Sabtu, 27 Desember 2014

#SKSC: Kejepit!

Guyyyys, seriusan! Selain nyari jodoh, naik kereta pun harus hati-hati!

Wai oh wai????

Kejadiannya hari Rabu kemarin di Stasiun Sudirman. Jadiiiii, jam pulang kantor seperti biasa. Si Bang Rudy yang sering saya tanyain jadwal kedatangan kereta itu tak tampak batang hidungnya.





Terlihat sebuah rangkaian gerbong kereta berhenti dengan tidak wajar. Seluruh penumpang di peron dua terdengar berteriak. Dan Bang Rudy terlihat ada di ujung peron 2. Karena?

a. Kiamat sudah dekat
b. Kerajaan api datang menyerang
c. Serial Mahabrata di ANTV akhirnya selesai

NOPE! NOPE!

Ada badan orang kejepit kereta. Badan orang. BADAN.

Dengan jarak waktu terbuka-tertutupnya pintu kereta yang hanya beberapa detik itu, sudah tentu pasti kita, sebagai penumpang, harus sigap dengan keadaan yang ada.

Tak jarang saya melihat, ada baju penumpang, rambut, tas, bungkusan, atau bahkan kuku jari (sumpah yang ini ngilu banget!) yang kejepit pintu commuter line.

Tapiiii, it was my first time to see BADAN ORANG kejepit. Jadi sekitar sepertiga badannya masih berada di luar gerbong, padahal kereta sudah jalan.

IIIIIISH!

Menurut Bang Rudy sih, si penumpang ini ragu untuk naik atau tidak ke gerbong tersebut. Padahal sudah jelas pintu commuter line sudah waktunya ditutup.

DEM! Itu tuh serem banget!

Kalau disambungin ke kehidupan sih, ya jangan ragu deh untuk ngelakuin sesuatu. Nanti malah kejepit sama keputusan kamu sendiri dan itu tuh serenm banget!


#SKSC: Nguping Stasiun

Masih dari Stasiun Tanjung Barat….

Cewek pake kaos kucing yang lidahnya lagi melet-melet: "Yaaang…Aku kok gendutan ya sekarang?"
Cowok pake jersey Manchester United: "Nggak kok, kamu itu cuma hugable to the max…."

Suara hati kembaran Chelsea Islan (sayaaaaaaaah, red): "Fine! Gue suka Manchester United sekarang!"

#SKSC: Cantik versi Stasiun Tanjung Barat

Suatu hari di Stasiun Tanjung Barat….






Kembaran Chelsea Islan (dibaca: saya, red): "Subhanallah…Aku cantik banget….Aku cantik banget…Aku cantik banget….Ah, ah, ah, ahkuh cantik banget…."

Yak, yak, yak, itulah salah satu ritual saya setiap melihat jendela commuter line dengan tatapan nanar. Konon katanya kita harus menghipnotis diri kita sendiri. Diucap berulang-ualng, sampai jadi kenyataan. 

Commuter line terhenti cukup lama sore itu, katanya sih ada gangguan sinyal di Stasiun Universitas Indonesia. Saya berdiri sudah cukup lama. Dan hell to the ooooo, nggak ada judulnya tuh mau tahun 2015 tapi masih ngeluh sana sini.

Padahal nih kaki kalau bisa ngomong, udah minta pengen dipijit sama Adam Lavine. Kecepatan kedipan mata udah ngalahin kecepatan kedipan lampu hape yang lagi lowbat. Tangan yang sedari tadi megang gantungan di kereta udah mulai pengen megang tangan Ari Wibowo (hellyeah! Artis sinetron legend yang satu itu makan daging orok yaaa ?? Gantengnya kok bisa awet????)

Jadi, fixed ya, dari paragaraf di atas, bisa ditarik kesimpulannya, bahwa sebagai pemudi paling nge-hitzzz se-Asia Tenggara, saya nggak boleh ngeluh. Nggak boleh. NGGAK BOLEH. 

Ngeluh? Jenis umbi-umbian apa itu? Cih!

Nah di tengah-tengah imajinasi liar saya yang lagi ngebayangin pegangan tangan sama Ari Wibowo, saya jadi mikir, selama cuma ada lima orang yang bilang saya cantik,  karena 7654 orang lainnya bilang saya cantik banget, nget, nget!

Daripada kecantikan saya ini bikin minder seluruh perempuan yang kalau naik gerbong khusus wanita suka kaya lagi adegan lempar jumroh, saya mau mengkaji ulang definisi cantik.

Selama ini, kebanyakan orang berpikir kalau cantik itu bisa dilihat dari mukanya yang mulus kaya jalan tol Cipularang km 93 yang baru diaspal, punya badan yang aduhai kaya Kim Jong Un, eh Kim Kadarshian, punya tatapan setajam pisau ginshu, punya rambut teteup serapi Raisa di iklan s*u*n*s*i*l*k walaupun kamu baru masuk ke titik pusat badai Katrina dan cantik secara fisik yang pas kita lihat, langsung ngeh kalau dia cantik. Pokoknya saya banget deh!

Cuma kecantikan saya itu udah terlalu mainstream. It's soooo 2014! 

Cantik masa depan adalah cantik di mana kamu butuh waktu untuk ngeliatnya. Ketika kita kenal dia lebih lama, ketika kita masuk ke dalam kehidupannya, ketika kita tahu apa yang pernah dia lakukan untuk dirinya sendiri dan orang lain, ketika kita tau perjuangan dia untuk hidup, dan ketika seluruh selulit yang mengelilingi tubuhnya, kantung matanya yang kian menghitam terlihat, dia terlihat tetap cantik. Cantik yang di mana membuat kita sadar, kalau cantik itu cuma mitos, karena cantik itu cuma hawa nafsu manusia.






Kamis, 25 Desember 2014

Quote of Dec 25th, 2014




"Indonesia itu punga tiga musim. 
Musim Kemarau. Musim Hujan. Musim Ngeributin Ucapan Natal."

-Viera, 26 tahun, lagi sedih-

Minggu, 21 Desember 2014

#SKSC: Dear Mas-mas nggak jelas

Masih cerita dari kereta nih….

Jadi waktu itu saya pulang malem bangeet, dikarenakan rel kereta antara Cilebut dan Bojong Gede mengalami longsor, sehingga semua kereta tujuan Bogor, hanya bisa berhenti sampai Stasiun Bojong Gede.

Waktu sudah menunjukan hampir pukul 2 pagi, si Papah sudah ditelepon agar bisa menjemput saya di Stasiun Bojong Gede. Namun, dikarenakan banjir selutut….Selutut saya ya T^T Kalau dibandingin sama kalian yang tingginya bak model mah, lutut saya mah sama semata kaki kalian kali ya?

Pokoknya gara-gara banjir itu, mobil si yang dikendarai si Papah tidak bisa masuk ke area parkir, jadi saya yang harus menghampiri beliau.

Kondisi ketika malam itu, sungguh bikin pengen bikin film Anabelle season 2. Dikarenakan pencahayaan seadanya dari lampu kereta api dan beberapa lampu neon yang dinyalakan menggunakan genset PT. KAI tidak mencukupi penerangan yang layak seperti biasanya.

Hujan rintik terus membasahi bumi Bojong Gede. Si Papah sudah menelepon berkali-kali, agar saya menghampiri beliau yang menunggu di area yang lebih kering.

Saya pun melihat keadaan sekitar. Untuk sampai ke tempat si Papah, saya harus melewati kebon yang sudah dipenuhi oleh air, aaaaaaaargh!

Saya sih nggak masalah ya kalau saya diharuskan nyeker, tapiiiii yang saya agak takut itu adalah…kalau nyeker dan harus lewat kebon yang banjir itu….kalau ada uler gimana????

Tapi, kasian juga si Papah udah nungguin lama, ah sudahlah, dengan modal bismillah, saya berjalan perlahan ke arah kebon itu, udahlah ini mah pake niat nggak mau nyusahin orang tua yang udah nunggu lama, inshAllah Tuhan juga bakal ngejaga saya dari uler-uler kebon itu.

Baru sekitar 10 m kaki ini melangkah, tiba-tiba di pundak saya ditepuk oleh…..

a. Siluman Ular Putih a.k.a Pai Su Cen
b. G Dragon
c. Papanya Nobita
d. Cowok tinggi, pakai baju putih, pakai tas backpack merk bodypack, celana hitam, sepatu keds

Believe it or not! Yang nawab D, saya kasih kecupan di udara!

