Senin, 30 Mei 2016

Ssupp buddy from Hendra in Australia

Beberapa waktu yang lalu, saya ketemu sama my old partner in crime di peluncuran buku karya dia tentang jalan-jalan keliling ASEAN.

Kenalin, namanya Hendra, saya biasa panggil dia Hendrot. Buat yang mikir kalau Hendrot adalah singkatan dari Hendra Gembrot, kalian salah besar! Saya sudah memanggil nama itu, ketika badan Hendra masih ideal,  jauuuuuuuuh sebelum badannya sebesar sekarang. Emang ya nama panggilan itu sebagian daripada doa T^T

Buku yang berjudul 'ASEAN Escape' merupakan kumpulan traveling story seorang Hendra selama berkeliling ASEAN beberapa waktu yang lalu, yang bisa temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) baca juga di blog beliau: http://letsescape.me 









Pertama kali ketemu Hendra, ketika saya kuliah di sebuah universitas di kawasan Salemba. Dia teman sekelas saya di kelas Kajian Wilayah Eropa. Dulu kami bercita-cita ingin jalan-jalan ke Eropa dan alhamdulillah a couple years ago, cita-cita kami terwujud dengan caranya masing-masing. Saya pake program beasiswa, beliau pake program backpacker sambil nulis buku.

Buat kalian yang baru baru pengen jalan-jalan keliling ASEAN murah meriah, saya highly recommended banget bukunya Hendra. Gaya bahasa dan cara memaparkan penulisannya mudah banget dimengerti ditambah detail harga dan tempat-tempat yang wajib dikunjungi.


***


Viera fabulous nan gorgeous (V): "Heeeeen, apa kabar?"
Hendrooot (H): "Baik banget Viera…"







V: "First of all, kenapa milih Ostralih? While some people attend to go to Europe right now?"
H: "Karena that's the only country yang ngebolehin orang Indonesia untuk ambil program work and holiday. Selain itu…Udah nyerah cari cara buat stay di Eropa, karena gagal mulu ngejer beasiswa, hahaha….."







V: "Hoooo….Sekarang di Ostralih di bagian mana?"
H: "Rencananya, bakal tinggal setengah tahun pertama di Sydney. Saya tinggal di salah satu suburb yang cukup tenang, bernama Arncliffe, 20 menit naik kereta dari city. Ibarat kata, Arncliffe itu semacam Serpong-nya Jakarta, hihihihi…."







V: "Emang rencananya bakal tinggal berapa lama di Ostralih?"
H: "Saya bakalan stay satu tahun…..Rencananya…."







V: "Ok, dan enam bulan berikutnya bakal tinggal di?"
H: "Lagi dipikirin, either di Perth atau di Darwin. Lagi menentukan kota mana yang income-nya bagus dan bisa sekalian outback ke taman nasional yang kece-kece…."







V: "Nggg….Outback?"
H: "Apa ya bahasa Indonesianya??? Bertualang ke alam liar gitu, jalan ke pinggiran Aussy yang masih wild."







V: "Wiiiih, sekarang udah berapa lama tinggal di Ostralih?"
H: "Ini mau masuk bulan ke tiga."







V: "Udah dapet apa aja di sana?"
H: "Dapet apa aja ya??? Duit udah pasti, hahaha. Terus, mungkin dapet pengalaman 'disiksa' kerja rodi ya…..Ritme kerja bule dan kita kan beda banget. Jadi, awalnya agak shock. Tapi, lama lama ya terbiasa, lebih belajar efisiensi waktu saat kerja."








V: "Emang diapain aja Hen di sana?"
H: "Duh panjang ceritanya, hahahaha! Pokoknya tuh semacam kerjaan dua-tiga orang dikerjain sendirian. Pernah, nyuci piring tujuh jam nggak berhenti-berhenti. Atau naik turun tangga bawa 20kg karung seprai sama handuk hotel, hahahaha…."







V: "Kyaaaaa, pulang ke Indo langsung keker ya????? Gue manggil lu Henkar, Hendra Kekar!
H: "Ini udah turun 10kg lho! Dua bulan aja! Dulu pake celana ukuran 38, sekarang pake 36, kedodoran….."








V: "By the way, kalau misalnya gue nyebutin kata Sydney, tiga kata yang terlintas di otak pertama kali apa?"
H: "Teratur, megapolitan, yet natural. Kenapa? Walau kota besar dan megah ini, semuanya serba teratur dan terikat macam-macam regulasi, tapi kita masih bisa dengan gampang menjumpai habitat-habita ketjeh, seperti burung-burung camar di tepian dermaga dan burung-burung warna-warni di setiap pepohonan. Kalau beruntung, bisa nemu ular atau bahkan buaya di selokan, hahahahaha! Jarang kan nemu binatang-binatang lucu ini di ibukota negara yang modern???"







V: "Anjiiiiir! Buaya di solokaaaaaan! Meeeen, di Jakarta mah di solokan adanya kulit kabel!"
H: "Iya, hahahahaha, temen gue pernah liat ada moncong buaya keluar dari celah paritan. Kampret banget!"







V: "Heeeeeen, nggak jadi ke Ostralih ah kalau kaya gini ceritanya…."
H: "Hahahahaha, jarang kok buaya kalau di kota besar. Kalau di Darwin, nah banyaaak…."







V: "Itu buaya Ostrali sodaraan sama buaya di Kebon Binatang Surabaya nggak ya??? Kayanya mereka bakal balas dendam….'Dulu sodara gue disiksa di Surabaya, sekarang saatnya pembalasan! Okay, next question, Selama di Sydney ada pengalaman tak terlupakan nggak?"
H: "Hmmmm, let me think…..Oh! Pas awal kerja, kan gue dapet kerjaan sehari 10 jam, kerja di resto sushi. Karena itu pertama kalinya kerja rodi, jadi setiap malem, pulang ke rumah, badan rontok banget. Kaki nyut-nyut-an dan selalu rendam air hangat. Sebelum tidur selalu dipastikan sekujur kaki udah ditempel 3-4 lembar koyo, saking pegal dan sakitnya. Setiap kelar kerja, selalu mikir, kerja kok ngoyo amat ya? Makanya, abis terima gaji, langsung berhenti dan nyari kerjaan yang lebih manusiawi dan jam kerjanya lebih sedikit, hahahaha!"








V: "Hoooo, dan sekarang lo kerja di?"
H: "Sekarang kerja di restoran bule gitu, nyuci piring, hahahaha. Ada yang sehari, empat jam, ada yang sehari, tujuh jam. Yang penting, nggak ngoyo lagi, kaya yang pertama dulu, hahahaha!"







V: "Eh, jadi pas pertama kali ke Ostralih tuh, lo belum tau bakal kerja di mana?"
H: "Belom sama sekali. Karena di sini, sistemnya tinggal dateng ke toko, bawa resume atau apply online dari salah satu situs terkenal di Aussie…."








V: "Waaaaaah, challenging pisan ya??? Berarti, ada kemungkinan pas lo sampe sana, lo nggak langsung kerja gitu dong?"
H: "Kemarin sih untungnya, dua hari nyampe, langsung dapet kerja. Rezeki anak soleh, tapi ya gitu….Kerja rodi, ahahahaha!"







V: "Oh gitu. Eh, selama lo di Sydney pernah ke mana aja?"
H: "Standard aja sih. Ke pantai-pantai kece, kaya Bondi, Manlu, sama Cronulla. Terus ke Opera House, ke Newton (semacam suburb yang banyak penginggalan bangunan 1900-an)."







V: "Wiiiih, sekarang jadi Hendra Kekar si Penjaga Pantai….Udah mulai ngerasa kangen sama Indonesia nggak Hen?"
H: "Wiiiiih, bulan pertama aja udah kangen banget. Suka homsik dan kangen masakan Indonesia….."







V: "Ini ya, dari pengalaman pertama kali gue mulai wawancara temen-temen gue yang lagi bertualan di luar Indo, pasti deh satu hal yang paling dikangenin dari Indonesia, ya makanannnya…."
H: "Kayanya not the place to be nih di sini…."







V: "Why Hen? Kayanya Ostralih tampak kece tuh for living…."
H: "Nggak tau sih, belom dapet swag-nya aja, hahahahaha. Taun lalu, gue kemari juga nggak kepengen stay for good di sini. Mungkin nggak ada jodoh atau gimana, hahahaha. Yang jelas kaya, I dont feel like living here for longer. Beda sama beberapa negara atau kota lain yang pernah gue kunjungi, ada yangpengen bisa stay lebih lama. Kerja di sini sih tampak terdengar kece, but wait until you experience it, ahahahaha."







V: "Kota apa yang pengen buat lo stay any longer Hen?"
H: "Bangkok! Hahahaha! Good food, good ambience, gue suka banger. Terus, pengen juga stay di Roma, nggak tau kenapa, rasanya Rome and its classic ambience blows my mind away…"







V: "Let's go to Rome for another trip ya! Somehow, gue jadi kangen sama kota yang satu itu…Hehehe.
H: "Gue, Juli besok balik ke Rome sama keluarga, ahahaha. Kangen ngeteh cantik di depan Pantheon, wkwkwkwkw…."







V: "Dari seluruh jenis makanan Indonesia yang lo kangenin, yang paling super duper lo kangenin apa Hen?"
H: "Gue kangen siomai sama bakso, hiiiks. Notning compares to these delicacy T_T"







V: "Dulu waktu gue stay di Italia, gue pernah mimpi dengerin suara tok-tok abang tukang bakso, pas bangun, langsung buka jendela gitu, dan langsung disapa sama salju. Lah kali, ada abang tukang bakso lewat pas salju????"
H: "Wkwkwkwkwkw, gue juga kadang suka ngarep lagi jalan di trotoar ada tukang siomay mangkal, ahahaha!"







V: "Eh Hen, jadi kapan lo berencana balik ke Indonesia?"
H: "Gue mau balik bentar bulan Mei besok. Mau ngurus proyek kedua yang hampir kelar, terus mau siap liburan bareng keluarga, hihihihi. Abis itu Agustus balik Aussy lagi deh….Ngebabu lagi…."







V: "Aaaah, what a life! Eh Hen, dari sejibun tempt yang pengen lo datengin, ada nggak kota yang bikin penasaran banget?"
H: "Hidup itu kudu dinikmati Pe…Buruan resign. Terus keliling dunia setaun! Gue pengen banget ke Rio de Janeiro, mau nonton karnaval sama mau napak tilas film Rio-nya Anry Bird, hahahaha. Gue juga pengen banget ke Nagomo Karabakh, the unrecognized city. Nggak tau, somehow I found the name is so sexy, ahahaha. Kalau di Indo, gue pengen banget balik lagi ke Flores, it's my second home banget, kangen sama kearifan lokal dan alamnya…"







V: "Ahahahaha, tapi abis resign terus apply kerja lagi, dan begitu seterusnya. Harus bersuhu sama lo nih Hen…."
H: "Hahahaha, ijazah lo bagus. Track kerja lo juga ok. Mana tau, abis ini lo minat stay di sini dan kerja di sini kan lebih kece. Income lebih kenceng ketimbang di Indo."







V: "Eh, bentar-bentar, Karabakh itu di mana ya?"
H: "Karabakh itu di Ajerbizan. Kayanya, pas kuliah pernah disebut-sebut deh…"







V: "Eh Hen, ada do and dont's yang bisa lo share kalau misalnya ada orang yang mau pergi ke Aussie?"
H: "Do and donts' sebagai turis yaaah….Do, cari kenalan, stay di Sydney itu muwahal hotel atau hostelnya. Minimal bisa hemat ongkos penginapan kalau numpang. Soal makan mah, bisa masak sendiri, hihihi. Donts, nggak usah kelamaan di Sydney. It's just like another big capital, tiga atau empat hari aja udah lebih dari cukup. Aussie punya banyak spot-spot nature yang super kece lainnya, hehehe."






V: "Kalau yang untuk orang-orang yang mau long stay?"
H: "Do, alert sama semua regulasi. Australia itu full of rules, untuk tiny little thing banyak banger aturan dan papan peringatannya. Don't, jangan takut kelimpungan cari makanan yang pas selera kita, hihihi. Bumbu-bumbu Asia, terutama Indonesia, melimpah ruah di mari, bahkan kalau tempe sama kerupuk aja bisa ditemuin di sini, hihihi…."







V: "Hen, the most uncomfortable rules yang pernah lu hadepin di Ostralih apa?"
H: "Nyebrang! Hahahaha. Riweh banget, walaup jalan sepi kaya kuburan, tapi kalau lampu masih merah dan bermenit-menit ya nunggu aja gitu. Soalnya biasa ada CCTV. Terus juga, kalau biar dikata rumah tinggal nyebrang, kalau zebra cross-nya di ujung sono, ya kudu ke ujung sono. Malesin nggak sih?"






V: "Ahahahaha, beda ye sama nyebrang di Margonda, hajar aja gitu! Kalau ketabrak, dianggap takdir."
H: "Hahahaha, Margona biar dikate angkot berjejer juga tinggal angkat magic hand, pada berhenti, ngasih jalan. Macem tongkat Nabi Musa laut Merah."







V: "Oh iya Hen, selama di Aussie ada lagu yang menggambarkan lo banget nggak?"
H: "Ada banyak sebenernya. Soalnya, di tempat kerjaan selalu diputer radio top forty gitu. Tapi yang bener-bener ngebekas adalah 'Secret Love Song'-nya Little mix feat. Derulo. Karena gue emang suka banget sama ini lagu dan hafal. Gue selalu nyanyi sampe abis dan gara-gara itu temen-temen satu cafe selalu ngomong 'it's your song!' setiap kali lagunya diputer di radio atau di TV. Lagunya udah tercap 'Hendra's song' gara-gara itu. Jadi, begitu sampai di Indonesia, setiap denger lagu itu kebayang deh muka temen-temen yang selalu nyeletuk 'lagu elo tuh!' Hihihihi!"







V: "Eh Hen, last question nih, dari segala hal yang terjadi sama lo, sampe lo terdampar di beua Aborigin sekarang, hal apa yang paling lo syukurin banget?"
H: "Gue bersyukur passport gue masih ijo, hahahaha. Biar dikata, mau ngetrip sampe Afrika, kerja sampe Australia, elo nggak pernah bisa bohong kalau the best feeling adalah ketika lo teriak nyetopin mamang bakso di pinggir jalan atau ketika lo tinggal angkat tangan tiap mau nyebrang di mana aja, kapan aja. Sometimes, gue sangat kangen dengan ketidakaturan Indonesia, hahahaha!"



Sekiranya segitulah chit-chat saya sama Hendra dan dikit bocoran nih, sebentar lagi Hendra bakal ngeluarin buku keduanya, yang saya jamin ciamiiiiik banget. Buat yang penasaran sama gimana caranya dapetin cara holiday visa di Aussie, bisa juga langsung kunjungi blog-nya Hendroot ini.






Cant wait to see your next books Hen ;) Buku yang pertama udah out of stock aja nih T^T





Sumber foto: Dokumen pribadi Hendra

Sabtu, 28 Mei 2016

Quote of May 29th, 2016




"Dear Mantan, 

Aku udah kemana-mana. Kamu kok masih di situ-situ aja? #EdisiNgajakRibut#"



-Hendra, (sekitar) 30 tahun, traveling blogger : http://letsescape.me-




Minggu, 22 Mei 2016

The real demonstration

Kemarin sore saya being trapped di tengah-tengah demonstran di depan gedung KPK. Saya kaget sebingitz-bingitz-nya, lagi enak-enaknya bergossip bersama teman lama di sebuah mini market kekinian, eh tiba-tiba terlihat kepulan asap putih di sekitar 10 meter-an tempat kami nongkrong…

Nggak lama setelah itu, terdengar suara tembak-tembakan…

"Aku suka kamu!"

"Aku juga!"

"Nggak! Aku yang suka kamu!"

"Nggak! Aku yang suka!"

Dan begitulah seterusnya sampai Lee Min Ho naek kereta di Citayem.

Ngggg, bukan tembak-tembakan yang kaya gitu sih…..Ini mah literally suara pistol. Sebagai pecinta serial CSI dan penonton sejati Siap 86, bukannya takut, saya malah seneng liat situasi yang kaya begini. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para korban yang terluka di setiap acara huru-hara, tapi kayanya kayanya kebanyakan orang Indonesia udah males ya nonton drama Oom Ahmad Dhani yang cuma bisa menghujat di dunia maya….Estianti T^T Tapi, saya tetep maklumi beberapa kicauan ngawur Oom Ahmad Dhani, karena DNA super beliau lah, saya bisa liat para mahluk tampan si Al dan El berseliweran di tipi…

Al dan El aja nih yang disebut???

Ngggg, he-euh. Kayanya wajah Dul belum keliatan gantengnya nih…Mari kita liat beberapa tahun ke depan lagi, apakah Dul bisa meluluhkan hati teteh-teteh pulang kerja dari Ibu Kota terus naek kereta dengan tatapan hampa???? We'll see...

Oh iya, balk lagi ke cerita saya kejebak di dalam demonstrasi yang ternyata berawal dari kumpulan orang-orang yang merasa kurang puas atas kinerja bapak Ahok yang berunjuk rasa secara brutal di depan gedung KPK.

Hmmmm….Nggak ada yang salah sih yah sama punya rasa uneg-uneg yang pengen dikeluarin. Cuma, terkadang, saya teh suka mikir is there any method that we can use to express our opinions without damaging public facilities?

Meeeeeen, atulaaaaah udah 2016 masih aja tembak-tembakan…..Woooy, langsung ajak ke pelaminan kek???

By the way, saya nemuin sebuah video kece banger yang saya bayangin bakal jadi super duper brilliant kalau dilakukan sama orang-orang yang demo pengen nurunin Ahok, nurunin Jokowi….Hiiiiiish! Nurunin berat badan aja susah sist~







Resume dari video tersebut adalah, ketika para artist di Brazil tidak menyukai keputusan wakil presiden Brazil, Michael Temer, meleburkan kementrian kebudayaan yang tadinya berdiri sendiri, disatukan dengan kementrian pendidikan. Lalu apa yang mereka lakukan?

1. Pergi ke gedung pemerintah

2. Main orkestra di sana dibubuhi lirik nyindir pemerintahan

Terlepas dari setuju atau tidaknya saya dengan kemauan para demonstran, tapi cara yang mereka pilih itu lhooooooo yang buat saya setuju banget, walaupun keinginan mereka belum terlaksana, setidaknya they got people's attention ya? Bukannya itu serendah-rendahnya tujuan dari sebuah unjuk rasa dilakukan? Untuk mendapatkan sebuah perhatian.

Kalau menurut kalian gimana gengs? Apakah ada cara demonstrasi unik lainnya yang pengen dilakuin?








Rabu, 04 Mei 2016

Zdarsti from Ega in Bulgaria!

Meet Ega!






Well, nama panjangnya sih Endang Ghani Ashfiya, disingkat E.G.A.

Dipanggil Endang, katanya namanya kurang kekinian.

Disebut Ghani, nanti takut ketuker sama pemenang Asian Next Top Model Cycle 3 T^T

Kalau Ashfiya, kaya nama TK islam di sekitar kawasan ibu kota.

Jadi, mari kita panggil dia EGA.

Kenal sama seorang Ega, bener-bener such a blessed buat saya. Orangnya mah kecil kaya upil bison, tapi pengalaman hidupnya super duper guede banget. Terlalu banyak hal yang bisa saya pelajari dari pria kelahiran Singaparka ini. Wohoooo! Orang asik, pasti dari Tasik!

Emang sih setiap orang punya pengalaman hidup masing-masing, tapi Ega's one, saya bilang sangat menarik. Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari perjalanan Ega sampai berada di kawasan Eropa Timur saat ini.

Salah satu cerita yang paling bikin saya wanna slap my own face adalah sebuah kenyataan kalau keinginan Ega  untuk melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas sempat terjanggal cukup lama, dikarenakan ia lebih memilih uang yang dikumpulkan sebelumnya dipergunakan untuk membiayai adiknya bersekolah.

Sebagai anak tunggal, yang menggangap semua anggota boyband Korea kelahiran tahun 90-an sebagai adik, cerita ini cukup menyentuk hati kalbu saya yang lembut bagaikan jajanan manisan kapas koala. Anak 90-an mah dijamin tau makanan yang satu ini yah??? Di SD saya dulu harganya 500 rupiah per bungkus, kesukaan saya yang pink, yang rasa strawberry.

Alih-alih dihujani rasa iba, si Ega malah berjuang dan berhasil mendapatkan beasiswa pada program undergraduate di salah satu universitas di Jakarta. Satu hal yang saya sangat hormati dari si Ega ini adalah dia nggak sungkan cerita tentang masa lalu nya and how he has to survive until now dengan rasa penuh bangga.

Kadang nih ya, kalau saya lagi mewek kembang tengah malam gara-gara ditinggal kecengan, saya suka berkali-kali ngomong sama diri sendiri, "malu ateuuuuh sama si Ega…" tapi yang ada saya malah makin nangis gara-gara nggak kuat liat cahaya kekerenan di balik kepala si Ega.

Saya ini orang yang gampang banget iri hati ya, jadi kalau misalnya ada orang yang sukses, saya suka ngedumel sendiri, "kok bisa sih dia kaya gitu????"

Tapi, dengan segala yang didapatkan oleh si Ega ini sekarang, saya bener-bener nggak berani iri sama cowok yang satu ini. Perjuangan hidupnya terlalu sulit dilalui sama saya. Mulai dari kehilangan sosok ayah di usia yang masih muda sampai menjadi buruh kasar di pabrikan pinggiran ibu kota, wohooooo, he deserves what he has right now!

Asal tau aja, dengan pengalaman bahasa Inggris yang ketika itu sangat minim, si Ega udah bisa plesiran ke beberapa negara tanpa menggunakan biaya. Uh ooooh! Sebagai warga jalan Mitrabatik di Tasik, sangat bangga lah saya sama pria satu ini.

Di postingan ini, saya mau sedikit membagi semangat seorang Ega ke teman-teman PENgamat CeritA-cerita VIERa semuanya. Yuk kita simak what has he been up to?

Ketika banyak teman saya memilih kawasan Eropa Barat sebagai tujuan utama untuk menimba ilmu, sebagai salah satu penerima beasiswa Erasmus, si Ega malah nyasar di Bulgaria. He euh! Bulgaria, bukan Belgia~






Viera si wanita imut dari Cilebut (V): "Egaaaaaaaaa! Kumaha damang?????"
Ega si pria kece dari Singaparna (E): "Ya Allah, pertanyaan pertamanya basa basi bangeeet…Alhamdulillah, sehat, pangestu. Neng Viera, damang?"

V: "Uh oh, aku mah damang selalu….Langsung nih ya Ga, kenapa milih Bulgaria?"
E: "Oh, jadi gini….Kan beasiswa Erasmus itu terdiri dari beberapa project ya. Gue kan Erasmus+ Action 2 dari SmartLink Project. Kebetulan di project itu, hanya Burgas Free University yang menawarkan jurusan yang sesuai dengan jurusan kuliah gue di Jakarta, yaitu komunikasi. Jadinya, gua ke Bulgaria. Tapi, waktu itu juga mikirnya pengen nyobain aja hidup di negara yang orang-orang di Indonesia umumnya nggak pernah ke sana. Erasmus itu enaknya, kita nggak cuma belajar di kampus, tapi punya cukup waktu buat berinteraksi dengan masyarakat lokal."






V: "Sekarang tinggal di mana Ga?"
E: "Sekarang gue tinggal di Burgas. Sebuah kota di bagian timur Bulgaria, Black Sea Coast. Kota kecil dengan penduduk sekitar 300 ribu jiwa. Burgas ini kota terbesar ke empat di Bulgaria, setelah Sofia, Plovdiv, dan Varna."






V: "Hoooo, tampak seruuu kotanya…"
E: "Burgas ini kota summer, karena punya pantai, jadi cuma rame pas summer. Gua dateng ke sini pas Autumn dan itu kaya nggak ada orang. Jam 6 sore udah sepi. Nggak ada tukang nasi goreng apalagi tukang siomay lewat. Tapi, nanti pas summer katanya jalanan di mana-mana penuh, susah gerak, saking banyaknya turis. Di Burgas ini ada pantai Sunny Beach, yang jadi destinasi orang-orang Eropa dan Amerika buat liburan pas summer. Karena di sini murah sekali biaya hidupnya, dibandingkan dengan negara Eropa lainnya."




V: "Kang Ega udah berapa lama di Burgas?"
E: "Udah hampir enam bulan. Sampai di Burgas itu 2 Oktober 2015."






V: "Cieeee, happy half anniversary-an yaaaah…..sama dedaunan T^T"
E: "He euh sama dedaunan…Dedaunan yang belum juga tumbuh padahal ceunah udah spring?!"







V: "Eh Ga, kalau misalnya lo denger kata 'Bulgaria', tiga hal pertama yang muncul di otak lu apa?"
E: "Sebelum ke sini, gua pikir Bulgaria itu identik sama komunis, yoghurt, dan mirip-mirip Russia. Setelah tinggal di sini, tiga hal pertama yang pertama kali muncul adalah; kalau 'yes' geleng-geleng, kalau 'no' ngangguk-ngangguk, sama kenyataan kalau orang-orang Bulgaria itu baiiiiiiik sekali. Bulgaria nggak sekomunis dan tidak seburuk yang Anda pikirkan sodara-sodara."






V: "Hmmm, tunggu-tunggu, kenapa yoghurt? Di sana Cimory buka pabrik?"
E: "Karena eh karena…lo tau nama bakteri untuk yoghurt? Lactobacillius Bulgariacus…Hanya ditemukan di Bulgaria."






V: "Aaaaah, yang suka disebut-sebut di iklan Yakult????"
E: "Jadi, yoghurt yang original itu cuma dari Bulgaria. Makanya di Jepang, mereka import bakteri dari Bulgaria aja. Kata ilmuwannya sih gitu…."






V: "Berarti yoghurt di luar Bulgaria, bohong dong? Uuuurgh, aku kira hanya lelaki saja yang bisa membohongiku, ternyata perusahaan yoghurt juga bisa…."
E: "Bukan bohong sih, cuma tidak otentik aja bakterinya…"







V: "Okay, kata lu, orang Bulgaria itu baik banget, itu maksudnya apa ya? Lu pernah dikasih uang PP Burgas - Singaparna - Burgas sama orang Bulgaria?"
E: "Bukan, kalau ada yang kasih tiket Burgas- Singaparna- Burgas mah bukan baik lagi, langsung diangkat sodara. Mereka itu helpful. Gua sebagai orang asing di sini, nggak pernah ngerasa ketakutan. Pemilik apartment di sini rata-rata baik sekali. Mau nolong kalau kita ada masalah. Mau minta tambahan fasilitas, mereka kasih. Bukan pengalaman gua aja, tapi teman-teman internasional yang di sini juga ngalamin. Terus ya, mereka itu, meskipun yang nggak bisa bahasa inggris, kalau kita nanya, mau niat bantuin banget dengan kosa kata yang terbatas. Terus, kalau di restoran, waitress itu nggak ngarepin tips, bahkan pernah waktu itu lagi ada instalasi internet di apartment, biasanya kan kita kasih uang tips gitu ya, eh dia malah nolak. Apalagi di Burgas, angka kriminalitasnya sangat-sangat rendah…."







V: "Nggak ada acara 86 gitu atuh Ga?"
E: "Nggak ada…Euweuh kasusna."






V: "By the way Ga, ada pengalama tai terlupakan selama tinggal di Bulgaria?"
E: "Waaaah, banyak sih! Tapi yang paling seru, mungkin pas mengunjungi Shipka National Monument di pegunungan daerah Gabrovo. Itu tempatnya kereeeeeeen banget, meskipun naik gunungnya (walaupun pake tangga) capek sekali, tapi pas udah di atas itu kereeeeeeen. Ituuuu seruuuuuuu! Terus, setiap ikut festival hari-hari besar di sini seru juga, salah satunya Student's day. Di Indonesia nggak ada ya, di sini diperingati setiap tanggal 8 Desember. Acaranya sih biasa, makan-makan, party-party, ngumpul sampe pagi, tersu excursion ke tempat seru di sekitar Burgas. Tapi, ya seru aja, di sini student punya hari spesial."







V: "Wooot Ega partyyyy di sana???? While gua lagi berusaha meng-khatamkan quran di sini????"
E: "Party di sini itu artinya ngumpul-ngumpul aja di apartment siapa gitu, bukan ke club…."







V: "Iiih dikira ke club…."
E: "Club Tai Chi!"







V: "Tah eta! Eh Ga, apa aja yang udah lu dapetin dari Bulgaria selama ini?"
E: "Dapet ilmu baru karena di kampus ini gue sengaja ambil mata kuliah yang nggak diajarkan di jurusan komunikasi pada umumnya di Indonesia. Dapet, sahabat-sahabat bari, dengan beragam background, yang kadang bikin seru, bikin kesel, bikin males, tapi ujung-ujungnya ya mereka orang-orang terdekat selama ini. Dapet kesempatan untuk jadi orang lokal, itu seru sih! Kalau kita tinggal di paris atau Amsterdam gitu ya, dijamin deh nggak bakal berinteraksi sama penduduk lokal."







V: "Hooooo…"
E: "Tentang mata kuliah yang gua ambil, ada namanya democracy and human rights semester lalu. Si professor ini senior sekali. Keselnya, dis mengerti banger sama sejarah Indonesia dan tau UU di Indonesia yang bahkan gua aja nggak tau. Jadi, selama mata kuliah itu, gua baca lagi UUD 1945 secara detail dan baca sejarah Indonesia lagi. Karena gua bikin perbandingan mengenai pers dan demokrasi di Indonesia dan Bulgaria. Ada juga cerita tentang teman-teman internasional, yang serunya karena beragam budaya lah ya, kita kalau makan di luar suka agak ribet karena gua dan temen dari Maldives ini nggak makan babi, jadi harus milih-milih restoran. Terus kalau janjian, temen-temen dari beberapa negara ternyata tukang ngaret, apalagi yang dari Spanyol, mereka lebih ngaret dari orang Indonesia!"






V: "Ga, kangen nggak sama Indonesia?"
E: "Kangen bangeeeeetttt! Kalau nggak ada bumbu-bumbu instant makanan tradisional Indonesia, nggak tau deh bertahan hidup di sini gimana. Jujur, gua kangen banget sama makanannya, terutama pecel ayam, bubur ayam, sama martabak, karena kalau kangen sama orang-orang, misalnya keluarga, masih bisa video call kan? Coba, kalau makanan??? Nggak bisa video call untuk nyicipin rasanya."






V: "Di Bulgaria nggak ada restoran yang jualan makanan Indonesia Ga?"
E: "Nggak ada, bahkan di Sofia (ibu kota), nggak nemu. Tapi masih untung, ada supermarket Jerman yang jual beragam Thai sauce dan beberapa mirip lah sama sambal di Indonesia. Gua bawa sambel belibis tiga botol, abis dalam tiga bulan."







V: "Ega, kapan balik ke Indonesia?"
E: "InshAllah Agustus."







V: "Ada kota-kota yang masih pengen lu kunjungi Ga di dunia ini?"
E: "Kalau di Bulgaria, pengen ke Plovdiv. Plovdiv itu ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota budaya, terus katanya 2017 apa 2016 gitu ya bakal jadi ibu kota budaya nya Uni Eropa. Di Plovdiv, mereka punya sisa peninggalan Thracian, udah gitu sisa-sisa Ottoman Empire juga masih ada, ada masjid yang berfungsi di sana. FYI nih, Bulgaria itu salah satu negara tertua di dunia, hampir barengan punya sejarah kaya Yunani gitu, meskipun detailnya gue nggak hafal sih, tapi pas waktu kunjungan ke museum, si guide cerita kaya gitu."







V: "Wiiih, peradaban kuno gitu ya…"
E: "Kalau di luar Bulgaria, pengen ke negara-negara Eropa Tengah. Standar aja sih, ke kota-kota tujuan turis, kaya Budapest, Vienna, Prague. Alasannya biar melengkapi aja perjalanan di Eropa, hehehehe….Kalau ada waktu dan budget lebih, pengen ke kota-kota kecilnya juga, tapi belum menentukan mau ke mana. Mudah-mudahan semuanya bisa dikunjungi pas summer holiday, sebelum pulang nanti."







V: "Hoooo…"
E: "Kalau di Indonesia, pengen ke Belitong sama Aceh. Aceh itu provinsi paling unik se Indonesia dengan keislamannya. Terus liat foto-foto temen yang orang Aceh, banyak banget tempat-tempat bagus buat dikunjungi. Kalau Belitong, karena pantainya. Well, gue sampai saat ini belum terlalu punya keinginan untuk ke Amerika, takut ditembak….Soalnya belum siap pacaran lagi, eh ini apa ya?"






V: "Huwooooh itu kalimat terakhir, kudu di highlight…….di forum yang berbeda! Eh Ga, lu punya lagu yang biasa lu denger selama di Bulgaria?"
E: "Gua nggak tau lagu-lagu Bulgaria, I mean, hafal liriknya atau penyanyinya. Tapi, musik yang bakalan mengingatkan gua akan Bulgaria, pasti musik 'Chalga'. Jenis musiknya kalalu di denger-denger itu agak campuran, Arabic sama India, jadi kalau denger-denger jenis musik kaya gitu pasti inget Bulgaria."







V: "Chalga itu nama penyanyi?"
E: "Chalga nama aliran musik. Orang-orang sini banyak yang benci, kaya dangdut di Indonesia gitu, ada fans garis keras, ada juga yang nggak suka banget kan? Terus, video klipnya biasnaya seksi-seksi kaya dangdut gitu. Ooooh, gue juga suka banget lagu I'm Yours-nya Jason Mraz…."







V: "Kenapa?"
E: "Karena suatu waktu, lagi di dalam mobil temen, diputarlah lagu I'm Yours lalu gue nyanyi. Terus pas kita ke karoke dalam rangka perpisahan sama beberapa temen di sini, gue diminta nyanyi lagu itu. Jadi, temen-temen di sini selalu mengingat gue dengan lagu I'm Yours."







V: "Okeh, pas lu balik ke Indonesia, gue tentant lu nyanyi I'm Yours…..versi chalga! Terus nih Ga, ada do & dont's buat orang-orang yang pengen ke Bulgaria?"
E: "Harus selalu diingat, kalau geleng-geleng di sini tandanya iya, sedangkan ngangguk-ngangguk itu artinya tidak. Terus, minumlah yoghurt asli sini, plus mungkin dengan mulai tau huruf-huruf cyrillique, kaya huruf-huruf Russia gitu,  akan cukup membantu."








V: "Ga, rencana setahun ke depan apa?"
E: "Pengen segera lulus kuliah."







V: "AMIIIIIN YA RAB! Eh Ga, dari segala hal yang pernah lu lalui, hal apa yang paling lu syukuri?"
E: "Hmmm, sesimple gua mensyukuri kalau bisa masak telor sebanyak apapun gua mau. Dulu jaman SMA, tinggal nebeng sama Bibi, kalau sarapan makan telor satu, harus dibagi dua sama sepupu, sekarang bisa makan telor tiga biji sekaligus, alhamdulillah banget, uang beasiswa sangat cukup buat beli telor di sini….."







V: "Howalah…."
E: "Sebelumnya, gua doa sama Allah itu cuma pengen kuliah, setelah lima tahun baru dikabul, eh ternyata dikasih bonus kuliah di luar negri, jadi itu yang paling disyukuri."
V: "Kyaaaaa, Egaaaaa nuhuuuun atas waktunyaaaa…."




Yuhuuuu, semoga ceritanya Ega ini bisa memberikan sedikit-banyak insight untuk teman-teman kelompok PENgamat CeritA-cerita VIERa semuanya!


Sumber foto: dokumen pribadi Ega.