Senin, 30 Juli 2012

[9] Balada ngekos: "DEM! Daleman gue!"


Haiiiiiiiiiii-haiiiiiiiiii!

Masih bersama saya di kos-kos-an tercintaaaaargh!

Masih bersama setumpuk cucian dan setrikaan. 






Kadang saya suka mikir, dengan level cobaan kehidupan, yang kayanya kehilangan duit 5000 perak aja udah kaya kehilangan mobil mercy keluaran terbaru, mungkin Tuhan baru mempercayai saya untuk menghitung jumlah daleman tersisa untuk seminggu ke depan.

Kalau orang yang superb kaya itu mungkin kehilangan duit 500 juta itu udah biasa ya? Aaaaaah gilooooo! Di luar kepastian bahwa Tuhan sudah menyiapkan rezeki masing-masing bagi umat-Nya, tapi teteeeeup aja gitu ngeliat duit 500 juta raib begitu saja??? Nyesek. Kira-kira orang kaya itu suka nggak ya ngitungin jumlah persediaan daleman untuk seminggu ke depan?

Postingan kali ini pun nggak jauh-jauh dari cucian. Pernah suatu hari pagi buta, saya merendam banyak  sekali daleman, dengan harapan, ketika bangun nanti, saya tinggal bilas, lalu jemur. 

Semuanya berjalan lancar. Saya bangun, shalat shubuh, jemur cucian, tidur lagi, bangun tidur, mandi, berproject, sampai suara itu pun tiba-tiba menyahut! Sebuah petir menyambar dengan gagahnya di 'hening'-nya jalanan ibu kota. 

"DEM! Daleman gue!"

Dan benar saja, sepulang dari mencari nafkah, saya disapa oleh cucian daleman yang 'wangi' air hujan Jakarta T.T 

Manusia itu belajar dari kesalahan. Begitu juga saya. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan daleman, sekarang saya sudah punya daleman sekali pakai! Cihuiiii, babaiiii daleman kagak kering-kering!

By the way, saya lagi ketagihan iklan provider 3 yang baru. Script writer-nya kece!!!!! I like how he connected sentences by sentences! 






"Kebebasan itu omong kosong.
Katanya…..Aku bebas berekspresi?
tapi selama rok, masih di bawah lutut.
Hidup ini singkat, mumpung masih muda, 
nikmati sepuasnya, asal…..Jangan lewat dari jam 10 malam.
Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada di tanganku?
asalkan sesuku, kalau bisa kaya, pendidikan tinggi
Katanya jaman sekarang, pilihan itu nggak ada batasnya, selama…..Ikutin pilihan yang ada!
Always on, bebas itu nyata….."

Ketika pilihan dibatasi oleh kebebasan….

Siiiigh~ Jadi, pengen maen iklan lagi……Kakakakaka! 





Jumat, 27 Juli 2012

[8] Balada ngekos: Keabisan…..

Jadi anak kosan, berarti yang mulia Teteh Piera kudu membiarkan jari jemari tangan halus ala Maria Antoinette yang sudah saya miliki semenjak lahir ini tergores oleh butiran-butiran detergen dan serempetan setrikaan yang sering melukai saya secara tak sengaja.

Singkat kata, saya téh nyuci dan nyetrika sendiri.

Sebenernya nggak ada yang aneh sih. Cumaaaaa, beberapa waktu yang lalu dikarenakan mepetnya waktu, saya jadi nggak sempat untuk menyuci dalam waktu yang cukup lama daaaan saat itu pun akhirnya tiba…..Saya keabisan daleman!!!!!!!!






Sebagai seseorang yang selalu percaya kalau apa yang didapatkan oleh seorang umat adalah akibat apa yang telah diperbuatnya di masa lalu. Maka sayapun berpikir, kira-kira kalau Tuhan ngasih azab keabisan daleman tuh gara-gara perbuatan buruk apa yang pernah saya lakukan ya???

Akhirnya, selesai shalat shubuh, dengan mata 5up3Rb n64nTuxX b3uUdH , saya cuci daleman saya itu satu persatu, dengan harapan jam 9 pagi, minimal adalah salah satu di antaranya yang kering T.T

Sambil ditemani lagu Kang Bruno Mars,







dan ucapan basmallah, kegiatan menunggu cucian daleman kering pun dimulai…..




Selasa, 24 Juli 2012

[7] Balada ngekos: Anak kos yang (nggak terlalu) solehah

Sebagai anak kos yang solehah namun gemar makan daging orok, di postingan kali ini saya mau membagi sedikit kisah yang saya dengar dari acara tipi yang menampilkan salah satu ustad paporit saya.






Terdapat seorang lelaki tua yang sudah sampai masa ajalnya. Dia memiliki empat istri.

Istri ke satu, tua dan jelek, biasanya tidak diperhatikan.

Istri berikutnya, agak cakepan dikit dan agak diperhatikan.

Istri ketiga, lumayan cakep dan cukup diperhatikan.

Istri yang terakhir, suangaaat cuakeeeep, suangaaat diperhatikan, dan disanjung-sanjung serta diutamakan.

Saat si suami meninggal, dipanggillah istri keempat yang sangat cuakep dan ditanya, "maukah ikut menemaniku ke alam kubur?"

Si istri menjawab, "Sorry, cukup sampai di sini saja saya ikut denganmu."

Saat dipanggil istri yang ke tiga dan ditanya hal yang sama, maka dijawab, "Sorry, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat, dan paling jauh sampai di rumah duka…."

Kemudian dipanggil istri yang kedua dan juga ditanyai hal yang sama, maka ia menjawab, "baik, saya akan menemanimu, tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu??? I'm sorry goodbye….."

Si suami sungguh kecewa mendengar semua jawaban itu. Tetapi, inilah kehidupan yang menjelang kematian.

Lalu, dipanggillah istri yang pertama dan masih ditanya hal yang sama. Si suami tak menyangka jawaban istri pertama tersebut, "saya akan menemani kamu pergi dan tetap mendampingimu sampai liang kubur."

Mau tau siapa istri ke satu sampai ke empat itu?

Istri ke empat adalah harta kekuasaan dan kekayaan. Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.

istri ke tiga adalah teman-teman kita. Mereka hanya akan mengantar jasad kita sampai di kamar  mayat atau rumah duka saat kita disemayamkan.

Istri ke dua adalah keluarga, saudara, dan teman-teman terdekat. Mereka akan mengantarkan kita sampai kuburan dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan ke dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.

Dan istri pertama adalah…..

Tindakan dan perbuatan kita selama hidup di dunia.

Kekekeke, happy fasting everyone! Semoga kita bisa menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi :) Amin.

[6] Balada ngekos: Cinta Transjakarta season ramadhan

Beberapa waktu yang lalu, saya pulang ke Cibinong untuk perbaikan gizi! Yuuuuup! Sebagai anak kosan, asupan gizi saya pun berkurang. Motto kegiatan makan saya adalah, selama banyak dan halal!

Untuk pulang ke Cibinong, kali ini, saya memutuskan untuk menggunakan bis, di mana saya kudu naek transjakarta terlebih dahulu sebelum sampai ke terminal.

Naek transjakarta di jam pulang kerja adalah tantangan tersendiri. Terakhir kali, saya liat bapak-bapak ngajak berantem mas-mas penjaga busway gara-gara kelamaan nunggu. Yaaaa, kumaha deui atuh ya, apa yang bisa kita harapkan dari sebuah sarana transportasi seharga 3500 perak???






Kenapa transportasi di Europe bisa endang bambang gulindang??? Wong, sekali naek bis dalam kota aja bisa 1-3 euro, sekitar 12rebu-36 rebu! Dengan biaya yang sama, saya udah bisa naek bis antarkota di Indonesia, dari Jakarta sampe Garut!

Tapi, udah nggak jaman lah ya ngomel-ngomel ke pemerintah, it's soooo last yeaaaar! There is always be something that you can learn from everything around. Just like what I experienced.

Penuh sesak, bau ketek, setengah kaki mengambang di udara. Tiga penjelasan yang bisa dibilang cukup akurat ketika saya menggunakan transportasi kebanggaan warga ibu kota kala itu. Ditambah dengan kondisi jalanan yang macet. Lengkap sudah alasan saya untuk mengeluh.

Tapiiii, saya cukup menikmati perjalanan saya saat itu. Alasannya adalah…..Tepat di sebelah saya, ada sepasang kekasih yang sedang berargumentasi dengan hebat. Widiiiiiih, berasa nongton Cinta Fitri season macet di jalanan!

"Aku nggak suka kamu gaul sama dia….." Suara si cowok terdengar membuka pembicaraan.

Si cewek terlihat cemberut dan jarinya terus memainkan tombol-tombol blackberry keluaran terbaru miliknya.

"Kamu denger aku nggak?" Suara si cowok meninggi sedikit.

Kepala si cewek menengok ke arah si cowok tersebut. Dengan sedikit helaan nafas seraya berujar, "aku cuma temenan…." Dan dia pun terlihat asyik kembali dengan smartphone-nya.

Dengan sigap si cowok mengambil blackberry dari tangan si cewek itu. Si cewek tampak kesal dengan tingkah laku cowoknya barusan, "kamu ngapain sih?"

"Ngapain??? Maen congklak sambil kayang!" Sebagai saksi, sayapun ikut-ikutan berkomentar dalam hati. Atuh ya, udah jelas-jelas tuh cowok ngambil blackberry-nya, masih ajaaa nanya 'ngapain???'

Si cowok tampak mengecek time line dari layar blackberry si cewek. Tiba-tiba saja, raut mukanya berubah, dia menunjukkan layar blackberry itu kepada si cewek. "Ini apa???"

"Itu blackberry!" ujar saya dalam hati.

Si cewek memalingkan mukanya, "kan udah aku bilang, dia itu cuma temen…."

Ow, ow, ow! Tuhan mah Maha Adil, saya kan nggak punya tipi di kosan, ini langsung dikasih tontonan sinetron live di depan mata! Atuh ya, gimana mau masang tipi??? Nyolokin lepi aja, listriknya udah ngajepret???? Nggak kebayang, apa yang bakal terjadi kalau saya bawa tipi T.T Sikring-nya kebakar idup-idup???

"Temen apa temeeeeeeeeen????" Saya ikut menimpali dalam hati.

Sekali lagi si cowok menunjukan layar blackberry yang tampak sepertinya menjadi sebuah bukti perselingkuhan yang dilakukan oleh si cewek.

"Dia duluan kan yang bbm aku….." Elak si cewek.

"Beuuuuu, kalau lu kagak demen, ya nggak usah dibales juga kaleeeee….." Huehehehehe, saya emang cuco' jadi pemeran antagonis! Si Mischa di Cinta Fitri mah liwaaaad….

Terlihat jari-jari si cowok menekan beberapa tombol blackberry dengan cepat. Dia mengembalikan blackberry tersebut kepada si cewek.

"Aku hapus! Biar kamu nggak usah berhubungan lagi sama dia!" itulah kata-kata terakhir yang saya dengar dari mulut mereka. Karena sesudah itu, sepasang kekasih ini nampaknya melakukan gencatan senjata sampai shelter busway pemberhentian terakhir.

Aaaaaaaaaaaarghhh, padahal saya ngebayangin adegan jambak-jambakan gitu déh!










Senin, 23 Juli 2012

[5] Balada ngekos: Geng motor!

Masih tentang kosan apartment saya….

Letaknya yang berdekatan dengan jalan utama, membuat tempat tinggal saya kali ini dipenuhi dengan kegiatan siang malam. Siangnya penuh dengan kegiatan mbak-mbak dan mas-mas bekerja, sedangkan malamnya banyak anak-anak bermain gobak sodor di lapangan voli yang berada tepat di sebrang kosan saya, ditambah dengan suara adzan dari masjid-masjid yang berdekatan saling bersautan, semuanya tampak seperti sebuah lingkungan yang sakinah, mawadah, dan warahmah, sampai suatu ketika….

Jawablah pertanyaan pilihan berganda di bawah ini.

Ketika itu saya pulang sekitar pukul tiga pagi dan saya disapa oleh…..






a. Teuku Wisnu
b. Brama Kumbara
c. Berry Prima
d. Jokowi
e. Segerombolan geng motor


Buat yang menjawab option A. Selamaaat! Kaliaaaaan benaaaar……Benar-benar pecinta sinetron Cinta Fitri!

Hmmmm, buat yang jawab B, pasti kalian gemar menongton Tutur Tinular versi 2011!

Yang beranggapan saya disapa oleh Berry Prima, kayanya masih sering ngebayangin perut kotak-kotak beliau ketika bermain film malam satu suro bersama alm. Sussana.

Nah yang milih D nih, curiga pas baca blog ini lagi pake baju kotak-kotak!

Dan yang menjawab E…..Kalian boleh baca cerita kelanjutannya di bawah ini……

Ternyata di jalan utama yang biasa saya lalui itu, sering diadakan balap motor liar! Beuuuuuuuuu! Jiwa seorang Viera yang seputih kapas pun tiba-tiba merasa ikut tertantang!

Tapiiiiii…..Yang mulia Teteh Piera? Balapan motor? Balapan motor liar? Naek sepeda aja masih kagak beres, udah berani nantangin naek sapedaaaah??? Meningan balapan makan soto!

Sebenernya saya adalah pendukung kegiatan apa aja yang dilakukan oleh setiap umat manusia di bumi selama dia melakukannya dengan otak yang jernih, tanpa paksaan, dan mengerti konsekuensi dari setiap tindakan yang dia pilih. Termasuk para anggota geng motor itu.

Setiap orang punya pilihan untuk memiliki versi 'keren' dari masing-masing dirinya. Selama nggak saling ganggu? Go ahead.

Terakhir kali pulang dini hari, saya di-ceng-ceng-in sama para anggota geng motor itu, "kak, pulang sendirian aja?"

Dengan sedikit kerlingan mata, saya pun memandang gerombolan itu seraya berujar, "iya nih! Ada yang mau nemenin?"

Sedaaaaaaaaaaaap! Cari jodoooh jalan teruuuussss, Dude Herlino tak kuasa digapai, hati anggota geng motor pun bolehlah dicapai…..

Eh tapi, kalau nonton pelem-pelem romantis Korea, kayanya keren ya punya cem-cem-an anggota geng motor. Seorang Viera yang berimage wanita dengan hati yang gampang terkoyak memadu kasih dengan ketua geng motor berwajah sangar selayaknya Roger Danuarta, beuuuuu! Sangar belah mananyeeeee ciiiiin???

Tapiiiiii, pas liat wajah geng motor yang sering balapan liar di kawasan kosan saya itu…..Paling banter masih kelas 3 SMP. Kalau saya galau memikirkan masa depan, mereka mah paling banter galau mikirin hari Senen kemaren lupa bawa dasi terus di setrap…..

By the way, guys, udah seminggu ini saya lagi kesengsem sama lagu;







Aaaaaaaaah, kayanya enak juga ya dibangunin sahur sambil dibisikan Jason Mraz…..Nggggg, enak apa serem ya??? Tiba-tiba di kosan saya yang cuma tiga petak itu, ada cowok bule masuk, bisikin kuping saya, cuma buat bangunin sahur???? Nggak sekalian bantuin nyetrika ama nyuci gitu bang Jason???

Jumat, 20 Juli 2012

[4] Balada ngekos: "Sengsara membawa nikmat….."

Alasan utama saya melanggar komitmen sebagai daily blogger adalah karena pekerjaan dan…..Ketersediaan listrik T.T






Sebagai penduduk kampung Tunggilis yang baik, saya berjanji di dalam hati, untuk tidak melakukan kegiatan pribadi di saat jam kerja, ataupun sebaliknya.

Nge-blog pun baru bisa dilakukan ketika saya sampai di rumah, dengan catatan, saya sedang tidak tepar karena baru selesai nge-deadline.

Namun, apa mau dikata, keadaan listrik di kosan tidak memungkinkan Mas Broooooouuuuw! Setiap saya mencolokan charger-an lepi, tiba-tiba kosan saya mati lampu. Dan yang bikin 'happy'-nya tuh, sikringnya ada di dalam salah satu kamar penghuni kosan. Di dalam??? Kok bisaaaaaaa??? Bukannya biasanya sikring itu di luar ya??? Hanya sang kontraktor dan bapak kosan yang tahu.

Sooooo, sebelum saya menyalakan lepi, saya selalu memastikan keberadaan si penghuni kamar yang lain ini terlebih dahulu. Soalnya, nggak mungkin juga saya masuk ke kamar orang? Hanya untuk naikin tombol sikring-nya….

Yang jadi masalah adalah, si penghuni kosan lain ini, biasa pulang jam delapan. Sedangkan saya, nggak tentu. Pernah jam dua pagi, jam sepuluh malam, jam empat pagi, dan di waktu si penghuni kamar lain ini sudah terlelap pulas.

Pernah suatu hari, saya pulang bersamaan dengan si penghuni kosan lain ini. Seperti biasa, setelah mencolokan charger lepi, keadaan listrik di kamar saya mati total dan dengan baik hati si penghuni kamar lain, men-'jetrek'-kan tombol sikring yang berada di kamarnya tanpa diminta.

Tapiiiii, apa mau dikata, setelah komputer nyala dan bahan tulisan yang akan di-posting sudah siap. Jebret! Saya lupa bayar modem internet! Iyuuuuuuuuuuuuuh! Ceubeul! Ceubeul! Ceubeul!

By the way, sekarang listrik di kosan saya sudah stabil lagi, makanya bisa langsung menghujam mata temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) dengan berbagai cerita duka dan nestapa. Tapi, tenang aja, kata Bang Oma juga, "sengsara itu membawa nikmat….."

Oh iya, di postingan kali ini saya juga mau mengucapkan, selamat menunaikan ibada puasa bagi teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang menjalankan. Sahur apa nih hari ini??? Sahur sepuh???




[3] Balada ngekos: Peraturan itu dibuat, untuk dilanggar :)

Sebagai 'tamu' yang baik,






di saat melakukan pembayaran pertama, saya, Pak Mamat, dan Bu Evie pun bertanya tentang peraturan-peraturan yang disediakan oleh bapak dan ibu kos.

Pintu masuk dikunci jam 12. Check.

Menjaga ketertiban dan kebersihan. Check.

Dilarang bawa cowok, selain keluarga. Cheeeeeeee…….Sebentar……

"Ibu, kalau anak saya bawa cowok, tolong bolehin ya, sekalian kenalin ke Ibu. Malah kalau misalnya dia nggak pernah bawa cowok, tolong ibu kenalin dia sama cowok, terus kenalin ke saya….." Ujar Bu Evie kalem.

Inilah akibat pergaulan bebas Bu Evie selama ini. Di mana seorang wanita yang sudah cukup umurnya, kudu buru-buru ditikahkeun. OH GOSH!

Sebenernya, sudah sering saya bawa cowok ke kosan. Ada tukang indomie, tukang fanta, tukang galon aqua, pokoknya segala macam tukang yang bisa dipanggil, kayanya bakal saya panggil.

Letak kamar saya yang di lantai dua, membuat saya malas untuk ke bawah, hanya untuk sekedar mengambil jemuran yang terjatuh tertiup angin. Apalagi kalau harus bawa galon aqua??? Terimakasih kakaaaaak, aku lebih baik lari keliling Senayan sambil ditemani Nicholas Saputra.






[2] Balada ngekos: Pagi (yang) Religi!

Pencarian kos-kos-an pun dimulai…..






Dibantu oleh Bu Evie dan Pak Mamat, akhirnya pilihan itu jatuh pada sebuah kos-kosan khusus wanita yang dimiliki oleh sepasang suami istri muda yang sudah bergelar haji mabrur, insyaAllah.

Pak Mamat dan Bu Evie tidak setuju kalau saya nge-kos dimana tempatnya berbaur antara laki-laki dan perempuan. Katanya sih banyak mudaratnya. Namun, saya setubuh dengan pendapat kedua orang tua saya ini.

Kalau kos-kos-an-nya campur, yang mulia Teteh Piera tidak bisa lagi jemur body pake bikini dong! Di Eropa kan sekarang lagi summer, enak-enaknya pake bikini. Namun, kenyataan berbicara lain, tinggal di sekitar kawasan ibu kota, mau pake bikini??? Yang di Eropa sono kesiram air ombak laut Mideterania, nah saya kecipratan air ujan asam!

Harga sewa tempat kos-kos-an ini pun masih terjangkau. Dengan beach view, ukuran balcony yang luas, desain klasik minimalis, percampuran furniture bernuansa ekletik, dan juga perabotan berteknologi canggih namun tidak menghilangkan sisi ergonomisnya. Beuuuuuuuuuuu, ngimpiiiii apa saya semalem bisa nulis kaya gitu tentang kos-kosan saya???

Kosan saya meh leutik binti semfit. Kalau siang, puanasnyaaaaa puooool! Emang nggak ada AC?

Ada duooong! Nih AC! Angin Cepoi-cepoi! Kadang kalau lagi kepanasan, saya suka niup ubun-ubun saya. Pegimane caranye??? Saya aja nggak kebayang….

Salah satu pengalaman lain yang bikin nyesek adalah kondisi air yang lilahita'ala banget. Hanya Tuhan dan bapak kosan yang tahu ketersediannya.

Pernah, di suatu pagi yang cerah, seperti biasa, yang mulia Teteh Piera melakukan ritual yang sangat berbau religi, eek di kamar mandi. Kenapa juga disebut bernuansa religi? Karena sebelum masuk kamar mandi, saya suka baca doa masuk WC terlebih dahulu, begitu juga ketika keluar.

Setelah ngeden berkepanjangan, akhirnya saya pun mengucapkan hamdallah (tuh, gimana nggak religi kan???) seraya mengambil gayung untuk cebok. Lagi enak-enaknya cebok, tiba-tiba, air yang keluar dari keran, mati. Astagfirullah!

Dan, kejadian itu adalah kejadian di WC ter-religi yang pernah saya alami! Entah sudah berapa kali saya mengucapkan dzikir.

Waktu sudah menunjukan pukul 6, saya belum shalat shubuh, tetapi keran itu tak kunjung jua mengeluarkan air. Ya Allah tolong teman Baim ya Allah, yang bukan teman Baim juga bantuin juga ya Allah….

Setelah berdoa dengan penuh rasa pilu dan betis yang mulai keram…..Segala puji bagi Tuhan Sang Pencipta semesta alam! Tiba-tiba air itu ngocor…..Tapi, keciiiiiiiiiiiil banget.

Dengan sigap dan sedikit tiarap, saya berusaha untuk menggunakan tetes demi tetes itu untuk cebok dan wudhu. Selesai membasuh kedua kaki, air keran itu mati lagi!

Aaaaaaah, ini mah beneran kuasa Tuhan pisan!

Beberapa jam kemudian, saya bertanya tentang kejadian tersebut kepada bapak kos. "Oooh maaf Viera, tadi bapak lagi nguras water turent-nya…."

Ooooooouch Bapak Kos ti amoooooo!

By the way, kalau inget kejadian kemaren tuh, berasa kaya 'disentil' sama Tuhan. Gimana ya rasanya jadi suku di Afrika sono, yang kudu jalan 2km hanya untuk seember air?

Mungkin ini adalah cara Tuhan, biar saya bisa jauh lebih bersyukur lagi. Bener kan? Tuhan itu selalu ngasih pelajaran ke mahluk-Nya dengan cara yang terkece yang pernah Dia punya :) Tuhan tau kalau saya sering merenung di dalam WC, makan sistem pembelajaran yang Dia kasih pun nggak jauh-jauh dari situ :)


[1] Balada ngekos: Intro

Well, komitmen saya sebagai daily blogger mulai perlu diragukan, hiks, hiks, hiks….Saya sempat nggak menyentuh blog ini lebih dari dua minggu! Atulaaaaah, kamana wae Teteh Piera téh??? Wer hef yu biiiiin???






So, the story begins….

Sudah beberapa waktu terakhir ini saya nge-kos.

WOOOOT! Nge-koooos???

Bukannya yang mulia Teteh Piera itu orangnya kaya banget ya??? Daripada nge-kos, meningan beli apartment sekalian!

As you know, saya mah orangnya down to earth bangeeeet, ingin merakyat, pokoknya hidup saya se-sederhana Jokowi si cagub DKI Jakarte itu dah, tinggal nih body pake baju kotak-kotak aje. (Dibaca: Rezekinya belum cukup buat nyewa apartment, red)

Alasan saya untuk ngekos adalah untuk mempermudah akses bekerja yang saya lakoni saat ini. Pernah saya nyoba di-'dug-dag' bolak-balik dari tempat berproyek ke rumah di RRC (Republik Rakyat Cibinong). Hasilnya???

Kemana-mana saya selalu bawa masker penutup hidung dan mulut. Bukan dikarenakan polusi udara yang semakin nggak kece, tapi lebih kepada perasaan maluuuu beraaad, dikarenakan selama di perjalanan menggunakan kendaraan umum, saya suka terlelap sampai ngeces. Sumpah déh, saya sering banget ngerasain nikmat tidur di dalem angkot, bis, atau kereta dalam keadaan mulut ternganga. Takutnya, ada cowok super ganteng lagi 'ngincer' saya, eh ilpil (Ilang uPIL, red) seketika!

Alhasil, sekarang terdampar lah saya di sebuah kamar berukuran 2 x 3 m. So tinyyyyyy, tapi lumayan banget buat ngirit ongkos dan tenaga. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat saya ber-project ria. Tinggal nyebrang, masuk gang, terus ngesot sampe tujuan.

Di-suit-wiw-in sama anak-anak cowok yang SMP yang suka nongkrong di sepanjang jalur gang itu sudah jadi makanan keseharian saya. Widiiiiih, kapan lagi coba, bisa digodain cowok di bawah umur??? Malah terkadang, saya pengen nge-godain balik. Namun, sebagai seseorang yang ber-image wanita sholehah, madani, serta mumpuni, niat itu saya urungkan kembali.

Ini bukan pengalaman pertama saya tinggal jauh dari Bu Evie dan Pak Mamat. Empat tahun di Bandung, satu tahun di Jakarta, dan dua tahun lebih di Italia, sudah menjadi alasan tersendiri buat kedua orang tua saya memberikan kepercayaan untuk hidup mandiri.

Banyak yang bilang, kalau saya ini kan perempuan, anak tunggal lagi??? Kok orang tuanya nggak cemas. Hmmmm, mungkin saya ini adalah putri yang tertukar, kaya Nikita Willy dengan cerita sinetronnya yang nggak masuk akal (tapi, teteuuup saya tonton). Mungkin sebenarnya saya ini bukan anak Bu Evie dan Pak Mamat, melainkan seorang putri dari kerajaan Kelantan!

Sayangnya, akte kelahiran, logat sunda yang kental dan garis muka yang sama persis dengan wajah Pak Mamat, menghancurkan imajinasi itu. Menurut Bu Evie, pada awalnya beliau agak cemas dengan kehidupan saya kelak. Namun, setelah keseringan ditinggal, ketika saya pulang, Bu Evie malah sering complaint, "punya anak satu! Kaya punya anak sepuluh!"

Maklum Bu Evie lahir dalam sebuah keluarga besar. Beliau merasakan ketika harus mengurus para oom dan tante saya, sama repotnya, ketika beliau harus mengurus saya yang cuma seorang.

Tapi, terkadang saya suka mikir juga, gimana ya kalau saya ada di posisi kedua orang tua saya, punya anak perempuan seorang, terus demen banget ngaclok sana-sini, pasti saya ketar-ketir banget. Cumaaaaa, when you can buy your parent's trust, everything will be easy.

Pernah saya bertanya pada si Mamam, "Mam, nggak apa-apa gitu aku pergi terus?" Si Mamam cuma bilang, "kamu itu bukan cuma anak Mamam dan Papap, tapi juga hamba Tuhan. Kamu bisa ngebohongin Mamam sama Papap, tapi kamu nggak bisa ngebohongin Tuhan….."

JLEB! JLEB! JLEB!

Alasan itulah yang membuat saya lebih senang dugem di WC, daripada di tempat lain.

Dugem?

Yup, dugem. DUduk GEMetar. Ngeden.






Rabu, 18 Juli 2012

Quote of July 18th, 2012




"Friends buy you food. Best friends eat your food."

-Viera, 24 tahun, baru menjarah jatah makan malem temennya-

Selasa, 03 Juli 2012

Quote of July 3rd, 2012




"Earth without 'art' is just 'eh'…."

-Viera, 24 tahun, alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain-

Minggu, 01 Juli 2012

obrolan lembur

Sudah beberapa hari terakhir ini saya ber-deadline ria mengerjakan beberapa tugas yang memang sudah hampir dekat dengan waktu penyelesaiannya. Makanya, komitmen saya sebagai daily blogger agak tersendat…..

Waktu sudah menunjukan pukul tiga shubuh, suara serak John Mayer terus terputar dari earphone yang sudah saya miliki selama enam tahun terakhir itu.







Siang hari sebelumnya, saya dan teman kerja berdeadline, si graphic designer, sempat bertemu dengan salah satu client project kami, yang konon katanya telah melakukan operasi kecantikan pada salah satu bagian tubuhnya, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya, red).

Sebagai seorang anak yang dibersarkan secara konservatif, saya sangat menentang habis-habisan keputusan banyak orang untuk melakukan operasi di sebelah manapun bagian tubuhnya.

"Ajeeee gileeee luuuu, kaya kurang bersyukur sama ciptaan Tuhan!" Itulah opini awal saya sampai obrolan tentang trend operasi plastik muncul di antara saya dan si graphic designer itu muncul, sebagai peneman lembur.

"Dia itu dioperasi plastik kali Vier, nggak mungkin ada rahang manusia bisa kaya gitu!" Si graphic designer membuka obrolan.

Sebagai orang yang gampang iri hati namun tetap percaya akan kekuasaan Tuhan, saya pun menimpali, "mungkin emang udah cantik dari sono-nya. Dia banyak ngelakuin amal kali, jadi Tuhan ngasih balasan, dengan cara ngasih wajah cantik….."

Si graphic designer membetulkan posisi duduknya sedikit, "kamu itu ya….."

Masih dengan layer-layer photoshop, saya bersikukuh dengan pemikiran konservatif yang sudah tertanam dengan baik semenjak dahulu kala, "ngapain sih mereka operasi plastik? Kayanya hidupnya sebagai public figure itu tetep bisa terjaga tanpa melakukan operasi plastik déh…."

Si graphic designer mulai tampak geram dengan cara berpikir saya, "Viera, semua orang di dunia ini butuh investasi. Pengusaha-pengusaha properti itu investasi di bangunan-bangunan tingkat tinggi, para seniman investasi dalam karya-karyanya, dan para public figure itu investasi di……"

Helaan nafas si graphic designer terdengar memberat sedikit, "penampilan…." lanjutnya.

Kedua bola mata saya tergeser dengan sempurna dari layar macbook yang sudah kusam itu, menjadi wajah dari sang teman lembur.

"Buat mereka, penampilan itu adalah investasi dan yang namanya investasi, dilakukan dengan harapan keberlangsungan hidup setiap individu di masa yang akan datang. Kamu nggak bisa nge-judge apa yang mereka investasi itu benar atau salah, sebelum kamu nempatin diri kamu di dalam posisi mereka." Penjelasan singkat dari si graphic designer yang membuat sistem pemikiran saya dipukul mundur telak.

Pekerjaan lembur itu kami putuskan untuk dilanjutkan keesokan harinya, namun kesimpulan dari obrolan saya dengan si graphic designer itu terus terpatri dalam pikiran saya.

Bener juga ya? Selama ini, saya juga selalu berinvestasi sama kegiatan jalan-jalan yang saya lakukan. Kata-kata "ngabisin duit aja lu!" atau "emang lu nggak mau nabung?" atau "lu kan cewek, nggak takut tuh jalan-jalan ke sana ke mari sendirian????" sudah sering terdengar di kedua telinga saya.

But, hey! Buat saya, kegiatan jalan-jalan yang selama ini saya lakoni itu adalah investasi buat saya. Toh setiap selesai melakukan sebuah perjalanan, I always feel awesome.

Lagian kan yang jalan-jalan itu saya, kok situ yang ribut. Daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan……..

As usual ya, Tuhan selalu ngasih saya pelajaran dengan cara yang paling kece!

Kalau boleh dibalik…..Gimana kalau apa yang saya pikirkan tentang berinvestasi jalan-jalan itu, saya terapkan kepada apa yang para public figure pikirkan tentang berinvestasi dalam penampilan mereka masing-masing.

Hmmmm, let's see…..

Kalau setiap selesai melakukan perjalanan, saya mendapatkan awesomeness feeling, berarti setiap melakukan prosedur operasi, ada kemungkinan besar kalau para public figure itu juga merasakan the same feeling.

Terussssssss, pendapat saya tentang ignorance what people think, boleh juga dong dipakai sama para si public figure itu, "lagian kan yang operasi itu saya, kok situ yang ribut????"

This is what I like dari konsep Tuhan yang menyembunyikan sistem pemberian pahala. Yang sering soedekah 2 milyar belum tentu masuk surga, yang suka nyinyir sama kehidupan bisa jadi ditolak neraka.

Yang pernah ngelakuin sedot lemak belum tentu jadi mahluk hidup yang nelangsa, yang sering bangun masjid di mana-mana belum tentu mendapatkan hidup tanpa dosa.

:)

My new personal identification! (Langsung dari Mbak Dian dari Jepang)

Assalamualaikum! Selamat siaaaaaang!

Postingan kali ini, akan saya awali dengan pertanyaan, "kapan nih temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) terakhir kali nangis?"

Kemarin? Seminggu yang lalu? Sebulan yang lalu?

Kalau jawaban dari saya sih, baruuuuusssssan banget!

Emang yang mulia Teteh Piera kenapa??? Hatinya sedang terluka? Pikirannya sedang kalut nestapa? Susah buang aer besar lagi?

Well, selain gara-gara nonton adegan si Indah kecil di Tersanjung 3 yang demen nangis itu, hal lain yang membuat saya bisa mengangis penuh haru adalah hal yang barusan aja terjadi.

Di sela-sela saya berkeluh kesah sama cicak-cicak yang berkeliaran di langit-langit, tiba-tiba si Mamam memberi kabar,

"Tuh ada kiriman dari Jepang…."

"Haaaaaaaaaaaaaaaah?????? Kiriman dari Jepang???????" Ujar saya kebingungan.

Ngggg, terakhir kali saya dapet kiriman itu…..Palingan kiriman doa dari si Dedih, salah seorang kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang memperjuangkan cinta di masa-masa terakhir SMA-nya di Batam sono.

Awalnya sih saya minta dikirimin duit, tapi ngeliat si Dedih yang masih SMA…..Sigh! Boro-boro ngirimin duit, kayanya ngirimin cinta ke kecengannya dari SMP aja susah bener!

Rasa penasaran itu semakin membesar, setalah Bu Evie memberikan sebuah kotak kecil ke atas kedua tangan saya….







Hmmmm, dari siapa ya????







DAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN…..






GOOOOOOOOOOOD! Subhanallah! Puji Tuhan!






Terteralah nama Mbak Dian di sana. Mbak Dian di sini, bukan sembarang Dian lho guys, Dian Nitami mah liwaaaaaaaaad…..Mbak Dian yang saya sebut tadi, adalah ketua kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) cabang  Jepang dan juga ibu dari i duei bambini di bawah ini;






Yang cowok namanya Dito, yang adiknya namanya Aoi-chan. Bai de wei, entah kenapa kalau abis liat Aoi-chan, bawaannya tuh saya pengen banget nari tortor sambil salto yang kemudian dilanjutkan gerakan pemanasan SKJ 92 T.T

Balik lagi ke bungkusan dari Mbak Dian…..Kira-kira ini apa ya isinya??? Berlian dari perairan Nagasaki? Guci giok peninggalan kaisar Akihito? Action figure gundam yang ditaburi kristal swarovski???

Kotak yang dibungkus kertas koran bahasa inggris keluaran Jepang itu pun saya buka perlahan, then…..






Aaaaaaaaaaah, nggak bisa ngelanjutin lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…..Pengen nangiiiiiiiiiiiisssssss!

Ternyata di dalam kotak itu ada Aoi-chan! Anaknya Mbak Dian! Yang udah dari dulu pengen saya sedot lemak pipinya! <--- "Ngggg, ya Vier kalau mau ngibul juga harus dibatasin juga kali ya…."

Masih dengan air mata yang menetes, saya membuka kardus kotak itu secara perlahan dan menemukan….






Dompet tempat nyimpen dokumen dan passport yang superb cool!

ASLI JAITAN TANGAN DINGINNYA MBAK DIAN! Mungkin sebelum ngejait tempat passport ini, Mbak Dian ngegenggam es batu dulu biar tangannya dingin??? Hanya Allah SWT yang mengetahui.

Abisan ya, kalau saya liat blog nya Mbak Dian, kayanya kaen perca aja bisa Mbak Dian sulap jadi tas, baju, tempat mukena, tempat hengpon, dan berbagai fabric stuff yang lucu lainnya. Kalau nggak percaya, sok mangga ditengok blog-nya;






Berbanding terbalik sama tangan yang mulia Teteh Piera, yang dimana, kayanya kaen sutra asli diimport dari Guangzhou kalau saya pegang, malah bisa jadi kaen kanebo buat ngelap mobil pick up-nya si Papap T.T

Aaaaaaaaaaaaah, andai aja ada Mbak Dian di depan saya saat ini. Mungkin saya udah mau meluuuuuk Mbak Dian, terus mau masukin tangan ke tas-nya Mbak Dian, terus ngambil dompet sama handphone-nya T.T

FYI, koran pembungkus sama kardus dari document wallet ini masih saya simpan dengan rapi lhoooo!

Aaaaaaah pokoknya mah ya, ke manapun saya pergi sekarang, pasti saya bawa dompet ini. Jadi kalau misalnya ada temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) Yang emang belum pernah ketemu saya in person, terus tiba-tiba ngeliat ada seorang perempuan yang kecantikannya ngalahin Nikita Willy lagi ngejingjing dompet passport dengan motif kain gambar binatang, boleh langsung disapa yak…..Si passport wallet ini udah jadi personal identification buat saya :)

Terimakasiiiiih Mbak Diaaaaaaaaaaaan! Mau aku kasih apaaaaa dari Cibinong???? Ngggg, rujak Bogor?