Senin, 22 September 2014

#SKSC: belajar ikhlas

Satu Kereta. Sejuta Cerita.

Masih cerita dari pengalaman pribadi saya selama berkenala menggunakan kumpulan delapan-sepuluh gerbong besi buatan Jepang itu.

Kali itu saya pulang menggunakan kereta dari Stasiun Sudirman pemberangkatan pukul 6.37 PM. Nggak usah dijelasin lah ya sepenuh apa T^T Perpaduan antara jam pulang kerja sama waktu setelah shalat maghrib untuk kawasan Sudirman dan sekitarnya itu sungguh menyesakan jiwa dan raga déh.

Seperti biasa, saya tidak mendapatkan jatah tempat duduk kali itu. Bai de wei, untuk masalah dapet tempat duduk nih, sering kali lho setelah shalat maghrib saya memberikan waktu khusus untuk berdoa kepada Tuhan supaya saya dapet tempat duduk di kereta.

Makanya terkadang kalau pas lagi naek kereta pulang, terus saya nggak dapet tempat duduk, suka mikir, mungkin shalat saya kurang khusyuk kali ya T^T

Lagi enak-enak dengerin lagu;







Di Stasiun Universitas Pancasila, tiba-tiba seorang wanita dari dalam gerbong yang sama dengan yang saya naiki, berteriak…

"Hapeeee sayaaaaaaaah!"

Okay, the case beginsssss….

Dari kata-kata yang diteriakinya sih, kita udah bisa nebak ya apa yang terjadi sama si wanita tersebut. Wanita itu pasti lagi kehilangan ha, ha, ha, ha……Tinyaaaaah! Ooooouch! Ooooouch! Oooouch! Itu mah sayah T^T Si wanita itu tampak seperti kehilangan hapenya ya guys!

Setelah ditelusuri, ternyata sebuah hape samsung S3 berwarna putih milik sang wanita itu hilang entah ke mana, padahal waktu naek kereta sih masih ada. Berarti kan pelaku masih ada di antara kami, sekitar 700-an penumpang commuter line kala itu.

Tapi, kalau kata Detective Conan mah, setiap penumpang yang ada di dalam gerbong kala itu memiliki alibi tersendiri.

Suara si wanita lagi misruh-misruh itu masih terdengar di telinga, padahal saya berdiri cukup jauh dari tempat kejadian perkara.

Sebenernya saya sempat merasa cukup berempati sama si wanita yang kehilangan hape itu, sampaaaiiiii….Si wanita itu berinisiatif untuk melarang commuter line yang kami naiki untuk meneruskan perjalanan kembali, gara-gara dia pengen nge-cek satu-satu penumpang yang mau turun.

Oooooh em jiiiih!

Beberapa petugas keamanan pun sempat dikerahkan. Atulah ya, udah mah keretanya penuh, situasinya lagi pada capek baru pulang kerja, kaki pegel gara-gara udah berdiri cukup lama, terus tas kita diperiksain satu-satu T^T

Dan bener aja, sampai perberhentian terakhir, hape si wanita nggak ditemukan. Siiiigh~

Tuhan lagi nyuruh belajar ikhlas kali ya?

Saya pun cuma bisa berdoa di dalam hati, semoga Tuhan mengganti hape samsung S3 yang hilang itu dengan iphone 6 plus kepada si wanita ya, amiiin.




Minggu, 21 September 2014

#SKSC: The Commuters




"Gue nggak pernah dikasih tempat duduk sama orang. Nggak pernah dipersilahkan masuk ke kereta duluan pake karpet merah, lengkap sama wartawan yang sibuk jeprat-jepret kamerea buat ambil foto, nggak pernah dapet nomog mbak-mbak jutek berjilbab yang semangat banget buat rebutan tempat duduk dengan harapan bisa gue sms terus bilang; 'Mbak, kalau mau dapet tempat duduk biasa aja dong nyarinya!"

Menurut gue, kereta bukan tempat buat nyari prestasi sih. Kalau mau nyari prestasi mah di kampus, biar keliatan sama senior yang mau lo gebet, atau di kantor, kalau ada rekan kantor yang mau lo deketein.

Kereta mah tempatnya bersyukur, kalau ternyata masih ada mbak-mbak kantoran yang lucu yang mau dempet-dempetan di kereta, sukur-sukur kalau bisa dempet sama lo, terus lo ajak kenalan, tukeran nomor handphone, terus lo ajak jalan. Hahahaha."