Yup! Yup! Yup! Seorang cowok yang wajahnya saya lupa kaya gimana, abis gelap sih, nepuk punggung saya.

Eiiits, emangnya nggak takut apa ditepuk sama orang yang nggak dikenal???

Hehehehe, masih inget sama law of attraction? Ketika kamu menganggap seseorang itu baik, maka akan baik. Karena yang lebih jahat dari fitnah itu adalah prasangka buruk, kekekeke.

Dan yang makin bikin speechless nya sih, lebih dari ditepuk sama si cowok tinggi itu, tapi kepada apa yang si cowok tinggi itu tawarkan, setelah menepuk pundak saya.

Emangnya dia nawarin apa?

Nggggg, percaya nggak kalau saya ngomong, si cowok tinggi ini ngomong kata-kata ini, "mau saya gendong?"

IYAAAAAAAAAAH! BENER BINTI HE EUH!

Dia nawariiiin ngegendooong sayaaaaaaaaaaaaaah!

Subhanallah! Allahuakbar! Alhamdulillah!

Emang kamu nggak takut Vier digendong sama mas-mas nggak jelas perwujudannya gitu???

Nggggg, kayanya sih si mas-mas itu deh yang harusnya ketakutan, soalnya selama digendong saya ketawa ngakak gitu, saking nggak percayanya that it happened to me, ahahahaha! I mean, ini tuuuuuh terlalu drama Koreaaaaa buat saya!

Kalau di pelem Korea mah, sambil digendong sama si mas-mas nggak jelas ini, udah dipasang backsound:







Ahahahaha! Masalahnya ya, buat saya apa yang terjadi di semua film Korea itu too good to be true, mana ada cewek baru patah hati, nangis gogoakan, tapi make up nya kaya baru keluaran salon. Mana ada cowok yang abis berantem di tengah hujan, tapi rambutnya teteup rapi jali. Mana ada cewek miskin biasa aja, ditaksir cowok kaya raya cuma gara-gara sekali ketemu. Dan scenes-mana-ada lainnya…

Tapiiiii, ini kejadiaaaan beneraaaaan!!!!

Di bawah rintik hujan, di Stasiun Bojong Gede, seorang Viera digendong mas-mas nggak jelas, yang inshAllah wajahnya lumayan itu, ngggg, nggak jelas juga sih sama wajahnya, soalnya saya lagi nggak pake kaca mata waktu itu.

Yang gokilnya sih, pas saya diturunin dari gendongan si mas-mas nggak jelas ini, saya cuma sempet nanya nama dia aja, soalnya si Papah udah nelpon berkali-kali.

Soooo, postingan kali ini special saya bikin untuk Mas Ardi, yang gendong saya di Stasiun Bojong Gede, jam 2 pagi, waktu lagi gerimis, saya cuma mau ngucapin, "tuerimakuaaaaaasiiiiih banyaaaaaaaaaaaaaaaak! Orang kaya Mas Ardi ini yang bikin saya percaya kalau orang baik di dunia ini masih banyak dan kalau scenes di pelem-pelem Korea itu benar adanya…."

Buat yang baca postingan saya kali ini, siapapun kamu, dan kali-kali kenal sama si Mas Ardi yang pernah turun di Stasiun Bojong Gede jam 2 pagi pas ada longsor antara rel Stasiun Bojong Gede dan Cilebut, tolong sampaikan ucapan terimakasih banyak saya yaaaaa :)


#SKSC: Viva la Enrique!

Salah satu cita-cita saya sebagai seorang muslim adalah naik haji. Tapi apalah daya, Tuhan baru ngasih saya kesempatan buat naik yang lain terlebih dahulu…..Naik…..Kereta misalnya, hehehehe.

Saya percaya banget tuh sama ucapan dari Enrique Penalosa, "a develop country is one in which the rich people take public transportation…"







Setujuh! Sedelapan! Sembilan! Sepuluh!

Saya sih nggak nolak naik mobil pribadi, hehehe. Tapi kayanya nih ya, kalau misalnya ada dua cowok super kece-mumpuni-gemah-ripah-loh-jinawi, yang satu naik jaguar, yang satu, naik commuter line. Saya lebih milih yang naik….Jaguar! Ahahahahah!

Yup, yang naik jaguar, terus marikirin jaguarnya di parkiran terdekat, dan lanjut naik mass transportation deh, hehehehehe.

Emang sih kalau dibandingin sama beberapa negara maju, tingkat kenyamanan transportasi massal kita masih jauh. Tapiiiiii, percaya deh, betapa kecenya kalau tingkat kesuksesan seorang pria mapan itu dinilai dari bagaimana cara dia melihat apa yang ada di sekitarnya, bukan dari apa yang dilihat sekitarnya dari dia.

Emang sih penilaian menggunakan angka atau uang itu paling gampang dilihat. Tapi, kayanya menilai orang dari pola pikirnya ke depan itu jauh lebih mumpuni ya. Karena, semakin digunakan uang itu akan habis, tapi beda dengan pola pikir, semakin digunakan, semakin banyak yang didapat.

"Gue sih bakal naik trasnportasi umum, kalau fasilitasnya sudah bagus…."

Well, itu juga yang dikatakan para pemuda di tahun 70-an yang sampai tahun 2000-an males naek transportasi umum kecuali karena keadaan terpaksa. Karena duit bulanannya abis buat traktir pacarnya nonton, misalnya, ahahaha!

Tapi kan kalau di transportasi umum, nanti banyak prevert nya…Percayalah apa yang dikatakan oleh Rudi!

Si Rudi itu lhoooo, petugas Stasiun Sudirman yang paling apal sama jadwal kereta. Kata Bang Rudi, selama penampilan dan tingkah laku kita nggak mengundang utnuk ditoel om-om girang, nggak bakal deh kita dilecehkan secara verbal maupun digital…

Dilecehkan secara digital???

Yup, kalian difoto sama om-om girang itu, terus fotonya dimasukin ke twitter account nya si om-om girang, pake hashtag #CintaKuYangHilangKiniSudahDitemukan

Jadi, ya cukuplah pola pikir kita aja yang dinaikan, nggak usahlah panjang rok kita juga ikut dinaikan ;)






#SKSC: 50 menit vs 120 menit

Selalu ada cerita di setiap kereta.

Huehehehe…..Awalnya sih saya naik kereta itu karena keadaan yang mengharuskan. Di mana rumah dan kantor terletak di kawasan ibu kota yang berdekatan dengan Stasiun.

Meeeeen, jenis transportasi mana lagi yang bisa nganterin saya sampai Jakarta dengan modal 4000 perak saja????

Tapi kan kereta sering telat???

Yaaaaa, apa sih yang kita harapkan dari sekitar 4000 perak, selamat udah nyampe tempat tujuan aja udah alhamdulillah banget.

Kali ini saya mau cerita kebiasaan saya naik kereta di malam hari. Sebenernya bukan niat hati untuk pulang terlalu malam. Tapi, saya lebih milih tidur dua jam sambil duduk di atas commuter, daripada 50-60 menit, tapi berdiri.

Maksudnya?

Jadi giniiiih sob, saya ini kan naik dari Stasiun Sudirman, tapiiiii kalau pulang on time sekitar jam 6-an sore, cuma ridho Tuhan yang bisa ngasih kamu kesempatan dapet tempat duduk sampai Stasiun Cilebut.

Kalau para pemuda nasionalis bilang, jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu tapi apa yang telah kamu berikan kepada negara…..

Nah, buat pemuda commuteris mah, jangan tanyakan berapa kali aku pernah duduk di atas commuter line, tapi berapa kali aku pernah kasih tempat duduk buat orang yang membutuhkan….

MERDEKAAAAAAAAA!

Kadang saya suka ambil kereta yang jam 10.53 PM pemberangkatan dari Stasiun Sudirman, itu pun tak jarang pake embel-embel saya naik kereta balik ke Stasiun Tanah Abang ataupun Stasiun Duri.

Hmmmm, saya tau nih, nggak semua blog reader saya, pernah ngerasain naik commuter line Jabodetabek. Jadiiiii, kalau misalnya saya pulang kantor, langsung naik kereta, dengan asumsi tidak ada kejadian aneh-aneh, semacam, tanah longsor, rel patah, sinyal kereta kena petir, masinis kebelet pipis, tas ibu-ibu keganjel pintu otomatis atau apapun itu, waktu tempuh dari Stasiun Sudirman sampai ke Stasiun Cilebut adalah sekitar 50 menit.

