Kamis, 30 Mei 2013

Lagi super sangat sedih sekali very much :(

Hai teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!), bagaimana apa kabar??? Waaaaah jawaban yang masuk untuk KUVIER atawa KUwizz pencaVIER season dua udah banyak nih, thank youuuuuu....

Saya baca jawaban-jawaban KUVIERnya sambil nangis lho....Ah cengeng banget ya T.T

Semua jawaban yang masuk itu bikin saya semakin bersyukur karena pernah dikasih kesempatan sama Tuhan buat kenal teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang punya mimpi yang super kece dan opini yang smart-nya ngalahin smart phone tercanggih yang ada sekarang. Betapa beruntungnya saya bisa dikelilingi sama orang yang bisa terus bersemangat mewujudkan impiannya walaupun kesedihan datang bertubi-tubi, aaaah kaliaaaaaan semua meuni kewl fisaaaan!

Pemenang KUVIERnya lagi di screening nih sama orang yang berkompeten, da kalau saya yang milih mah, pasti teu ecreug, semua yang masukin jawaban, pengen saya kasih hadiahnya, ahahahaha! Abis itu sponsornya langsung bangkrut, ahahahaha!

Oh iya, barusan aja saya lagi super sedih sekali banget very much T.T 






Saya baru mengalami sebuah kejadian yang bikin saya sakit hati se-sakit-sakit-nya, di mana kata-kata alm. Meggy Z yang bilang "lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati" nggak bisa saya terapkan sama sekali dalam kondisi ini, soalnya beberapa waktu yang lalu, demi alasan kesehatan, gusi dan gigi saya baru dipotong doooooong! Dan sampai sekarang gusi ini masih suka cenat cenut kalau makan T.T 

Jadi, untuk saat ini saya mengalami sakit hati dan sakit gigi dalam waktu yang bersamaan dan dua-duanya membuat air mata saya keluar terus T.T 

Yaaaa, yang namanya kehidupan pasti ada sedihnya kali ya??? Dan bukan kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) namanya kalau terlalu lama bergundah gulana. Tuhan selalu ngasih cara buat kita buat merasa kece walaupun dalam keadaan yang buat kita pengen ngelempar kaleng buat kenur layangan ke muka anggota Super Junior satu per satu!

Setelah curhat-curhatan sama Tuhan sampe nggak tau mau ngomong apa lagi, air mata saya terus aja keluar nggak berhenti. Terus saya ngomong ke diri saya sendiri, "wahai Viera yang super kece! Kamu nggak boleh nangis terus! Ayooo cari cara biar kamu nggak nangis lagi!"

Akhirnya saya tadi:

1. Mandi plus keramas jam satu pagi. Sempet mikir aja gitu, kali-kali kalau di bawah kucuran shower mah, air mata saya bisa berhenti da ketutupan sama derasnya rintik air yang keluar dari lobang shower. Then it failed! Abis andukan dan ngelap muka berkali-kali, air mata saya tetep aja keluar!

2. Ambil haidryer dan disorotin ke mata. Prinsip saya adalah  kaya rambut yang basah biar kering, kan suka dipakein hairdryer. Nah, ya kali selain rambut, nih air mata bisa ikutan kering juga. Dan usaha itu pun gagal total! Rambut saya udah kering, tapi air mata saya belom T.T Ini kayanya ada pipa khusus yang tersambung dari lautan mana gitu ke saluran air mata saya????

3. Memposisikan diri untuk sikap lilin sempurna dibantu dengan kasur. Jadi saya posisikan badan saya terbalik, kepala di bawah dan kaki di atas. Ya kali air mata ini bisa ngelawan gravitasi. Pengen nyobain kaya gini, gara-gara pernah nonton adegan si Hue Ce Lei di Meteor Garden yang nahan nangis dengan cara gelantungan gitu....Ah tapi ternyata saya téh bukan Hua Ce Lei, air mata saya terus keluar....

4. Saya lap muka saya sampai kering. Saya ambil insto. Saya teteskan di mata saya...Eh taunya, air mata yang keluar malah makin banyak gara-gara ke-perih-an T.T DEM!

5. Dan akhirnya, saya buka lepi......nulis di blog. Air mata saya tetep keluar dan mulai masuk ke dalem sela-sela keyboard, aaaaargh, lepiiiiiii baruuuuukuuuuuuwh! Ini cicilannya belum lunas, masa udah rusak T.T

Aaaaaaargh, kumaha atuuuh??? Gimana kalau pagi nanti kecantikan saya berkurang gara-gara sembabnya nangis kelamaan di malam yang sunyi sepi aku sendiri ini????

Dan tiba-tiba aja hujan turun. Saya buka jendela. Ambil kitab suci. Sambil acak buka beberapa halamannya, dan Tuhan bilang di sana; "setelah kesusahan pasti ada kemudahan".

Aaaaaaaah, emang ye Tuhan mah selalu ngasih cara yang super kece buat mahlukNya buat belajar untuk jadi manusia lebih baik lagi.

Yaaaa, sekarang saya masih nangis sih, tapi nangis bahagia kali ya :) Soalnya katanya téh, kalau kita udah nangis gara-gara sedih banget, berarti sebentar lagi Tuhan bakal buat kita nangis gara-gara bahagia banget. Ihiiiiy! 

Okeh, saya harus hapus air mata saya dulu nih! Soalnya, Tuhan sebentar lagi bakal ngasih kebahagiaan yang super kece :) Mau latihan senyum-senyum sendiri dulu aaaaah.....




Jumat, 24 Mei 2013

It's time for KUVIER! KUwizzz pencaVIER ke dua!

***KUISNYA UDAHAN EUY***


Haaaaaaai teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang cantik....Yang nggak cantik, nggak saya 'hai'-in! Kekekekeke.

Cerita tentang Sulastri dalam menggapai mimpinya untuk chapter satu-nya udah selesai niiih! Chapter dua-nya masih on progress :)

Naaaaah, sambil nunggu kerangka cerita di chapter dua-nya selesai, gimana kalau kita ikutan KUVIER, alias KUwiz pencaVIER! Ihiiiy!

Sehubungan dengan semakin dekatnya sama bulan ramadhan, KUVIER kita kali ini akan membagi-bagikan hadiah sebuah:






Hijab super dari TALITA HIJAB. YAY! YAY! YAY! YAYu Basuki!

Kenapa disebut hijab super??? InsyaAllah, orang yang menang kuwiz ini terus berencana untuk langsung pake hijab talita-nya, langsung deh wajahnya keliatan supeeeeeerrrrr kece! Hehehehe.







Temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) bebas mau milih mana aja hijab yang kalian mau dan dont worry, we will deliver it to anywhere :) Pilihan koleksi-koleksinya bisa dilihat di:

Tumblr atawa di Facebook -nya talita hijab!







Win it, choose it, grab it, have it!

Gimana nih caranya biar bisa keliatan super kece pake koleksi keluaran talita hijab???






Gampang. Beli aja langsung. Ahahaha!






Well, alhamdulillah nih, kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) lagi ketiban rezeki! Temen-temen bisa dapetin salah satu koleksi (yang persediannya masih ada atau malah koleksi terbaru) talita hijab dengan cara menjawab dua pertanyaan di bawah ini,



1. Inget cerita Sulastri yang punya cita-cita masuk jurusan arsitek UBI? Well, saya percaya temen-temen punya banyak cita-cita yang jauh lebih kece dari apa yang dimiliki oleh si Sul. Boleh dong di share salah satu cita-cita kalian yang belom kesampaian?

2. Pendapat kalian tentang trend hijab saat ini?



Sehubungan, ini adalah KUVIER kedua, makanya pertanyaan juga ada dua biji juga ya guise. Terussss, kalau saya ngadain kuwizz ke-100, pertanyaannya bakal ada 100???

Hehehehehe. Ya kali gitu pas di kuwiz ke-100 kelak, hadiahnya jalan-jalan ke Swiss. 100 pertanyaan juga bakal banyak yang jabanin kali ya???

Oh iya, jawaban bisa dikirim lewat:


- Senandung mesra ke hati aku
- kantor pos deket rumahnya Pak Mamat di Bogor
- email: viera@europe.com
- comment di: FECES-book-nya kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!)
- mentioned account twitter @pencavier , atawa
- comment: facebook groupnya TALITA HIJAB


Jawaban yang paling membuat hati saya terenyuh sampai kepingin meluk anggota S4 satu persatu, langsung dapat kehormatan untuk mendapatkan salah satu koleksi hijab talita. Bai de wei, baca doraemon episode terakhir aja udah bisa buat saya nangis gogoakan lhooo....Jadi, gampang lah buat hati saya ber-simpati sampai kartu AS!

Anyhow, kuis ini bukan cuma buat perempuan geng hijabers lhooo, bisa juga buat para perempuan yang baru pengen pake hijab, atauuuuu buat para kaum lelaki yang pengen ngasih hadiah hijab ke orang terkasihnya :) Ihiiiy! Langsung pengen ngomong, "kupinang kau dengan hijab super dari TALITA HIJAB, hadiah dari KUVIER..."

T.T

P.S pertama: Jawaban ditunggu sampai ulang tahunnya Pak Haji yang tinggal di depan rumah saya di Cibinong!

P.S kedua: Viera, talita hijab, dan seluruh anggota Super Junior mengucapkan;






P.S ketiga: Semoga seluruh doa teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) selama weekend ini bisa dikabulkan sama Tuhan, amiiiiin :)


Halaman 11




[Halaman 11]


Tiba-tiba Sulastri ingat akan salah satu usul salah satu seniornya ketika melakukan presentasi dahulu, "kalau ada yang mau ditanya lebihlanjut, bisa telepon atau kirim sms ke salah satu dari kami...."

Sulastri membuka folder contact dari telepon genggamnya. Tertera nama Badar di situ. Dengan sedikit tergesa-gesa, Sulastri menekan beberapa tombol di sana.

"Slmt siang, sy Sulastri, junior K'Badar d SMA 901. Sy mw msk arstk UBI, tp sy g bs gmbr. Gmn y?"
(send)

1 menit.

Tak ada jawaban.

5 menit.

Tak ada jawaban.

30 menit.

Tak ada jawaban.

1 jam.

Tak ada jawaban.

3 jam.

Tak ada jawaban.

Badan Sulastri terkulai lemas. Mungkin lebih baik dia mengubur cita-citanya untuk bisa kuliah di jurusan arsitek UBI, mengikuti pilihan orang tuanya untuk ambil jurusan ekonomi, melanjutkan profesi bapaknya, menjadi bankir sukses. Toh, semua orang ingin jadi kaya.

Waktu sudah menunjukan pukul dua siang. Ifa, Garry, dan beberapa teman Sulastri terlihat masih memperbaiki beberapa aksesoris yang dibuat dari kertas krep untuk pesta perpisahan nanti. Ya, mungkin kuliah di Institut Gajah Terlentang, ambil jurusan ekonomi, merupakan pilihan terbaik untuk Sulastri.

Selamat tinggal arsitektur. Selamat tinggal UBI. Selamat tinggal kak Badar.

"Fa, ada yang bisa gue bantu?" Sulastri menghampiri Ifa yang sedang memotong beberapa bambu kecil.

"Lah Sul, katanya lu lagi belajar buat persiapan tes masuk arsitektur UBI?" Tanya Ifa sedikit terkejut.

"Kasian ah gue liat lu, motongin beginian sendiri." Sulastri mulai mengambil dua buah bambu kecil dari kantong plastik hitam berukuran sedang yang berada di samping Ifa.

"Fa..." Sulastri berniat untuk mengutarakan keputusasaannya untuk dapat kuliah di UBI dan tentang kemungkinan dia akan lebih memilih untuk kuliah di Institut Gajah Terlentang, mengambil jurusan ekonomi.

Drrrrrrd.....Drrrrrd.....

Getaran telepon genggam Sulastri menghentikan kegiatan Sulastri memotong bambu sejenak.

"Sry, td sy lg d kls. Sy jg g bs gmbr,  tp smuanya bth proses. Yg pnting da kmauan & ksabaran. G da yg instan d dunia ini, cm mie aja kynya yg bs instan, he3x. Smngat y, sy tnggu Sulastri d UBI...."
(Kak Badar)

Sulastri terdiam sejenak. "Nggggg, Fa, gue balik dulu ya...Ada yang nunggu nih."

Sulastri merapihkan beberapa buku dan alat tulis yang ada di atas mejanya. Dia berencana untuk belajar secara intensif di rumahnya Dia bertekad untuk bisa masuk jurusan arsitektur UBI, seseorang menunggunya di sana.

"Sul! Jangan lupa minggu depan ikutan wisuda ya!" Dengan sedikit berteriak Ifa memberi tahu Sulastri yang sedang berlari menuju gerbang sekolah.

"Sy pny tmn yg sk ksh bmbel utk msk ars. Dy tgl g jauh dr sklh. Km bkl diajar gmbr jg. Nmnya Alif, mhsiswa tk akhir ars UBI, jd lbh srg d rmh kynya. Nmrnya; 098789098789"
(Kak Badar)

Sms kedua Kak Badar ini lah yang membuat Sulastri ingin bergegas sekolah. Dia berencana untuk sesegera mungkin untuk pergi menuju rumah Alif.



[Yak, chapter 1 nya selesai! Bagaimana kisah Sulastri mewujudkan impiannya??? Tunggu kisah-kisah berikutnya di chapter 2 yang draft-nya masih dibikin, ahahahaha! Sambil nunggu draft-nya selesai, jangan lupa ikutan kuwizzzz time yang akan diposting setelah postingan ini! Yihaaaaa!]


Selasa, 21 Mei 2013

Halaman 10




[Halaman 10]



Siang ini, ruangan kelas Sulastri tampak lengang. Setelah nilai ujian akhir diumumkan, kebanyakan dari teman seangkatan Sulastri memutuskan untuk menikmati liburan panjang sebelum persiapan masuk universitas.

Adapun beberapa di antaranya yang masih datang ke sekolah, seperti Ifa dan Garry, mereka membantu persiapan pesta perpisahan yang akan diadakan sebentar lagi.

Sebenernya Sulastri malas ke sekolah, namun ia beranggapan bahwa suasana belajar di sekolah mungkin bisa memicunya untuk berlatih mengerjakan beberapa soal tes ujian masuk arsitektur.

Sebuah penggaris besi berukuran 30cm, pensil mekanik yang ujungnya sudah sedikit rusak dikarenakan kebiasaan Sulastri menggigitnya, buku gambar ukuran A3 dan buku tebal bertuliskan 'Panduan Tes Masuk Jurusan Arsitek'.

Sulastri membuka buku tebal tersebut secara acak dan sampailah dia pada halaman 58. BAB 7: Membuat gambar dengan dua titik hilang.

Sulastri menarik garis lurus dari ujung kanan ke ujung kiri dari buku gambar tersebut. Ia membuat sebuah kubus dengan beberapa coakan di dalamnya.

Kali itu, Sulastri berencana untuk membuat sebuah bangunan dengan gaya modern futuristik, sebagaimana apa yang sering dia liat di acara-acara televisi.

20 menit kemudian....

"Sul, lu gambar spongebob?" Suara Ifa mengagetkan Sulastri.

Mimpi Sulastri untuk kuliah di jurusan arsitek pun berantakan.




[Hi Guise, nuhun arigato thank you very much ya udah ngikutin cerita ini. Jangan lupa untuk tetap saling mendoakan di antara teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!), kalau bukan anggota kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) mah nggak usah di doakan, ahahahahaha! Bercanda deng! Semoga Tuhan mengabulkan keinginan kita semua :) Amin]




Senin, 20 Mei 2013

Halaman 9




[Halaman 9]



"Kamu ambil ajalah tawaran itu....Takutnya kamu nggak masuk UBI."
-Ibu, 51 tahun, ibu rumah tangga, gemar bergunjing dengan mamang tukang sayur-

"Kemungkinan kamu masuk Institut Gajah Terlentang itu lebih besar daripada kamu masuk UBI."
-Ibu Desi, 50 tahun, guru konseling SMA 901, sudah 25 tahun menjadi guru-

"Jurusan ekonomi di Institut Gajah Terlentang itu termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia."
-Bapak, 54 tahun, general manager salah satu bank tersohor, gemar berkebun-

"Nilai matematika lu cuma 4 dan lu mau masuk UBI?"
- Ifa, 17 tahun, siswi SMA 901, calon mahasiswa teknik kimia di UBI-

"UBI? Neng Ensul mau makan ubi? Sok tah sarebu tilu...Moal aya deui di tukang sayur di mana oge...."
-Mang Amin, 43 tahun, mamang tukang sayur, gemar bergunjing sama Ibunya Sulastri-

"Mbak Astri mau masuk Universitas UBI? Mudah kayanya ya Mbak, tinggal dibuka pintunya, terus Mbak Astri langsung masuk aja...."
-Bu Dede, 50 tahun-an, pemilik warung depan rumah Sulastri, gemar cerita rambut terbarunya Syahrini-

"Sampai ketemu di UBI...."
-Badar, 19 tahun, mahasiswa arsitektur UBI, suka Gundam-

"Harus masuk UBI...."
-Suara hati paling dalam dari Sulastri, 17 tahun, gelombang resonansi yang terus bergetar di alam bawah sadar kita-



[Guise, jam 2.30 pagi di sini, yuk ah kita berdoa biar semua keinginan temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) bisa dikabulkan semua, amiiiin.....]




Minggu, 19 Mei 2013

Halaman 8




[Halaman 8]



Selembar surat dengan tanda gajah terlentang itu terpampang di hadapan Sulastri begitu saja.

"Kamu yakin nggak mau ambil kesempatan ini?" Ibu Desi, salah seorang guru konseling memandang lekat-lekat wajah Sulastri.

"Mereka ini salah satu perguruan tinggi yang bagus lho..." Ibu Desi berusaha untuk meyakinkan Sulastri.

"Dengan nilai ujian kamu yang segitu, tawaran mereka ini sangat baik untuk masa depan kamu...." Kali ini Ibu Desi menggenggam kuat tangan Sulastri.

"Ibu dengar, kamu mau masuk UBI...." Ibu Desi melepaskan genggaman kedua tangannya dari tang Sulastti.

"Ibu bukannya mau memadamkan semangat kamu, tapi lebih baik kamu ambil dulu kesempatan kuliah di tempat lain, baru masuk UBI setelah semua persiapannya matang." Ibu guru konseling yang satu ini pun sedikit menyerah dengan sikap diam Sulastri selama dia berada di dalam ruang konseling.

"Maksudnya, ibu nggak yakin ya saya bisa kuliah di UBI?" Sulastri akhirnya buka suara.

"Bukan nggak yakin, cuma dengan nilai yang kamu dapatkan sekarang itu, ya kemungkinan kamu bisa masuk Institut Gajah Terlentang ini ya bisa dipertimbangkan...." Ibu guru yang sudah mengajar hampir separuh hidupnya itu mengelus kepala Sulastri dengan penuh kasih sayang.

Sulastri tertunduk lemas. Mungkin masuk UBI itu memang hanya akan menjadi angan-angannya semata. Semua orang memang punya mimpi, tapi semua orang harus hidup dalam realita.

Sulastri keluar dari ruangan konseling sekolahnya sambil menggenggam surat tawaran untuk kuliah di Institut Gajah Terlentang tanpa ujian masuk tersebut.




[Guiseeeee, saya baru nonton Korea variety show, We Got Married Global Edition, kyaaaaa meleleeeeh aja gitu liat pasangan Hongki-Mina...]

Jumat, 17 Mei 2013

Halaman 7




[Halaman 7]



'Terimakasih kakak senior, semoga kalian bisa mengejar cita-cita kalian kelak....'

Sulastri memandang beberapa tulisan dan gambar yang terpampang di mading sekolah. Para murid junior membuat beberapa karya untuk menghormati kakak-kakak kelasnya yang akan merayakan kelulusan sebentar lagi.

Sulastri hanya memiliki waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri mengikuti tes masuk UBI. Dia tertunduk lemas di depan mading tersebut. Nilai akhir ujian akhirnya masuk ke dalam daftar nilai terkecil di dalam kelasnya.

"Hei! Gimana persiapan masuk UBInya Sul???" Suara Ifa dari belakang punggung Sulastri membuatnya sedikit terkejut.

Terlihat wajah ceria Ifa yang sudah mendapatkan kepastian untuk bisa kuliah di UBI. Nilai ujian akhir Ifa termasuk salah satu yang terbaik di sekolahnya. Semua kerja kerasnya mengerjakan segala macam soal pelajaran yang akan di ujiankan di saat istirahat terbayar sudah.

"Gue cuma punya waktu sebulan Fa...Nggak tau nih, jadi nggak yakin...." Wajah Sulastri terlihat sangat sedih ketika menjawab pertanyaan dari Ifa.

"Buatlah yang terbaik Sul....Eh iya, minggu depan jangan lupa acara wisuda kita ya, sekali seumur hidup lho!" Ifa menginggalkan Sulastri dengan tatapan kosong.

Sulastri berencana untuk mengikuti tes uji coba masuk UBI minggu depan, bersamaan dengan tanggal acara wisudanya. Tapi, dengan nilai ujian akhir yang tidak diharapkannya, Sulastri mulai berpikir ulang atas keinginannya masuk UBI.

Mungkin lebih baik dia datang ke acara wisuda saja, pengalaman yang tidak akan pernah dia rasakan lagi nanti.



[Guise, minta rekomen lagu yang asyik di denger dong....]

Kamis, 16 Mei 2013

Halaman 6






[Halaman 6]



"Pak, aku mau masuk UBI..."

Sore itu, pulang dari sekolah Sulastri datang menghampiri bapaknya yang sedang memetik pohon kesemeknya di pekarangan rumah. Tak ketinggalan sang Ibu pun sedang memetik pohon durian di sebelah pohon kesemek.

"Alhamdulillah, akhirnya anak Ibu mau kuliah juga....Kamu mau ambil jurusan apa?" Tanya Ibu Sulastri sambil turun dari pohon durian.

"Arsitektur." Jawab Sulastri pelan.

"....."

Buah kesemek yang ada di dalam genggaman Bapak Sulastri pun hancur tiba-tiba. "Kan sudah pernah Bapak bilang, kalau kamu itu harus ambil jurusan ekonomi! Kamu itu penerus keluarga Bapak satu-satunya! Bapakmu ini bankir! Kakekmu juga bankir! Buyut kamu itu dulu kerja sama kumpeni buat ngurusin keuangan perkebunan teh di Bogor! Bapakmu ketemu sama Ibumu itu di bank! Bapak sudah mempersiapkan kamu untuk menggantikan posisi bapak di bank! Kerja di bank itu gajinya besar! Kehidupan kamu bisa terjamin kalau kamu kerja di Bank! Dengan ambil jurusan ekonomi, kamu bisa gampang cari kerja di Bank! Kita bisa hidup enak seperti sekarang ini karena bapak kerja di Bank!!!"

"Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa kamu nggak pulang-pulang....." Terdengar samar-samar irama lagu dangdut dari rombongan dangdut dorong yang lewat di depan rumah Sulastri.

"......."

Dua jam kemudian.

"Oke, bapak kasih kesempatan kamu coba kuliah di UBI! Tapi kalau gagal, kamu harus ambil jurusan ekonomi  di universitas manapun!"

Sebuah perjanjian tanpa persetujuan itu pun tercipta begitu saja.


***


"Sul, tes masuk jurusan arsitek di UBI itu ada ujian gambar. Ada tes matematika, fisika, kimia, sama semua mata pelajaran yang lu benci itu ngumpul semua jadi satu...Nilai fisika lu itu cuma 4 Sul! Nilai matematika ditambah nilai kimia lu dijadiin satu itu sama dengan nilai fisikanya Garry!"

Sesekali Ifa melemparkan sobekan kertas bekas dia menghitung beberapa rumus kimia ke kepala Sulastri.

Sulastri menghela nafas sejenak, "kok lu gitu sih Fa? Bukannya ngedukung gue....."

"Bukannya nggak ngedukung, cuma setau gue, elu itu udah dipersiapkan buat jadi bankir kan sama bokap lu? Nilai IPS lu nggak seburuk nilai IPA lu. Gue nggak mau lu kecewa banget aja Sul...Lu ini kan kalau lagi sedih suka bikin repot seluruh penduduk Republik Rakyat China daratan...." Ifa melihat lemas wajah sahabatnya. Dia teringat ketika Sulastri gagal dalam lomba makan kerupuk antar kelas di acara 17 Agustus-an di sekolah mereka tahun lalu.

***

"Fa....Kelas kita jadi kalah gara-gara gue. Ini tuh salah gue!"

"Udah lah Sul..."

"Tapi Fa....Ke, ke, ke, ke, keru, keru, keru, kerupuuuuuuuuuuuuuk....Huaaaaaaaaaa!"

"Udah Sul, udah...."

"Tuhan nggak adil Fa, udah nyiptain kerupuk sama tali rapia jadi satu!"

"Iya, iya...."

"Kenapa kerupuk itu harus diiket pake tali rapia Fa? Why Fa? WHY?"

"Kan buat lomba Sul...."

"Kenapa harus ada lomba makan kerupuk di dunia ini Fa???? Kenapa????"

"Buat Tujuh Belasan Sul..."

"Kenapa Presiden Soekarno harus baca proklamasi tanggal 17 Fa? Kenapaaaaa????"

"Kalau tanggal 18 itu hari ulang tahun gue Sul..."

"Kenapa lu lahir tangage 18 Fa?????"

 Dan tangisan Sulastri pun mereda setelah Ifa memberinya lima potong kue lapis legit yang dibelinya dari kantin sekolah.


***


Tubuh Sulastri mendekat pada kursi tempat Ifa duduk, "tapi Fa, gue harus masuk arsitektur UBI Fa...."

"Kenapa?" Tanya Ifa penasaran. Baru kali ini, sahabatnya dari kecil ini terlihat bersemangat.

"Soalnya....." Sulastri mengecilkan volume suaranya.

BRAK!!!!

Suara bola plastik yang ditendang oleh para murid laki-laki dari lapangan yang tepat berada di depan kelas Sulastri menghentikan percakapan kedua sahabat itu.




[Eh, guise saya nulis cerita ini sambil ditemenin lagu S4, kyaaaaa boiben Indonesia dengan cita rasa Korea....Aduuuuh, jadi pengen ganti nama-nama tokoh cowok di cerita ini jadi si smart, Alif Rizky Prihantoro, si sexy, Firly Firlana, si sweet, Jefri Haris Gurusinga, sama si sentimental, Arthur Stefano Anapaku gitu, kyaaaaaaa~]




Selasa, 14 Mei 2013

Halaman 5




[Halaman 5]



"Okay, jadi sekian dulu presentasinya...Ada yang mau ditanyakan?" Suara Andrea mengakhiri presentasi teman-teman lainnya yang menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang mereka ambil di universitas masing-masing.

Ifa terlihat sangat antusias ketika Badar menjelaskan tentang UBI. Mimpinya untuk belajar di sana tampak semakin nyata.

"Kak Badar, kenapa milih UBI?" Ifa membuka sesi tanya jawab kali itu.

"Karena si Badar ini lebih demen sama ubi daripada singkong!" Jawaban dari Dito disambut gelak tawa seantero kelas.

Sesaat ketika setelah suasana kelas agak tenang, Badar mulai menjelaskan, "ngggg, awalnya saya ingin masuk kedokteran UNI, tapi kayanya otak saya nggak sebaik Kak Astri, ya jadi dapetnya di arsitektur UBI. Saya sempat sedih juga sih, cita-cita orang tua untuk bisa jadi dokter kandas sudah. Tapi, kita nggak tau apa yang akan terjadi sama masa depan kita, tapi kita bisa membuat masa depan kita lebih baik dengan cara melakukan apa yang ada di masa sekarang. Dan ternyata ilmu arsitek dan ilmu kedokteran itu sama aja kok, yang satu membangun kepercayaan dengan pasien, yang satu membangun kepercayaan dengan client, hehehe..."

Badar tidak sadar apa yang telah dikatakannya berhasil membuat salah seorang murid perempuan dikelas itu, luluh berantakan hatinya.

"Dan membangun kasih sayang di antara kita....Aaaaaaaargh!" Ujar Sulastri dalam hati.

Sudah hampir selama dua tahun terakhir ini, Sulastri memendam perasaan kepada Badar. Sang Kakak Kelas yang tidak akan pernah dia berani sapa. Jika bertemu Badar di lorong kelas, Sulastri hanya dapat terdiam dan jalan berbalik dikarenakan kegugupannya yang tak terkira.

Mungkin Badar tidak kenal dengan Sulastri. Ia hanyalah satu berbanding 956 murid perempuan di SMU 901. Tak ada yang istimewa dari Sulastri, selain....

***

"Sul! Si Garry ulang tahun tuh, bagi-bagi kue ulang tahun dia, lu disuruh ke kelasnya, ambil sendiri ya!" Teriak Ifa dari luar kelas beberapa hari yang lalu.

Sulastri adalah penggemar kue.

"Ngggg, nggak juga sih...Semua jenis makanan suka kok."

Sulastri adalah penggemar kue ulang tahun.

"Nggggg, kue apa aja dimakan juga...."

Hmmmm, terus apa???

"Sulastri adalah penggemar kue gratisan, hehehehe."

Baiklah. Sulastri adalah penggemar kue gratisan.

"Eh, apapun yang gratis pasti suka......"

Dan kecintaan Sulastri terhadap barang gratisan dapat dipastikan tidak dapat dijadikan daya pikat bagi pria-pria di sekelilingnya.

*** 

"Oke, terimakasih atas waktu dari adik-adik sekalian, kalau ada yang mau ditanya lebih lanjut bisa telepon atau kirim sms ke salah satu dari kami...." Dito mulai menuliskan nomor telepon genggam dari teman-temannya.

"Sampai ketemu di UBI, hehehehe...." Ujar Badar mengakhiri pertemuan kali itu.

"UBI...."

"UBI...."

"UBI........."

"UBI...Madu...."

"UBI...Madu....Cilembu...."

"Laper....."

***

Jantung Sulastri tak pernah berdegup sekencang ini sebelumnya.

"Gue mau kuliah di UBI...."

"Gue akan kuliah di UBI....."

"Gue harus kuliah di UBI....."





[Eh, kalau misalnya saya masukin tokoh hantu kakek cangkul di cerita ini gimana????]










Halaman 4





[Halaman 4]



Suara ribut di depan pintu masuk kelas Sulastri membuat obrolan antara Ifa dan Sulastri berhenti sejenak. Sekumpulan pria dan wanita jalan berbaris masuk ke dalam kelas. Sulastri hampir mengenal semua orang yang berdiri di depan papan tulis tersebut.

Ada Kak Andrea, si anak pecinta alam, yang sekarang kuliah di jurusan geologi. Kak Debby, juara mojang dua tahun yang lalu dan sekarang ambil sekolah public relation di Ibu Kota. Kak Dito, yang sempat nganggur setahun, sebelum akhirnya masuk jurusan seni patung di UBI. Kak Astri, si juara olimpiade biologi nasional dan mendapatkan beasiswa di kedokteran UNI. Dan ada.....

"Kenalkan saya Badar, saya dulu kelas 12 C, tepat di sebelah kelas ini. Sekarang saya kuliah di jurusan arsitektur di UBI...."

Suara yang tidak akan pernah dilupakan oleh Sulastri, setelah suara Bung Karno yang sedang membacakan proklamasi di mesin rekaman di dalam salah satu diorama di Monas. Seketika Sulastri terlihat gugup.

"Hallo, nama gue Andrea. Mantan anak 12 C juga. Sekarang kuliah geologi. Gue dengar masih ada beberapa teman di sini yang masih bingung mencari tempat kuliah nanti ya?" Tanya Kak Andrea. Kulitnya terlihat semakin kelam, Sulastri berani bertaruh dengan Ifa yang duduk tepat di belakangnya kalau Kak Andrea pasti ambil unit kegiatan pecinta alam di tempat kuliahnya.

"Kalau gue Dito, dulu kelas 12 E. Sekarang ambil seni patung. Kalau kalian masih bingung kuliah di mana, kalau gue masih bingung nyari pacar nih...." Belum selesai Kak Andrea berbicara, Kak Dito yang berdiri tepat di belakang Kak Andrea langsung mengambil alih perhatian murid-murid di kelas Sulastri siang itu.

"Huuuuuuu!!!Celetuk Kak Dito langsung dijawab teriakan teman sekelas Sulastri.


"Hai, nama saya Astri, dulu kelas 12A. Sekarang saya kuliah di Universitas Nasional Indonesia, ambil jurusan kedokteran. Salam kenal."


Sekarang giliran Kak Astri memperkenalkan diri. Ah, sudah lama Sulastri kagum dengan segala pencapaian yang Kak Astri punya. Termasuk murid terpilih yang bisa masuk di kelas unggulan. Salah satu siswa berprestasi se-Indonesia, juara pidato bahasa Inggris,  finalis salah satu acara pemilihan model majalah remaja, wakil ketua OSIS, dan segudang prestasi lainnya yang kadang-kadang membuat Sulastri ingin membakar hidup-hidup Kak Astri.

***

"Kak Astri itu keren ya? Dia makan apa ya bisa ranking satu terus dari semester awal?" Pagi itu, nama Astri Mardina diucapkan sekali lagi oleh kepala sekolah ketika upacara wajib hari Senin karena telah berhasil mendapatkan nilai ujian akhir sempurna, tanpa cacat.

Ifa yang sedari tadi mengerjakan kumpulan soal matematika, meletakan pensil 2B-nya yang sudah tumpul, "kalau orang semacam dia sih makan nasi Sul...Nah, kalau orang semacam elu ini ya makan hati....Ngedenger semua prestasinya..."

Ifa pun kembali mengerjakan soal-soal dan meninggalkan Sulastri yang tiba-tiba ingin memakan hatinya saat itu juga.



[Iiiiiiih saya pengen masukin tokoh elang 3 dimensi gagal render di cerita iniiih T.T Tahaaaaan Vieraaaaaa, tahaaaaaan....Demi Tahaaaaan!]



Senin, 13 Mei 2013

Halaman 3




[Halaman 3]



"Oh iya, tadi Ibu ketemu sama Badar di depan rumah, dia lagi liburan semester. Katanya besok mau ke sekolah kamu tuh..."

Tiba-tiba Sulastri bangun dari kursinya. Mas Badar? Ada di sini?


***


"Ya, jadwal bimbingan konseling hari ini akan diisi oleh kakak-kakak senior kalian tentang universitasnya masing-masing. Semoga ini bisa menjadi bahan pertimbangan sendiri buat kalian ya. Terutama yang belum memutuskan mau kuliah di mana...." Kalimat terakhir dari Bu Yanti, guru konseling di SMA 901 terdengar cukup tegas di kuping Sulastri.

Kepala Sulastri tertunduk lemas, "yang belum memutuskan mau kuliah di mana....Itu tinggal gue ya Fa?"

Ifa berhenti sejenak dari kegiatan sehari-harinya, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelatihan soal. Dia menatap wajah sedih sahabatnya.

"Lu ngapain sih Fa? Udah pasti masuk UBI juga, masih aja ngerjain soal begituan?" Tanya Sulastri sambil memperbaiki posisi duduknya agar bisa melihat soal-soal fisika yang dikerjakan oleh Ifa.

"Masuk jurusan teknik kimia itu baru langkah awal gue Sul. Kimia itu passion gue. Gue udah googling mata kuliah apa aja yang bakal gue pelajari di sana. Gue masih jelek di nilai fisika. Gue nggak mau ngulang. Gue mau lulus empat tahun. Gue mau lanjut S2 di Eropa. Gue mau kerja di oil company internasional. Gue mau liat menara Eifel. Gue mau jalan-jalan di New York Avenue. Gue mau keliling dunia....Kalau lu mau apa Sul?" Jawab Ifa berapi-api.

"Gue? Mau apa?" Sulastri terdiam sejenak. "Gue mau...Bahagia."




[Yak, ditunggu saran cerita berikutnya mau kaya gimana, ahahahaha!]





Halaman 2





[Halaman Dua]



Ketika itu, Sulastri sedang memegang buku Paduan Masuk Universitas Negeri. Angin sore masuk ke dalam kamar tidur Sulastri melalui jendela kayu berwarna coklat tua yang ada di samping meja belajarnya.

"Astri, kamu jadinya mau masuk mana?" Suara Ibu Sulastri sedikit mengagetkan Sulastri dari kegiatannya melingkari jawaban-jawaban dari soal-soal matematika yang terkadang membuatnya ingin membakar hidup-hidup Isac Newton, sang penemu teori maha canggih itu.

Sulastri membetulkan posisi duduknya, sehingga ia bisa menatap wajah sang Ibu yang masuk untuk membawakan baju-baju yang baru saja disetrika. "Astri mau masuk surga aja, bisa nggak Bu?"

"Hush! Semua orang juga mau masuk surga, tapi semua orang takut mati. Kamu mau mati sekarang?" Ujar Ibu Sulastri sambil terus memasukan baju-baju Sulastri ke dalam lemarinya.

Sulastri hanya dapat menarik nafas cukup dalam,  "Kalau Ibu liat semua nilai ujian Astri, pasti Ibu juga mau mati." Ia memandang selembar kertas ulangan akuntansi dengan angka 4,01 tertera di sana.

"Siapa tuh temen kamu? Ifa, katanya dia keterima jalur tanpa tes di UBI ya?" Tanya Ibu Sulastri mendekat.

Ifa adalah teman dekat Sulastri di sekolah. Walaupun bukan murid paling pintar, tapi semangat Ifa untuk melanjutkan kuliah di UBI, Universitas Bina Indonesia, salah satu tempat kuliah cukup bergengsi, membuatnya mengambil lima bimbingan belajar sekaligus, mencat tembok kamarnya dengan tulisan, 'UBI atau singkong!', dan semua usahanya itu membuahkan hasil sebuah surat undangan dengan kop surat logo UBI, pertanda dia berhasil masuk UBI hanya dengan mengandalkan nilai rapotnya.

Terkadang Sulastri mengejek Ifa sesekali, "jadwal bimbel lu ngalahin jadwal shalat wajib ya Fa???"

Pernah Ifa mengelak, "di dalam bimbel gue selalu terselip doa shalat gue Sul, Shifa Khaerunisa diterima sebagai mahasiswi jurusan teknik kimia Universitas Bina Indonesia."

Dan impian dia pun terkabul. Terbayang wajah Ifa sedang tersenyum bangga berdiri di depan patung ubi, lambang Universitas Bina Indonesia. Tinggalah Sulastri yang duduk terdiam, memikirkan masa depannya yang tak pasti.

"Si Garry juga katanya keterima di kedokteran UNI kan Tri?" Tanya Ibu Sulastri lagi.

Sekarang giliran Garry. Sesekali Sulastri membayangkan kalau di setiap ulangan, Garry mungkin makan roti pengingat segala macam rumus yang ada di buku yang pernah diberikan Doraemon kepada Nobita. Nilai ujian biologi dan matematikanya selalu menjadi yang terbaik di kelas. Ayah Garry merupakan kepala rumah sakit ternama, sedangkan ibunya ialah seorang dokter gigi yang membuka praktek di rumah dan tak pernah sepi dari kunjungan pasien. Mengambil jurusan kedokteran di Universitas Nasional Indonesia, tempat di mana Ayah dan Ibunya bertemu dahulu, merupakan pilihan mati darinya.

"Kemarin Ibu ketemu sama Mamanya Selly, katanya dia keterima di University of Melbourne, ambil manajmen." Ibu Sulastri mulai membolak-balikan kertas ulangan sosiologi Sulastri.

Selly, si kaya. Sulastri terkadang iri dengan keberadaan teman semacam Selly ini. Cantik, baik, dan kaya raya. Wajahnya selalu bersih dari jerawat, tak pernah berlaku jahat, dan bapaknya punya kebun kelapa sawit yang kayanya tidak akan pernah berhenti memproduksi sampai kiamat. Kuliah di luar negri merupakan perkara kecil baginya, ditambah dengan dengan nilai tes bahasa inggrisnya yang nyaris menyaingi nilai seorang native.

"Meta katanya ambil kuliah fashion di Jakartan International College." Ibu Sulastri melihat iba anak perempuan satu-satunya itu.

Ya, beruntung sekali Meta. Hobby nya merancang pakaian didukung oleh kedua orang tuanya. Bapak Sulastri bisa pernah komentar kalau pekerjaan di bidang industri pakaian tidak bisa menghasilkan uang sebanyak pekerjaan di dalam bidang perbankan atau perminyakan. Dia berprinsip, jika Sulastri lulus kuliah nanti, Sulastri harus kerja di bank.

"Ibu juga ketemu sama Ibu Cokro, Hilman katanya keterima di akademi penerbangan Tri...." Ibu Sulastri berdiri dari posisi duduknya.

Hilman, pria tampan, bertubuh tinggi atletis dan berdarah Manado ini tampaknya sudah ditakdirkan untuk menjadi pilot atau model. Entah berapa adik kelas Sulastri yang sering mencuri-curi perhatian dari Hilman Cokroaminoto.

"Aduh anak Ibu kapan ya bisa ya kaya mereka?" Tanya Ibu Sulastri seraya berjalan mendekat pintu kamar.

"Bu, meningan Ibu bandingin harga cabe di pasar daripada harga diri anaknya...." Jawab Sulastri sambil tersenyum miris.



[Ditunggu sampai 10 komentar di FECESbooknya PENCAVIER, atau twitter @pencavier, baru dilanjutin lagi ceritanya ya, hehehehe]




Sabtu, 11 Mei 2013

Halaman 1





[Halaman Satu]



"Jangan Mas.....Jangan....Aku masih perawan...."

"Aku tidak peduli Mirna!"

"Jangaaan Maaas..."

"Dasar wanita biadab!"

"Kyaaaaaa~Akan kubalas perbuatanmu walaupun aku mati!"

Tampak seorang pria berkumis, tinggi, dan berotot besar yang mencabik-cabik baju seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat ketakutan di area perkuburan. Wajah Sulastri menatap lekat-lekat layar laptopnya. Sudah 30 menit dia melihat layar laptop itu.

"Sul....Lagi ngapain sih lo?"

Sulastri menengokan sedikit kepalanya ke arah pintu masuk.

"Lagi benerin denah, tadi disuruh ganti lagi." Jawab Sulastri sambil terus menatap tajam layar laptopnya.

"Ya, tapi nggak sambil buka youtube film horror bokep kali Sul!"

"Tau nih Ken, kalau nonton film horror, rasanya mood gue ngerjain tugas jadi bertambah." Kali ini Sulastri mulai memainkan jarinya di atas keyboard.

"Tapi ini udah jam dua pagi kali Sul!"

"Ken, masa gue udah mahasiswa tingkat akhir gini masih dipanggil 'Sul' sih? Astri kek..." Sulastri memberikan tatapan memelas pada Niken yang asik mengambil snack keju yang sengaja dibeli Sulastri di warung sebelah untuk menemani dirinya mengerjakan pembuatan maket.

"Tampang kaya lu kayanya kebagusan kalau dipanggil Astri...."

Sulastri pun hanya menarik nafas dalam-dalam, "tapi kan kalau dipanggil Sul, jadi mirip bisul..."

***

Nama?

"Sulastri Kak..."

Jurusan?

"Arsitek Kak..."

Hobby?

"Baca buku."

Bohong!?!?!

"Ba, ba, baca bu,bu, buku komik. Sailor moon Kak...."

Kenapa kamu kuliah di sini???

"Untuk memajukan generasi bangsa...."

Bohong!?!?!?!?!

"Di,di, disuruh Mamah Kak, soalnya kalau di rumah aja malu diomongin sama tetangga..."

***

Malam itu, Sulastri terus menatap layar leptopnya. Sesekali suara tawa Sussana terdengar dari speaker komputer yang sengaja ia sambungkan dengan laptop, agar mendapatkan suara menggelegar.

Tangan kanan Sulastri terlihat meng klik mouse di layar, sedangkan tangan kirinya tak henti-hentinya menekan tobol keyboard di sana sini.

Sudah hampir lima tahun Sulastri kuliah di Universitas Bina Indonesia.

Otak Sulastri tak mampu mengejar kehebatan teman-teman seangkatannya lainnya yang lulus terlebih dahulu. Mimpinya untuk menaklukan salah satu negara di Eropa hampir terkubur sudah, nilai bahasa inggrisnya jauh di bawah rata-rata, nilai kuliahnya terlihat lebih seperti tangga lagu daripada sebuah indeks prestasi.

"IP lu semester ini berapa?" Tanya Niken, salah satu junior Sulastri yang akhir-akhir ini menjadi sahabat terdekat Sulastri dikarenakan keharusan Sulastri untuk mengulang beberapa mata kuliah yang sama dengan Niken.

"Do, re, mi...." Jawab Sulastri lemas.

"Maksudnya?" Tanya Niken lagi.

"Satu koma dua tiga...."

Semua mimpi Sulastri pupus sudah. Andai saja dulu dia memilih untuk lebih mendengarkan saran kedua orang tuanya. Mungkin sekarang dia sudah kerja kantoran di ibu kota, gaji di atas lima juta, bahkan bisa punya pacar tiga.



[Kira-kira dilanjutin jangan ya ceritanya?]







Jumat, 10 Mei 2013

Quote of May 10th, 2013




"Life is 1/4 of what happens to you and 3/4 how you react to it."

-Viera, 25 tahun, gadis super unyu, baru turun dari miniarta-


*karikatur kembaran Melody JKT48 di atas dibuat oleh: Geysada :)

Selasa, 07 Mei 2013

Quote of May 7th, 2013




"When you're up, your friends know who you are. 
When you're down, you know who your friends are."

-Viera, 25 tahun, blogger, baru nonton Friends episode si Ross ngelamar Rachel, kyaaaa-

Minggu, 05 Mei 2013

The winner of KUWIS time!!!

Hiiiii teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) sadayana!!!!

Terimakasih banyak atas partisipasi temen-temen semua di kuwis:






yang saya publish di beberapa postingan yang lalu.

Aaaaah, saya menangis luar dalam, kiri kanan, depan belakang, atas bawah lhoooooo baca jawaban-jawaban kuisnya yang lewat FECESbook-nya kelompok PENCAVIER (PENgamat Cerita-ceritA VIERa!), twitter, komen di blog, maupun kiriman email :)

Tararengkyuuuuh, nuhun pisan ya guise! Pertanyaan tentang postingan apa postingan favorite temen-temen pun terjawab sudah.

Dari semua jawaban yang masuk, akhirnyooooooo dewan 19 memutuskan....

[Jeng-jeng-eng-ing-eng!]



Rino Sriwijaya sebagai pemenangnya!

Si Rino ini demen banget sama postingan:


http://vierar.blogspot.com/2011/06/06-nobody-cares-do-it-for-yourself.html






"Dari cerita ini saya pun berpikir, saya lahir ke dunia ini sendiri dan saya juga bakal dikubur sendirian. Saya emang butuh bersosialisasi, tapi saya juga judu berpikir secara mandiri. Orang lain boleh kasih saran, tapi saya yang punya peran. Saya butuh bantuan orang lain, tapi hasilnya saya sendiri yang ngerasain. Kayanya capek juga ya kalau kita harus hidup dengan standar kesuksesan orang lain :("



Nuhun tengkyuh peri machooooo ya Rinoh!

Ahhh kalau dibaca lagi, kayanya postingan tersebut saya buat pas saya lagi kesurupan kali ya??? Asa keren pisan gitu tulisannya, ahahahahaha! Narsis is my middle name :)

Oke déh, buat yang belum menang, jangan kecewa, meningan ke-cewek aja :))

Masih banyak hadiah sponsor yang menunggu untuk dibagikan! Alhamdulillah, akhirnya ada juga sponsor yang khilaf dan mau support blog inih, hiks hiks hiks T.T

Sekali lagi, buat Rino yang sering banget ngaku single, "ah elu mah single melulu, kapan bikin albumnya???"

Salam, lof, piss, en gahoool,

eks-o-eks-o

Jumat, 03 Mei 2013

@pencavier

Hai teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIEra!), kumaha damang????

Cuma mau ngasih tau niiiiiiiiih, kalau sekarang....Selain FECESbooknya kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!).....Kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) punya twitter account resmi! Semua aktivitas PENCAVIER bakal terekam dengan manis dan miris di sana. 






Mulai dari postingan terbaru, pemenang kuis, tukeran quote, sampe curhatan masal, silahkan beramai-ramai menghujat di twitter account ini :)

Sooooo, salam lof, pis, en gahol!


Rabu, 01 Mei 2013

Memoris = Memori Miris

Postingan ini berawal dari obrolan sore saya beberapa waktu yang lalu sama penasehat spiritual saya, Mbak Tiara. Kami mengenang masa-masa kami kuliah di Bandung dulu...






Saya akui, nggak ada yang bisa ngalahin ke-kece-an warga Bandung. Waktu saya masih tinggal di Kota Kembang itu, saya sempet naksir tukang parkir simpang Dago, tukang foto kopi Balubur, sampe tukang jualan kaset lama di Dipati Ukur.

Walau pekerjaan mereka mungkin terlihat sederhana, tapi jangan salah sob, tampilan mereka jauh dari kata sederhana. Si tukang parkir Simpang Dago ini, selalu tampil necis dengan kaos keluaran Ouval Research dan sepatu sneakers dan rambut mohawk nya yang kaku, penuh dengan gel, ngalahin gaya saya yang baru kudu kuliah jam tujuh pagi, tapi baru bangun jam tujuh kurang lima dan ke kampus pake baju tidur plus celana jeans yang entah kapan terakhir kali di cuci.

Oyeeeeeeh, gimana sleuruh anggota Super Junior mau naksir sama saya coba???

Di suatu sore ketika burung koak mulai bermunculan, sesaat setelah saya menyelesaikan jadwal kuliah saya, saya menaiki angkot ungu untuk kembali ke kosan. Saya duduk di kursi angkot paling belakang, dengan view kaca belakang angkot yang ngalahin layar tivi 42 inch itu.

Angkot ungu itu pun berjalan perlahan maju dari tempat ngetemnya. Daaaan....

BRAAAAKKKK!!!!

Terlihat seorang mojang Bandung priangan yang kalau ditelik dari mukanya sih kira-kira masih SMA, terjatuh dari motor yang dikendarainya.

Saya yang melihat adegan itu dari dalam angkot pun langsung mengharu biru. Alaaaaah siaaaah, teu kunanaon perempuan ituuuu??? Kasiaaaaan???

Alhamdulillah si mojang priangan ini ga terluka apa-apa, cuma motornya aja yang sempet oleng dan jatuh. Kalau saya lihat dari posisi jatuhnya si motor ini sih, paling banter nih motor lecet di bagian knalpotnya. Namun tiba-tiba saja, niat saya ingin membantu si mojang priangan ini luluh begitu saja, ketika.....


Coba ya guise, hal pertama apa yang kalian lakukan ketika motor kalian terjatuh di tengah jalan???

a. Beli pisang aroma rasa kiju
b. Muter lagu Piteurpan
c. Tersenyum penuh arti kepada mamang yang juala pisang aroma
d. Menyingkirkan motornya ke pinggir jalan
e. Tidak ada jawaban yang benar, karena kebenaran itu hanya milik Tuhan YME


Well, buat temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang religius dan memilih jawaban E, kaliaaaaaaaaan memang pantas disebut lelaki sejati atau wanita mumpuni!

"Emangnya apa yang dilakukan oleh si mojang priangan muda itu sih Teh?"

Dia.....Dia, dia, dia...

BENERIN PONINYAAAAH!

Gusti Nu Agung!!!!!!!!

I.Y.A.H.B.E.N.E.R.I.N.P.O.N.I.

Jadiiiii, kalian bayangin yaaaa....Di tengah hiruk pikuknya kendaraan yang berlalu lalang di depan kampus saya, dan juga banyaknya para mahasiswa yang baru pulang kuliah dan menyempatkan diri untuk beli pisang aroma di sebrang gerbang keluar kampus, nih mojang priangan muda yang baru jatuh dari motor malah, malah, malah, malah.....Benerin poninya dooong T.T

Miris T.T