(Stasiun Sudirman, 10.56 PM)


Kamis, 18 September 2014

#SKSC: The Commuters




"Waktu itu Sabtu sore, gue naek kereta dengan tujuan Stasiun Tangerang. Judulnya istirahat akhir pekan, setelah kuliah sepekan.

Kereta baru aja sampai di Stasiun Tangerang, pintu kereta kebuka langsung. Karena males harus desek-desekan berebutan keluar stasiun, gue milih jalan selow aja. 

Tiba-tiba ada bokap-bokap tipikal Akil Muchtar (eks ketua MK terpidana kuropsi seumur hidup) yang jelas buncit. Awal-awal ngajak ngobrol, kuliah apa kerja Dek? Tinggalnya di mana?

Ya awalnya gue nanggepinnya santai aja, yah kaya bokap-bokap yang lainnya. 

Eh ujug-ujug doi bilang, 'badan kamu bagus Dek, tampang kamu juga ganteng. Kita makan bareng dulu yuk, saya traktir.

Dia ngomong dengan tampang cengengesan penuh mesum. Gue bilang aja gila lu pak gila

Gokil banget nggak sih, gue digangguin gay, gay nya bukan yang stylish gitu. Tapi gay tipikal bokap-bokap kaya Akil Muchtar…."

(Stasiun Pondok Cina, 10.36 AM)

Rabu, 17 September 2014

#SKSC: ?

Berdiri sekitar 1,5 jam di dalam gerbong, bisa bikin saya sedikit meringis…..Atau malah terkadang menangis.

Hehehehe.

Menangis gara-gara kaki pegel berdiri sampe nangis kalau inget tentang beberapa hal yang seharusnya nggak saya lakukan.

Misalnya?

Salah kirim dokumen ke atasan. Ngasih gula terlalu banyak ke teh yang saya minum tadi sore. Kentut di depan teman kerja idola para remaja. Lupa nge-attach image buat email reply ke client. Mengingat seeorang yang harusnya dilupakan.

Sambil membuka beberapa meme yang terpampang di sosial media teman-teman dari layar handphone 5 inch Samsung.

Jadi kalau kita melakukan kesalahan….Sakitnya tuh di mana????






Hehehehe.

Lagu itu kembali mengalun di earphone putih saya.

"And you have broken every single fucking rule and I have….."







Hmmm.

Selasa, 16 September 2014

#SKSC: Pasangan Majalengka

Cerita di dalam kereta itu nggak akan pernah ada habisnya. Seriusan.

Blog ini sempet berhenti selama beberapa saat kan ya? Salah satu alasannya adalah, karena saya sempet  mengalami KRL-lag.

He-euh KRL-lag T^T Emangnya cuma yang suka naek pesawat aja yang bisa jet-lag! Nih, saya bukti utama kalau abis naek KRL, bisa buat para penumpangnya hilang kesadaran sesaat. Apalagi kalau naeknya tuh KRL dari Stasiun Cilebut ke Stasiun Sudirman yang jam 6.57 AM!

Yuk dadah babay itu mah! Cuma iman saya yang bisa buat saya tetap bertahan di dalam gerbong yang penuh dengan dosa itu.

Penuh dengan dosa???? Emangnya apa sih yang bisa terjadi di dalam sebuah gerbong???

Banyak.

Mulai dari flirting manis manja antara penumpang mas-mas setengah ganteng dengan penumpang mbak-mbak ber-body aduhai. Sekumpulan pemuda tanggung yang naik dari Stasiun Bojong Gede dan suka membahas apa yang terjadi dengan pasangan mereka masing-masing di malam hari sebelumnya. Suara ibu-ibu berseragam salah satu instansi pemerintahan, yang kalau angkat telepon entah dari mana terus ngomongin proyek 2 M, suaranya suka di-dolby surround-in.

Iyuuuuh, pokoknya banyak banget kejadian yang bikin saya suka berlumuran dosa, penuh dengan negative thinking dari tingkah laku para penumpang commuter line. Mulai dari pengen naro bubuk kalium sianida di makanan salah satu penumpang bapak-bapak rese yang suka sengaja desek-desek-in badannya, sampai nge-doa-in putus buat pasangan muda-mudi yang suka peluk-pelukan di dalam gerbong, cih! #BikinIriDotCom

Seperti apa yang terjadi pagi itu.

Di tengah kerumunan orang di dalam kereta yang naik dari Stasiun Depok Baru. Terdapat dua orang penumpang yang tepat berdiri di sebelah saya.






Seorang laki-laki bertubuh kurus, menggunakan kemeja berwarna merah dipadukan dengan celana jeans biru tua dan yang satu lagi, berkaos putih dan celana pendek warna khaki. Dari obrolan berbalut logat sunda yang medok, saya bisa menyimpulkan kalau keduanya adalah perantau Ibu Kota asal Majalengka.

Semuanya tampak seperti obrolan biasa saja. Sampai sebuah kejadian ketika kedua pria ini turun di Stasiun Sudirman bersama saya.

Dan sebuah pemandangan cukup bikin saya sedikit bergidik tersaji di depan mata saya. Keadaan gerbong kereta waktu itu memang lagi penuh, saya sempat nggak sengaja menabrak punggung seorang pria yang berada tepat di depan saya.

Dengan sedikit menyerongkan badan agak ke kiri agar bisa cepat keluar dari gerbong kereta, sebelum pintunya tertutup. Tapi aksi saya tersebut itu agak terhalang oleh dua buah tangan yang saling berpegangan erat.

Ooooucccch!

Dua pemuda asal Majalengka itu saling berpegangan tangan. Ngggggg, mungkin mereka takut terjatuh dan tak bisa bangkit lagiiiiiiii, mereka tenggelam dalam lautan luka dalaaam, mereka tersesat dan tak tahu jalan pulaaaang T^T

Positif thinking saya sih waktu itu adalah, mungkin salah satu di antara mereka takut terjatuh ketika keluar dari gerbong yang penuh sesak, tapiii yaaa kayanya mah pegangan tangannya sampai ke loket penukaran e-ticket juga kali yah ;(

Aaaah, sama pasangan Majalengka itu saja saya kalah telak, mauuu doooong dipegang tangannya sampe loket e-ticket T^T



Senin, 15 September 2014

#SKSC: Don't judge the people, till you walk a mile in their shoes

Cerita ini baru aja kejadian hari Jumat kemarin, di kereta yang saya naiki pukul 6.57 AM pemberangkatan dari Stasiun Cilebut.

Seperti biasa, saya nggak dapet tempat duduk. Oooouch, padahal wajah ini sudah dibuat se-Sophia Latjuba mungkin lhooo, yaaaaaa kali-kali aja ada 'Ariel NOAH' yang merasa kesepian di dalam gerbong sana dan mau merelakan area duduknya untuk saya???

Kebiasaan saya yang nggak suka dandan, juga terkadang membawa berkah tersendiri. Seperti waktu itu, kulit pucat saya yang tanpa polesan bedak itu pun, sering membuat orang-orang mengira saya sedang sakit.

Jadi yang mulia Teteh Viera berbohoooong???? Lagi sehat, tapi ngaku sakit, cuma buat dapet tempat duduk di dalem KRL???? Sakit beneran baru tau rasa lho!

Heiiits, tunggu duluuuuuuh. Waktu itu saya lagi sakit….Sakit hati sama kenyataan kalau Channing Tatum digossipin dia penyuka sesama jenis T^T Dem! Cowok cakep itu kalau nggak udah ada yang punya, ya gay yah???? Mau kiamat sebentar lagi kali??? T^T

Balik lagi ke cerita. Jadi dengan perjuangan memucat-mucatkan wajah, akhirnya saya baru dapet tempat duduk, waktu kereta yang saya naiki melewat Stasiun Pasar Minggu. Ada bapak-bapak berkaca mata dan  memakai kemeja kotak-kotak biru-putih dipadu celana bahan warna abu-abu, yang ngasih saya tempat duduk!

Sebelum dilanjut ceritanya, mari seluruh teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) menundukan kepala sesaat untuk mendoakan kesehatan dan keselamatan si bapak itu yah! Semoga rezeki si bapak baik hati dilapangkan dan segala urusannya dimudahkan. Amiiiin!

Nah, akhirnya saya duduk lah di tempat si Bapak Baik Hati itu. Sambil dengerin lagu;



Dengan mata yang mulai terkantuk-kantuk, saya pun menikmati sisa perjalanan menuju Stasiun tujuan saya, Stasiun Sudirman. Lumayan tidur 30 menit-an.

Tapi, nggak hampir 10 menit saya memejamkan mata, tiba-tiba kuping saya diganggu oleh suara ga jelas dari earphone. Saya buka earphone saya, sedikit memukul-mukulkan ke telapak tangan, dengan harapan si suara ga jelas dari earphone itu akan hilang dan benar saja, suara yang mengganggu itu menghilang.

Baru mata ini mau menutup kembali, tiba-tiba suara ganggu itu muncul lagi. Sekarang malah kaya lagi orang ngobrol. Padahal jelas-jelas gerbong kereta itu lagi sepi banget. Kayanya para kaum urban pinggiran itu pada males ngeluarin tenaga buat ngobrol deh. Energi buat cuap-cuapnya disimpan dulu, buat ngehadepin para klien menyebalkan di kantor masing-masing. Jadiiii, asal suara orang ngobrol itu dari mana cobaaaa????  Syitmeeeeeeen, juriiiiiiig Stasiun mana nih lagi gangguin sayaaah???

Saya buru-buru matikan suara mp3 dari handphone saya. Mulut saya komat-kamit baca ayat qursi.

Eh tapi kok suara orang ngobrol itu makin jelas ya??? Padahal ini udah ayat qursi ke tiga lho!

"Mbak, saya salah…"

Heeee???

Eeeeeeeh, itu suara kok makin jelas sih??? Ini jurignya pasti ibu kota???

"Iya Mbak, saya akuin saya salah…"

Salah apaan sih?

Saya pun membuka earphone saya, menengok ke sebelah kanan. Seorang mbak-mbak menggunakan masker di mulutnya, tampak sedang asyik bermain let's get rich di aplikasi Line android handphone-nya.

"Saya emang salah Mbak…"

Waduh?

Suara itu muncul lagi. Kini bagian sebelah kiri badan saya yang saya periksa. Dan terdapatlah seorang wanita sekitar berumur 40 tahun-an, sedang tidur terlelap sambil……NGIGO!

T^T

Astagfirullah! Ahahahahahahaha!

Saya bersusah payah menahan tawa. Tampaknya orang di sekitar si ibu itu pun tersenyum lirih. Huehehehehe.

Mungkin bisa aja sih, saya ketawa terbahak-bahak. Tapi, kalau inget kata-kata, 'don't judge the people, till you walk a mile in their shoes'.

Hmmm, kali-kali aja nih si Ibu itu lagi kecapek-an sangat. Kecapek-an cari duit buat bayar SPP anaknya. Kecapek-an sama tingkah laku atasannya di kantor. Kecapek-an sama si Mas Bram yang deket lagi sama si Hello Kitty, padahal si Dewi Sandra lagi sakit??? Ciiiih, ituuu ya, sinetron Catatan Hati Seorang Istri bener-bener menginspirasi saya buat sinetron saingan, judulnya Catatan Hati Seorang Commuter!

Nanti nama julukan salah satu tokohnya nggak Hello Kitty, terlalu kemayu kayanya ya buat seorang commuter. Mana ada hello kitty naek kereta tapi kalau ngeliat tempat duduk kosong, langsung bringas.

Di cerita Catatan Hati Seorang Commuter nanti, saya mau pake nama-nama yang lebih sangar aaaaaah, kaya; Song Go Ten, Jin Kura-kura, Picollo, Bezita!

Aaaaah, wahai ibu ngigo, teruskanlah kicauanmu di saat terlelap. Karena kalau kamu berkicau di saat terjaga, terkadang itu lebih berbahaya :)









Minggu, 14 September 2014

#SKSC: Intro

Yuk mari kita mulai postingan tentang: Satu Kereta. Sejuta Cerita. #SKSC

Eh sebelum cerita banyak tentang segala kejadian yang terjadi selama perjalanan saya di dalam atau luar stasiun dan daerah sekitarnya.

Boleh saya sedikit cerita tentang jalur kereta yang sering saya lalui beberapa waktu terakhir ini yah, kan yang baca blog ini ga semuanya familiar sama commuter line ;)

As you know, saya ini penduduk Bogor asli. 100 %. Waktu SD dulu sih pernah ngaku kelahiran Russia, ahahahaha, tapi setelah sadar kalau beban bohong saya sudah terlalu besar, akhirnya saya akui déh kalau saya ini emang asli warga Kota Hujan.

Walaupun ber KTP Bogor, tapi bukan berarti titik awal saya berangkat mencari penghidupan itu adalah Stasiun Bogor. Tempat tinggal saya terletak lebih dekat dengan Stasiun Cilebut, satu stasiun setelah Stasiun Bogor. Menggunakan motor matic Pak Mamat, saya hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mencapai Stasiun Cilebut. Sedangkan kalau ke Stasiun Bogor, bisa sampai 40 menit lah.

Nah, buat yang kurang paham sama jalur kereta Jabodetabek, yang sering saya lalui, here we go the map;






Kamu bingung????