Tapiiiiii, dengan kemungkinan super kecil untuk dapat tempat duduk, kecuali saya pura-pura hamil, bisa dipastikan saya bakal berdiri. Oooouch, berdiri pas upacara bendera setiap Senin aja udah jadi momok yang mengkhawatirkan buat saya, apalagi berdiri setiap hari Senin-Jumat sambil ngeliatin mbak-mbak makan siomay pake sambel cabe banyak yang baunya ke mana-mana itu!?

Singkat kata, saya pulang on time. Saya bakal beridiri 50 menit.

Naaaah, ada nih cara lain, biar hidup sehat saya lebih berwarna. Naik kereta balik.

Dari Stasiun Sudirman saya naik kereta terlebih dahulu ke Stasiun Tanah Abang atau Duri. Dua stasiun setelah stasiun Sudirman yang berlawanan arah ke Stasiun Bogor. Dengan harapaaaaaan, jumlah penumpang di kedua stasiun itu tidak membludak seperti di Stasiun Sudirman. Jadi, saya punya kesempatan duduk lebih besar and it works often!

Cuma ya kudu, sabar-sabar aja. Dari Stasiun Sudirman ke Stasiun Tanah Abang atau Duri itu makan waktu sekitar 10-20 menit. Belum dari Stasiun Duri/Tanah Abang balik lagi ke Stasiun Bogor, ya setidaknya butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai Stasiun Cilebut.

Shortly, 2 hours at the commuter tapi duduk cantik.

50 menit bediri vs 120 menit duduk

Well, you can't have everything at once. Untuk saat ini saya sih lebih milih yang kedua. Makanya biarpun jam tidur saya di rumah terlihat minim, semuanya terbalaskan dengan jam tidur di atas kereta. Mungkin saya cuma tidur 3-4 jam di atas tempat tidur, tapi ditambah 2 jam di atas kursi kereta, yaaaa termasuk jam tidur orang normal juga kan ya???

Walaupun tidur di atas kereta mah kudu tetap terjaga kecantikannya. Ya malu aja gitu kalau ketauan lagi tidur terus mulutnya ngaga apalagi sampe ngelindur…

Untuk menghindari hal tersebut, ditemukanlah sebuah teknologi canggih! JENG! JENG!






Masker!

Yup! 87,6 % para commuter menggunakan masker bukan dikarenakan sedang terkena penyakit yang bisa menular lewat mulut, tapi lebih kepada takut ketauan pas lagi tidur mulut mereka kebuka secara brutal T^T

Dan ini jadi ajang kreativitas tersendiri bagi para wirausaha di Indonesia untuk menjual masker dalam bentuk yang unik. Dari yang standar warna hijau rumah sakit sampai bergambar hello kitty atau motif brand kenamaan ala Fendi, bisa kamu dapatkan dengan harga 5000-15,000 an di emperan Stasiun.




#SKSC: My Top 6 Playlist

Tidur jam 1 malem, bangun jam 4 pagi, dilanjut naik kereta penuh jam 6 pagi. Kira-kira begitulah jadwal saya selama weekdays akhir-akhir ini.

Capek?

"Pasti."

Tapiiii, udah nggak jaman ya, udah mau tahun 2015 gini masih ngeluh sama keadaan. Ini nih saat yang tepat buat banyak-banyak bersyukur sama apa yang udah Tuhan kasih. Bener banget tuh kalau ada yang bilang kalau kesehatan itu adalah rahmat Tuhan yang paling berasaaaaaa banget, nget, nget nikmatnya.

Nah, saya ngerasa saya sehat itu kalau udah naik kereta yang jam 6 pagi itu. Di mana keadaan badan yang masih lemah, letih, lesu, sambil menggigil kedinginan gara-gara mandi air dingin di pagi hari, tapi masih kaut berdiri sambil nyinyirin pria muda yang duduk sambil pelukan erat tak mau lepas sama pacarnya. "Ngggg, kayanya sih tempat duduk situ jauuuuh terlihat lebih menggoda ya, daripada pacarnya…" T^T

Saya melengkapi rasa sehat yang ada ini juga, dengan beberapa lagu yang bisa bikin hati sedikit ajojing, kepala goyang ke kanan dan ke kiri,  di dalem gerbong yang penuh itu….



