Rabu, 10 Februari 2010

Si Partner-nya Miko yang Romantis.


Hari yang sama, jam yang tidak jauh berbeda, tempat yang biasa dan orang yang sama. Yup! Siapa lagi kalau bukan saya sedang menanti KRL AC-Ekonomi Jabodetabek dari stasiun Cilebut di siang hari, di kala mentari yang seharusnya memberikan terik sinarnya yang membuat semua umat manusia yang sedang menunggu kedatangan kereta itu ingin minum alee-alee rasa jeruk dari kulkas sebuah warung yang ada di pinggiran peron. 

Namun, hari itu tidak seperti biasanya, matahari hanya menampakan dirinya sebentar lalu tertutup kembali oleh teman-temanya, para awan kelabu.Mungkin hujan akan turun sebentar lagi...Mungkin, mungkin, dan mungkin, itulah kemampuan seorang manusia untuk menebak, karena kepastian hanya milik Tuhan. 

Waaaaah, sebuah awal yang sungguh terlalu mengharu biru untuk sebuah note tentang kisah percintaan saya di atas gerbong kereta. Keberadaan 4L33 tidak terdeteksi, seperti biasa, Bambang S juga menghilang entah kemana, Miko? Hmmm, kalau tidak ada di dalam gerbong, berarti dia sedang ada di tempat fitness di bawah stasiun Cikini. Lalu bagaimana dengan I R P A N? Dia terlalu ganteng untuk dibicarakan, terkahir melihat beliau, saya tampak terpukau dengan ke-kaku-an rambutnya, kata salah seorang teman sih, mungkin I R P A N menggunakan lem kayu sebagai jel rambutnya???

Kereta itu datang dari arah selatan. Another habitual...Untuk menghilangkan rasa bosan dan meningkatkan intelektualitas dalam diri, saya sering membawa koran untuk dibaca di dalam gerbong, begitu juga hari ini. 

Halaman utama masih berisikan keberhasilan bapaknya Nobita mengungguli Bapaknya Suneo dan Jaiko untuk menjadi orang nomor satu di negara yang memiliki sebuah pulau yang dihuni oleh reptil tertua di dunia ini. By the way, mana nih kondektur yang meriksa karcis??? Ow ow ow, ternyata si Miko dapet shift siang ini! Tapi bukan dia yang meriksa karcis saya, melainkan partnernya yang tidak ber-name tag, aaah sayang sekali saya jadi tidak bisa tau identitasnya!

Jumlah penumpang kian bertambah banyak sesampainya saya di stasiun Depok Baru. Kenyamanan saya untuk membaca koran pun kian berkurang. Ingin rasanya menyudahi kegiatan membaca ini, tapi saya sedang seru-serunya membaca sebuah artikel tentang keluhan para pembaca pada berbagai pelayanan yang merika terima.

Sumber cahaya yang saya dapatkan jadi berkurang. Pertama, karena saya berada di dalam gerbong, keadaan cuaca di luar mendung, jendela yang tepat berada di belakang saya ditutup tirai oleh penumpang yang ada di sebelah saya (mungkin karena dia ingin tidur dan merasa terlalu silau), dan jumlah penumpang yang berdiri semakin menhalangi datangnya sinar dan hal ini tentunya membuat kenyaman membaca terasa semakin mustahil.

Si Kondektur yang merupakan partner-nya Miko yang sedang berdiri tepat di sebelah kursi tempat saya duduk, menatap saya lekat-lekat, 'atuuuuuuuut! Aduuuuh, pikiran saya pun mulai paranoid lagi! Jangan-jangan keberadaan saya sebagai penulis cerita cinta terlarang dengan para temannya sudah mulai ketahuan! AAAAAAAAAAAAAAAH!

Tapi, tapi, tapi, tapi apa yang si Partner Miko lakukan??????? Dia mengetok kaca sebagai penghubung antara kabin masinis dan gerbong penumpang, dan........menggerakan jari telunjuknya ke atas. Maksudnya apa???

Daaaaaaaan..............Lampu neon di dalam gerbong pun menyala dengan suksesnya! Apakah? Apakah? Apakah? Hal ini ia lakukan untuk saya??? Agar saya merasa nyaman untuk membaca koran kembali??? Berarti semua lampu di dalam ke-dua belas gerbong itu menyala hanya demi kenikmatan saya untuk membaca koran???

Romantisssssssssss banget! Aaaah, sayang sekali kamu tidak ber-name tag! 

*Lalu apa yang dilakukan seorang Miko ketika temannya sedang bersusah payah memberikan kepuasan dalam sistem pelayanan dari pihak PT. Kereta Commuter Jakarta ini? Sama seperti kondektur tidak berperasaan lainnya, ia ber-sms ria entah dengan siapa di pojokan, cih!
 Monday, July 27, 2009 at 8:03pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar