Rabu, 07 Desember 2016

#PenjarakanSupirAngkotYangSukaNgetemSeenaknya

Dengan beredarnya beberapa aksi massa di ibu kota, sebenernya sih saya nggak terlalu peduli, lha wong saya pemegang KTP Bogor. Mau bersuara segimana rupapun, mau ngasih hestek #bebaskanAhok dan #penjarakanAhok ataukan #bebaskanHatiku kemudian #PenjarakanHatinya, dilanjutkan #JadianYuk, saya tetep nggak punya hak pilih di kota tersebut.

Melihat berita politik pun hanya saya lakukan di sela-sela kegiatan saya menonton film-film lawas bioskop Indonesia dengan resolusi HD di channel FLIK atau curi-curi pandang selama beberapa jam atas foto-foto candid para ertong tersohor di akun instagram @lambe_turah dengan caption nggak kalah provokatornya sama judul berita di website islamnkri.com yang sekarang udah kena banned sama pemerintah.

Sebagai pengguna commuter line, masalah ngetemnya supir angkot di depan Stasiun Cilebut yang suka berasa jalan punya engkongnya, tampak terlihat lebih menarik perhatian saya daripada masalah penistaan agama.

Meeen, lebar jalan utama di depan Stasiun Cilebut itu cuma cukup oleh dua mobil dengan arah yang berlawanan, plus satu motor yang spionnya suka nyerempet sana-sini, terus nih supir angkot malah marah aja gitu kalau disuruh jalan, soalnya mobil di belakangnya udah ngantri panjang banget.

Oke, teman-teman yang ikutan aksi-aksi di ibu kota beberapa hari kemarin itu kan punya hak untuk mengeluarkan opini ya? Saya juga boleh atulah T^T

Kalau misalnya bapak Ahok dituduh melakukan penistaan agama. Saya akan menuduh kalau para supir angkot di sekitaran Stasiun Cilebut yang suka balik marah-marah kalau di-klaksonin kendaraan di belakangnya gara-gara ngetem kelamaan, melakuakn penistaan hak…..Hak sepatu saya!

Iyah! Hak sepatu saya!

Harusnya kan saya bisa turun dari motor dengan gaya yang syantiiiik pakai sepatu kesayangan yang punya hak 15 cm itu, tepat di depan Stasiun Cilebut. Saya tinggal melangkah sektiar 5-10 langkah saja dan voila, aya sudah berada di depan gerbang Stasiun Cilebut.

Ini gara-gara supir angkot yang melakukan penistaan, saya jadi harus turun sekitar 50 meter dari depan Gerbang Stasiun Cilebut dan saya pun gagal tampil syantiiik di depan para driver ojek pangkalan yang suka tiba-tiba berhati sensitif kalau ada supir ojek online lewat.