1. The Strokes - Last Night







Salah satu cinta pertama saya, si vokalis, Julian Casablancas, sebelum saya mengenal G Dragon, Lee Min Ho, Woo Young oppa, Young Jae, Ji Young…..Subhanallah, you named it, I got it lah…Lagu The Strokes yang satu ini, merupakan alarm saya buat shalat malam, ahahaha!

Agak ironi emang ya, harusnya mah shalat malam teh atas kesadaran sendiri, tapi ini mah atas keserak-serak-basah-nya suara Kang Julian. Abisan lagunya bisa bikin saya bangun banget sih, sama tuh kalau lagi di kereta, kalau udah mulai ngantuk, tinggal klik lagu ini dari play list, langsung on teruuuus...


2. B.O.B feat Rivers Cuomo - Magic







80% suka sama lagu ini gara-gara Rivers Cuomo, sang pujaan hati, nyanyi di sini. Satu-satunya lulusan Harvard yang saya akui keren, ya cuma beliau ini! Sowreeeeeh Obamaaa…

Awalnya sih saya nggak terlalu suka sama lagu ini. It's not into-it-song. Tipikal lagu yang bakal saya dengerin selewat di radio tanpa perlu nge-download ilegal terus dimasukin playlist di dalam i tunes.

Sampaaaaai, suatu hariiii, di tengah kerumuman para commuter Cilebut yang berebut masuk kereta jurusan Sudirman jam 6 pagi, dan nggak sengaja salah satu radio kenamaan ibu kota muter lagu ini, beuuuuu, langsung berasa kaya dapet energi tambahan gitu buat ngedorong para orang yang udah antri di depan saya buat masuk gerbong. Fixed! Nih lagu kudu masuk ke playlist naik kereta pagi-pagi!



2. The Beatles - I'm happy just to dance with you







Nggak pernah ada salahnya buat nyelipin any The Beatles song di setiap play list yang kamu punya. Dari play list sakit hati, play list baru dimarahin boss, play list abis digodain mamang tukang jual bala-bala, play list malu lagi ngupil di depan cowok ganteng, play list punggung gatel tapi tangan nggak nyampe buat ngegaruk, sampe play list pengen ngatain situ-cacingan ke bapak-bapak yang suka ngedipin matanya di dalem kereta.

Dan lagu The Beatles yang satu ini, selalu jadi lagu wajib saya nunggu kereta di Stasiun Cilebut. Apalagi kalau tau keretanya telat dateng, biasanya kalau liat petugas stasiun langsung pengen ngajak smack down, tapi pas abis dengerin lagu ini, jadi pengen ngajak nari si petugasnya….Buat Mbak Dewi, salah satu petugas di Stasiun Cilebut, maaf ya kalau sering saya jutekin kalau nanya jadwal kereta telat, hehehehe.



3. Coldplay - Every Teardrop is A Waterfall







Naaaaah kalau ini sih, band favorite sepanjang masa….Dari 'yellow' sampai 'miracle', ada di play list. Cuma entah kenapa selama bulan Desember ini, lagi ketagihan dengerin suara Chris Martin nyanyiin lagu ini! Sebenernya sih saya lebih suka sama A Sky Full Of Stars, tapiiii suka sedih euy kalau keinget lagu itu dibuat dari Chris Martin buat Gweneth Paltrow, ooouch…Masih nggak tega euy tau kenyataan mereka cerai T^T



4. Zeke and The Popo - Mighty Love







Ke mana ya band yang satu ini??? Waktu masih ngecengin senior yang jago main gitar dan basket, kayanya lagu ini wajib banget diputer. Tapi, sekarang mah walaupun sang senior udah digossipin gay, saya masih suka sama lagu ini. Lagunya asik buat ngetawain cowok-cowok kemayu yang tiba-tiba ganas kalau lagi berebut tempat duduk.



5. Homogenic - Untukmu, Duniaku







Satu-satunya lagu yang saya selipin di play list berangkat dan pulang pas naik commuter line. Jadiiii, kalau pulang pun, saya punya set list tersendiri, yang jauuuuuuuuuuh berbeda dari lagu-lagu yang biasa saya putar ketika berangkat kerja.

Lagu pas pulang mah, lagu-lagu yang beneran saya banget ituuu, dari  Mocca sampai Kings of Convenience. Di sela-sela lagu yang kebanyakan lebih menonjolkan petikan gitar akustik kosong itu, lagu Homogenic yang satu ini, terselip di sana.



6. GD feat Taeyang - Good Boy







Once you kpop, you'll never stop!

Sedihapus-hapusnya lagu di playlist saya, pasti selalu ada lagu Korea baru yang nyempil di situ. Sekarang giliran lagunya G Dragon sama Taeyang. Sebenernya sih saya nggak suka-suka amat sama lagu ini, tapi pas liat dance practice nyaaaaah…..Waduuuuuh zumba, shbam, liwaaaaaat…..Ya tapi gitu deh, palingan bulan depan, udah saya hapus nih lagu, diganti sama lagu korea lainnyaaaaah, ahahahahahah!



These are my top 6! How about you guys?

#SKSC: May God bless all the commuters!

Hari Jumat lalu, saya pulang jam 12 malam dari Stasiun Sudirman. 

Wiiiiiw?

Nggak takut?

"Hmmmm, mungkin malah orang lain, yang liat ada anak kecil lari sambil loncat-loncatan tengah malem nyebrang kali, mereka malah yang ketakutan…."

Nggak ada penjahat?

"Saya sih percaya, selama kita tidak mengundang, kita tidak akan mengandung…."

Ngapain sih sampe pulang jam segitu?

"Kerja…..Eh salah….Belajar….Tapi dibayar, kekekeke!"

Emang masih ada kereta jam segitu?

"Percayalah apa yang dikatakan oleh Rudi…"

Rudi??? Siapa itu Rudi???

"Rudi itu salah satu petugas Stasiun Sudirman yang paling update infonya tentang jadwal kereta, meanwhile petugas lain cuma bisa geleng-geleng kepala kalau saya tanya, kereta yang bakal saya naikin udah sampe mana….Thanks Bang Rud!"

Tak disangka, tak dinyana, dengan asumsi saya, yang kalau pulang jam 12 malem itu kereta bakal ga sepenuh jam pulang kantor para pekerja ibu kota, saya menaiki kereta dengan bermuram durja.

Why?

"Keretanyaaa penuuuuuh!"






Penuh sama orang? Atau sama mahluk astral???

"Ngggg, nggak yakin juga sih….Tapi kayanya nggak ada ya mahluk halus yang tidur sambil nganga mulutnya?"

Saya sempet ngoceh dalem hati, pas tau nggak bakal dapet tempat duduk. Tapiiii, something was twisting on my mind. 

Gimana kalau hobby saya yang nomor satu ini, diubah sedikit sudut pandangnya??? Gimana kalau ngomel nggak dapet tempat duduknya, saya ganti jadi ngomel penuh rasa syukur, kalau saya masih dikasih kekuatan sama Tuhan buat nggak kena penyakit asam urat atau apapun itu, sehingga masih bisa tegak berdiri di atas gerbong kereta ini.

Well, ini nih salah satu hal yang bikin saya ketagihan naik commuter line Jabodetabek, dengan seluruh permasalahannya, tapi Tuhan selalu ngasih contoh nyata di depan mata, untuk lebih bersyukur kepadaNya.

God bless seluruh penumpang commuter line yang masih kuat berdiri di atas jam 12 malam \m/










Quote of Dec 21st, 2014




"Jalan jalan keluar negeri nggak lantas membuat derajat elo naik. Jalan jalan ke dalam negeri nggak lantas menjadikan elo nasionalis sejati... Elo cuma beruntung beroleh kesempatan untuk berkunjung dan belajar banyak hal dari setiap perjalanan itu. Jadi yang harus dibanggakan itu HASIL PEMBELAJARAN nya, bukan udah kemana ajanya…"

-Hendra Fu, 30 something…something wrong, partner in ngemil risol mayonese-


Sumber foto: Koleksi pribadi Hendra Fu di https://www.facebook.com/photo.phpfbid=655955157856996&set=a.645087748943737.1073741854.100003275535070&type=1&theater