamisnya…..Biar nggak terlalu merinding disko, di akhir postingan, saya mau kasih temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lagu yang baru aja saya download;
Wahai tukang bakso nimbus 2000, "mau dibawa ke mana…..Tuh gerobak bakso???"
Bai de wei, saya baru sadar sekarang tuh hari Rabu ya, tapi judulnya kok Horror Thursday Morning ya? Syem on yuh, Viera, kikikikikiki…..
Mungkin buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semua, udah pada tau kalau selain males buat melakukan tindakan kriminil, yang mulia Teteh Piera juga males buat melakukan sebuah kegiatan bernama….'Mandi'.
Tapi, tampaknya si Mamam, sesosok manusia yang telah membesarkan saya selama 23 tahun, seorang perempuan yang telah menyusui saya selama 10 bulan, seorang wanita yang berumur di atas 50-an, di mana ketika sakit, lebih memilih pergi berbelanaj dengan alasan, "daripada duitnya dipake buat beli obat, meningan buat beli baju!", seorang ibu dari yang mulia Teteh Piera, tidak menyadari hal tersebut.
Ketika itu, di suatu siang yang terik, si Mamam datang menghampiri.
Mamam (M): "Neng, udah mandi?"
Yang mulia Teteh Piera (V): "Mam, pernah baca majalah national geographic nggak? Tahun 2050 itu diprediksi manusia bakal kena krisis air bersih. Aku tuh ngedukung program save the water Mam…..Bayangin déh kalau ada satu juta orang yang nggak mandi hari ini, kaya aku. Berapa galon liter air yang bisa kita selamatkan demi generasi mendatang. Mamam nggak mau dong anak-cucu kita kekurangan jatah air bersih? Nggak mau kan? Iya kan? Aku berusaha untuk memberikan kesempatan pada mereka agar bisa hidup lebih lama lagi Mam….Peulis Mam, mereka itu punyak hak untuk hidup layak. Kita itu satu-satunya harapan mereka Mam….."
M: "Jadi, kamu belom mandi?"
V: "Belom."
M: "Pantesan nggak ada yang mau sama kamu."
V: "……" *JLEB! JLEB! JLEB!
Emang susah ye, niat hati ingin membantu kampanye save the water yang dicanangkan WWF, tapi apa daya WWF kayanya nggak punya niat ingin membantu kampanye mencari jodoh yang dicanangkan yang mulia Teteh Piera. Siiigh~
"Mam, wai Mam???? Waiiii? Dari sejuta alasan yang ada di dunia yang fana ini, mengapa alasan itu yang kau pilih Mam? Waaaaai???????" Yang mulia Teteh Piera tak kuasa menahan jeritan hatinya kembali.
Lari pagi? Ooooouch, emang sih saya demen lari, tapi bukan 'lari pagi' melainkan lari….Dari kenyataan, reality bites ma men T.T
Nongton Mamah Dedeh? Sorry, nognton si Mamam ngomel aja saya udah males, apalagi mamahnya orang laen.
Nongton spongebob? Episode si spongebob lagi diajarin nyetir sampe si Ms. Puff masuk penjara lagi tayang dan saya udah berkali-kali tongton.
Hmmmm, ya udah déh buka lepi, sambil dengerin lagu kesukaan,
terus mari kita bercerita…..Bercerita horror!
Kan kalau malem jumat kliwon cerita serem mah udah biasa, dan saya nggak mau kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) dianggap biasa-biasa aja. Kalian itu luar biasa! Kalian itu biasa di luar!
So, mari kita mulai aja sob…..For your information, pengalaman ini saya alami sendiri.
Saya bukanlah tipe orang yang percaya kalau mahluk halus itu demen munculin dirinya di depan manusia se-kece saya. Tapi apa daya, mereka itu ciptaan Tuhan juga jadi adakalanya mereka pengen ngeceng juga kali ya di dunia manusia.
Saya inget banget kejadiannya, karena ini adalah kejadian pertama dan terakhir (karena sampe detik ini saya nggak pernah liat 'begituan' lagi) yang pernah saya alami.
Waktu itu jam menunjukan pukul sekitar setengah tujuh malam, saya ada acara dengan unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang saya ikuti ketika saya masih kuliah di Bandung. Acaranya sendiri dimulai setelah para anggota UKM yang muslim selesai sembahyang.
Saya turun dari mercy (ciri-ciri mercy-nya: rodanya empat, warnanya ungu, ada sopir pribadinya, dan dengan tarif 1000 perak per sekali jalan kalian sudah bisa merasakan mercy berkapasitas 14 orang plus supir tersebut, red) yang saya tumpangi dan turun di dekat Fakultas Sipil, which means saya harus jalan kaki lagi, sekitar 700 meter untuk sampai di base-camp UKM saya.
Lampu penerang jalan di kampus saya saat itu, memang hanya dijadikan tempat para kolektor stiker sedot WC berkreasi se-kere-aktif mungkin. Tapi, karena sebentar lagi acara UKM saya bakal dimulai dan saya belum shalat maghrib, saya pun memberanikan diri untuk melalui jalan yang gelap tersebut, karena jalan tersebut merupakan jalan yang paling singkat yang bisa saya tempuh.
