Kamis, 31 Maret 2016

Jajakut!

Jajakut????

Yup, alias jalan-jalan ke Jakarta Utara….

Heihoooo, sekarang saya lagi ada di sebuah hotel di kawasan Ancol nih….

Ngapain seorang Yang Mulia Teteh Viera ke daerah Jakarta Utara???

Lagi boring nih, lagi kepengen ngasih makan lumba-lumba di sekitaran sini…..

Sebagai penduduk Kabupaten Bogor yang yang nge hits, saya cuma biasa maen ke mal di daerah Jakarta Selatan atau Pusat, huhuhuhu…..Soalnya ya kalau maen ke selain dua wilayah Jakarta yang saya sebutkan sebelumnya, saya suka nyasar T^T

Lah, kalau tersesat di Jakarta Selatan, paling banter nyasarnya ke daerah Depok atawa Bogor, masih daerah kekuasaan saya lah itu. Atau, kalau ilang di Jakarta Pusat, menurut warga kota sejuta angkot, transportasi umum di daerah Pusat itu punya banyak pilihan, inshAllah masih bisa pulang ke Bogor dengan selamat.

Lah nyasar di Jakarta Utara, udah unreachable nih, bisa-bisa sampe Tanjung Priok, disangka intel kasus PELINDO nanti, hehehehehe…..

Eh balik lagi ke cerita, pada awalnya saya mengira kalau daerah ibu kota bagian utara itu 'dikuasai' oleh etnis Tionghoa. Hal ini dibuktikan dengan letaknya yang berdekatan dengan banyak pusat perbelanjaan dari gadget, yang agak identik dengan kaum Chinese.

Tapi, di hotel yang saya tempati sekarang, kebanyakan tamu yang datang dari kawasan Timur Tengah. Hmmm, mungkin emang lagi waktu liburan masyarakat Teluk ya? Tapi, menurut Mita, temen saya yang pakar dunia per-bule-an, daerah Jakarta Utara itu terkenal dengan kawasan disko-asik-asik-ulala-nya, yang menjadi daya tarik tersendiri buat daerah tujuan wisata para pria bertubuh kekar ini.

Berasa kaya lagi umroh gini, cuma kalau di Arab Saudi mah, pas buka tirai teh langsung disapa sama pemandangan Kabah, kalau di sini mah, pas buka gorden…..







Pemandangan kaya gini yang saya terima T^T

Bai de wei, saya mau share sedikit cerita mengenai pengalaman saya dengan sesama tamu hotel namun berhidung jauh lebih mancung dari saya ini….Jadi, tadi saya sempat terjebak di lift bersama dua orang pria asal Arabic.

Yang Mulia Teteh Viera merasa ketakutan?

Nggak tuh, saya sih yakin 200% dengan badan saya yang kuntet kaya gini, daripada dijadiin istri muda, mereka lebih tertarik buat adopsi saya jadi anak T^T

Sambil membuang waktu, mereka mengajak saya ngobrol. Awalnya mereka menanyakan apakah saya tamu hotel sini atau bukan, dateng ke hotel ini dalam rangka apa, dan yang terakhir….."are you coming from Jakarta or Puncak?"

Beuuuuuuuuuu!!!!!!

"Do you know Puncak?" Tanya mereka.

"We will go to Puncak…" Lanjut mereka lagi.

Puncak Pas? Puncak Asmara? Menuju Puncak….Gemilang Cahayaaa~

Eh buat temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa) yang kurang ngerti apa korelasinya antara Puncak sama Arab, silahkan googling sendiri ya T^T saran saya, bisa masukin keyword: 'Arab di Puncak' dan taraaaaaaaa???

………….. (isilah titik-titik di bawah ini)

Rabu, 30 Maret 2016

First time

"Jadi, kita?"

Suara gemericik air hujan menemani untaian kalimat tersebut.

Dinding ruangan kedai kopi kecil berwarna putih yang dihiasi beberapa tulisan kutipan penyemangat dari orang-orang terkenal di dalam bingkai besi berwarna coklat muda.

Dua tanganku mulai memutar-mutar tanpa arah gelas berisi teh yang kian dingin.

Hembusan uap dari mulutnya menjadi jawaban tersendiri dari pertanyaanku barusan.

Lima belas menit berlalu dan tidak ada pergerakan berarti dari tubuhnya. Sesekali dia menyeruput american latte-nya. Terkadang kumainkan sendok kecil yang ada di pinggir gelas keramik berwarna hijau itu. Aku yakin rasa latte-nya semakin pahit, sedangkan rasa teh ku semakin hambar.

Beberapa pelayan terlihat hilir mudik di hadapan kami. Beberapa pengunjung kedai itu mulai berdatangan. Terdengar suara kamera dari telepon seluler mereka. Interior kedai kopi itu memang menjadi sasaran empuk media sosial para anak anak muda di Ibu Kota.

"Kamu…."

Akhirnya dia buka suara. Kutenggakan kepalaku yang sedari tadi dalam posisi setengah menunduk. Kedua mataku melihatnya dengan tatapan kosong.

Peristiwa itu sudah beralangsung terlalu lama. Rasa amarah bercampur kecewa sudah ada di dalam benaknya. Ketidakpedulianku terhadap apa yang terjadi. Kelelahan berlebihan yang dialaminya. Namun, anehnya rasa sedih itu tidak muncul sama sekali.

Mati rasa.

"Ya?" Tanyaku.

Jari telunjuknya mengarah padaku. Kusempat mengintip bahwa kedua kakinya digerakan pelan berkali-berkali, pertanda dia tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Sudah cukup lama aku mengenal kebiasaannya yang satu ini.

Mulutnya terbuka lebar, tampak seperti ingin meneriakan sesuatu. Mataku mendelik tajam. Dia dekatkan jari telunjuknya ke tubuhku.

Sekelibat, rasa sakit itu muncul kembali. Derasnya suara hujan mengaburkan ucapan yang keluar dari mulutnya. Mulutku tersenyum sinis.

Terdengar kata mimpi dan ego dia ucapkan secara bersamaan. Dia memalingkan mukanya. Kupejamkan mata ini secara perlakan.

"Nggak ada yang salah dari orang punya mimpi…" Kataku.

"Nggak ada yang salah dari orang punya ego…" Ujarnya.

Aku memanggil pelayan, memberikan dua lembar uang seratus ribuan.

"Mbak, ambil kembaliannya…." Aku beranjak dari kursi kayu tempat kami duduk selama ini di pojokan kedai kopi itu.

Aku terdiam sebentar dan mengarahkan jari telunjuk ke arahnya, "kamu? Ambil egonya…"



****



Kyaaaaaaaa…..Finally I'm bacccccccck!!! Feels like it's just the first time nulls di blog ini :( Deg-deg-an  takut ada yang baca dan ngerasa kesindir atau malah deg-deg-ser nggak ada yang baca sama sekali, hehehehe...

Gimana kabar temen-temen semuanyaaaa???? Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Lagi sering banyak berita bom bunuh diri di mana-mana nih. Uuurgh, emang bener ya apa yang ada di kitab suci, yang akan menghancurkan peradaban sebuah bangsa itu ya manusianya sendiri T^T

Ah sudahlah, peradaban boleh hancur, tapi perilaku baik dan optimis mah jangan ya…Atuh, buat apa kita dikasih hati sama Tuhan, kalau cuma buat dihancurkan para mantan, azeeeeeek~

By the way, akhir-akhir ini lagi kesengsem sama lagu 'First Time'-nya Day6, sebuah boiben Korea. Sekiranya lagunya kaya gini:







Uo-oh, nggak typical lagu boiben Korea yang jijingkrakan ke sana ke mari yaaah???

Terus pas ngulik-ngulik liriknya, di bagian refrain; "For the first time, I go having a different dream, I say goodbye to you, these words will be the last…."

Ulalala, langsung kepikiran buat cerita ini, kyaaaaa~ Kenapa ya saya teh kalau buat cerpen suka yang sedih-sedih melulu???? Nanti mah harus dengerin lagunya Justin Bieber kali ya??? Biar bisa buat cerita yang lebih hepi.

Oke deh, tunggu tulisan-tulisan berikutnya ya guys ;)