Jumat, 21 April 2017

Saturdate with Cooltura_id: #KoreaDaebak

Anyeooooooongaseyooo~

Cooltura_id izzzz baaaaack!

Setelah sukses dengan acara #KonnichiwaJapan kemarin, sekarang giliran kita 'ngubek-ngubek' kebudayaan Korea.

Di tengah gempuran halusinasi tingkat tinggi para perempuan berhati rapuh yang kepingin memadu kasih sama goblin ahjussi, Cooltura_id bakal memberikan angin segar tentang beberapa kenyataan yang benar-benar terjadi di Korea Selatan sana.

Mulai dari kebudayaan, kebiasaan, sampai di mana sih letak dorm-nya Twaiseu eonni??? Bakal kita kupas tuntas di sini.

Dengan tema #KoreaDaebak , kita bakal seseruan tentang Korea. Please take your note:






What?
Jadi, acara #KoreaDaebak ini bakal mengusung tema ngobrol seru di Bogor kala senja. Acara ini HARATEEEEEEESH! Buat yang udah pernah ke Korea, yuk share cerita kalian :) Yang akan ke Korea, yuk persiapkan diri kalian :) Dan yang kepingin ke Korea, yuk kita doa bersama, hehehehe~

When?
Sabtu, 6 Mei 2017
dari jam 2 - 4 sore

Where?
Di Maraca Books And Coffee
Jl. Jalak Harupat No. 9A, Bogor

Who (will you meet)?
Ada Ayu eonni, yang pernah tinggal di Korea sekitar lima tahun. Dan ada special songsae-nim yang dateng langsung dari Korea.

How (to participate)?
Since we only have 15 seats, registration will be on first come, first served basis. Jadi, buruan RSVP nama, email, dan no tlp malian ke cooltura.indonesia@gmail.com

가자! Gaja!Let's go!

My lawrd

Anyeong~

Saya mau jujur nih, udah sekitar lima bulan terkahir ini, saya lagi suka banget sama seorang cowok. Nggg, tapi rasa suka saya ini terhalang oleh perbedaan prinsip, suku, tempat tinggal, latar belakang, sampai logika.

Yaaa, semacam falling in love with people that we can't have gitu lah. Cuma takdir Tuhan yang bisa menyatukan kami.

Cowok ini masih kuliah di jurusan business, kalau nggak salah tingkat 3. Untuk membiayai kuliahnya, dia juga suka manggung di acara-acara musik kekinian. Sebenernya dia vocalist dan guitarist, tapi dia suka men-challenge himself with something new, jadi posisi dia di band nya yagn sekarang adalah sebagai bassist.

Kata temen-temennya sih dia orangnya baik banget. Kata dosennya juga, dia termasuk mahasiswa yang nilainya bagus dan nggak neko-neko.

Dia anak tunggal. Udah tujuh tahun lebih dia tinggal jauh dari orang tuanya. Hal tersebut membuat dia jadi cowok yang mandiri.

Saya nggak berani bilang langsung ke dia kalau saya suka sama dia. Saya cuma bisa liat interaksi dia di social media.

Duh, saya nggak sabar pengen cerita lebih banyak lagi tentang dia, the one and only….






MA LAAAAWWWWRD YANG MULIA DIPERTUAN AGUNG YOUNG K OPPA~

Uwuwuwuwuw~ Udah hampir setengah tahun ini saya kecantol….Kecantol???? Gantungan konci keleeeeeeuz….Yak, pokoknya whatever you named it lah, saya suka banget sama Young K alias Kang Young-Hyun atau lebih sering dipanggil Brian sama para sahabatnya.

Pemain bass dari band Day6, asal Korea Selatan ini cukup sukses buat saya belingsatan. MashAllah, jiwa yang kuat ini terasa rapuh seketika kaya permen kapas Koala kalau ngeliat dia bersenandung.

Ditambah lagi, kenyataan kalau dia tetap kuliah seperti mahasiswa lainnya sambil promo bersama band nya. Duh, meleleh nih logika eneng ngadepin cowok yang pinter nun rajin satu ini.

By the way, temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) udah pada tau Day6 belum????

Band pertama keluaran JYP Entertainment ini bener-bener unik. Selain meng-compose dan meng-arrange sendiri, setiap lagu mereka dan empat dari lima anggotanya menjadi vocalist utama, mereka juga lagi disibukan sama project everyday 6, di mana akan ada dua singles setiap tanggal 6 di setiap bulannya yang mereka keluarkan. Di mana jarang banget dilakukan sama agensi-agensi di Korea Selatan. Sebenernya, hal ini dapat dimaklumi, selain biaya produksi yang tinggi juga ketidakpastian bahwa setiap single akan 'laku', membuat para produser Korea takut kehabisan modal.

Tapi, Day6 ini beda banget. Hampir seluruh lagu yang mereka ciptakan bagus semua, ya minimal easy listening lah, padahal mereka udah nyoba banyak genre, tapi semua lagunya asoy geboy~ Mereka juga terkenal sebagai rajanya cover lagu-lagu top 40.

Di postingan kali ini, saya mau sharing my top 6 of Day6 cover songs.



Day6 WYD

Lagu ini aslinya dinyanyiin sama ikon, boyband keluaran agensi tetangga. Lagu ini saya jadikan alarm bangun pagi saya setiap jam 3 pagi. The problem is, bukannya saya langsung bangun tapi malah nunggu lagu ini selesai dulu, terus di repeat ada kali 5 kali, yang ada saya baru melek 30 menit kemudian, dilanjut gogoleran, dan baru bener-bener bangun jam 4  T^T Nggak apa-apa lah ya~ Yang penting bisa bangun.






Day6 Three Words

Lagu asli dari Sechkies, boyband yang muncul pertama kali di Korea Selatan 20 tahun lalu. Lagu ini masuk playlist kalau saya lagi naik kereta. Uuuurgh, desek-desekan bersama warga Bojong Gede pun berasa lagi dikerumunin para oppa dari Gangnam.








Day6 JYP songs in 100 seconds

Nah kalau ini, kumpulan singkat dari lagu-lagu top 40-nya JYP Entertainment, temen-temen satu agensi dari Day6. Coba atuh yah, pengamen yang suka nyanyi di Miniarta jurusan Bogor - Kampung Rambutan teh nyanyi lagu-lagu ini, saya rela ngasih tip gede plus doa biar bisa rekaman diproduserin Ibu Aci dari Sony Music Indonesia.








Put Your Records On

Lagu yang satu ini, selalu saya masukin di playlist kalau saya lagi lari. Either lari keliling Kebon Raya di setiap Sabtu pagi (does anyone want to join?) ataupun lari dari kenyataan hidup yang fana ini T^T Uuuuurgh, mana nih bahu my lord yang dipertuan agung Young K oppa????








Sunday Morning

Wah kalau ini sih, saya emang suka banget sama lagu versi aslinya juga. Ketika jumlah tato tukang tambal ban di sebelah rumah saya masih lebih banyak daripada tato yang ada di tubuh Adam Lavine sunbae-nim. Lagu aslinya sendiri sudah menghias i tunes saya nggg….kayanya ada kali nih 10 tahun.  This is my legend song~








Half Moon

Saya suka banget versi aslinya dan segala versi cover dari lagu ini. Salah satu lagu Korea yang nggak pernah saya hapus dari playlist di handphone. Cocok banget didengerin kalau kalian lagi baca majalah di Gramedia tapi nggak beli.







Aaaah semoga kalian suka sama rekomendasi lagu-lagu ko-korea-an kesukaan saya yang satu ini ya :) Oh iya, kalau lagu Korea yang lagi temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) sering dengerin akhir-akhir ini apa? Share dong di facebook Kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!)



Rabu, 19 April 2017

Quote of April 20th, 2017




Tadi baru pulang lembur, mampir dulu ke Alfamart.

Tukang Parkir: "Sendirian aja Neng?"
Saya: "Nggak. Aku bersama Allah SWT."

Aaaaargh, tiba-tiba saja aku merasa so swag dan syar'i in the same time


-Viera, pecinta senja Ari Wibowo semenjak Tersanjung-

Yogyakarta Trip: Meet The Fabulous People

Yogyakarta trip kemarin berasa semakin seru dikarenakan saya juga berkesempatan bertemu dengan one of my fav youtuber dan salah dua dari teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang belum pernah ketemu sebelumnya!

Saya sempet ketemu sama Pak Martin, one of my favorite youtuber. You have to check his videos! Kehidupan sehari-hari dari sebuah keluarga Amerika yang tinggal Yogyakarta dengan segala kesenangan dan kesusahannya tinggal di negri orang. Pak Martin ini punya dua channel youtube, versi bahasa Indonesia dengan nama Pak Martin, dan versi bahasa Inggris dengan nama Martin Johnson. hats off to him - he has been updating those two channels almost everyday. Dedikasinya perlu banget saya contoh!







Yuk nonton channelnya Pak Martin, lumayan lho kali-kali aja bisa latihan  speaking sama listening sections IELTS test, hehehehe!

Setelah ketemu Pak Martin, saya juga sempat berkunjung ke salah satu kantor penerbit tersohor di Yogya. Uuurgh kantornya idaman saya ini mah. Nuansa homy sangat terasa, ditambah dengan para staffnya yang baik hati dan tidak sombong. Hehehe…






Terusssss, saya juga ketemu sama Mba Dian! OOOOOH I was so thrilled to bits! Mba Dian ini udah ngikutin blog saya dari tahun….Nggg, kalau nggak salah 2011(bener nggak Mba Dian?). Semenjak dia masih tinggal di Jepang dan sekarang udah balik lagi ke Indonesia. Semenjak, Dito, anak pertamanya Mbak Dian masih cuilik sampe sekarang udah sekolah SD. Dan baru kemaren sempet ketemuan langsung.






Saya diajak ke Jejamuran. Oooooouch! This was one of the recommended resto to visit. Hukumnya fardhu ain lah. Enaknya sih ke sini tuh pagi-pagi pas weekdays, enak masih sepi. Saking bikin nagihnya, saya sampe ke sini tiga kali lho guys!

Harga makanannya murah, rasanya uenak, pelayanannya top, dan kalau saya mau nyebrang dari tempat parkiran menuju restoran itu, saya sampai 'dikawal' empat security guards, padahal jalannya kosong.

Sebagai orang yang tinggal di pinggir jalan, yang suka diklaksonin angkot kalau mau nyebrang buat beli ale-ale di warung sebrang rumah, tentu saja hal ini sungguh membuat saya merasa seperti orang terhormat, padahal saya cuma mau nyebrang jalan yang lebarnya nggak sampe 6 meter-an itu.

Saya sempet juga diceritain kalau Mba Dian pertama kali ketemu suaminya yang sekarang itu di sini. Uuuurgh, semoga saya bisa kena 'berkah'-nya Mba Dian~

Saya juga ikutan ngejemput Dito pulang dari sekolahnya. Mba Dian sempet cerita, kalau sekolah Dito yang sekarang merupakan sekolah kedua Dito. Mba Dian merasa kurang sreg sama sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah pertama Dito.






Lalu, saya juga diajak ke pameran karya seni temannya Mba Dian. Aaaaargh, belum pernah ke Yogya kalau belum pernah ke salah satu galeri seninya. Art exhibition yang saya datangi kali itu berjudul Bumbon #2 Babon. Pameran ini dikhususkan untuk para artist perempuan menampilkan karya-karya mereka.






Ada salah satu karya temennya Mba Dian yang juga ditampilkan di situ and it was so beautiful. Dapet banget tuh kesan 'fragile' di sayap capung yang emang mudah terkoyak.




Terus ada lagi karya seniman Ayu Arista Utami berjudul 'Umbrella' yang juga menjadi favorite saya.






Selain ke Yogya, saya juga menyempatkan diri untuk bertemu Arin, another teman kelompok PENCAVIER yang tinggal di Klaten. Sekitar 40 menit dari Yogyakarta. Sebagai kereta api anthusiast-tapi-ga-anthusiast-anthusiast-amat, saya sangat menunggu-nunggu kesempatan ini. Selain bisa ketemu Arin, ini merupakan pengalaman pertama saya naik kereta api lokal Yogyakarta.

Sempat ada kejadian memalukan juga ketika saya mau membeli tiket kereta api.


Saya: "Mas, beli satu paramex buat ke Solo."
Penjual tiket: "Mbae sakit kepala?"
Saya: "Hah?"
Penjual tiket: "Prameks Mbae, bukan paramex."


Uuuuurgh, butuh dada Nicholas Saputra buat nutupin muka saya sesegera mungkin T^T

Jadi, nama keretanya itu Prameks, singkatan dari Prambanan Ekspres. Jadwal keretanya setiap satu jam sekali, ada tempat duduknya dengan sistem siapa cepat dia dapat, dan AC-nya semeriwing.

Saya dijemput Arin dan suami di Stasiun Klaten, satu stasiun sebelum Solo. Saya diajak keliling Klaten yang sepiiiiiii banget compare to area rumah saya di Bogor.

Aduh, saya teh sensitive banget nih sama kebisingan, maklum rumah saya di sebrang jalan besar, suara knalpot angkot brebek setiap jam tiga pagi udah jadi alarm  tersendiri. Ditambah bengkel mobil di sebrang rumah yang nggak kalah berisiknya di kala jam buka. Setiap dua hari sekali dari jam 6 sore sampai jam 9 malem, speaker masjid selalu bertaut-tautan mulai dari suara adzan anak-anak kecil sampai pengajian. Dan yang nggak kalah gegap gempitanya, suara klakson telolet dari truk-truk pengantar ikan ke tempat pembekuan yang ada di sebelah bengkel, setiap malam.

Makanya saya suka amazed banget sama daerah-daerah yang sunyi. Saya suka berasa menyatu dengan alam….Alam nature ya, bukan Alam Mbah Dukun T^T

Sama seperti area di Klaten, padahal saya ke sana jam makan siang, saya pikir bakal macet, eh taunyaaaa kosong-kosong aja tuh T^T I envy this environment soooo much.






Saya juga diajak Arin ke toko buku langganannya. Walaupun tidak sebesar Gramedia, tapi toko buku tersebut cukup nyaman. Interiornya juga bagus, ada area baca khusus dengan rak buku yang dibuat seperti dahan pohon yang menempel di salah satu bagian dindingnya dan karpet rumput hijau seabagai alas, membuat saya seperti sedang membaca di sebuah taman tapi indoor. Yak, bisa jadi inspirasi dekorasi rumah buat temen-temen lainnya juga nih :)






Kami sempat mengunjungi sebuah resto apung. Makanannya enaaaaaak banget, sebagai orang sunda, saya mengakui kepedesan dari sambel yang mereka sediakan.






All in all, as I said so many times, my Yogya trip was absolutely delighted! Makasih Pak Martin, teman-teman di Bentang, Mba Dian, dan Arin beserta suami. Semoga bisa ketemu lagi~



Yogyakarta Trip: 1st Time in Yogyakarta

My Yogyakarta trip was super duper fun!

Sayangnya saya ke sana tuh lagi musim hujan, jadi ada beberapa tempat yang nggak kesampai-an saya datangi, kaya ke Ullen Sentalu, uuurgh padahal pengen banget ke situ T^T

By the way, saya tinggal di daerah Triharjo. Letaknya lumayan jauh dari pusat kota, kira-kira sekitar 30 menitan pake motor dan tanpa macet kalau saya mau ke Malioboro. Saya sempet pernah mesen gojek tuh dari tempat saya di Jalan Magelang itu ke Kaliurang. Sesaat setelah saya pesen melalui app, sang driver pun menelepon.


Driver: "Mbae ini mau ke Kaliurang?"
Saya: "Iya."
Driver: "Mbae aja yang bawa motornya ya."
Saya: *kemudian cancel order, KZL sama drivernya*
Saya: *cek waze, ternyata jauh yha~ Jadi lebih KZL sama diri sendiri daripada sama drivernya*


Pernah juga, saya mau ketemuan sama temen saya di sebuah alamat yang saya nggak tau pastinya. Uber pun jadi pilihan utama, nggak kaya gojek atau grabbike yang menghitung tarifnya per trip, uber menghitung pembayaran akhir per total keseluruhan jumlah km yang telah dilalui. In case, kalau nyasar kan, si driver ini masih di itung ya~ Dan nggak sampai 5 menit, driver pesanan pun datang.


Saya: "Mas, ke alamat ini ya…"
Driver: "Ini ke arah selatan apa utara ya Mba?"
Saya: "Hah?" *Clingak-clinguk liat arah terbenamnya matahari*


Uuurgh, saya baru tau kalau ternyata orang Yogyakarta akan menyebut arah 'utara-selatan' kalau sedang menjelaskan arah. Sebagai penganut paham belok-kiri-belok-kanan-terus-lurus tentu saja hal ini sempat membingungkan saya.

Another pengalaman mengharu-biru pake transportasi online di Yogyakarta. Saya memutuskan untuk pake gojek lagi, karena saya punya akun gopay, jadi setiap tarifnya saya suka dapat potongan harga sampai 40% per trip. Kali ini, saya berangkat dari Malioboro menuju tempat tinggal saya di Sleman.

Setelah list map di aplikasi sih,  Malioboro itu lumayan banyak dikelilingi oleh driver gojek, jadi saya pikir nggak bakal makan waktu lama nih kalau order dari tempat saya berdiri. Tapi udah sekitar 15 menit, ojek driver saya kok nggak dateng-dateng jua sih???? Di telepon juga, nomornya nggak aktif, huft!

Beberapa menit kemudian, gojek driver orderan saya pun datang.


Driver: "Maaf Mbae nunggunya kelamaan."
Saya: "Ada kok yang lebih lama dari Mas…"
Driver: "Opo tho Mbae?"
Saya: "Jodoh."


Aaaaargh di saat-saat 'genting' inilah saya butuh bahu Nicholas Saputra untuk bersandar sejenak dari getirnya hidup yang fana iniT^T

Pengalaman saya yang suka ketakutan melihat spanduk 'ojek online dilarang masuk' di beberapa pengkolan tempat mangkal Mamang gojek konvensional juga menjadi boomerang sendiri ketika saya melakukan Yogyakarta trip kemarin.

Masih dari sekitaran Malioboro. Saya sempet ketakutan banget pas disuruh nunggu di depan salah satu gang sama gojek driver pesenan. Padahal di depan gang itu banyak banget motor yang lagi ngumpul di situ. Mana udah malem lagi. Duh, si gojek driver ini jawara Malioboro kali ya??? Hebat pisan nyuruh saya nunggu di depan pangkalan ojek konvensional gini????

Eh setelah gojek drivernya dateng, saya baru ngeh kalau kumpulan motor di situ parkiran angkringan dan si driver gojeknya nyuruh saya nunggu di situ, karena tempat itu selalu rame kalau malem, jadi saya bisa aman nunggu kedatangan beliau dengan aman di situ.

Uuuurgh, ini gojek driver apa Nicholas Saputra????? Jangankan rate bintang lima, bintang kejora pun saya kasih buat Masnya!




Yogyakarta Trip: Just Taxi

Sebelum turun di Stasiun Tugu, saya sempat menghubungi teman-teman saya untuk meminta rekomendasi tentang moda transportasi terbaik apa yang bisa saya gunakan dari Stasiun Tugu menuju alamat yang saya tuju.

Apakah aman kalau kita request gojek, grab, atau uber di pintu keluar Stasiun Tugu? Well, based on my own experience di pintu masuk Stasiun Cilebut yang masih jadi daereah 'angker' buat online transportation driver sampai sekarang, masih banyak area yang tidak boleh dijamah oleh sarana transportasi online, most of them are sekitar parkiran stasiun, bandara, or terminal.

Kebanyakan dari mereka menyuruh saya untuk memesan taksi lewat aplikasi say taxi. Tepat setelah turun di stasiun Tugu, saya memesan satu armada taxi. Kemudian saya ditelepon driver nya, kalau yang akan menjemput saya adalah just taxi XXX (nomor kode taxi).

Karena, saat itu adalah pengalaman saya naik taksi online pertama kali di Yogyakarta, saya sempet misruh-misruh ke drivernya, "mas saya itu pesennya say taxi, bukan just taxi!"

Sempet malu juga sih, soalnya saya ngomong kaya gitu tanpa saya tau kalau say taxi dan just taxi itu berada di dalam 'naungan' perusahaan yang sama di Yogyakarta. Tampaknya si driver ini tau kalau saya orang baru di Yogya, untuk mempermudah, dia menyuruh saya mencari mobil dengan sticker bertuliskan Just Taxi, sesuai dengan nama perusahaan tersebut.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, driver saya menelepon kembali, kalau dia sudah menunggu saya di tempat 'ngetem' just taxi yang konon katanya jaraknya deket banget sama pintu keluar Stasiun Tugu. Saya nyari-nyari dong, where this J-U-S-T-T-A-X-I car was parking. Seperempat jam kemudian, saya memutuskan untuk menelepon si driver.

Saya: "Mas di mana? Ini saya udah cari mobil tulisan just taxi kok nggak ada?"
Driver: "Saya udah di pangkalan Just Taxi Mba!"
Saya: "Nggak ada Just Taxi di sini Mas!"
Driver: "Ada Mbak!"
Saya: "Saya pake baju biru, celana jeans biru, kerudung abu-abu nih Mas! Masnya di mana sih???"
Driver: "Ok, saya lihat Mbak nya, tunggu sebentar."

Setelah dibuat kzl nunggu kelamaan, akhirnya sebuah mobil avanza (eh apa honda ya?) hitam menghampiri dan terpampang lah sticker ukuran besar 'JAS TAXI'. J - A - S - T - A - X - I.

Owalaaaah, malu banget saya ternyata tulisannya dari jas taxi itu literally JAS TAXI ya bukan JUST TAXI. Sok bule banget sih sayah~

Saya minta maaf ke driver takut-takut dia kurang suka sama nada bicara saya yang cukup tinggi di telepon barusan. Dan ternyata pangkalan Jas Taxi ini emang deket banget sama pintu keluar Stasiun Tugu, cuma 5 meter-an aja! Harganya pun nggak jauh beda sama tarif gocar dan grab car dan mereka ber-plat kuning, jadi aman dari 'amukan' warga.

Soalnya sekitar tiga hari sebelum saya berangkat ke Yogyakarta, saya baca berita kalau ada armada go car yang 'dihakimi' massa.

Overall, the service was good, also the driver was nice. It's totally recommended. Kalau beruntung, kamu bisa dapetin hadiah mobil di setiap akhir tahun. Cuma, sayangnya aplikasi say taxi ini (kayanya) baru ada di Yogya aja, jadi selepas saya meninggalkan Yogya, saya hapus lagi deh app-nya.

JAS TAXI is not just a taxi.




Yogyakarta Trip: Bareng Ibu-ibu di Kereta

Saya memilih berangkat ke Yogyakarta menggunakan kereta api kelas ekonomi. Sempet takut juga sih awalnya, this was my first time to take an economy class after my last experience in ten years ago, when I was still studying in Bandung and took a train to go back and forth to Bandung-Jakarta- lanjut Bogor. Saya pernah duduk di depan toilet, padahal udah beli karcis, pernah juga naik kereta tapi 'bayar di atas', atau duduk di kursi sampai berempat, padahal kapasitas kursinya hanya untuk dua penumpang saja.

Selain dapet harga promo yang murah meriah, another reason why I choose to take train was kali-kali aja bisa duduk di sebelah cowok yang bisa diprospek lebih dari temen sebangku di kereta aja, aaaargh DEM YUH KOREAN DRAMA~ You made me so berhalusinasti pisan with my future partner!

Tapi, instead of sitting beside my future oppa, saya malah duduk bareng ibu-ibu. Saya dikelilingin oleh tiga ibu-ibu yang umurnya sekitar 60 tahun ke atas, dua berasal Bojong Gede dan satu lagi dari Citayam, Saya berangkat dari Stasiun Pasar Senen sekitar jam 7 pagi dan akan sampai di Stasiun Tugu jam tiga sore.

Di dalam perjalanan Jakarta - Yogyakarta tersebut, entah sudah berapa kali saya tertidur dan terbangun setiap kereta berhenti. Tapi, satu hal yang saya tau pasti, selama delapan jam perjalanan, tiga ibu-ibu ini nggak pernah berhenti ngobrol. Mulai dari ngomongin anak-anaknya yang sudah tampak sukses, gossip Ayu Tingting sama Raffi Ahmad, sampai ibu tetangga yang belum juga bayar arisan kerudung.

Tak jarang, saya ikut ketawa ngakak dalam hati denger perbincangan si ibu-ibu ini, salah satunya waktu mereka lagi ngomongin lokasi rumah sakit tempat salah satu dari mereka berobat.

Ibu 1: "Kemarin saya sakit pake askes, bagus banget tuh pelayanan di rumah sakit…Apa tuh namanya? Yang di jalan Ahmad Dhani???"
Ibu 2: "Hah?"
Ibu 1: "Eh jalan Ahmad Dahlan~"

Edun lah energi ibu-ibu ini! Emang bener ya, dont mess with ibu-ibu, kalau ditilang polisi aja, polisinya bisa dimarahin balik (nggg, that was what my mom really did by the way T^T) 8 jam buat ngobrol non stop doang mah cingcay lah~




Yogyakarta Trip: Online Transportation

Hai hai….Long time no see~

Di postingan kali ini, saya mau ngebahas tentang pengalaman saya waktu Yogya trip kemarin, Yogyakarta ya, bukan Yogya department store~

Setelah hampir 15 tahun tidak pernah mampir ke Kota Gudeg ini (as I remember, terakhir kali saya ke Yogyakarta tuh waktu study tour SMP), akhirnya kesampaian juga. Instead of talking about the must-visited places in Yogyakarta, saya bakal ngebahas ngapain aja saya di Yogyakarta kemarin.

Well, I'd love Yogyakarta! Sebagai orang asli Bogor, kota sejuta angkot, ngeliat Yogyakarta yang nggak punya angkot, really surprised me pisan!

No offense buat supir angkot yang patuh sama rambu-rambu lalu lintas dan menjaga keamanan penumpangnya, tapi dari pengalaman naik angkot di Bogor lebih dari 20 tahun, I cant agree more kalau salah satu alasan yang bikin macet kota Bogor is keberadaan angkot yang 'suka seenaknya'.

One of my always-repeated experience was waktu saya mau berangkat sekolah dan naik angkot yang tampaknya mau bergerak dari kegiatan ngetemnya. Terus si keneknya kan teriak-teriak to attract penumpang, "ya, satu lagi! Satu lagi!"

Kemakan janji manis si kenek, saya pun naik angkot tersebut, dengan harapan sebagai the last passenger, once I got in, nih angkot bakal langsung cuss bergerak dari ngetem. Dan bener aja, tuh supir memajukan angkotnya…sekitar 3 meter! DAN KEMUDIAN MUNDUR 10 METER UNTUK NGETEM LAGI! DUH! GUSTI NU AGUNG!

Astagfirullah! Tuhan punya cara sendiri untuk 'melatih' umat-Nya. Buat saya yang level imannya masih xxxxxx (biar Tuhan aja ya yang menilai tingkat keimanan saya saat itu, hehehehe) ini mah, nggak perlu ikut kegiatan long march buat ngebuktiin saya taat atau nggak, tapi cukup dengan bisa menahan untuk tidak berkata kasar kepada supir angkot tersebut, udah jadi tantangan tersendiri. Well, konon katanya perang paling sulit itu adalah ketika perang sama diri sendiri ya? I felt it! Terutama di situasi love-hate relationship sama supir angkot ini~

But I didn't have any option at that time. Papa sama Mama udah kerja duluan, naik ojek bisa mahal banget, sekolah tidal menyediakan mobil jemputan khusus, dan taxis were not really a common transportation in Bogor, or saya harus jalan kaki lebih dari 20 kilo ke sekolah???

So, balik lagi ke cerita saya jalan-jalan ke Yogyakarta kemarin. Biasanya kan sebelum kita pergi ke suatu tempat, one of common question is, "di sana ada tempat seru apa aja yang bisa didatengin?" Tapi, dengan pengetahuan saya kalau di sana nggak ada angkot dan saya nggak bisa mengendarai motor atau mobil, jadi pertanyaan pertama yang saya kemukakan ke teman-teman saya adalah, "di Yogya ada grab? Gojek? Uber?"

Alhamdulillah, di Yogya ada beberapa pilihan transportasi online. Februari 2017 kemarin, di Yogya udah ada grab car, gojek, go-car, uber motor, dan jas taxi. Beberapa moda transportasi yang lumayan aman dan bisa dijadikan pilihan buat temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang mau mengunjungi Yogyakarta ke depannya.

To be continued….




Quote of April 19th, 2017

Pic source: http://www.thisiscolossal.com/2014/04/conceptual-hilarity-clever-bits-of-instagram-nonsense-from-brock-davis/



"When I do something wrong, kutakut:

1. Dosa
2. The same thing happens to my family
3. Masuk lambe_turah
4. Dibahas line.today kemudian

Sigh~"



-Viera, 29 tahun, blogger yang takut murka Allah SWT dan amukan netizen-