Di belakang saya ada dua orang cewek (yang saya yakin manusia tulen) soalnya mereka lagi ngegossipin si Naysila Mirdad ama Rionaldo Stockhorst di sinetron 'Liontin', kayanya para mahluk halus punya channel swasta tersendiri kali ya di dunia mereka dan kayanya kemungkinan buat mereka nayangin sinetron Liontin di sana kecil banget ya?
Yah, lumayan lah, mereka berdua bisa dijadikan temen di sepanjang jalan yang gelap gulita yang saya lewati.
Nah tiba-tiba suara cekikikan dari dua orang cewek di belakang saya terhenti. Iiiiih padahal mereka lagi ngebahas nasib si Chacha Federica di sinetron itu, mereka nggak tau kali ya saya itu sebenernya anggota perkumpulan sinetron underground juga! Yang kalau di depan temen-temen seangkatan, saya suka bilang males nongton shitnetron. Padahal di belakang mereka, saya diem-diem nongton semua episodenya sambil nyemil popcorn yang dijual serebuan di warung sebelah kosan saya.
Saya pun nengok ke belakang, dan dua cewek itu tiba-tiba nutup mulutnya. Nggg, apakah ngomongin sinetron kebanyakan bisa ngebuat mulut kamu bau?
Saya pun berbalik dan berniat melanjutkan perjalanan saya menuju tempat UKM. Dan ketika berbalik saya disapa oleh…..Seorang cewek berpakaian baju putih lagi nyisir rambutnya yang panjang yang nutupin wajahnya sambil duduk di kursi taman yang emang disedikan oleh pihak kampus untuk para mahasiswa-mahasiswi bersantai di siang hari (walaupun pada kenyataannya lebih sering dijadiin tempat jualan mamang-mamang tukang bala-bala).
WOOOOOOOD! Saya pun langsung baca jampi-jampi ayat qur-an, tapi yang gokilnya adalah, mungkin karena saya saking merinding diskonya, mulut saya malah ngeluarin doa mau makan. Bodooooo. bodooo amaaat! Kali aja tuh cewek lagi nunggu mamang-mamang yang jualan bala-bala, dan doa mau makannya sudah saya wakilkan.
Akhirnya saya sampai ke pintu gerbang utama kampus saya dan saya disapa oleh sorot cahaya lampu dari pos satpam. Dua orang cewek yang lagi ngegossipin sinetron Liontin itu pun bertanya, "Teh, tadi ningali teu?" (Artinya: "Hai Nikita Willy, tadi ngeliat 'sesuatu' nggak?")
Saya pun cuma menganggukan kepala, niat saya ke UKM langsung saya ganti untuk menyempatkan mampir ke masjid yang terletak di sebrang pintu utama terlebih dahulu. Mungkin itu peringatan dari Tuhan gara-gara saya udah jarang kongkow di 'rumah-Nya' lagi.
Setelah kejadian tersebut, saya nggak berani ngelewatin pekarangan fakultas sipil universitas saya selama seminggu.
Hiiiiiiiiii…..Kalau diinget-inget sekarang, saya masih suka serem sendiri lho. Dan untungnya itu cerita pertama dan terakhir yang saya punya. Daripada ke 'dunia lain' meningan kita ke 'dunia fantasi' aja yuk!
So, kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sendiri gimana? Cerita horror apa yang ada di sekolah, kampus, atau tempat kerja kalian?
Oke, saya tau kalau saya itu anggota tetap-nya SM*SHblast underground….Itu lhoooo, semacam kumpulan orang-orang yang paling demen ngata-ngata-in SM*SH, tapi apal semua lirik lagu boiben yang punya tujuh personil tersebut dan majang poster salah satu personel favoritenya (misalnya, Morgan, red) di ceiling kamar tidurnya. Ini bukan pengalaman pribadi. Sekali lagi, ini bukan pengalaman pribadi, terimakasih. *Nyopotin bekas solatip di langit-langit.
Tapi bukan berarti saya menutup mata sama pemusik lainnya. Dari The Strokes sampe Tina Toon, semuanya saya jambani.
Well, pada awalnya saya juga nggak tau siapakah gerangan tokoh yang satu ini. Apakah dia memiliki hubungan darah dengan vokalis The Ting Tings? Dia pernah diapain sih sama perjaka ting-ting?
Buat yang nggak tau The Ting Tings, itu lhooo ben yang lagunya dijadiin bekson iklan mijon.
Dan seperti biasa, saya nggak bakal buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) merasa sedih dan gundah gulana melana, dikarenakan kekurangan info paling ter-g4vL, seperti fenomena Ayu Ting Ting ini. Jangan sampe diantara temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), kalau ditanya "tau Ayu Ting Ting nggak lo?" kalian cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala dan pergi sambil berlalu. Peuuuliiiiiz guys, saya nggak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Sekalipun!
Dengan lirik yang sangat mendayu syahdu dan menyayat sembilu, Ayu Ting Ting menggebrak dunia musik Indonesia. Oooooouch, mungkin kehadiran Ayu Ting Ting ini merupakan alasan utama kenapa Oom Glen Fredly mundur dari dunia permusikan indonesia.
Buat temen-temen yang belom tau, sejenis apakah Ayu Ting Ting ini, boleh kak, di cek video di bawah ini kakak….
"Kemana…..Kemana…..Kemana….." Oops sorry, saya sedang mendalami kisah sedih seorang Ayu Ting Ting. Kasian ya Ayu Ting Ting, udah jauh-jauh nyari kekasih hatinya yang hilang, eh malah dikasih alamat palsu, so saaaaaad T.T *elap ingus komplotan gajah di Waekambas.
Eh, gimana kalau kita buat gerakan ngumpulin koin biar Ayu Ting Ting bisa nemuin alamat asli pacarnya??? Ya, ya, ya, orang yang nggak ada kerjaan sama orang yang g4vL geeeellllla itu bedanya tipis ya sob? So guys, barusan itu Ayu Ting Ting, nah yang ini The Ting Tings…..
Barusan The Ting Tings, ini lain lagi, ini perjaka ting ting…..
Assalamualaikum, selamat pagi, buon giorno, good morning.
Teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nggak nyangka, saya bener-bener nggak nyangka, kalau, kalau, kalau……..Ini adalah postingan ke-700!
As you know, target 1000 postingan itu harus segera terpenuhi sebelum komik detektif Conan tamat (gilooooo ya tuh komik, kagak beres-beres dari saya kelas 3 SD???)
Terus, kalau udah 1000 postingan, apakah yang akan yang mulia Teteh Piera lakukan?
Nggggg, mungkinkah saya akan segera merajut tali kasih bersama Morgan SM*SH? Kekekeke. Hmmmm, kira-kira kalau udah 1000 postingan, enaknya saya ngapain ya? Saya sih pengennya melakukan semacam hal yang kece banget, tapi belum kebayang euy……
Menjambani temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tampak kece juga ya, tapi….Sayangnya dompet saya belum sekece wajah saya. "Perhatian-perhatian kepada temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang mulai mau lempar sendal, saya persilahkan untuk mengganti niatnya dengan melempar kartu ATM, burung dari Irian, burung cendrawasih, cukup sekian dan terimakasih." #kibasponi #kibasdompet
Ah, tapi apapun yang akan saya lakukan nanti, di postingan ke-700 ini saya mau mengucapkan terimakasih (terima kartu kredit juga) kepada;
1. Tuhan yang udah ngasih saya segudang pengalaman yang akhirnya bisa saya share sama temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) se-bangsa dan se-tanah air.
2. Si Papap dan si Mamam yang lebih memilih untuk menginvestasikan uang di kantong anaknya daripada di bursa saham.
3. Temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang kece-kece, yang udah menyempatkan membaca tulisan curhatan seorang gaids muda yang sedang terkoyak hatinya gara-gara mendambakan seorang Morgan SM*SH nun jauh di sana, kyaaaa~ Kyaaaa~ *Lagi gambar lope-lope di foto Morgan SM*SH pake potosiop.
Siiiiip, udah dulu ah, tunggu kisah-kisah kelanjutan yang mulia Teteh Piera di blog yang penuh ketinjaan ini. Wassalamualaikum wr,wb
P.S I: Buat yang baru aja eek, jangan lupa cebok yang bersih ya :)
P.S II: Di tanggal 22 September, mari kita rayakan hari Oncom si Tukang Iri Hati sedunia! "Kalau pas ke kondangan temen-temen sejawat lo, jangan lupa bawa bawa truk ya....Jadi nanti kalau nanti ditanya, 'mana nih gandengannya?' lo bisa langsung nunjukin truk yang lo bawa-bawa dan menjawab pertanyaan menyakitkan itu dengan 'gandengan? Nih, sebelah gue ada truk gandeng' ujar lo sambil berlalu ke booth siomay."
"Aduuuuuuh, alhamdulillah ya sesuatu banget…" <-- Bayangin yang mulia Teteh Piera ngomong kalimat sakti ini sambil naik kuda putih, sambil pake jubah putih ketiup angin sepoi-sepoi, pokoknya bayangin kalau yang mulia Teteh Piera itu kembarannnya Syahrini! Titik! Nggak pake koma! Nggak pake mecin! Yang pedes, karetnya dua!
Alhamdulillah ini bukan sembarang alhamdulillah, Mas Bro.
Alhamdulillah blog saya ada yang demen. Ya Allah, pasti yang suka baca blog ini téh orang-orang yang merasa sedang kehilangan pegangan arah kehidupan gara-gara sering disapa pertanyaan bertema 'kapan?' di ondangan-ondangan kawasan Jabodetabek dan sekitarnya. Mulai dari "kapan nikah?" sampe "kapan berhenti mengelu-elukan Morgan SM*SH?"
Ouuuuuch, apakah beliau seorang pendiam? Apakah namanya mencerminkan tingkah lakunya? Hanya Tuhan Yang Maha Esa saja yang tau akan kebenaran ini.
Nah, menurut gossip yang bertebaran si Hening ini adalah seorang mahasiswi muda, berbakat, rajin shalat, dan bertubuh kuat. Namun apa daya, dia hanyalah seorang wanita biasa yang bisa merasakan galau tinggi jua.
Untungnya Hening selalu menyalurkan energi positif kegalauannya kepada hal-hal yang patut dicontoh oleh seluruh anak muda se-Indonesia raya. Misalnya…..Ya itu tadi, men-jamban-i blog-nya yang mulia Teteh Piera.
Kasian ya Hening, mungkin sebenernya waktu dia galau dia ingin mencari blog-blog penambah pahala, tapi apalah daya, hidup itu emang penuh ketinjaan, yang bikin unik adalah, gimana setiap manusianya bisa me-recycle tinja mereka masing-masing. Ada yang dijadiin makanan ikan di balong dan ada yang jadiin bahan utama pupuk kompos. Dan yang mulia Teteh Piera mah yakin, kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nggak termasuk kelompok orang yang cuma bisa ngebiarin kotoran mereka mengambang di samudera Atlantik sambil nunggu kapal Titanic lewat (Titanic udah tenggelam dari tahun 1918 sob!). Dan, terdamparlah Hening di blog ini. *Keprok-keprok!
Oh iya, buat temen-temen kelomopok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang mencari istri solehah, bolehlah kalian mampir ke blognya Hening di;
Siapa bilang mobil orang Italy téh caem-caem? Itu semua hanya khayalan semata dari para Mas Bro saja. Pada kenyataannya kalau saya lagi bergalau trip ke Roma atau Milan, paling banter saya liat bus-bus umum merk Sania. Buat ibu-ibu kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang punya hobby merajah bawang putih dan menanak nasi di atas dandang, 'sania' di sini bukan merk minyak goreng yang satu entuh yak.
Kepemilikan mobil pribadi di Italia itu memang cukup tinggi dibandingkan di negara Eropa lainnya, tapi sistem kendaraan umumnya nggak bisa kita pandang sebelah mata. Emang sih nggak se-ontime di Jerman, tapi dari segi kenyamanan, kayanya Kopaja 502 yang demen mangkal di sekitar Stasiun Cikini kalah telak sama bis nomor 34 yang demen mangkal di terminal bus Roma Termini.
Supir busnya juga ganteng-ganteng. Coba déh kalian berkunjung di saat summer, ketika para turis lagi membludak-bludak-nya. Kayanya tuh para supir bis Italia makin banyak numpahin jel ke rambutnya, sembrot parfume ke seragamnya, pokoknya makin klimis gitu déh. Ngggg, nggak semua supir bis kaya gitu juga sih, mungkin ini rezeki-nya yang mulia Teteh Piera aja bisa disetirin ama mas-mas ganteng. Iiiiiih, meuni pengen bawa mereka ke casting-nya Raam Punjabi! Pasti langsung dikontrak sinetron stripping sama kembaran saya, (SIAPA LAGI KALAU BUKAN) Nikita Willy!
Aduuuuuh, itu mah ya, saya téh langsung pengen ngebayangin supir angkot di Bogor jadi kece-kece, ya minimal kaya Christian Sugiono lah. Terus kalau misalnya saya masuk angkot, beliau menyapa, "good morning This is Mr. Asep Saepullah's speaking. Selamat datang di angkot 09 jurusan Sukasari-Warung Jambu. Tarif yang ditawarkan cukup relatif murah. Harga saham IHSG hari ini turun 20 poin dan…..Have a nice trip."
Beuuuuuuuuuuuuuuuuuu! Pilot singapore airlines juga liwaaaaaat ini mah! Kapankah itu terjadi wahai para walikota Bogor???? Eh gossipnya, walikota Bogor nikah lagi ya??? Coba itu cinderamatanya téh, voucher naek angkot nomor 32 jurusan Cibinong (my hometown, red) satu bulan penuh.
Oh iya, biar dikate Ferarri berasal dari Italia, saya jarang sekali ngeliat jenis mobil mewah yang satu entuh berseliweran. Paling banter saya liat mobil ber-merk kembaran kuda di depan Masjid Salman (masjid di depan ITB, red) lagi ketojos paku kakinya, sampe jijingkrakan kaya begonoh, di tempat dealer penjualan mobil.
Buktinya, selama tinggal dua tahun di Italia, saya baru ngeliat ferrari yang berjalan di atas jalan raya sekitar 2 kali. Eh, ini mah emang pergaulan sayanya kurang elite kali ya? Maklum atuh, yang mulia Teteh Piera biasa bergossip sama pangeran William. Dia mah kagak naek ferarri! Dia naek keretea kuda, sob. Udah kagak jaman merk-nya doang yang bergambar kuda, sekalian dong kudanya dinaekin.
Salah satu hobby saya selama tinggal di Italia adalah manjat-manjat pohon. Maklum, kayanya kebiasaan nongton serial kera sakti di sebuah saluran televisi swasta yang berlogo ikan sapu lagi gigitekan di udara, mempengaruhi kebiasaan saya setelah dewasa. Dewasa??? Prikitiiiiiiw, yang mulia Teteh Piera udah dewasa euuuuy….Udah menstruasi gituuuuuu lhoooooow!
Nah, salah satu pu-un yang ane demen nodai kesucian batangnya adalah pu-un prunye (ditulis: pru-gne, red). Pada awalnya saya bingung ini téh buah apaan yak? Kecil-kecil hijau, atau ketika sudah agak matang akan berwarna ungu kebiru-biruan dan agak tertutup sama lapisan bedak tipis gitu. Kan biasanya mah saya téh nyemil buah sawo, tiba-tiba dikasih buat prunye. Itu mah saya meuni pengen langsung ngasih duren Rancamaya da ke bule-bule itu.
Rasa dari prunye itu sendiri kaya nano-nano; manis, asem, asin, rame rasanya. Huwoooooh, gaya lah yang mulia Teteh Piera, biasa makan kesemek, sekarang mah makannya prunye….G4vL gelaaaaaaaaaa!
Kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sendiri gimana? Buah ter-g4vL apa yang pernah kalian makan?
Entah kenapa, garis kehidupan beliau di bidang precintaan tampaknya dikutuk oleh dewa penjaga langit utara. Abisan ya, sekalinya curhat, ceritanya dicuekin melulu sama cewek-cewek incerannya.
Saya rasa, mungkin si Dedih ini kurang doa atau....Kurang ganteng?
Hmmmm, pertanyaan yang cukup simple, tapi bisa buat saya dimutilasi sama si Dedih. Maklum, si Dedih ini seorang kapiten, yang mempunyai pedang panjang, kalau berjalan prok-prok-prok....Eh kok malah nyanyi??? Maksud saya, si Dedih ini hanyalah seorang murid SMA biasa yang mudah terkoyak hatinya.
Terakhir kali, si Dedih curhat, kalau sms dia ke kecengannya nggak pernah dibales. Well, sebagai pakar percintaan anak muda dan anak munding, saya yakin, ada yang salah dari sms si Dedih.
Mungkinkah si Dedih menulis pesan yang sempet jadi topik pembicaraan akhir-akhir ini?
"Ini Dedih, cowok yang ngecengin kamu sebulan terakhir ini. Tolong kirimin pulsa 20ribu, ke hp Dedih. Urgent."
atau...
"Selamat, kepada pemilik hp dengan nomor 08xxxxxxxx (nomor hp kecengannya si Dedih, red) Anda baru saja mendapatkan hadiah mobil toyota Avanza berwarna putih mengkilat tanpa gores plus pengakuan rasa cinta yang terpendam selama sebulan terakhir ini. Untuk lebih lanjut, silahkan hubungi nomor 08xxxxxxxxx (nomor hp-nya Dedih)."
"Aaaah Dediiih gimana nggak dibales smsnya??? Sms tipe kaya gini mah biasanya dibalesnya sama Tuhan!"
Saran saya buat si Dedih, hareee geneeee masih kirim sms??? Kirim parcel Ded! Sebuah parcel berisikan makanan dan minuman favoritenya, disertakan sebuah kartu bertuliskan,
"Selamat hari raya idul fitri 1432 H. Gue tau Cinta Fitri udah tamat, tapi cinta gue ke lo nggak bakal pernah tamat."
"Beuuuuu Deeeeeeed, jangan salahkan daku kalau keesokan harinya lo dikirimin balik parcelnya. Lumayan Ded, balik modal..."
Tapi, teteup ah Ded, yang namanya cowok nggak boleh pantang berputus asa. Nyari pacar itu kaya nempelin koyo cabe di bulu dada Ade Rai.....Ngggg, itu tuh kaya gimana ya?
Bai de wei, foto yang saya pajang di atas itu bukan fotonya si Dedih sama kecengannya, tapi foto si Dedih sama penyanyi jazz kenamaan ibu kota, Dira Sugandi. Maklum, untuk mempesar kemungkinan untuk mendapatkan orang yang terkasih, akhir-akhir ini si Dedih gemar mengunjungi event-event anak muda kekinian, kaya Batam Jazz Festival.
P.S buat si Dedih: "Gue comot foto lo ya Ded, kali-kali di antara temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang merasa iba dan mulai menaruh hati pada dirimu....Doa dari Vatican menyertaimu, wahai anak muda...."
Buat saya, profesi apapun yang dimiliki oleh teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PieRa!) pasti punya ke-kece-an tersendiri. Dari yang jadi supir metromini sampe pialang saham, semuanya punya cerita masing-masing.
Salah satunya, adalah Reinih si Ibu Guru Tauladan. Wanita berumur 20 tahun-an ini, baru saja dikatakan lulus dari sebuah universitas negri bergengsi di ibu kota. Sempat bekerja di sebuah tempat hip di Jakarta, namun naluri batiniyah-nya memanggil dia kembali untuk bekerja demi kemajuan pendidikan generasi penerus bangsa, singkatnya, Reinih si Ibu Guru Tauladan sekarang mengajar sebuah SMA di kawasan Bekasi.
Kebayang saya teh ya,Reinih si Ibu Guru Tauladan ini bakal mengajar anak-anak yang haus akan ilmu pengetahuan itu. Namun apa daya, jaman telah berubah. Ternyata nggak cuma kesatria baja hitam aja yang bisa berubah ya Mas Bro?
Waktu SMA dulu saya paling banter heng out sama guru perpus, itu juga gara-gara sering mabal di perpus. Abis kalau di kelas bawaannya ngantuk melulu, apalagi waktu jaman saya mah, sistem pengajaran masih satu arah, di mana murid kudu duduk istikhamah sambil sesekali menutup mata di jajaran kursi belakang, sedangkan bapak atau ibu guru megang kapur tulis di depan. Iyuuuuh, it's so tu tausen en tu sekali ya Mas Bro? Denger-denger, jaman sekarang sistem pengajaran kaya gini sudah dibumihanguskan?
Kan jaman sekarang mah murid-murid sekolah teh pada aktif-aktif ya? Ketika guru mengajar di depan, murid-murid di belakang pada aktif makan keripik Ma Icih level tiga.
Okeh, balik lagi ke ceritanya Reinih si Ibu Guru Tauladan. Sehubungan dengan Reinih si Ibu Guru Tauladan ini merupakan guru BP, jadi dia tidak ditugaskan untuk mengajar mata pelajaran, namun lebih kepada mengajar prikemanusiaan dan prikeadilan kepada muridnya, atau istilahnya, jadi temen cucurhatan kali ya?
Nah, dari beberapa curhatan para muridnya, ada beberapa kisah yang lumayan gokil buat dibahas sama saya. Diantaranya,
Tersebutlah Mawar (bukan nama sebenarnya, red), dia merupakan salah seorang murid Reinih si Ibu Guru Tauladan. Si Mawar ini cerita kalau dia lagi punya secret admirer. Siapakah gerangan si secret admirer ini? Si Mawar pun tidak mengetahuinya, yang dia tau hanya setiap si Mawar ini datang ke warnet langganannya, dia pasti dapet surat tak bertuan gitu. Isinya sendiri bisa bermacam-macam, dari ngajak kenalan sampe nanya nama bapak sampeyan.
Sampailah suatu hari. si Mawar mau bayar tagiha jam warnetnya dan ternyata dia digrattisin dari biaya pemakaian tersebut. Then, you knwo what??? Ternyata si secret admirer-nya itu adalah si tukang jaga warnet. Oooooouch co cuiiiiiit! Dan tau nggak sih, si tukang jaga warnet ini sampe apal lho tempat duduk favorite si Mawar. Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaow!
Jadi inget lagu dari salah satu band favorite saya gini;
Aduuuuuh, saya teh jadi inget masa-masa waktu saya masih muda. Okeh, umur saya emang baru 23 sih, cuma tuh yang namanya teman pergaulan, kebanyakan yang sudah berumur uzur, kadang malah udah pada punya cucu. Jadi, kalau lagi ngomongin masa-masa SMA teh, suka berasa lagi ngomongin zaman ketika meganthropus paleo javanicus masih idup gitu.
Lagian mah, masa SMA saya teh kelam jumawa lah. Kalau nilai saya di bawah rata-rata, saya bisa dibebastugaskan dari program studi yang saya ikuti. Bohong banget buat yang bilang, kalau masa SMA adalah masa terindah, buat saya masa SMA adalah masa terkutuk, boro-boro mikirin secret admirer, yang ada saya mikirin ulangan kimia, her fisika, prktikum biologi, tes masukin bola bakset ke keranjang, ngapalin irregular verbs. Palingan yang jadi secret admirer saya teh buku teks panduan Fisika 2A keluaran PT. Erlangga, iyuuuuh~
Wahai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang budiman, berbahagialah kalian jika memiliki secret admirer berwujud manusia sungguhan, amiiiin.
Sebenernya nggak ada yang salah dari pertandingan ini. Yang saya sesalkan cuma komentar-komentar yang bertebaran di mana-mana. Sedih mah wajar kali ya? Tapi, bukan berarti kita bisa mengkambing hitamkan segala hal yang ada di sisi sebuah pertandingan ini.
Buat saya, menang-kalahnya suatu pertandingan hanyalah bonus semata. Yang menjadi perhatian utama adalah apa yang dilakukan tim tersebut selama kurang lebih 90 menit di lapangan hijau.
Saya agak kesel sama orang-orang yang menghubungkan pertandingan ini dengan dunia politik. Gila ya, apa nggak bisa bedain gitu mana yang jadi urusan Bambang Susilo Yudhoyono sama yang jadi urusannya Bambang Pamungkas? Nama merka boleh sama-sama 'Bambang', tapi tujuan hidup mereka jauh berbeda, Mas Bro.
Yang paling gokil tuh, waktu saya baca komentar, SBY pulang gara-gara suporter Indonesia nyalain petasan. Ya atulah, ini mah mari kita pikir pake logika aja ya? Masa abis nonton bola, beliau kudu nginep di GBK? Dipikir GBK téh masjid kali ya? Mungkin suatu saat nanti SBY kudu buka sendal dulu sebelum masuk GBK?
Fenomena ini membuat saya semakin bingung, kenapa yak banyak banget orang-orang yang ngincer jadi RI-1? Mau pulang nonton bola, dikomentarin. Mau nyalurin hobby nyanyi, dikatain. Kalau mau kaya mah, jangan jadi presiden, jadi pedangang ajalah Mas Bro…..Kan konon katanya, delapan dari sepuluh pintu rezeki itu datangnya dari perniagaan :)
Hai, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), kumaha damang? Udah balik dari mudiknya?
Di postingan sebelumnya, saya menuliskan keinginan saya untuk berlibur barang sejenak-dua jenak. Tapi, apa mau dikata, ingin hati pergi ke Cayman Islands, tapi isi dompet ini tidak mengizinkan T.T Haruskah saya jagain lilin di atas baskom berisi air lagi?
Aaaaargh, kayanya saya harus nyari kerjaan baru nih. Kerjaan yang bisa buat saya traveling tanpa mikirin duit, enak kali ya dapet gaji dari hobby?
Tapi, konon katanya, kalau hobby bisa ngehasilin duit, namanya bukan hobby lagi. Ah, tapi intinya mah sama aja, saya nggak bisa ke Cayman Islands sekarang T.T
Rasa jenuh berlebihan ini, juga dirasakan oleh salah satu teman kerja saya. Awalnya dia ngajak ke bar gitu. Melupakan segala penat yang ada sambil minum-minuman beralkohol. Sayangnya, yang mulia Teteh Piera mah fans-nya Bang Oma, jadi saya selalu inget kata-kata beliau, "minuman keras (suara beking vokal: miras!), apapun namamu, tak akan kureguk, dan tak akan kuminum….."
Akhirnya si temen saya ini ngajak saya jalan-jalan keliling centrale terdekat menggunakan mobil.
Emang sih efek yang saya dapatkan nggak bakal se-kece kalau saya liburan ke Cayman Islands, tapi lumayan lah, setidaknya saya bisa keluar dari rutinitas tanpa ngeluarin uang.
Sambil ngedengerin lagu,
mobil panda berwarna biru ini melaju membelah jalanan aspal Italia.
Bai de wei, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang tinggal di ibu kota, udah 2 tahun lebih ini saya nggak pernah ngerasain macet lhoooo…..Kikikiki. Iri nggak? Tapi tenaaaaang, udah dua tahun lebih dari dua tahun ini juga saya nggak pernah makan es doger T.T
Hai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya, gimana kabar mudiknya? Gimana kabar kuweh nastar di perut kalian?
Aaaaarrrrrgh, hari ini saya capek banget. I had worked for 11 hours, tanpa istirahat. Ternyata nyari duit itu susah juga ya? Kekekeke. Pokoknya suatu saat nanti, saya nggak mau nyari duit! Biar duit yang nyari saya! Biar tuh duit ngerasain juga gimana capeknya!
Selesai kerja, saya buru-buru minta izin buat shalat ashar yang di ja'ma sama shalat dzuhur, soalnya satu jam lagi, bakal masuk waktu shalat maghrib. Jujur nih ye, enaknya jadi perantau atawa musafir adalah diperbolehkannya untuk mempersingkat waktu shalat, kikikiki.
Selesai memanjatkan doa diperbanyak rezeki dan enteng jodoh, saya pulang ke flat. Ngggg, tapi kayanya lucu juga nih, ngabuburit di bulan Syawal, saya pun kembali menyesatkan diri di kala jalan-jalan sore. Kali-kali nemu cowok Italia ganteng lagi kehilangan arah pegangan kehidupan.
Aaaah, sore-sore gini emang paling asoi dengerin lagu band favorite saya sepanjang masa,
Siiigh~ Langkah kaki ini semakin berat saja sodara-sodari. Mungkin muka saya bisa menipu, tapi yang namanya tulang-tulang penyangga punggung ini, tampak seperti terlalu lelah menerima beban kehidupan yang tak kalah hebatnya.
Morgaaaaan SM*SH pijitin yang mulia Teteh Piera doooong! Kyaaaa~ Kyaaaa~
Kayanya saya butuh liburan déh. Ingin rasanya melarikan diri ke Cayman Islands bareng Morgan SM*SH. Tapi rezekinya belum dapet nih T.T
Iiiih, gimana ya rasanya liburan tanpa mikirin budget? Saya téh pengen kaya orang-orang yang nggak pusing mikirin duit itu. Misalnya, malem Minggu ini, saya pengen ke Jepang, eh Minggu siangnya saya udah ada di bandara Narita. Wohoooooo! Tunggu tanggal mainnya…..Main congklak? Main bola bekel? Main gundu? Yang pasti, jangan main-in hatiku….Aheeeey~
Hmmmm, I want to have dolce-fa-niente-moments (the sweetness of doing nothing, red) so bad T.T
Well, mungkin temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang mengira kalau saya lagi terkena demam berlimpahnya acara lomba masak-memasak, dikarenakan beberapa postingan terakhir saya, selalu menampilkan potret makanan yang saya makan.
Ada yang suka nongton Master Chef? Ramsay's hell kitchen? Atau bejibun reality show lainnya. Tapi, sorry la yau, yang mulia Teteh Piera mah kagak demen ama yang begituan, saya mah lebih suka nongton SM*SH ngabuburit aja, ngeliat Morgan SM*SH milih-milih baju di factory outlet di kawasan Bandung dan sekitarnya.
Sebenernya Saya ini orangnya rajin banget (termasuk rajin ngapalin lirik lagu terbarunya SM*SH ya), tapi ada dua hal yang bener-bener bikin saya dapat julukan si jago malas. Apakah gerangan?
Yang pertama, saya males mandi. Kan lagi ada kampanye save the water, bukan? Nah, saya ini termasuk tim hore dari kampanye tersebut. Konon katanya, di tahun 2050, air bersih bakal jadi barang langka. Jadi, dari sekarang kita kudu ngehemat air, salah satu caranya ya jarang mandi.
Yang kedua, saya itu males masak. Ibarat dikate, saya mah mau menyukseskan perkembangan para pengusaha makanan. Dari warteg pinggir jalan sampe restoran cepat saji santapan para orang kantoran. Kasian kan, tukang masak di sana, udah mah capek-capek masak, tapi nggak ada yang beli. Jadi, meningan saya beli aja makanan-makanan yang udah mereka buat.
Yak, yang mulia Teteh Piera sedang mengeluarkan jurus ngeles menapaki bulan! Kekekeke.
Yah, pokoknya begitulah. Sampe-sampe si Mamam pernah komentar, "nanti kalau kamu nikah, suami kamu mau dikasih makan apa?"
Sambil ngunyah tepung terigu berbentuk bola yang dikasih sambel kacang dan keju bubuk, saya pun menjawab, "cimol, Mam….."
Mari kita angkat kedua tangan di udara dan panjatkan doa dengan khidmat, "ya Tuhan, semoga Morgan SM*SH suka makan cimol, amin."
Dan seperti biasa ya, Tuhan mah selalu ngasih saya cobaan dengan cara terkece yang Dia punya. Jebret! Sekarang saya tinggal di negri orang, sendiri pula. Ketika saya lebih sering ngerasain makan hati daripada makan spaghetti T.T
Waktu saya masih ngekos di Bandung mah, 5000 perak juga udah bisa dapet nasi goreng plus jus mangga. Nah di sini? 1 euro (sekitar 12500 perak) cuma bisa dapet sebungkus permen cupacup. Masak sendiri pun jadi satu-satunya jalan keluar yang saya punya.
Kereaktif pun teteup menjadi rumus utama. Nggak jarang, kalau belum gajian, saya belum bisa belanja bulanan. Saya nggak punya minyak goreng, di kulkas cuma ada terong, akhirnya menu makan siang saya cuma terong kukus.
Kekekeke, tapi tenaaaang sodara-sodari, jangan iba gitu dulu ah…..Tuhan mah Maha Adil, saya punya temen orang Italia yang jadi koki restoran dan dia suka bawa makanan-makanan restoran yang muahal pisan itu buat saya, kikikiki.
Beberapa saat yang lalu, dia bawain saya escargot! AJIIIIIP! Escargot sodara-sodari! ESCARGOT! Lidah yang mulia Teteh PIera yang biasa makan ES-DOGER ini, bisa nyicipin ES-CARGOT! Biar depannya sama-sama 'ES', tapi dua makanan ini keliatan banget ya beda kastanya.
Okeh, balik lagi ke hobby-terpaksa masak-memasak yang lumayan sering saya tekuni akhir-akhir ini. Kalau misalnya ditanya siapa sih inspirasi yang mulia Teteh Piera?
Hmmmm….Chef Farah Queen?
Sori, dia mah saingan saya. Saingan dalam memperbanyak pahala selama hidup di dunia, kakakaka! Atulah, nggak mungkin saya bisa nyaingin kemampuan masak beliau. Ngggg, bisa deng kalau kemampuan masak mah, selama di asah. Yang nggak mungkin itu, kayanya nyaingin….Ngggg, body-nya yang yahud punya! Apalah daya, kayanya tinggi badan saya mentok di angka 155 cm. Yuk-dadah-babai-Jeung-Kate-Moss-Moment.
Kalau boleh ditilik lebih jauh lagi, sebenernya hobby-terpaksa saya yang satu ini agak terpengaruh sama….Yoichi, si anak cita rasa!
Hayooooo, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang inget sama serial kartun buatan Jepang yang punya judul 'Born to cook' ini nggak? Dulu tuh sering diputer di Indosiar dan saya nggak pernah kelewat satu episode pun.
Saya masih inget lho sama lagu opening-nya, "impian, cita-cita, semangat, dan ambisi! Tanganku selalu mencari sesuatu….." Ngggg, liriknya agak ambigu ya, antara tukang masak ama copet itu bedanya terlihat tipis sekali ya….
Sampe detik ini, saya masih inget sama para dewan juri perlombaan masak yang diceritain di situ. Itu ya, kalau misalnya baru selesai makan masakan yang enak punya, tiba-tiba bekgron tuh dewan juri jadi bunga-bunga mawar atau si dewan juri tiba-tiba terbang ke langit, saking enaknya masakan yang ia cobain.
Salah satu episode yang saya inget adalah, ketika si Yoichi kudu masak mie. Walaupun mie yang dia buat itu endang bambang gulindang, tapi ada salah satu dewan juri yang bilang kalau mie yang dia buat itu nempel satu sama lainnya, jadi aja si Yoichi téh galau.
Tapi, Yoichi ini kereaktif. Dia ngeliat kipas angin yang biasa dia pakai buat ngadem selama musim panas. Akhirnya sesudah dia motong-motong adonan terigu buat mie yang akan dia masak, dia nganginin potongan adonan terigu itu pake kipas angin tersebut.
Dan seperti yang sudah bisa ditebak, pas si dewan juri nyobain mie ini, langsung déh bekgronnya berubah jadi bunga-bunga-an gitu.
Kalau inget-inget kartun Jepang yang satu ini, somehow saya jadi bercita-cita, kapan ya bisa nyuapin cimol yang bisa bikin hati Morgan SM*SH berbunga-bunga??? Kyaaaa~ Kyaaaa~
