Masih inget quote yang saya publish tanggal 24 Juli 2011? Yang tepat ada di bawah postingan kali ini? Di situ saya menulis kalau bunyi sila ke 5 dari Pancasila itu; 'KEADILAN SOSIAL bagi seluruh rakyat Indonesia', bukan 'BANTUAN SOSIAL bagi seluruh rakyat Indonesia'.
Di situ, saya cuma pengen ngeluarin opini aja, kalau salah satu hak menjadi warga negara Indonesia adalah keharusan kita menjadi mandiri. Jangan terlalu banyak berharap sama bantuan sosial. Bantuan itu datangnya cuma dari Tuhan, bukan dari pemerintah. Dan yang namanya keadilan, dari zaman kuda pake kawat gigi, ya emang harus kita jungjung tinggi.
Dan sore itu saya ngobrol sore sama salah seorang yang pernah menjadi masa lalu saya yang kelam (dibaca: saya pernah ketauan nyontek PR matematika dia, terus buku saya disobek sama sang guru matematika tersebut, red)
Teman dari masa lalu yang kelam (T): "Pe, kalau misalnya seluruh warga negara Indonesia bisa adil, berarti tingkat poligami bakal makin tinggi."
Yang mulia Teteh Piera (V): "Maksudnya?"
T: "Kan konon katanya syarat utama untuk poligami itu kita kudu adil Vier…"
V: "Bener juga….."
Intinya sih, apapun yang terjadi sama negara kita yang satu ini, kita kudu siap sama resikonya. Mau se-maju Jepang? Tapi punya tingkat bunuh diri yang tinggi? Mau se-kuat Cina? Tapi kebebasan beropini penduduknya dikekang? Mau se-kaya negara-negara Skandinavia? Tapi biaya hidup najong gilo tingginya?
So, berani beropini itu boleh saja, tapi berani mengkritik tanpa mampu menerima resiko??? Hmmm, tapi saya yakin kalau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) mah pasti nggak ada yang kaya gitu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar