Selasa, 10 Mei 2011

#01 Ignoring People

"Huaaaaaaaaaaaaaaa-huaaaaaaaaaaaaa-huaaaaaaaaaa!" Yang mulia Teteh Piera pun menangis di pelukan dada Morgan SM*SH! Morgan SM*SH ya! Bukan Morgan Freeman! Nama boleh sama, tapi prestasi jauh berbeda! Walaupun Oom Morgan Freeman udah menangin Oscar, tapi cuma Morgan SM*SH yang menangin hatinya yang mulia Teteh Piera! Kyaaaaaaaa~ Kyaaaaaa~

Jadi gini sih sob, ai nou semua orang punya cita-cita. Semua orang punya keinginan. Dan so pasti, semua orang punya standar tersendiri tentang definisi kesuksesan. Banyak orang mengira setiap anak yang mendapatkan rank 1 di sekolah itu akan dipastikan sukses. Well, sekali lagi, yang tau masa depan itu cuma Tuhan. (Sama Mama Loren kali ya? Tapi Mama Loren kan udah tiada dan nggak baik ah ngomongin orang yang udah meninggal).

Yang mulia Teteh Piera selalu percaya kalau pendidikan formal di sekolah itu penting. Alhamdulillah, saya dikasih kesempatan untuk mencicipi program wajib belajar sampai tamat. Dari pengalaman 11 tahun tersebut, saya semakin yakin kalau sekolah itu bukan tempat yang baik untuk mencari prestasi, tapi lebih kepada pencarian jati diri. Saya salut banget sama temen-temen saya yang juara olimpiade fisika, tapi saya juga nggak kalah salutnya sama temen saya yang bisa sikap lilin sempurna. Nggak semua orang bisa juara olimpiade fisika, tapi nggak semua orang juga bisa sikap lilin sempurna.

Kadang saya suka kesel, mungkin dikarenakan umur yang masih muda yang pada akhirnya mempengaruhi kestabilan emosi seorang yang mulia Teteh Piera. Jiyeeeeeeh, gaya bahasanya, manaaaa tahaaaaan ciiiin! Saya punya banyak cita-cita, setiap malam saya revisi cita-cita tersebut. Saya selalu percaya setidaknya Tuhan akan selalu mengabulkan 10% dari setiap keinginan umat-Nya. Jadi, kalau saya pengen 100 mimpi saya dikabulkan, setidaknya saya kudu punya 1000 harapan terlebih dahulu. Saya butuh 900 keinginan yang bisa menyokong 100 cita-cita saya.

Nggak jarang, 500 dari 1000 cita-cita saya ditertawakan, dikatain terlalu mengada-ada untuk diwujudkan, terlalu berangan-angan, jago ngimpi. Selain makan pasta, kata-kata kaya gitu tuh udah jadi makanan sehari-hari buat yang mulia Teteh Piera.

Sedih? Pasti.

Nyerah? Sempet.

Pengen meluk dadanya Morgan SM*SH? Selalu.

Mungkin pengalaman saya nggak sebanyak orang-orang sukses panutan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya. Tapi, setidaknya, sampai di umur 23 tahun ini, saya bisa bilang kalau salah satu cara biar saya bisa lebih fokus akan pewujudan cita-cita saya adalah, 'ignoring people'.







Terkesan arrogant memang, tapi inget ya, yang di-ignore itu 'orang'-nya, bukan perasaannya. Sebagai orang yang kere-aktif (tetep aktif, walaupun kere), saya juga percaya kalau kritik itu mematikan kreatifitas, kekekeke. Well, buat saya, semua orang bisa beropini, tapi cuma sedikit yang bisa mengkritik. Wat de hel kalau ada yang bilang, kritik yang diucapkannya adalah kritik yang membangun. Yup! Kritik itu emang membangun….Membangun rasa benci, lebih tepatnya. Huehehehe.

Namun saya selalu inget, kalau the more original your idea is, the less good advice other people will be able to give you. Semakin keren cita-cita kamu, semakin banyak kritik yang datang bertubi-tubi dan kritik itu ada, bukan untuk ditanggapi, tapi disikapi.

You donʼt know if your dream is any good the moment itʼs created. Neither does anyone else. Sekali lagi, cuma Tuhan yang tau, keingnan kamu itu bagus atau tidak. Orang lain bisa nge-judge, tapi Tuhan itu Maha Pengabul mimpi dan yang namanya kerja keras itu nggak bisa berbohong.

Good ideas come with a heavy burden. Which is why so few people have them. So few people can handle it. The people who can handle the critics.

Buona notte!

Eh iya, tengkyu buat salah satu teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), Rosalina Mumtazah yang udah ngasih tau kalau Cinta Fitri (AKHIRNYA) tamat. Bai de wei, itu gimana sih terakhirnya??? Si Mischa tobat? Si Fitri suaranya nggak serek lagi? Si Farel udah beliin OBH combi buat si Fitri?

2 komentar:

  1. YEAAAHHH ini pembicaraan tengah malem kita tea pe..dan kita setuju kritik kadang mematikan kreatipitas..
    BTW sumpah mati lo cinta fikri tamat???

    BalasHapus
  2. yo-i beibs, lagi galau2 gini paling enak curhat ama lo, terus jadiin postingan, kekekekeke….

    BalasHapus