Tenaaaaang, peta rute KRL Jabodetabek itu nggak se-bingung nyari jodoh kok T^T (Huehehehehehe, curhat is everywhereeeee)

Jalur yang saya lewatin itu yang warna oren, he euh:

Cilebut - Bojong Gede - Citayam - Depok Lama - Depok Baru - Pondok Cina - Univ. Indonesia - Univ. Pancasila - Lenteng Agung - Tanjung Barat - Pasar Minggu - Pasar Minggu Baru - Kalibata - Cawang - Tebet - Manggarai - Sudirman

Sebenernya, perjalanan dari Cilebut sampai Sudirman itu cuma makan waktu 50 menit saja, KALAAAAAAAAUUUUUUU;

1. Nggak ada gangguan sinyal
2. Nggak ada yang narik tuas rem otomatis tiba-tiba
3. Ngga ada ibu-ibu yang tiba-tiba pingsan 
4. Nggak ada bapak-bapak cabul yang ditangkep sama petugas stasiun setempat
5. Nggak ada pemuda cakep berwibawa taunya tuakng copet hape
6. Nggak ada orang yang suka maksa masuk kereta, padahal keretanya udah penuh 
7. Nggak ada roh halus yang konon katanya sering gangguin masinis di rel sekitar Univ. UI
8. Nggak ada tabrakan antara motor dan mobil di tengah kereta
9. Nggak ada hujan yang petirnya suka nyamber 
10. Nggak ada Mbak-mbak yang marah gara-gara AC di dalem kereta kurang dingin
11. Nggak ada SBY yang lagi nyekar di kuburan Kalibata
12. Nggak ada kereta yang lagi turun mesin di tengah jalur
13. Nggak ada kamoooooh di hatikuuuuwh…

Ngggg, itu yang nomor 13, boleh tolong diabaikan T^T Eh jangan deng, ngggg….Eh tapi lupain aja deh, tapi boleh juga sih dianggap serius, tapi nggak usah deh...Okeh, saya resmi jadi penumpang KRL paling labil se-Stasiun Cilebut.

Jadi, banyak banget alesan kenapa sebuah KRL atau commuter line itu bisa telat sampai di tujuan. Dan dari nomor 1-12 itu bener-bener kejadian yang pernah saya alami lho! Malah kayanya sih alesan nya lebih dari itu, coba nanti saya inget-inget lagi ya…

Saya biasanya berangkat dari Stasiun Cilebut itu jam 6.23 AM atau 6.57 AM. Well, kalau di jam antara segitu kamu sering ngeliat cewek pake sneakers, rambut acak-acakan sebahu, di kawat gigi warna biru, tingginya sekitar 150 cm-an, lari-larian nyebrang jalur dua Stasiun Cilebut, bisa dipastikan 80% itu saya. 

Jangan lupa sapa saya dong, terkadang sapaan dari orang nggak dikenal itu bisa made my day juga. Abisan bosen juga, setiap pagi cuma dapet sapaan dari mas-mas kasir Alfamart yang ada di sebelah Stasiun Cilebut itu T^T Kasian yaaaaah sayaaaaaah, gadis haus sapaan T^T







Sabtu, 13 September 2014

Satu Kereta. Sejuta Cerita.

I'm baaaaack ;)

So, still with Yang Mulia Teteh Viera yang super kece. Yang kalau tidur masih suka bareng si Mamah. Yang suka curhat jam dua malem sama Papahnya. Yang kalau makan lama banget. Yang alarm buat shalat shubuhnya itu lagu Happipolla-nya Sigur Ros. Yang lagi kecanduan minum yakult. Yang pernah ngecengin kondektur commuter line. Hehehehehe…

Udah beberapa bulan terakhir ini saya kembali menaiki si kumpulan besi berbobot hampir 1 ton itu LAGI. Siapa lagi kalau bukan…Commuter Line Bogor-Jakarta-Bogor!

Ihiiiy, mungkin buat kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang udah khatam sama blog ini, pernah tau dong kisah cinta terlarang saya sama kondektur commuter line. Masa lalu yang kelam, suram, namun suka bikin hati tenteram itu kayanya bakal terulang lagi di postingan-postingan berikutnya.

Woooot???? Jadi Yang Mulia Teteh Viera ada cinlok lagi sama kondektur commuter line Yakartah???? Hmmm, I dont know, hehehehe.

Mungkin kisah perjalanan saya selama naik commuter line ini tidak semenarik cerita piknik patah hati saya ke Siena di Italia, tapi one thing for sure, saya belajar jauh lebih banyak tentang kehidupan dari dalam sebuah gerbong daripada sebelumnya ;)

So, let's the story begins….



Satu Kereta. Sejuta Cerita.