Rabu, 30 November 2011

Quote of Dec 1st, 2011




"Wajah kamu gelap? Kusam? Berarti kamu butuh lebih dari hanya sekedar krim pencerah wajah. Nih…Air wudhu :)"

-Viera, 23thn, penonton acara Mamah Dedeh, masih suka shalat shubuh jam 8 AM-

Owh Gawd T.T

Kakek buyut: "Kamu udah gede mau jadi apa?"

Yang mulia Teteh Piera di tahun 1992: "Jadi dokter, biar bisa nyembuhin orang sakit!"
Sodara sepupu yang mulia Teteh Piera di tahun 2011: "Jadi Hokage, biar bisa melindungi seluruh penduduk Konoha!"

Satu menit kemudian….(Nyodorin link youtube)







Yang mulia Teteh Piera di tahun 2011:  "Dek, orang ini muncul dari kolam renang tiba-tiba, bisa berpergian dengan motor yang tidak bergerak, berkelahi dengan lawan dengan aksi yang akrobatis, mengakhiri video dengan kobaran api. ORANG INI PASTI AVATAR, PENGUASA EMPAT ELEMEN! Kamu nggak mau jadi kaya dia aja?"

Kakek buyut: "Uhuwoooooogh, uhuwoooogh, uooogh!" *Batuk penuh dahak

Owh Gawd T.T





Quote of Nov 30th, 2011




"Cinta itu rumit. Yang sederhana itu rumah makan nasi Padang T.T"

-Viera, 23thn, pengunjung setia rumah makan maskan sunda, baru menjadi saksi bisu mbak-mbak kasir Ampera lagi pegangan tangan sama tukang jualan martabak Mesir yang ada di sebelah rumah makan Ampera-

Kisah manis di hari Rabu

Hari Rabu gini enaknya nulis apa ya??? Hmmmm….*Menjentikan jari jemari di atas keyboard, dilanjutkan ngupil sambil nari-nari di atas lemari!

Nggggg….Udah lama nih yang mulia Teteh Piera nggak bercerita tentang cicintaan, kikikiki. Maklum, saya téh lagi patah hati merana nan jumawa, gara-gara ditinggal kawin T.T Sama Ibas, anaknya SBY! Hancur sudah harapan menjadi menantu presiden NKRI!

Semoga presiden NKRI tahun 2014 nanti punya anak cowok ganteng, kaya, rajin menabung, tidak pernah membangkang orang tua, dan tentu saja, tergila-gila sama yang mulia Teteh Piera! Huahahahahahahaaaaaaaa….*Berdiri di atas batu karang Pantai Belitong!

Saya mengingat kisah ini gara-gara ditunjukin film pendek yang dibuat oleh salah satu anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), Palomina. Iiiiiih namanya kaya judul telenovela ya???

Sebelum baca cerita yang bakal saya ceritain, ada baiknya temen-temen sedikit menengok salah satu hasil karya Palomina bersama teman-teman sepermainan bola bekelnya. Let's check this out mas berooooow!





Gimana? Gimana? Film-nya kece ya??? Gara-gara film ini nih, saya jadi keingetan sama sebuah kisah cinta-cinta-an waktu saya masih kuliah dulu.

Sebenernya ini bukan cerita tentang saya, tapi salah satu kakak senior berjenis kelamin laki-laki di tempat kuliah saya dulu. Demi zeus berbulu ketek sapu ijuk, senior saya yang satu ini tuh nyeremiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.

Nyeremin??? Dia bukan peranakan tuyul kok. Cuma kalau masalah tampang, wajahnya agak 11-12 lah sama jenglot. Pokoknya kalau saya lagi nggak sengaja ngelirik tatapan matanya yang setajam silet itu, niat saya buat kabur dari ospek langsung luntur seketika.

Banyak dari teman-teman seperjuangan saya bilang, di luar dari wajahnya yang suka bikin 'ati yang mulia Teteh Piera cenat-cenut pengen dipeyuk eyat-eyat sama Morgan SM*SH, senior yang satu ini memiliki aura wibawa yang kece punya.

Tapi, sebagai pemuja pria-pria berkulit mulus, kaki bebas bulu, pandai menari, dan punya piaraan anjing pudel, tentu saja seorang senior berambut gimbal-panjang, suka pake baju yang sama selama seminggu, dan demen ngajak jalan-jalan uler peliharaannya di seitar kampus itu, nggak pernah terlewatkan di hati seorang yang mulia Teteh Piera untuk menyangkutkan rasa suka barang sesaat kepadanya.

Waktu pun berlalu, kecengan yang mulia Teteh Piera datang silih berganti, dari Mark Westlife yang mengaku homo sampai Jude Law yang selingkuh sama baby sitter anak-nya.

Di tengah-tengah masa paceklik seorang mahasiswa yang kebanyakan nonton film romantis Korea, di mana selalu membuat saya ngebayangin punya pacar anak direktur perusahaan ternama, ditaksir dokter ahli syaraf yang masih muda, dideketin anak band yang garang namun luluh lantah di depan jempol kaki saya, sampai diajak nikah kontrak sama artis muda nan berbakat, saya mendapatkan kabar teranyar tentang si senior nyeremin tersebut.

Sambil bermain game zuma yang masih terus terhenti di level 8, saya pun mendengarkan sebuah kisah percintaan yang membuat saya terhenyak.

"Lo tau senior kita yang nyeremin itu kan?" Tanya teman saya.

Saya hanya mengangguk pelan, maklum konsentrasi saya saat itu adalah bagaimana bisa maen zuma sampai level 9.

"Jadi, kemaren dia baru aja nembak junior kita." Lanjutnya.

Mulut saya membentuk huruf 'o'. "Aduuuh nih kodok pengen gue goreng déh!" Emang ya maen zuma itu bener-bener bisa bikin penasaran.

"Ah elo tuh ya! Zuma mulu dipikirin, gimana mau ada anak pejabat yang naksir sama lo???" Oooooouch! Kalau udah bawa-bawa dunia per-keceng-an, saya mah nyerah déh. Dengan berat hati, saya tekan tombol 'pause' di game zuma tersebut.

Saya memperbaiki posisi duduk saya yang semula menghadap ke layar monitor komputer menjadi ke arah jendela kamar kos-kos-an. Aaaaaah, enak kali ya di kos-kos-an berdua-an sama sang terkasih? Bukan sama jelmaan kodok ngeluarin bola warna-warni dari mulutnya??? Siiiigh~ "So, sampai mana tadi?"

"Si senior nyeremin itu nembak junior kita!" tegas teman saya sekali lagi. Aaaaah, it's something in common, senior naksir junior, dosen naksir mahasiswi-nya, bos naksir sekretarisnya, majikan naksir pembantunya, penumpang naksir kondektur. What's the matter???

Sepertinya si teman saya ini bisa membaca pikiran saya, "nggak ada yang aneh ya buat lo? Gue belum selesai nih ceritanya..." Si teman pun menarik nafas, "lo harus tau gimana cara dia nembak!"

Sedikit menaikan alis saya pun dibuat penasaran akan pernyataan si teman ini. "Gimana?"

"Dia naek sepeda dari Bandung ke Bogor, sampe depan rumah cewek yang dia taksir! Terus nyatain..." Wohoooooo! Howoooooo!

"Buset!" Gila! Tampang boleh nyeremin, tapi hati gemesin, kyaaaaaaa~ Kyaaaaaaa~

Alhamdulillah-nya sih cinta si senior nyeremin itu diterima sama si junior. Kebayang aja gitu kalau ditolak? Mau dibawa ke mana tuh betis??? Ngayuh sepeda dari Bandung sampe Bogor??? Betis saya bisa nyaingin talas Bogor itu mah T.T

Ah, tapi kalau udah maen perasaan mah, kayanya apapun kulakukan untukmu ya??? Kira-kira apa ya yang dilakuin sama Ibas waktu nyatain cintanya ke anaknya Hatta Rajasa? Naek sepeda dari Cikeas sampe istana Cipanas kah?

Well, segitu dulu ah kisah manis di hari Rabu-nya. Semoga teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bakal punya kisah yang nggak kalah manis di hari Rabu kalian :)




Senin, 28 November 2011

Quote of Nov 29th, 2011




"'Kapan nyusul?', ' Nggak pengen?' Dan 'Pasti sirik!'. Kayanya keren juga tuh kalau beginian ditanya pas ada BENDERA KUNING, bukan pas ada JANUR KUNING."

-Viera, 23thn, perempuan yang mudah terkoyak hatinya, baru dateng ke kondangan sodara-

Minggu, 27 November 2011

Quote of Nov 28th, 2011


"Somehow, 'masa lalu' itu terdengar seperti 'masalah lu'….."

-Viera, 23thn, anaknya Pak Mamat dan Bu Evie, lagi dirundung masalah dari masa lalunya-


BB-ism

"PIN BB lo berapa?"

Sebuah pertanyaan yang akhir-akhir ini sering banget saya dapatkan.

Saya cuma bisa menjawab sambil tersenyum, "well, I'm not BB user, ini ada PIN ATM, mau?"

Hareeeee geneeeee nggak punya BB????

Yeeee, dikasih PIN ATM kagak mau??? Padahal dengan isi ATM saya, kamu bisa beli BB keluaran terbaru kok. Sombong dikit boleh dong, kekekeke.

I dont know why, but somehow I'll always think that BB is tooooooooooo complicated for me. Nyatanya, saya masih bisa bekerja, ketemu temen-temen, chatting, ngabarin keluarga, tidur sambil kayang, eek sambil sikap lilin, without any kind of BB and the apps.

Ketika kata 'ping' bergeser secara harfiah dari penyebutan warna merah muda menjadi 'perhatiin aku dong'.

Tangan saya ini belum terbiasa dengan tombol 'qwerty', terus disuruh beli BB??? Oooouch! Ini sih sama kaya anak seni rupa dipaksa belajar kalkulus! Bisa sih, cuma ya butuh waktu lebih lama aja.

Saya sempat berdiskusi sama si Papap tentang masalah ini. Apakah saya perlu beli BB? Toh uang tabungan saya mencukupi. Tapi si Papap bilang, "alat komunikasi yang kamu miliki itu ciri kepribadian kamu." DEM! Pernyataan si Papap membuat kartu kredit kembali ke kantong dompet saya.


Yup! Bener banget. Mungkin jati diri saya saat ini bagai telepon umum di tengah lautan pendistribusian telepon seluler. Mungkin sudah banyak orang yang melupakan telepon umum, tapi kedudukannya sebagai salah satu sarana telekomunikasi tak akan pernah tergantikan. 

Seperti laju keberadaan kaset di tengah-tengah hingar bingar mp3 free-download. Mungkin kaset akan menjadi barang berkategori jadul. Tapi seperti trend mode yang sudah kita ketahui, semakin old-skul sesuatu, semakin kece lah hal tersebut. Mp3 emang keren, tapi kaset nggak akan mati dimakan trend. 

Semoga  dengan dimilikinya handphone samsung monophonic yang sudah saya punya bertahun-tahun ini, jati diri saya bisa se-old-skull sebuah kaset yang tetap terlihat trendi dan kece.







Banyak dari teman saya yang kisruh karena BB-nya dicuri orang. Saya sering meng-share rahasia ampuh biar BB nggak dicuri, "ya jangan punya BB lah…" Kekekeke. Setelah dinasehati seperti itu, teman-teman saya makin kisruh misruh mencaci si pencuri plus….SAYA.

Atulah, kalau nggak mau kecurian mah, milikilah gaya hidup di bawah standar si pencuri. Memang benar adanya, ada jauh perbedaan arti antara, 'gaya hidup', 'hidup gaya', dan 'hidup nggak ya???' Kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sendiri lebih memilih yang mana?




Kamis, 24 November 2011

Quote of Nov 25th, 2011




"Apa sih maksudnya para pejabat itu masang fotonya di baligo kampanye pariwisata Indonesia??? Jadi kalau kita mengunjungi kota-nya, kita bisa nginep sama numpang makan di rumahnya??? Komodo asam-manis-nya satu ya Pak!"

-Viera, 23thn, warga Cibinong, baru ngeliat tugu selamat datang-

Rabu, 23 November 2011

Asal muasal Chef Farah Sekaleee

Kemampuan masak yang saya miliki emang bener-bener bisa bikin Farah Queen bertekuk lutut penuh gelisah.

Suatu hari si Mamam menyuruh saya untuk pergi ke sebuah supermarket untuk membeli ketumbar dan asam. Kebetulan supermarket tersebut akan tutup 15 menit lagi, untuk mempersingkat waktu, akhirnya saya bertanya kepada salah satu penjaga, yang kemudian saya ketahui bernama Suryadi. Lalu terjadilah percakapan di bawah ini;


Kembaran Nikita Willy (V): "Mas, ketumbar sama asem tuh ada di mana ya?"
Mas Suryadi (S): "Di lorong 31 Mbak…"


(Adegan: Yang mulia Teteh Piera berjalan dengan penuh rasa percaya diri ke lorong 31)

Ketika saya sampai di lorong 31, saya pusing bukan kepalang, karena banyak sekali jenis bumbu di sana. Sedangkan jam operasional si supermarket pun akan berakhir sebentar lagi. Setengah berlari, saya menghampiri Mas Suryadi yang tampaknya sudah akan memasuki ruang karyawan.


V: "Mas, tunggu! Aku membutuhkanmu! Aku ingin bersamamu! Tak akan ada yang bisa memisahkan cinta abadi kita Mas…."


(Adegan: zoom in-zoom out wajah yang mulia Teteh Piera. Nggg, adegannya nggak gitu juga sih. Cuma kan ceritanya saya téh lagi mendalami peran sebagai kembaran Nikita Willy si Ratu pemilik wajah zoom-in-zoom-out-ujug-ujug-bersambung itu)


V: "Mas, maaf kalau ketumbar itu bentuknya kaya gimana ya?"
M: "Mbak mau beli yang bubuk?"
V: "Emang ada yang kental ya Mas?"


(Adegan: zoom in-zoom out wajah Mas Suryadi)


M: "Kan ada yang belum ditumbuk Mbak."
V: "Oooh, kalau gitu dua-dua-nya aja déh."


(Adegan: zoom in-zoom out bungkusan ketumbar bubuk)


V: "Kalau asem tuh yang kaya gimana ya Mas?"
M: "Yang kaya ketek saya…."


(Adegan: zoom in-zoom out ketek Mas Suryadi)


M: "Mbak nggak pernah masak ya??? Nih, asemnya!"


(Adegan: zoom in-zoom out asem)


V: "Saya emang nggak pernah masak! Tapi, saya pernah MAKAN DAGING OROK!"


(Adegan: Yang mulia Teteh Piera mencabut bulu ketek Mas Suryadi pake gunting kuku bacusa)


Semenjak kejadian tersebut, saya bersikukuh untuk bisa menjadi tukang masak yang handal. Tapi, apalah daya, Tuhan berkata lain. Saya kuliah jurusan desain. Ah, mungkin aja saya bisa mendesain ketek Mas Suryadi dengan gaya futuristik-erotik???







By the way, saya baru tau lho kalau asem itu nama bumbu masak. Mungkinkah ketek Mas Suryadi bisa dijadikan bumbu penyedap masakan???


Selasa, 22 November 2011

Quote of Nov 23rd, 2011




"Friends are like boobs. Some are big, some are small. Some are real, some are fake…."

-Mbak Tiaw, umur dirahasiakan, manager yang Mulia Teteh Piera, sedang menikmati angin ngagelebug di kawasan Portugal dan sekitarnya-

Minggu, 20 November 2011

eng-guh-gewl (ditulis: google)

Seharian ini saya dibuat kelabakan oleh akun gmail dan si blog yang satu ini. Blog dan akun email yang men-support blog saya tidak bisa diakses sama sekali.

Yang jadi masalah utama adalah, akun email saya yang satu entuh adalah email formal yang saya miliki. Kalau misalnya saya pesen tiket pesawat, menghubungi professor, ngirim data ke atasan, sampe curhat gogoakan ala penelepon ke acaranya Mamah Dedeh tumpak tublegh di situ.

Saya punya sih email yang lain, tapi namanya agak-agak pengen dibacok sama Pendekar Harum gimana gituuuuh. Ya pokoknya email saya yang lain tersebut memiliki tingkat nista yang sama dengan alamat email p3Y4h_cUt3_b4n64TzZ@terlentangmenggoda.co.id

Agak riskan juga ya kalau saya nanya jadwal bimbingan skripsi ke dosen saya pake alamat email seperti itu. Mungkin dosen pembimbing saya langsung pengen ganti mahasiswi….Atau ganti kulit? Atau mengganti kulit mahasiswinya? Mungkin mahasiswinya adalah jelmaan siluman komodo? Entahlah, hanya Tuhan yang tau…Eh, kalau komodo itu ganti kulit nggak sih?

Setelah berkutat di google support dengan penjelasan tingkat Dewi Kwan Im-nya itu, akhirnya saya nyerah. Saya baru tau kalau komputer punya 'cookies', berasa komputer téh kaya biskuit good times aja ya? Terus saya juga membaca pengertian tentang url, wohooooo lulusan desain disuruh baca beginian, meningan juga baca komik Candy-Candy T.T

Dan akhirnya setelah membaca berbagai informasi yang ada, akhirnya saya tertegun di dalam option terakhir, 'hubungi google staff'…..Dem! Kenapa option gini nggak ditaro di paling atas aja sih???

Akhirnya saya curhatlah dengan modal bahasa Indonesia yang di google-translate-kan. Klik 'send'! Sambil dengerin lagu yang diputar secara acak di i tunes,






Saya menunggu kepastian si akun email dan blog kesayangan kalian semua. (Frase 'kalian semua' di sini, bisa dibaca: saya, saya, dan saya, red)

Setelah 120 detik berlalu, tiba-tiba terdengar, "ting tong! Assalamualaikum!" Pertanda ada email baru masuk ke email account saya yang lain.

Wohooooo langsung dapet email dari google staff. Iiiiiih, emang ya, nggak aneh lagi kalau google dinobatkan menjadi salah satu kantor terbaik di dunia. Dua menit aja gitu sob! Ini sih lamaan saya eek. Kebayang ya, berapa banyak pengaduan yang diterima sama pihak google dalam setiap dua menitnya??? Kapan ya saya bisa kerja di google?

Mereka menjelaskan, kalau ternyata ada yang berusaha nge-hack email dan ingin menghapus blog kesayangan kalian yang satu ini. Wooohoooo, berasa blog saya berisikan daftar nama rahasia anggota Mosad gitu ya???

Kali-kali aja, curhatan-curhatan galau saya téh bernuansa rencana pembunuhan massal dua per tiga dari jumlah penduduk dunia, or simply, there are some people that don't like what I wrote, hmmmm….

Ah tapi, alhamdulillah, puji Tuhan, akhirnya saya bisa ngeblog dan kirim email curhatan lagi ke Mamah Dedeh. Atas petunjuk Allah SWT dan google staff, saya disuruh me-reset password akun email saya menjadi se-alay mungkin, sehingga akan sulit untuk di-hack ke depannya. Uwoooooh, kira-kira password email saya yang baru tuh bagusnya gimana ya?

v13R4_c4Nt1qU3_b3TzZ?

4q_g4vL_b6TzZ?

m0r64N_1Lu_1mU_1nU?


P.S: Kecup basah buat staff google yang ngebales email pengaduan yang mulia Teteh Piera, smooooch~




Jumat, 18 November 2011

Torno presto :)

Saya tertegun di depannya.






Air yang keluar dari tumpukan batu yang diukir sedemikian rupa indahnya, membuat mulut saya terkatup tanpa kata.

Banyak kegagalan yang saya alami, namun semuanya hilang bersamaan dengan jatuhnya beribu percikan air ke dalam kolam yang hampir menyerupai bentuk oval ini. Masih banyak hal yang ingin saya lakukan di sini, tapi dentingan lonceng hati telah berbunyi terlalu keras, pertanda saya harus kembali.

Terntunduk lesu di hadapan kerumunan orang yang tertawa lepas, tentulah sesuatu yang tidak menyenangkan. Ketika air mata tidak keluar saat kau ingin menangis dan ketika senyum tak mengembang ketika kau sedang senang. Satu kata, saya lelah.

Orang lain boleh beropini, tetapi, ketika saya sodorkan kehidupan saya pada mereka, semuanya menolak untuk menjalaninya.

Hembusan udara dingin pertanda masuknya musim gugur mengantarkan saya untuk istirahat sejenak dalam melakukan perjalan ini. Kata orang hebat, kita perlu berdiam diri sesaat, melihat ke belakang sebentar, meresume apa yang telah dilakukan, lalu berlari menembus angin kembali. Itulah yang akan saya lakukan sekarang.

Tas ransel KW super yang saya beli tujuh tahun yang lalu, juga menyetujui keputusan saya. Talinya yang sudah robek meraung keras, "jangan pakai aku lagi! Atau setidaknya, perbaiki aku!"

Baiklah tas ransel! Saya akan memperbaikimu. Saya akan memperbaiki talinya yang hampir putus. Saya akan memperbaiki jahitan kantong depan yang sudah lusuh itu. Saya akan memperbaiki resletingnya yang sudah mulai sulit untuk digerakan. Dan, saya akan memperbaiki hidup saya….

"Dio, grazie mille per tutti..." Dengan kesungguhan hati, sembari berbalik badan saya lemparkan sebuah koin euro ke dalam kolam itu. Jernihnya air menjadi saksi segala kepahitan dan kebahagian yang pernah saya alami.

Italia, torno presto :)

Kamis, 17 November 2011

Kesemek-erry?

Sebagai penikmat buah kesemek, tentu saja melihat keberadaan buah yang satu ini agak membuat saya agak terperengah.

Maklum, buat saya mah buah kiwi aja merupakan buah buat orang kaya. Lidah ini kayanya lebih cuco' ngemut sawo mateng déh.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengunjungi salah satu rumah kerabat saya yang tinggal di pinggiran kota Roma. Saya diajak mengunjungi sebuah kebun yang berada di belakang rumahnya.

Waaaaah, sebuah kebun yang rimbun! Cocok banget dah buat shooting video klip adegan lari-larian di padang rumput panjang-panjang.

Di balik kebun yang rimbun itu, saya menemukan sebuah buah yang agak janggal, nggggg, dibilang 'anggur', kekecilan. Hmmmmm, mungkin lebih cocok kalau saya katakan bahwa buah ini mirip buah ceri abis kena radiasi nuklir kali ya?

Aaaaargh, pokoknya begitulah. Sebagai orang Indonesia yang belum pernah ngerasain buah naga, kayanya nggak cocok kalau saya berkomentar lebih jauh tentang buah aneh yang satu ini.






Daripada bingung, meningan tanya langsung sama salah satu teman Italia saya. Menurut Fabrizio, buah ini bernama frutti di bosco atau yang jika saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi 'buah-buahan hutan'. Eng-ing-eng! Emang di hutan cuma ada buah macam begini saja kah?

Tapi kalau ditilik dari bentuknya mah, seperti raspberry, blackberry, dan kawan-kawan itu ya? Kira-kira kalau dibahasa Indonesia-kan, nama yang cocok tuh apa ya? Kesemekerry?






Oh iya, saya juga dikasih tau cara terbaik yang pernah saya coba dalam menikmati buah yang satu ini. Tuangkan yoghurt ke dalam mangkok kecil terus celupin si frutti di bosco!






Ditemani sinar mentari senja kota Roma,






Sambil dengerin lagu kesukaan saya diputerin di i tunes,







All of them are perfecto!

Rabu, 16 November 2011

100 Cara Gokil Menghukum Koruptor

Assalamualaikum temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana! Kumaha? Daramang? Come stai? Bene? How are you? Fine?

Jadi gini, jaman waktu saya masih awal ngeblog, saya pernah memposting salah satu gambar dari salah satu komikus muda asli Indonesia favorite saya, Bang Eko.

Daaaaaaaan…..Beberapa waktu yang lalu, saya sempat diajak berkolaborasi sama si komikus favorite, mem-visualkan ide saya dalam bentukan komik! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH! Alhamdulillah! Tuhan itu emang kece banget!

Dulu mah, cuma berani nyomotin gambarnya, di save as di file khusus (di sebelah file foto-fotonya Morgan SM*SH dengan baju berbelahan dada rendah-nya itu lhoooow T.T). Eh sekarang malah jadi bagian daripada karyanya! Yippppie!

Sinopsisnya sih, tentang bagaimana cara ngehukum koruptor sampe Morgan SM*SH mau meluk saya erat-erat, kyaaaaaa~ Kyaaaaa~

So guys, please give a lot of love to the comic, 100 CARA GOKIL MENGHUKUM KORUPTOR.






Uang penjualan dari buku ini bakal disumbangin ke sekolah-sekolah yang ada di kawasan Jabodetabek.

Aaaah, semoga suatu saat nanti, saya bisa bikin buku yang ketenarannya nyaingin buku Pengantar Fisika 2A keluaran Erlangga, yang hipster sampe tujuh generasi itu, amiiiiiin.

Selasa, 15 November 2011

indomie kebalik

Hi guise! It's still me, Chef Farah Sekali! Let's bring some food into madness!

Saya ingat salah satu episode one of my favorite cartoon series. Hmmmm actually I like all of them, mau keluaran Amerika, Jepang, Korea, China, sampe Malaysia, sebangsa Ipin dan Upin pun gemar saya tungguin saban ari kemunculannya di layar kaca.

Tapi, saya teh kurang suka sama kartun beberanteman kitu, semacam Bleach dan kawan-kawannya. Kalau aja ada adegan Dora ngeluarin kamehameha ke si Boots, mungkin saya bakal males nongtonnya. Tapi, andai saja si Songgoku nyari tujuh bola ajaib pake peta-nya si Dora, mungkin hidup dia bakal lebih mudah dijalani ya sob….

Okeh, balik lagi ke cerita si spon kuning yang sobatan sama bintang laut yang bego-nya nggak ketulungan. Jadi, diceritakanlah bahwa si Squidward kesel banget ama tingkah laku si Spongebob, akhirnya dia berencana menjual rumahnya. Saat menelepon pihak agensi penjualan rumah, sang agen menyaratkan rumahnya dapat terjual dengan cepat, asalkan di dalam lingkungan rumah tersebut, dia tidak memiliki tetangga yang menyebalkan.

Teringat akan tingkah laku Spongbob, akhirnya Squidward memutuskan untuk mengelabui Spongebob, bahwa hari di mana pihak agensi datang untuk mengecek keberadaan rumahnya merupakan hari kebalikan. Dengan harapan bahwa Spongebob akan bertingkah laku menyenangkan dalam sehari tersebut.

Nah, ngomong-ngomong 'kebalikan', temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) pernah nggak masak terbalik?

Bukaaaaaaaan, kalian bukan masak sambil sikap lilin sempurna yang dilanjuti dengan roll ke depan dua kali, dan roll ke belakan empat kali. Kita tuh lagi masak ya sob, bukan lagi ujian praktek PENJASKES.

Jadi gini, untuk mengurangi rasa bosan ketika makan sebungkus mie instant, di mana saya membintangi iklannya, (kyaaaaaaaa~ Kyaaaa~ Syndrome pernah masuk tipi-nya masih melekat sampe ubun-ubun nih, kekekeke), saya menukar cara masak indomie (aaaah jadi sebut merk nih! Nggak apa-apa déh, kali-kali aja mau dibuat sequel iklannya, kikikiki, ngarep dot ko dot ai dih).

Jadi saya sering masak mie kuah jadi mie goreng. Dan saat itu, saya melakukan kebalikannya, mie goreng saya jadiin mie kuah.






It was really nice lho guise. Saya menambahkan potongan paprika sama sayur ijo yang entah apa itu namanya, kekeke.






Malem tahun baruan, di atas genteng, liat kembang api yang dinyalain sama anak-anak di depan masjid depan komplek, ditemani (on tentu saja) si Morgan SM*SH, sambil makan mie goreng kuah, ditemani lagu favorite kesukaan berdua, sluuuuurp~ Surga sesaat banget ya sob...







FYI, untuk mie kuah yang dimasak menjadi mie goreng, I recommend mie rasa soto. Nggak usah ditambahin apa-apa juga, the best sangatlah itu rasanya.

Senin, 14 November 2011

my pancake for my little boyfriend

Hai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), Chef Farah Sekali is beeek in da haaaauz yoooo!

Sebagai seorang calon istri dari keluarga sakinah, mawadah, warohmah, ramah, dan kayah rayah, tentu saja yang mulia Teteh Piera harus bisa masak.

Hmmmm, ya, yang namanya perempuan mah, kayanya kudu bisa masak ya. Well, I said 'bisa' ya bukan 'jago', there is a HUGE different between those two words. Saya dapat beropini kalau saya 'bisa' masak aer, tapi saya pikir kurang unyu ya kalau saya bilang, saya 'jago' masak aer :)

Ada salah satu temen saya yang gantengnya minta ampun, sebut saja Mr. X, dilamar sama cewek yang jadi istrinya sekarang, lewat masakan yang pernah ia buat. Kamsutnya?

Jujur ya, kalau dari fisik nih cewek agak-agak underrated <--- Komen dari seorang penggemar Mr. X yang nggak ridho kalau beliau mengakhiri masa lajang bersama wanita lain T.T

Satu hal yang dapat saya pastikan adalah, nih cewek jago benjeeeet masak. Ibarat kata, niat dia masak aer, eh tau-taunya bisa jadi lasagna. Kebalikannya, niat hati saya ingin memasak sop buntut, tapi yang terhidang di depan mata hanya semangkok kuah tak bernyawa T.T "Gimana bisa sop buntut, kuahnya item?" komentar si Mamam.

Nah, dari pengalaman tersebut, sampai detik ini, saya terus berusaha untuk mengasah kemampuan memasak yang saya pikir sudah dibawa sama setiap anak perempuan semenjak mereka lahir. Kikikiki, emangnya pisau doang yang bisa diasah?

Kali-kali aja saya bisa kaya Nia Rahmadhani, dilamar sama anaknya Bakrie, terus buka Viera's Bakrie, saingan Holland's Bakery.

Untuk kali ini, saya memutuskan utuk memasak penkek! Cihuy, yang mulia Teteh Piera gaya pisan, biasa makan kue ape, berani-beraninya masak penkek! Oh iya, setelah berkonsultasi dengan Oom Gugel translet, saya baru tau lho, bahasa Indonesia-nya penkek teh kuweh panekuk! Iiiiih, itu teh beneran bukan sih? Asa aneh sekali ya?

Sambil ditemani sebuah lagu yang ada di i tunes playlist saya,







Let's cook guise!

Hmmmm, bahannya sih gampang ya. Tinggal tepung terigu, telor, plus gula. Aduuuk sampai rata, simpan di atas penggorengan yang sudah dioleskan sedikit minyak yang sudah panas. Dan taraaaaa! Jadi deh….






Gosoooong sebagian euy. Ya nggak apa-apa lah, daripada kaya pengalaman-pengalaman sebelumnya, gosong semua bagian T.T

Sebagai pemanis, saya makan penkek tersebut sambil ngaca…..Kekekeke. Yak, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang lagi kena diabetes, boleh dikurangi konsumsi gula-nya dengan cara memasang foto saya sebagai wallpaper desktop kalian, kakakakaka! Jangaaaaaaan bakar Cibinong pliiiiiis T.T

Sebagai pemanis (this time it is the real recipe), saya sering mengoleskan selai raspberry di atasnya. Temen-temen juga bisa nambahin apa aja yang kalian suka lho. Ngggggg, mungkin nggak ya saya naro Morgan SM*SH di atas kue panekuk-nya?

Afterward, my first tester is my little boyfriend :)






Well, he says that he loves me so much :) I hope, he won't consider any kind of break-up after tests my pancake T.T



Sabtu, 12 November 2011

Tujuh kali???

Angka tujuh merupakan angka keberuntungan bagi banyak orang. Mulai dari David Beckham dengan nomor kaos punggungnya sampai 7 icons. Tapi, angka tujuh itu berubah maknanya sesaat di malam minggu yang sunyi sepi sendiri ini.

Jadi gini, malem minggu ini, saya, saya, saya, saya….Ngubek-ngubek youtube, abis saya nggak bisa ngubek-ngubek hatinya Morgan SM*SH sih #eaaa

Dan entah dari mana asalnya, tiba-tiba saya terdampar dan sedikit terdamprat dengan video ini.







Yaaah, sebenernya ini dangdut disko pantura seperti biasa sih. Nothing's really special, sampai….Tiba-tiba, mata saya tertuju pada video suggest-an youtube yang berada tepat di sebelah video ini.







Alah siah, kok bisa ya judul lagunya pabales-bales gitu???? Janda 7 kali vs Duda 7 kali, soooob! Digoyaaaaaaang otaknya maaaang!

Ya, mungkin ada salah satu temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang mau buat lagu saingan? Beranak tujuh kali?

Jumat, 11 November 2011

Miracle/Wonder Girls

Yuhuuuu, as you know, my favorite place is toko buku bekas. Aduuuuuh, nggak ada yang bisa nyaingin wanginya lembaran kertas yang menguning di makan waktu. Huuuuuuu, wangiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii! Maklum, saya mah biasa pake parfume refill yang dijual abang-abang di pinggir jalan T.T Ketek ini menunggu seseorang yang mau beliin parfume channel no.5….."A kasiaaaan A, pengen segar mewangi kaya model-model itu A…."






Beberapa waktu yang lalu saya sempat pergi ke sebuah toko buku bekas yang terletak di pojokan kota Roma. Ihiiiiiiiy! Then guess what??? I found this!






Aduh, mungkin buat anak jaman sekarang yang demen Naruto dan komik-komik yang bakal selesai pas kuda lebaran itu, kurang mengetahui keberadaan Tomomi sama Mikage, si anak kembar yang punya kekuatan super.






Kartun ini tuh sempat ditayangin sama stasiun almarhum TPI saban hari Minggu jam tujuh pagi, terus jam setengah delapannya saya lanjut nonton sailor moon di Indosiar. Dilanjut Doraemon, Magic Knight Rayearth, dan go go Power Ranger di RCTI. Aaaaaah, miss those moments sekaliiiiii T.T

Dulu ya, saya sampai kepingin banget punya sodara kembar yang bisa ngilang bareng sambil nyantelin jari kelingking gitu déh! Bahasa kerennya mah, teleportasi. Terus pengen punya pacar kaya si Noda si kekasih Tomomi.

Ah, tapi biarin déh biarpun sekarang saya nggak punya kembaran semacam Tomomi, saya punya kembaran yang 11-12 lah sama saya. Itu lhoooow, yang maen sinetron Putri Yang Tertukar. Tau déh tertukar sama apaan, sama ulet bulu kali….

By the way, sebagai seorang wanita yang gampang gundah gulana dan melarikan diri ke belantara dunia pria-pria tampan demen pake celak sambil kayang, itu lhooooo kelompok musik ko-korea-an. Beneran ya, kalau saya lagi galau tingkat Dewi Kwan Im, pelarian duniawi terbaik saya adalah mantengin personil boiben Korea. Biarin lah, mau dikata operasi plastik atawa pake make up setebel semen Holcim, tapi jiwa ini sedikit lebih tenang setelah melihat kumpulan mahluk Tuhan paling unyu-unyuuuu ituuu….

However, saya lagi seneng berat nih, Korean girlband kesukaan saya baru aja ngeluarin single baru. Lalu, saya pun membagi kebahagiaan ini dengan si-sebut-saja-Morgan-SM*SH.

Kembaran Nikita Willy Yang Tertukar Sama Ulet Bulu (V): "Eh, wondergirls ngeluarin single baru!"







Sebut saja Morgan SM*SH (M): "Wondergirls? Apanya wonder bra tuh?"

Ooooooouch, langsung pengen pake miniset!

Kamis, 10 November 2011

Once upon a day at Roma Termini

Italia, sebuah negara penuh pesona, banyak orang nan terpana, tetapi terkadang dapat membuat saya sedikit merana.

Tinggal dua tahun lebih di negara tersebut, lumayan bisa bikin saya sudah terbiasa dengan beberapa tingkah laku penduduknya, apalagi para imigran gelap. Dengan wajah Asia yang saya miliki, acap kali diri ini disapa dengan kata "ni haooo…." atau "se se haoooo…." Entah bagaimana cara menulisnya yang benar, namun setidaknya itulah yang terdengar di telinga saya.

Selama tinggal di Italia, saya sering berasumsi kalau para pendatang negri Tiongkok itu dapat dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama, kelompok si kaya, yang biasanya terlihat dengan banyak barang branded yang mereka pakai. Yang kedua adalah si tidak kaya, mereka biasanya jauh lebih ramah.

Apakah teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) pernah dinasehati oleh orang tua kalian, "jangan mau ya kalau ditawari minuman atau makanan sama orang yang nggak dikenal."

Hmmm, petuah seperti itu sama sekali tidak mempan bagi saya. Bayangkan, jika dalam dompet kalian hanya tersisa dua euro dan kalian sudah tidak makan selama dua hari. Tawaran sebungkus cracker asin pun akan terlihat seperti sepiring penuh pasta yang baru dimasak sang koki.

Pengalaman in pernah terjadi pada saya, ketika saya sedang berada di Stasiun Roma Termini. Saya tidak mungkin mengeluarkan uang lagi atau kemungkinan saya tidak bisa pulang akan terjadi. Saya menunggu salah seorang kawan saya yang baru bisa datang menjemput saya sekitar enam jam kemudian.






Terduduk lemas di antara kolom penopang peron stasiun, tampaknya membuat salah seorang penumpang kereta yang baru saja turun sedikit iba melihat saya. Seorang lelaki yang mengaku berumur 28 tahun duduk di sebelah saya. Adrian, namanya.

Dia menawarkan saya sebungkus roti isi coklat yang baru saja ia beli dari supermarket yang terletak tepat di depan kolom tempat saya duduk. Waaaaaaaah, kalau udah kelaparan gini sih, apapun makanannya, asal diawali bismillah mah, hajaaaaaaar!

"Di dove sei?" Tanya Adrian tentang asal saya.

Masih sambil mengunyah roti itu saya menjawab, "Indonesia…E tu?"

"Romania." Jawabnya singkat. Aaaah, lagi-lagi negara yang berada di kawasan Eropa Timur tersebut. Entah kenapa saya sering sekali bertemu Romanian.

Menurut pengakuan Adrian, Rumania bukanlah negara yang baik untuk mencari nafkah. Mereka masih terus berjuang melawan tingkat laju inflasi yang tinggi. Lalu beralihlah obrolan kami tentang Indonesia.

"Okeh, siap-siap Viera, tarik nafas dalam-dalam….Bismillahirahmanirahim…." Yak, selama tinggal di Italia, saya kudu bisa pinter-pinter mengontrol emosi menghadapi orang-orang yang tidak tahu keberadaan Indonesia dalam perpeta-an dunia.

Afterward, bukan anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) namanya kalau cuma bisa nyalahin pemerintah yak. Di sinilah celah kita, untuk me-narsiskan diri sebaik mungkin. Kadang ya kalau saya ketemu sama orang kaya gini tuh, pengen banget nyodorin Bisma SM*SH ke depan muka mereka. Biar mereka menilai bagaimana kebudayaan pemuda Indonesia yang terbentuk saat ini T.T

"Wow! Indonesia! Lo so!" ujar Adrian sambil tersenuym.

Mangtefff! Waduh jarang-jarang nih ketemu sama orang random di jalan yang tau Indonesia! Ihiy! Ternyata program Visit Indonesia 2011, bisa dipertanggungjawabkan juga.

"Negara yang terkena tsunami itu kan?"

Saya menggangguk.

"Negara yang banyak gunung meletus itu kan?"

Saya mengangguk dua kali.

"Sayang sekali ya, Indonesia itu negara dengan berbagai bencana…."

Saya…..Ngggg, menggangguk nggak ya?

Aaaaargh! Orang kaya gini tuh harus ditoyor Morgan SM*SH terus dicelupin ke perairan Raja Ampat kali ya. Biar terumbu karang dan nemo sekeluarga menjelaskan posisi letak negara kita yang emang dikelilingi oleh ring of fire. Jadi, yang namanya gempa bumi mah emang tiap hari terjadi, cuma skala richer-nya aja berbeda.

Waktu menunjukan sudah hampir pukul dua siang, kereta menuju Firenze yang akan ditumpangi Adrian akan tiba sebentar lagi. Tiba-tiba saja Adrian memegang pipi saya.

Jeng-jeng!

Berani-beraninya nih bule memulai perkelahian batin sama Morgan SM*SH!

Saya menepis perlahan tangannya. Aduuuuh, nggak cuco' juga ya kalau saya digiring ke kantor polisi cuma gara-gara seorang cowok yang cuma tau jelek-nya Indonesia. Cuh! Kalau kata 7 icons mah, "nggak, nggak, nggak level!"

Adrian melihat jam tangannya, "Viera, sebentar lagi kereta saya akan datang. Bagaimana kalau kamu ikut?"

Ikut??? Maksooood loooo???

"Saya kerja di bar, kamu bisa ikut saya kerja di sana. Banyak dari pegawai saya orang Filipina, kalian sesama Asia, kamu pasti tidak akan kesepian. Lagian mereka itu jago lho di ranjang….."

Ranjaaaaaaaaang???? "Lo pikir, gue bentang pelem Ranjang Bergoyang!?"

Saya pun menolaknya dengan halus. Aaaaargh, andai saja saya tidak sedang membawa koper segede alaihim gambreng, sudah ingin rasanya kaki ini lari ngibrit sampai kacapirit!

Tentu saja, saya menolak tawaran itu, "saya masih sekolah, saya mau konsentrasi pada pendidikan saya terlebih dahulu…."

Adrian pun terkekeh, "Wah, banyak dari pegawai saya yang masih pelajar. Kamu bisa menambah teman di sana…."

Ajiiiiiiib! Dia pikir menambah teman itu harus dengan cara seperti 'itu'? Dia nggak pernah tau keberadaan facebook, twitter, dan jejaring sosial lainnya kali ya??? Tinggal random aja add-friend sana-sini, follower si ini-si itu, banyak déh temennya! Atau nggak pernah ikut komunitas apa gitu??? Mendekatkan diri dengan orang lain dalam sebuah wadah yang terlihat sedikit lebih nggak buat si Mamam dan si Papap di rumah deg-deg-an.

"Kamu bisa dapat 5000 euro per bulannya lhooo…." Adrian mengiming-imingi saya lagi.

5000 euro??? Siapa yang nggak mau??? Saya. Saya mah maunya lebih dari itu atuuuh, kekekeke.

"Kamu bisa ketemu banyak orang terkenal."

Aduuuuuh, kalau udah gini tuh, saya suka bener-bener bersyukur suka dinaikan tingkat keimanannya dalam keadaan tertentu. Biar dikate masih suka kesiangan pas shalat shubuh, tapi alhamdulillah banget Tuhan masih memberikan perlindungan terbaiknya.

"Kamu bisa traveling ke seluruh Eropa." Adrian mulai mendekatkan mukanya.

Ciaaaaaat! Wataaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaau! Jurus bangau terbang menghujat andromeda di planet mars! Saya pun terdiam. Ini nih, jeleknya saya, kalau sudah ketakutan, saya bakal nggak bisa ngapa-ngapain, cuma hati ini tidak berhenti mengucapkan segala macam doa, sampe doa makan pun saya baca!

"Astagfirullah, mampus gue, Allahuakbar, kamfreeet, Subhanallah, atuh ieu kumaha???"

Tiba-tiba saja kereta menuju Firenze yang akan dinaiki oleh Adrian datang.

Siiiigh~ Tuhan mah emang keren banget dah! Aduh kalau lagi kaya gini tuh suka kepikiran, beberapa nikmat yang sering saya dapatkan di Indonesia déh, seperti apa yang dikatakan oleh salah seorang kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), Nurul Saepul;






Aaaaaah, jadi nyesel déh, jaman dulu mah, saya paling males kalau kumandang adzan maghrib mulai disiarkan oleh televisi swasta di Indonesia. Atulaaaaah, kan lagi seru-serunya nongton Minky Momo! Ganggu aja! Ih, tapi pas tinggal di Italia mah, beneran siah, kangen berat! Udah dua tahun lebih nggak denger adzan dari speaker rebek masjid di sebelah rumah saya ih T.T

Adrian pun meninggalkan saya sebuah kertas bertuliskan nomor teleponnya, kali-kali aja saya berubah pikiran.

Berubah pikiran??? Maksudnya dari Morgan SM*SH jadi Rafael SM*SH? Ooooouuch, tidak bisa.


Selasa, 08 November 2011

FFFFFFFUUUUUUUUUUU….isi.

Hai kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), saya baru aja melakukan blog-walking ke salah satu teman kita, Ceria.

Judul blog-nya cukup membuat mata saya, yang terbiasa baca komik Detektif Conan yang kagak selesai-selesai itu, sedikit meruncing. Hmmmm, "ketika matahari jatuh cinta pada purnama….." Kasih tak sampai! Aduuuuuuuuh, ini mah yang mulia Teteh Piera banget atuuuuh! *gambar lope-lope di poster SM*SH.

Ketika membaca tulisan-tulisan beliau, waduuuuuuh saya langsung malu seketika aja gitu! Mangteeeeeffff! Kenapa bisa orang yang memiliki gaya tulisan seperti itu nyasar ke blog yang di mana penulisnya lebih sering tidur dengan wajah Morgan SM*SH di langit-langit kamarnya.

Nah, saya mau buat orang yang kaya Ceria., merasakan lebih ceria lagi ketika membuka blog ini. Jadi, satu postingan ini saya buat, untuk para kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang gemar….Memangdangmu bulan, menangisku bintang, namun matahari adalah kita, kyaaaaaaaaaaa~ kyaaaaaaa~ Morgaaaaaaaaaaan! Tulungin akyuuuuh!

Nggggg, gimana ya mulainya???

Hmmmm….Biar agak sedikit mempergalau suasana, saya sarankan temen-temen baca secuil kisah di bawah ini sambil dengerin lagu ini ya :) Ya biar tulisan saya nggak keliatan jeleknya juga sih sebenernya, kekeke. Biar ketutup sama alunan musiknya yang mendayu-dayu icuuuh…Kikikkiki.







(ehem-ehem-hoaaaaaaaaaaaaaekkkk-cuh-cuh!)



Engkau,


Engkau...adalah aku yang berbeda
Sebuah raga dalam dada
Isakmu terurai tanpa jeda


Engkau adalah aku yang terlalu
Senyum mengembang malu
Bahagiamu dambaku selalu


Engkau adalah aku yang menghentak
Henti rimba hatiku sejenak
Datangmu jadiku terhenyak


Engkau adalah aku yang terdiam
Hasrat penghilang kelam
Belaimu menghancur malam


Engkau…..adalah aku.

(Hoaaaaaaaaacih! Uhuk! Uhuk!)



"Engkaaaaaaaauuuuu….Adalah….Morgan SM*SH!" Kyaaaaaaa~ Kyaaaaaa~ Keprok! Keprok!

Yak, resmi sudah menjadi postingan ketiga saya yang dibuat dengan gaya kupu-kupu sambil baca puisi. Dari beratus-ratus postingan yang sudah saya buat, hanya ada tiga postingan yang menggunakan puisi sebagai acuan utama penulisan.

Yang pertama bisa temen-temen cek di postingan Puisi pertama Viera
Terus, yang kedua ada di postingan Vuisih Pierah
dan yang terakhir ada di postingan indaaaang yang bambang-gulindang-nendang-cap-cuuus-ciiin!

Hmmm, saya kurang tau juga sih, apa yang dimaksud dengan puisi dan sajabana, da nilai EBTANAS bahasa Indonesia saya téh meuni watir pisan, kekeke. Tapi, semoga postingan yang satu ini, bisa buat blog saya semakin berwarna….Berwarna kelam dan suram T.T

Oh iya, masih dalam rangka let's share your gratefulness, di postingan kali ini saya mau bagi rasa syukur salah satu anggota kelompok PENCAPIR (PENgmat CeritA-cerita PIeRa!) yang lagi tinggal di Fukuoka, Mbak Dian, yang juga merupakan anggota geng Mahmud K! Alias geng maMAH MUDa Kaya!






Bener banget! Bersyukurlah kalau kita masih dikasih izin sama Tuhan untuk mendapatkan berbagai cobaan. Karena apa yang kita rasakan sekarang, merupakan modal untuk masa yang akan datang! Aheeeeey, salam super! Kenapa berasa jadi kaya Mario Teguh gini yak??? Anyway, thank you to Mbak Dian for reminding us.

Quote of Nov 8th, 2011




"Emang lo pikir, gue ini kutu? Yang bisa mampir tiba-tiba di kepala lo??? Gue ini PEDITOX! Yang bisa ngebasmi seluruh cewek yang pernah mampir di kepala lo!"

-Viera, 23thn, warga RRC (Rakyat Republik Cibinong), gemar gonta-ganti shampo-

Senin, 07 November 2011

Quote of Nov 7th, 2011




"Emang lo pikir, lo itu ketombe yang bisa dateng lagi, dateng lagi, ke kepala gue???"

-Viera, 23thn, penggemar Morgan SM*SH, baru selesai keramas-

save the #AEIOUY

Eropa emang terlihat paling jawara dalam menanggapi kampanye save the water, save the forest, dan berbagai 'save-the-…..' lainnya. Tapi kayanya cuma satu nih, yang negara Eropa masih perlu belajar dari sebuah kampanye bertema yang sama, save the…..Money! Kekekeke.

Kejatuhan ekonomi Eropa terlihat semakin pasti. Gejolak politik pun semakin membuat negara-negara Eropa lebih waspada. Ditandai dengan #AEIOUY yang menjadi trending topic saat ini, hastag tersebut merupakan sebuah luapan keluhan warga Italia akan kejatuhan Berlusconi, sang presiden yang gemar melakukan pesta dengan para wanita di bawah umur.






Buat yang sering ngejelek-jelekin presiden kita, percaya déh, ketika kalian melihat tingkah laku Berlusconi, you'll feel the oposite. Ketika seorang presiden lebih sering muncul di headline tabloid gossip daripada koran nasional. Apalagi kalau saya melihat foto-foto party yang diadakan oleh si presiden Italia yang satu itu, aduuuuuuuh…..Agak gimana gitu ya T.T

Ah, tapi sudahlah, saya mah nggak jago untuk berbicara tentang politik, meningan juga ngomongin'po Nori.

Balik lagi kepada masalah save the environment. Berlawanan dengan apa yang dilakukan di Indonesia, di mana setiap konsumen dapat dengan mudahnya diberikan kantong plastik oleh sang penjual, di Eropa, setiap saya pergi ke supermarket, ketika sedang melakukan pembayaran, saya akan ditawarkan, apakah saya akan menggunakan kantong plastik atau telah membawa kantong/tas yang telah saya persiapkan sebelumnya.

Jika saya ingin menggunakan kantong plastik yang disediakan oleh supermarket, maka saya akan dikenai charge 0,05-0,10 euro tergantung dari jenis supermarket yagn saya datangi. Ya, mungkin nominal tersebut tidak dapat dikatakan besar jika dibandingkan dengan upah minimum yang didapatkan oleh para pekerja di Italia.

Namun, jika kita hitung dengan kuantitas pergi ke supermarket dalam sebulan, jumlah uang untuk membeli kantong plastik pada setiap transaksi dapat kita gunakan untuk membeli, minimal lima kardus susu cair kemasan. Lumayan banget kan sob?

Untuk mengurangi pengeluaran yang tampak sia-sia tersebut, saya punya sebuah tas belanja favorite yang saya dapatkan secara cuma-cuma dari 'Conad', sebuah supermarket (yang mungkin) sekaliber dengan 'Giant' di Indonesia.






Ukuran tas yang sangat besar, sekitar 60 x 40 x 15 cm, dapat memuat banyak barang. Malah terkadang sering saya pakai sebagai tas jalan-jalan juga. Tinggal menutup merk 'Conad' yang berada di ujung kiri salah satu bagian tas tersebut dengan berbagai macam pin warna-warni, jadi déh tas yang lumayan hip.

Sayangnya tas tipe seperti ini tidak dapat saya gunakan terlalu sering di Indonesia. Sebagai seorang commuter, tampaknya agak riskan untuk membawa tas yang terbuat dari kain tipis ini ke dalam kereta. Dengan jenis tas seperti ini, sebagai penumpang, tampaknya label 'Buruan Copet Aku Sekarang Juga!' akan tertempel di kening saya dengan sangat baik sekali.

Anyhow, semoga Italia bisa mendapatkan presiden pengganti yang jauuuuuuuuuuuuuuuuuuh lebih baik dari Berlusconi ya.

Minggu, 06 November 2011

Sate. Sate 200 tusuk.

Hai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), gimana nih satenya? Aduuuuuh kalau lagi makan sate gini téh, saya suka inget sama scene-nya Alm Sussana di film Sundel Bolong.







Aaaaah, pokoknya eta téh the best indonesian movie scene I've ever seen lah. Bener-bener dedengkotnya pelem hantu. Jadi kepikiran sama percakapan yang pernah saya lakukan bersama seseorang yang pernah mengisi relung hati namun menguras air mata sampai mati, (yak siapa lagi kalau bukan….) Morgan SM*SH! *Keprok-keprok!

Kekekeke. Becanda deng.

Jadi ya, waktu itu malam sudah tiba, gerakan peristaltik di lambung saya berjalan beriringan dengan kedua pelupuk mata ini yang tak bisa lagi diajak kompromi. Mungkin bagi orang awam, akan merasa aneh melihat saya yang akan seperti pasien yang terkena ayan, jika sedang kelaparan. Maklum mata saya bakal berkedip berkali-kali, jika si lambung mulai memainkan orkestranya.

Micahel Kim Sudlambong (bukan nama sebenarnya, red), yang kemudian akan lebih kita kenal dengan sebutan Bang Sud, merupakan salah satu teman kuliah saya yang baik, tidak sombong, patuh kepada kedua orang tua, gemar menabung, dan suka maenin bulu keteknya.

Dia pernah bilang, "jika ku tak plintir-plintir bulu ketiak ku ini, rasanya ide untuk mengerjakan tugas akhir ini tak akan muncul, kawan!" dengan logat Batak yang sangat kental, se-kental susu kental manis cap Nona.

Dompet hitam yang saya beli di sebuah fashion outlet di kawasan Tajur, sudah meraung minta disulam. Kantong kain tempat saya biasa menyimpan koin sudah terlalu penuh, namun setiap selipan untuk menyimpan lembaran uang yang memiliki nominal lebih tinggi, tak kunjung terisi juga.

Bukan…Bukan, si Papap atau si Mamam itu tipe orang tua pelit nan gemar membuat anaknya menderita dan terluka parah laksana Mischa yang senang melukai Fitri hanya karena ingin mencicipi kemewahan harta si Farel. Namun, saya ini lahir dari keluarga pegawai negri sipil yang sederhana, sehingga sering muncul rasa tak tega untuk meminta jatah uang lebih kepada mereka.

Mengetahui keadaan ekonomi saya yang tak seberapa itu. Bang Sud, mengajak saya untuk mengunjungi sebuah warung sate, dekat kampus saya. Aaaaah, andai saja Bang Sud ini berwajah tampan, mungkin saya sudah menyerahkan jiwa dan raga saya untuk beliau. Ngggg, Bang Sud ini emang 11-12 ama Nyi Roro Kidul, meraka sama-sama suka menyerap jiwa para pemuda dan pemudi yang jarang mandi, kaya saya ini.

Sesampainya di warung sate itu, saya memesan sepotong lontong dan lima tusuk sate kambing. Tubuh gempal Bang Sud terheran-heran melihat menu makan saya malam itu. Padahal dia tahu kalau saya sedang lapar tingkat dewa.

"Cuma lima tusuk? Lagi diet ya? Pesen yang banyak dong!" Tanya Bang Sud.

Saya hanya menggelengkan kepala dan menjawab, "Nggak ah, takut kaya Sussana….."

Aaaaah, andai aja Bang Sud tahu hobby-gagal saya sebagai tukang ngepet. Maklum, ingin rasanya jadi kaya raya tapi kalau inget dosa??? Siiigh~ Emang ya babi itu cuma lucu jadi musuhnya Timmy, si embe leutik di Shaun The Sheep.

Saya menunggu Bang Sud menghabiskan 20 tusuk sate kambing dan ayamnya plus empat buah lontong yang dia babat  tanpa tersisa, bumbu kacang yang tersisa pun dia habiskan menggunakan tiga bungkus kerupuk kulit yang memang dijual sebagai peneman makan sate yang dijual sebagai menu inti.

Lalu, apakah yang menjadi peneman makan sate lima tusuk-nya yang mulia Teteh Piera?

Cukup tiga sendok kecil sambal dan kecap manis merk ABC oplosan. Merk boleh ABC, tapi dapat saya pastikan isinya bisa jadi DEF atau malah XYZ. Ya, pedagang mana yang tak ingin mendapatkan harga lebih murah? Toh, mau semahal apapun, kecap itu warnanya tetap hitam. Lain perkara, kalau di dalam cairan pekat ABC tersebut ditaburi bubuk emas murni 24 karat.

Dengan lemah gontai, saya membuka resleting tempat menyimpan recehan di dompet saya. Dengan malu-malu tapi teteup unyu, saya menghitung koin-koin yang ada. Alhamdulillah, kembalian dari mamang tukang jualan cuanki yang saya beli tadi pagi, bisa membayar makan malam saya kali ini.

Namun, dengan gagah-berani-dan-tanpa-narkoba, Bang Sud menghalangi niat saya untuk membayar. "Biarkan aku saja yang membayar….Konon katanya Tuhan bersama mahasiswa Tingkat Akhir, kawan!"

DEM! Tau gitu tadi saya pesen lebih! "Sate. Sate 200 tusuk. Makan di sini. Biarin! Mentahnya juga enak! Soto! Soto ama pancinya! Sama pancinyaaaaaaaaaaaaa!"

Then, seperti biasa nih sob, di setiap akhir postingan, saya akan berusaha untuk menyelipkan kutipan rasa syukur yang biasanya sudah di post sama temen-temen di FECESbook-nya kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!). Yang beruntung kali ini adalah, Rino, si pelaut galau yang sekarang lagi terombang-ambing di lautan Norwegia sono.






Yups biar dikata rumput tetangga lebih hijau, tapi rumput kita mah terbuat dari emas! Always be grateful with what we have ya mas beroooow :) Thank you to Rino for reminding us.


Kurban perasaan?

Hai-hai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana, kumaha daramang? Semoga kalian semua selalu dalam lindungan Tuhan ya, amiiiiin :)

Gimana nih kurbannya?

Siapa yang kurban onta???

Siapa yang kurban sapi????

Siapa yang kurban kambing???

Siapa yang kurban perasaan??? *Clingak-clinguk, ngacung pelan-pelan…..Oooouch T.T

Eh ngomong-ngomong kurban perasaan, saya mau cerita salah satu temen saya yang asal Romania nih. Dia baru aja kurban perasaan!

Carmen, seorang perempuan yang beberapa tahun lebih tua dari saya. Rambut pirangnya tergerai sebahu, tanktop transparant bermotif bunga matahari selalu setia menemaninya ke mana-mana. Maklum, Italia sedang summer kala itu, suhu udara bisa mencapai 48 derajat pada siang hari.

Sudah delapan tahun ia tinggal di London. Di umurnya yang masih sangat muda, dia nekat pergi mencari kerja ke ibu kota negara Inggris. Ketika itu Rumania belum masuk ke dalam zona bebas visa bagi negara-negara Eropa. Dengan gagah berani, Carmen menjejakan kakinya di tempat Queen Veril, eh maaf,  yang mulia Teteh Pierea kebanyakan nongton Sailor Moon nih. Maksudnya téh, negri Queen Elizabeth, sebagai imigran ilegal.

Empat tahun dilaluinya dengan penuh air mata. Adik perempuan satu-satunya terkena candu narkotika dengan susah payah ia berusaha memboyong sang ibu untuk tinggal bersamanya. Tak lama setelah Rumania masuk sebagai negara Uni Eropa, kehidupan Carmen pun berubah drastis. Pekerjaan sebagai buruh pun dia tinggalkan, dengan mengantongi surat izin bekerja resmi, dia bisa melamar kerja dengan tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Dua buah apartment dengan pemandangan London's eye bisa dia dapatkan dari kumpulan gajinya selama dua tahun. Seorang pria keturunan Afrika Selatan sempat menjadi partner kumpul kebo-nya. Aduuuuuh, si Carmeeeen, meningan juga kumpul sama anggota SM*SH ya, daripada sama kebo kaya gitu???

Cerita mengharu-biru itu diselesaikannya dengan batuk pelan dalam waktu yang cukup lama. Kepulan asap dari rokok kreteknya menghiasi pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala saya.

Lalu, mengapa dia ada di Italia sekarang?

Carmen pun menghisap batang rokoknya kuat-kuat. Ia meneguk segelas wine merah yang ia beli langsung dari pabrik, yang terletak hanya 100 meter dari tempat kami bekerja.

"Fabio…." Jawab ia pelan.

Seorang lelaki kelahiran Napoli mengubah perasaannya seketika. Carmen sedang melakukan Euro trip ketika ia bertemu dengan Fabio. Pada awalnya, Carmen hanya berpikir bahwa pria dengan rambut keriting klimis itu hanyalah teman seperjalan yang menyenangkan. Tak terpikirkan oleh Carmen, kalau sebulan kemudian dia akan menjalin tali kasih bersamanya.

Singkat cerita, Carmen memutuskan untuk tinggal bersama Fabio di Italia. Ia tinggalkan hingar-bingar kota London demi seorang lelaki yang baru ia temui sebatas tiga kali tersebut.

Hubungan yang berjalan selama satu tahun itu tiba-tiba terusik oleh sebuah sms dari nomor yang tidak dikenal yang masuk ke telepon selular milik Fabio.

"Thank you for last night…"

Dengan penuh selidik Carmen berusaha melacak nomor tersebut dan terkuaklah kehidupan dua percintaan yang dijalani oleh Fabio. Fabio, selingkuh. Carmen, mengamuk. Yang mulia Teteh Piera, sikap lilin.

Giloooo, berasa lagi nongton sinetron versi live pake bahasa Italia campur Inggris gini! Rasa ingin tahu saya mengalahi kemampuan otak yang sudah bingung bukan kepalang memilah-milah bahasa yang digunakan oleh Carmen. Terkadang Carmen memaki dengan kata "fuck!" di lain waktu ia mengubahnya menjadi "vafancullo!" Ingin rasanya saya mengajari Carmen frasa "Lo? Gue? Atosan." Biar lengkap aja gitu perbendaharaan kata patah hatinya.

Saat ini, Carmen tidak memiliki penghidupan yang jelas di Italia. Rasa nyaman di Inggris sudah lama dia tinggalkan.

"Viera, can I come to your contry? I hate all this European life, it sucks." Ujar Carmen mengakhiri kisahnya tersebut.

Ternyata Carmen adalah penggemar film Eat, Pray, and Love. Dia benar-benar jatuh cinta dengan Bali. And as usual, some of bule will think that Indonesia is Bali. Atulaaaaah si Carmen mah T.T Sini, sini, teteh bawa ke Cibinong yuk….

Sebuah tas berwarna hitam dan bertuliskan 'I Love London', Carmen berikan sebagai kenang-kenangan kepada saya. Semoga dengan dimiliki tas ini, yang mulia Teteh Piera bisa menghirup udara kota  London ya mas brooooow!






Gila ya, demi cinta sesaat, seseorang itu bisa meninggalkan tawaran gaji 1500 pounds per bulan??? I've never been on that kinda situation, but I don't want to let it happen. 1500 pounds dikali 15 rebu??? Rp. 22.500.000 that was your love life's cost, is it too cheap? Or expensive?

Hmmm, tapi ya buat saya mah, you can buy everything in the world. Cuma satu yang, nggak bisa dibeli….Rasa syukur sob. Kaya yang saya baca di FECESbook-nya kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!);






Waaaaah, bersyukur pernah jatuh cinta itu ternyata lebih menyenangkan daripada memaki ketika patah hati. Ya iyaaaalaaaah, kekekeke. However, thank you to Indri for reminding us about it :)




Sabtu, 05 November 2011

Selamat Idul Adha 1432 H

Assalamualaikum wr,wb semuanyaaaaaaaaaaaaaa!

Buat yang merayakan idul Adha, selamat makan-makan!

Sebenernya, nggak ada hal yang terlalu menarik dari lebaran kali ini, selain, alhamdulillah saya dikasih rezeki sama Tuhan buat bisa beli hewan kurban dan…..

(JENG! JENG!)






Terharuuuuuuuuuuuuuuuu! Banget! Banget! Banget!

Niat awal saya nulis blog téh kan lebih kepada ingin curhat, tapi nggak ada yang mau ngedengerin T.T Namun, kalau liat foto di atas….Hiks, hiks, hiks. Kayanya mau segimanapun kondisi jiwa dan raga saya, mau lewat shalat tahajud atawa lewat blog,  Dia selalu ngedengerin curhatan saya :)

Foto ini saya dapetin dari salah satu teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang bertualang ke negri para Rasul, Fadli Robbi.

Masjid Nabawi. Sebuah tempat yang menjadi impian setiap kaum muslim di dunia ini. Aaaaaah, nangiiiiiisssss T.T Kalau diliat dari kondisi dompet saat ini sih, kayanya saya nggak mungkin bisa ke sana, tapi yang namanya Tuhan mah, Maha Pembolak-balik dompet ya sob??? Kekekeke. Diawali dengan bismillah lah, insyaAllah saya pasti bisa ke sana! Amiiiiiiiiiiiin.

Buat Fadli Robbi, terimakasih banyak yaaaaa, udah bawa blog ini sampai ke tempat impian saya. Salam manis membabi buta buat semua umat muslim yang sedang ada di depan Ka'bah, memanjatkan harapannya masing-masing! Kecuuuuup basaaaaaaah! Eh tapi, bukannya dia téh harusnya tafakur ya di sana? Baca Quran gitu? Ini mah malah baca blog, kumaha-bagaimana???

Oh iya, kutipan syukur hari ini saya ambil dari temen geng motor saya di sepanjang Jalan Dago, waktu saya masih kuliah di Bandung.






Tuhan mah ngasih pelajaran dari mana aja ya sob? Termasuk dari cobaan yang terjadi kepada orang lain. Semoga kita bisa mengambil pelajaran atas apa yang terjadi terhadap orang lain ya sob :) Thanks to Iis for reminding us.

Yuhuuuu, let's share your grateful at FECESbook-nya kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)….

Oh iya, sampe lupa. Selamat idul adha buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang merayakan, salam buat para hewan kurban di manapun kelian berada, semoga amal dan ibadah kalian diterima di sisi-Nya, amiiiin.

Jumat, 04 November 2011

Quote of Nov 4th, 2011




"Banyak orang yang nanya sama gue; 'Apa yang akan lo bilang, kalau lo liat gelas yang diisi air setengah bagiannya? Setengah kosong? Atau Setengah penuh?'
 Dari dulu jawaban gue nggak pernah berubah; 'Alhamdulillah, gue masih punya gelas'….."

-Viera, 23thn, warga Cibinong, gemar bersyukur-

Kamis, 03 November 2011

Olá de Tiara em Portugal!

Hallo teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)!

Setelah mengorek-ngorek para sahabat saya yang sedang bergalau-galau ria di belahan dunia yang berbeda-beda;

Donny di India.
Koyim di Jepang.
Winnie di Oman.
Ria di Singapore.
Sakti di Norway. 
Retno di Korea Selatan.
Obi di Saudi Arabia
Rino di North Sea
Fajar di Brunei Darussalam



Mari kita kembali berjalan-jalan digital lagi! Sekarang giliran kita ngubek-ngubek sebuah negara yang konon katanya merupakan penjajah pertama yang meletakan kakinya di bumi pertiwi lewat Maluku, siapa lagi kalau bukan…..(Jeng-jeng) Portugal!







Akhir-akhir ini, satu hal yang terlewat di pikiran saya ketika orang menyebut Portugal adalah, Raul Lemos. Jangan salahkan dia karena telah menghamili Krisdayanti sebelum menikah. Tapi, salahkanlah diri ini yang terlalu banyak menonton acara infotainment.







Mungkin orang Indonesia kebanyakan, hanya mengetahui si negara yang terletak paling ujung barat dari daratan benua Eropa ini, sebagai pencetak beberapa pemain sepak bola kelas dunia, dari Luis Figo sampai Christian Ronaldo.







Atau, masihkah ada yang mengingat kisah seorang bocah asal Aceh yang terkena dahsyatnya tsunami 2004? Dia menggunakan seragam timnas sepak bola negara yang hampir 90% penduduknya memeluk katolik. Tayangan TV lokal maupun internasional pun memberitakan hal tersebut dan gokilnya nih ya sob, si anak itu langsung dibawa ke Portugal dan mendapatkan berbagai treatment bak seorang bintang.







Cerita ini mungkin bisa ditiru oleh teman-teman yang sedang tinggal di kawasan Pondok Labu sekarang. Hujan turun lebat? Banjir menggenangi rumah Anda sampai ketinggian 2 meter? Cepat-cepatlah mengambil seragam sepak bola kesukaan Anda! Ya, tapi kalau emang demennya Persija sih, paling banter dibawa ke Gelora Bung Karno, bukan?

Hehehehe. Bercanda ah. Di saat negara ini banyak mendapatkan cobaan, kayanya mengeluh nggak bisa dijadikan solusi utama ya. It's better to laugh about yourself ya? Intropeksi diri.

Well, kayanya keren juga nih ya, kalau kegiatan intropeksi diri kita berlatar belakangkan percakapan saya dengan Mbak Tiaw yang sekarang sedang menetap di Lisboa, ibu kota Portugal. Ya, bisa lah kumis Bang Foke agak diburamkan sama kumis polisi setengah baya-nya Portugal.







Mbak Tiaw adalah salah satu sahabat saya asli Bogor, besar di Filipina, dan sempat sekolah di Kanada. Nama aslinya Tiara, tapi bagi saya, setiap orang yang berada di dekat saya, harus memiliki nama tersendiri. Saya punya banyak kenalan bernama Tiara, namun yang namanya 'Mbak Tiaw' cuma ada satu di dunia ini, atau setidaknya di pikiran saya.

Makanya jangan aneh kalau temen-temen ngebongkar address book di handphone saya, kalian bakal menemukan 'dabun' yang merupakan nama plesetan dari kata 'bun-da' untuk si Mamam atau 'Ay-ay, ayam den lapeh' yang berarti nama pendek dari kata 'Ayah' yang berarti si Ayah menelepon.

Mbak Tiaw sudah saya anggap sebagai kakak sendiri. Kami sama-sama anak tunggal yang memiliki ego dan pemikiran yang tidak jauh berbeda. Yang membedakan hanyalah umur, dia lebih tua beberapa tahun dari saya. Sehingga banyak pengalamannya sebagai anak tunggal yang bisa dia bagi kepada saya.

Yup, anak tunggal. Kami tidak pernah berpikir tentang kakak atau adik kami. Tapi, tak jarang kami memikirkan kakak atau adik orang lain :) Mulai dari fakir miskin yang terlantar sampai kecengan yang ingin ditampar. ("Hai kencengan! Kok nggak nyadar juga sih ada anak tunggal cewek yang naksir lo?? Jatah warisan kami besar sob!" #CurcolTingkatDewa)

Okeh, daripada curcol-nya mulai lagi, lebih baik kita buru-buru aja menyimak hasil wawancara sejenak dua jenak saya bersama Mbak Tiaw.







@vierachmawati (V): "Halloooo Mbak Tiaw, kumaha damang?"
@missjobim (T): "Alhamdulillah sae. E tu?"







V: "Anch'io, alhamdulillah. Gimana nih kabar Portugal?"
T: "Sudah mulai masuk winter. Di Lisboa nggak ada salju, tapi adanya hujan dan dingin…."
V: "Semoga ada mamang tukang sakoteng yang lewat Lisboa ya :)"
T: "Kayanya kalau gue buka bisnis sakoteng sama sate Padang bakal laku abis di sini."







V: "Hehehehe. Okay, first question, why did you choose Portugal?"
T: "Karena passion gue adalah, lancara berbahasa Portugis dengan baik dan benar dan asal dari bahasa ini ya Portugal. Jadi, belajar langsung dari 'core'-nya."







V: "Udah berapa lama tinggal di Portugal?"
T: "Di hitung-hitung, baru dua bulan."







V: "Tinggal di mana?"
T: "Tepatnya di Lisbon. Alhamdulillah dapet residencia universitaria (asrama beasiswa). 125 euro sudah termasuk semuanya, termasuk murah untuk ukuran Eropa."







V: "Good. How's the situation recently?"
T: "Situasi di Portugal ini ya…..Sudah pernah dengar kalau Eropa lagi krisis? Nah, Portugal ini kena imbasnya. Kasihan orang-orang di sini gajinya dipotong 50% dan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Tapi, bener déh, nggak kelihatan, soalnya mereka dapet tunjangan dari pemerintah."







V: "Yeah, I know it. However, kalau disebut kata 'Portugal', tiga kata pertama apa yang terlintas di pikiran Mbak Tiaw?"
T: "Bahasa. Budaya. Penjajah. Bahasa, karena gue emang cinta banget bahasa Portugis. Budaya, karena negara ini termasuk tua, jadi perpaduan budaya mediteranian campur Eropa cukup ciamik dan masih buaaaanyaaak juga istana. Kalau penjajah? Ya, karena dulu orang-orang sini menjajah negara kita, hehehehe."







V: "Selama tinggal di Portugal ini, punya pengalaman menarik yang bisa dibagi?"
T: "Wah banyak banget. Paling berkesan sih, orang-orang sini suka males berbahasa Inggris, jadi ke mana-mana 'No Ingles!'. Tapi, pernah juga gue tanya pake bahasa Portugis, eh dijawab bahasa Inggris. Dan orang Portugis itu suka ngira selain muka bule itu Cina. Lucunya anak dari Timor Leste dikira Cina. Dan banyak orang yang nggak tau Indonesia di mana. Tapi, kalau bilang Bali, pasti tau, hahahahaha. Miris dot com. Malah ada sekretariat daru universitas ngira Indonesia itu bagian dari….JEPANG! Ngenes."







V: "Hahahahahahaha! Been there. Selama di Portugal pernah ke mana aja?"
T: "Baru dua bulan. Jadi, baru mengelilingi Lisbon aja. Gue suka banget sama istana jadul gaya baroque gitu. InsyaAllah, dua minggu lagi gue mau ke Porto dan Braga."







V: "Ceritain dong di Lisbon itu ada apa aja?"
T: "Lisbon…Pertama datang, gue kaget. Orang-orang sini demen banget minum kopi sore-sore. Kota Lisbon itu tipikal kota Eropa banget déh dengan arsitek yang apik. Jadi, selama gue di sana, tingkat polusi menurun drastis. Oh iya, di sini juga area untuk jalan kakinya gede banget, jadi nyaman…Di tengah-tengah kota Lisbon ada Istana. Ke mana-mana ada metro dan Autocarro (bus) yang sangat amat nyamat. Gue jalan balik dari metro ke residence gue itu aman banget, walau sudah jam 11 malem."







V: "Kira-kira, selama di Portugal udah dapet apa aja nih?"
T: "Gue kuliah di Universidade de Lisboa, Faculdade de Letras. Major Portugues Lingua e Cultura. Wah, ini impian gue banget. Gue dapet banyak…Pelajaran hidup, pengethuan, kesempatan. Alhamdulilah juga, gue dapet beasiswa."







V: "Kangen nggak sama Indonesia?"
T: "Tentu! Banget, banget! Dua minggu di sini homesick-nya gila-gila-an. Apalagi sama keluarga, teman, dan makanan. Tapi, untung orang tua bisa ber-email, sms, atau telepon. Sahabat juga seperti itu. Nah, soal makanan….Orang Portugal  makanan nggak pernah ribet kaya kita di Indonesia. Intinya makanan di sana, dikasih minyak zaitun san garam aja udah enak. Bagi kita? Mana enaaaaakkkk…Pas dua minggu, lagi kangen-kangennya sama makanan Indonesia, Allah Maha Baik ya…Di telepon sama staff KBRI, dia lagi masak sayur asem dan nasi bakar. Hahahahaha….Alhamdulillah. Tapi, makin ke sini, gaya hidup gue berubah. Makanan ya simple, salad cuma pakai minyak zaitun sama garam. Kena déh, hehehehe, nggak sakit kok, malah makin sehat…Turun berat badan."







V: "Wow, dari segala penjalasan di atas, kayanya bisa disimpulkan kalau yang paling dikangenin dari Indonesia tuh makanannya ya?"
T: "Iya, cuma itu. Hahahaha. Lainnya? Errrr….Nggak."







V: "Apakah ada keinginan untuk kembali ke Indonesia?"
T: "Belum, masih sekolah. Semoga kesempatan beasiswanya diperpanjang. Tapi, gue pengen bagnet ngasih pelajaran bahasa Portugis ke orang di Indonesia. Impian gue menjadi guru bahasa Portugis. Memberikan pengetahuan ke orang lain itu termasuk ibadah."







V: "Wohooo! I'd love the reason!"
T: "Di sini, sebisa mungkin kalau ketemu orang Indonesia, gue berbahasa Indonesia. Bangga aja ngobrol dengan bahasa sendiri di mana-mana. Gue nggak mau kehilangan identitas dan gue bangga menjadi orang Indonesia, despite ups and downs. Aaaah…Sok lebay, hehehehe."







V: "Nggak lagi. Itu yang kita cari dari pemuda-pemudi Indonesia. Yang kembali ke negaranya dengan penuh rasa gembira bukan hanya untuk bisa pamer kepada keluarga dan sahabat, tapi juga gembira untuk mengimplementasikan pengalamannya kepada masyarakat banyak. Next question, setelah Portugal dengan Lisbon-nya, apa Mbak Tiaw punya kota-kota lain yang diprioritaskan untuk dikunjungi?"
T: "Impian gue, setelah kuliah gue kelar, gue mau backpacker keliling Eropa. Kota impian gue selanjutnya adalah Brasil."







V: "Why?"
T: "Gue kerja jadi tradutora (translator) untuk komik Turma da Monica dari Brasil. Penerjemah dari bahasa Portugis ke Indonesia. Semua yang gue cinta itu dimulai dari Brasil. Dari kerjaan sampai musik favorite."







V: "Ngomong-ngomong musik, selama tinggal di Portugal ini punya lagu favorite dong?"
T: "Ada banget. Koop - I see a different you. 'In a different place I see another you…In another place I see different you. Lagunya catchy banget…Terus, enak kalau denger lagi ini, nyaman aja. Menyenangkan, ambience-nya enak, pas sama cuaca romantis Lisbon."







V: "Wah, kayanya asyuk juga nih ngerayain valentine di Lisbon."
T: "Oh iya, gue juga siaran dari tempat tidur. Kalau nggak ada kerjaan, iseng-iseng dengerin ya :http://www.spreaker.com/page#!/user/tiara. Narsis. Hehehehe."







V: "Then, kalau misalnya ada temen-temen yang mau ke Portugal atau Lisbon, lebih spesifiknya. Ada do's and dont's-nya nggak?"
T: "Do: Cek cuaca. Dont: Do not bring high heels whatsoever!" 







V: "Perche?"
T: "Ke mana-mana, jalan Neng."







V: "Iiiih, kan biar gaya gitu. Apalagi buat cewek yang tingginya cuma sebatas 150-an cm. Kayanya pengen pake high heels, kali-kali aja Christiano Ronaldo naksir.
T: "Nah, Cristiano Ronaldo mah terkenal sekaliiii di sini! Di mana-mana ada poster dia, tapi katanya sombong."







V: "Rencana Mbak Tiaw setaun ke depan apa?"
T: "Jadi guru bahasa Portugis dan tetap terjemahkan komik Monika. Kalau dipikir-pikir, jauh banget dari jurusan gue dulu waktu kuliah, jurnalistik. Hidup ini, menurut gue, pilihan. Tinggal bagaimana kita bisa ngaturnya."







V: "Satujuh! Sadalapan! Sambilan! Sapuluh! Pertanyaan terakhiiiiiiiiiiiiiiir banget, sekarang kan kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sedang melakukan program 'Ayo bersyukur!', kalau boleh tau, hal apa yang paling disyukuri oleh Mbak Tiaw sampai detik ini?"
T: "Gue percaya ucapan itu doa. Gue bersyukur atas perjalanan hidup gue. Nggak gampang mencapai sesuatu, gue mengalami gimana tahun lalu ditolak beasiswanya. Gue nggak boleh menyerah, kalau kamu yakin untuk itu, jangan pernah menyerah. Yakin, karena Tuhan pasti membantu dan…Di sini gue sekarang."







V: "Aaaah, terharuuuu. Thank you for sharing. BIG HUGS and KECUP BASAH, smooooch~"


Yak, kalau ada yang mau les bahasa Portugis sama Mbak Tiaw, bisa daftarkan diri kalian sesegera mungkin. Kali-kali kalian berkesempatan untuk bisa bertemu Cristiano Ronaldo atau…..Raul Lemos, kekekeke.

Wohooooo! Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) wherever you are, don't stop to dream. Saya ini adalah tipikal orang yang sangat percaya kalau Tuhan itu Maha Pengabul doa. Makanya saya suka berdoa sedetail mungkin. 

Percaya nggak? Semua doa saya itu dikabulkan lho! Cuma terkadang waktu dikabulkannya beda-beda. Pernah saya berdoa, I would like to have my first one-million-dollar di umur 20 tahun, doanya BELUM terkabul. 

Tapi saya yakin, kalau saya pasti bisa punya satu juta dollar, hanya saja, Tuhan menundanya sedikit lebih lama, soalnya kalau dikasih sekarang, kayanya sayanya juga masih bingung mau ngapain aja dengan uang sebanyak itu? Kalaupun zakat, wajibnya cuma 2,5%. 

Sebagai manusia biasa, bohong banget kalau hawa nafsu saya bilang mau menyumbangkan sebagian besar dari uang tersebut untuk keperluan sosial. So, sambil nunggu dikasih kesempatan buat megang satu juta dollar itu, saya mau buat list hal-hal apa saja yang akan saya lakukan ketika waktu itu datang. Let's dream BIG! Dan tentu saja, tidak lupa bersyukur, karena orang yang pandai bersyukur itu adalah orang yang paling kece di dunia ini :)




Sumber foto.