Minggu, 16 Juli 2017

5 Layanan (kali aja bisa ditambah) Gojek

Bai de wei guys, kalau lagi poop kalian suka sambil mikir sesuatu nggak? Mulai dari hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan, tingkah laku anggota DPR yang mau melemahkan KPK, sistem pendidikan di Indonesia yang masih kurang baik, atau gimana caranya bikin supermie tapi rasa samyang.

Seperti sebuah lagu tersohor di tahun 90-an yang berjudul, 'MTV Kills The Radio Star', nah sekarang giliran Youtube Star kills the MTV.  Akhir-akhir ini, sambil nongkrong di WC, saya suka mikir kaya hal apa yang bakal 'membunuh' perusahaan-perusahaan start up lokal yang sukses dengan cepat, seperti gojek, bukalapak, tokopedia, dan perusahaan berbasis IT lainnya.

Dan di tengah-tengah proses ngeden, muncullah suatu jawaban, that slow innovation will kill these kind of companies. Kecepatan majunya type perusahaan seperti ini berbanding lures dengan cepatnya inovasi yang mereka tawarkan.

Maka, di postingan ini saya mau share beberapa inovasi yang mungkin bisa dilakukan oleh salah satu perusahaan lokal yang lagi naik daun, Gojek. Bayangin aja, perputaran uang yang mereka dapatkan dari sistem go-pay mereka yang umurnya masih beberapa tahun itu sudah mengalahkan apa yang dicapai Citibank Indonesia dalam belasan tahun.

So, here we go:



1. Go-Sok
Atau nyetrika. Di antara seluruh chores activity yang saya lakukan, nyetrika is somewhat a big NO NO for me dan ini juga di-iya-kan oleh hampir dari 90% kolega saya yang bebenah sendiri, alias nggak memiliki asisten rumah tangga di kediamannya. Nyetrika tuh pasti dilakuin di akhir dan baju yang disetrika pun paling seragam sekolah/kantor atau pakaian yang akan dikenakan keesokan harinya. Sisanya mah, cusss, langsung lipet aja.

Kalau ke laundry kan lumayan juga ya, di daerah saya nyuci bisa 8000/kilo di luar pakaian dengan bahan khusus dan kadang nggak bersih. Jadi, saya suka lebih percaya sama nyuci sendiri sih, cuma ya itu…..Entah kenapa, nyetrika itu bikin males banget. Mungkin karena panas, terus kita harus melakukan gerakan yang sama berkali-kali, terus nggak bisa ditinggal sebentar, kalau nggak nanti gosong. Jadi, memiliki orang yang bisa untuk menyetrika itu sungguh akan sangat membantu sekali.



Source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9xix_j8MNTRAMhc3bqvhUvbgsQC-O0_YLtKcR7Iout5H95gDvx75uNqxd-wH_ed-e8Sadhpf5G1lYDuiSfTgwg5rUjeKuIdQm1Dg2nnqK1g2pFHR6uMoR99oFRIAMejtAvYhDjgP0ApO_/s1600/bisnis-para-ibu-rumah-tangga-ini-bisa-bantu-keuangan-keluarga.jpg




Tarif:
Mungkin bisa di-itung minimum per kilo, jadi kalau di bawah 1 kilo, bayarnya tetep tarif 1 kilo. Kalau bayar pake go-pay bisa jadi lebih murah. Lumayan banget nih buat warga kantoran DKI yang tiba-tiba kudu meeting sama klien penting, tapi bajunya lusuh banget gara-gara desek-desekan di dalem kereta.

Sistem:
Baju bisa diantar atau dibawa langsung ke rumah penyetrika atau si penyetrika-nya dipanggil ke rumah masing-masing. Atau kaya yang lagi nge hits nih di socmed, ada tukang nyetrika keliling, jadi alat transportasi si penyetrikanya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sekaligus sama papan setrikaan.

Kekurangan:
Buat tukang setrika keliling terutama, perlu kemampuan multi-tasking karena mereka butuh modal tenaga, uang, sampai skill naik kendaraan (motor, misalnya) dalam waktu yang bersamaan.



2. Go-Men
Alias Go-Mentor. Fitur ini dapat memfasilitasi orang-orang yang ingin belajar sesuatu. Semacam les, tapi bisa online dan off-line. For instance, bahasa Inggris. Jadi, kalau ada orang yang ingin belajar bahasa Inggris konvensional, dia bisa memanggil guru ke rumah, bisa menggunakan fasilitas Go-Men ini. Sedangkan untuk online-nya bisa menggunakan sistem belajar jarak jauh yang dirancang khusus.



Source: https://pulsadollar.files.wordpress.com/2016/11/guru-privat.jpg



Tarif:
Mentor ini akan dibayar per-sesi, mungkin minimal satu sesi-nya itu sekitar 45 menit kali ya? Dan harga juga tergantung dari bidang yang diajarkan oleh si mentor. Mungkin kalau tarif mentor masak akan lebih mahal daripada mentor les akademik, karena si mentor harus menyediakan bahan dan perlengkapan khusus.

Sistem:
Untuk off-line, sistemnya sama kaya manggil guru les ke rumah. Sedangkan untuk on-line-nya, saya kebayangnya, tim IT Gojek bakal menciptakan sebuah webinar khusus yang bisa diakses oleh user dengan memasukan ID yang telah dibuat sebelumnya. ID ini bisa berupa nomor telepon yang biasa kita gunakan untuk mengroder layanan gojek lainnya atau memang ID berbeda yang sengaja dibuat untuk fitur Go-Men.

Kekurangan:
Standarisasi dari setiap mentor yang masih sangat abstrak. Misalnya, mentor bahasa Inggris yang punya sertifikat TESOL, seharusnya punya harga lebih mahal daripada mentor biasa. Tapi mentor biasa ini ternyata native speaker, yang udah dari dibrojolin ibunya udah ngomong bahasa Inggris. Lah terus kumaha? Mungkin sama seperti driver go-ride atau gocar, si mentor bisa dinilai dari jumlah bintang yang didapatkan dari pengguna layanan mereka, tapi kedepannya pasti dibutuhkan standarisasi khusus.



3. Go-Dok
Nah, ini salah satu fasilitas yang paling makan 'biaya' entah di bagian riset pasar, sistem perekrutan, sampai resiko tinggi yang akan didapatkan oleh pihak Gojek, user, dan peng-order. Go-Dok atau Go-Dokter. Sebenernya sih saya yakin kalau misalnya bisa terorganisasi secara baik, fitur ini bakal berguna banget. Apalagi buat para pasien yang kesulitan untuk datang ke rumah sakit, padahal cuma untuk konsultasi awal aja. Jadi, para dokter ini lah yang bakal datengin pasiennya, either secara online atau off line.


Source: https://www.deherba.com/media/k2/items/cache/81b6b9d786160f9e0fbe112ee9324a81_XL.jpg


Sistem:
Kalau misalnya ada seorang ibu tunggal yang anak kecilnya sakit panas malem-malem. Mau dibawa ke puskesmas, masih pada tutup. Mau ke dokter 24 jam, susah karena keburu panik duluan. Akhirnya dia bisa memesan layanan Go-Dok. Secara on-line, si ibu ini bisa melakukan konsultasi singkat kepada salah seorang dokter yang sedang online, sedangkan secara off line, si ibu dapat memanggil dokter yang bersangkutan untuk datang ke rumahnya adar dapat memeriksa keadaan anaknya langsung.

Tarif:
Disesuaikan dengan spesialisasi si dokter, semakin rumit spesialisainya, semakin mahal bayarannya. Tentu saja harga dokter syaraf akan lebih mahal daripada dokter umum. Untuk keadaan online, tarif yang dipasang tentu akan lebih murah, karena akan memotong biaya transportasi si dokter.

Kekurangan:
Untuk online, kebedaan jaringan internet di Indonesia yang suka bikin naik pitam, tentu saja menjadi kendala utama, apalagi di daerah pinggiran dan yang namanya penyakit mah kan nggak milih lokasi ya. Alhamdulillah, kalau dapet pasien yang tinggalnya di kota besar dengan jaringan internet yang stabil, tapi kalau dapet pasien di daerah terpencil, ini bakal jadi simalakama juga buat image gojek, niatnya mau ngebantu orang, eh malah dimaki-maki, karena sistem komunikasinya belum siap. Kalau untuk off-line, lebih kepada gimana cara menghindari malpraktek yang sering terjadi.



4. Go-Far
Alias pergi jauh, jadi semacam tour and travel nya Gojek. Ide ini muncul setelah saya tahu kalau layanan go-ride dan go-car itu ternyata ada limit jaraknya. Nah, go-far ini bisa dibuat untuk layanan traveling murah meriah ke tempat-tempat yang menyediakan layanan gojek di sana. Go far akan melakukan kerjasama dengan maskapai, hotel, airbnb, atau bahkan dengan aplikasi traveling lainnya yang sudah 'ajeg' berdiri, seperti traveloka.



Source: http://www.clicktravel.com/hs-fs/hub/308749/file-1848745965-jpg/Definition_of_online_booking_tool_business_travel.jpg



Sistem:
Misalnya, saya mau jalan-jalan ke Bali, selama 2 hari 3 malam. Nah, go-far ini bisa buat kita meng-estimasi biaya kita selama tinggal di sana menggunakan layanan lainnya yang ditawarkan oleh gojek.
Mulai dari harga tiket pesawat, harga penjemputan oleh gocar di bandara sampai tempat tinggal yang dituju, harga sewa transportasi gojek/go-car dengan atau tanpa supir, ditambah jenis makanan apa saya yang ingin dipesan melalui layanan go-food. Nantinya go-far ini bisa juga menjual paket tour.

Tarif:
Untuk layanan paket tour, harga yang ditawarkan bisa lebih murah, daripada harga kalau kita merencanakan itinerary sendiri. Dan tentu saja, kalau bayarnya pake go-pay atau poin, harga pun bisa jadi lebih murah.

Kekurangan:
Menemukan sistem kerjasama yang cocok dengan layanan lain yang sudah jauh lebih lama berdiri dengan sistem yang lebih OK. Misalnya, apakah perusahaan besar seperti traveloka mau kerjasama dengan gojek yang masih baru di layanan tour dan travel. Dua kepala memang bagus untuk diskusi, tapi tidak untuk sebuah aksi.



5. Go-ku
Ini bukan nama karakter utama di komik Dragon Ball ya, melainkan singkatan dari Go-KomUnitas. Buat saya yang banci datengin acara kumpul-kumpul nan bermanfaat, kayanya fasilitas Go-ku ini bakal sangat membantu. Mengambil ide dari sistem meetup atau eventbrite, saya rasa go-jek menang di jumlah user nih. Base mereka udah kuat, tinggal pilihan layanannya lebih divariasikan.



Source: http://toosmall.org/body/community-banner.png



Sistem: 
Misalnya komunitas fotografi di Bogor bakal mengadakan workshop foto, mereka bisa memposting e-poster mereka layanan ini dan menarik orang untuk partisipasi lewat Go-Ku. Layanan Go-Ku, bakal dibagi berdasarkan lokasi atau jenis bidang yang digeluti.

Tarif:
Yang mau ikutan si kegaitan workshop ini, bisaya bayar pake gopay. Sama seperti driver gojek tapi mungkin sistem pembagiannya berbeda, bisa 10-90, misalnya. 10% untuk gojek, 90% untuk event organizernya.

Kekurangan:
Menemukan komunitas yang bonafide dan terpercaya dengan kegiatan rutinnya itu cukup sulit lho. Terutama yang berada di luar Jakarta. Tim gojek harus pintar memilih komunitas mana yang dirasa sesuai dengan visi dan misi gojek, mungkin ke depannya malah bisa menjadi suatu lahan bisnis yang besar dan sampai sekarang belum tergarap dengan pasti.


Yup, sekiranya segitu dulu beberapa saran fitur tambahan untuk Gojek. Sebenernya saya pengen buat satu fitur extra, namanya go-ceng alias go-ngeceng, yang dibuat untuk teman-teman pencari pendamping sementara yang bisa dipamerin sesaat ketika kita ke kondangan atau acara-acara keluarga. Tapi, sayangnya ini lebih rentan untuk dijadikan scam sih, bisa jadi kegiatan 'prostitusi' terselubung, ceyeeeem~






Kalau, temen-temen kelomPENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) punya ide lain apa nih buat di gojek-in?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar