Sabtu, 11 Mei 2013

Halaman 1





[Halaman Satu]



"Jangan Mas.....Jangan....Aku masih perawan...."

"Aku tidak peduli Mirna!"

"Jangaaan Maaas..."

"Dasar wanita biadab!"

"Kyaaaaaa~Akan kubalas perbuatanmu walaupun aku mati!"

Tampak seorang pria berkumis, tinggi, dan berotot besar yang mencabik-cabik baju seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat ketakutan di area perkuburan. Wajah Sulastri menatap lekat-lekat layar laptopnya. Sudah 30 menit dia melihat layar laptop itu.

"Sul....Lagi ngapain sih lo?"

Sulastri menengokan sedikit kepalanya ke arah pintu masuk.

"Lagi benerin denah, tadi disuruh ganti lagi." Jawab Sulastri sambil terus menatap tajam layar laptopnya.

"Ya, tapi nggak sambil buka youtube film horror bokep kali Sul!"

"Tau nih Ken, kalau nonton film horror, rasanya mood gue ngerjain tugas jadi bertambah." Kali ini Sulastri mulai memainkan jarinya di atas keyboard.

"Tapi ini udah jam dua pagi kali Sul!"

"Ken, masa gue udah mahasiswa tingkat akhir gini masih dipanggil 'Sul' sih? Astri kek..." Sulastri memberikan tatapan memelas pada Niken yang asik mengambil snack keju yang sengaja dibeli Sulastri di warung sebelah untuk menemani dirinya mengerjakan pembuatan maket.

"Tampang kaya lu kayanya kebagusan kalau dipanggil Astri...."

Sulastri pun hanya menarik nafas dalam-dalam, "tapi kan kalau dipanggil Sul, jadi mirip bisul..."

***

Nama?

"Sulastri Kak..."

Jurusan?

"Arsitek Kak..."

Hobby?

"Baca buku."

Bohong!?!?!

"Ba, ba, baca bu,bu, buku komik. Sailor moon Kak...."

Kenapa kamu kuliah di sini???

"Untuk memajukan generasi bangsa...."

Bohong!?!?!?!?!

"Di,di, disuruh Mamah Kak, soalnya kalau di rumah aja malu diomongin sama tetangga..."

***

Malam itu, Sulastri terus menatap layar leptopnya. Sesekali suara tawa Sussana terdengar dari speaker komputer yang sengaja ia sambungkan dengan laptop, agar mendapatkan suara menggelegar.

Tangan kanan Sulastri terlihat meng klik mouse di layar, sedangkan tangan kirinya tak henti-hentinya menekan tobol keyboard di sana sini.

Sudah hampir lima tahun Sulastri kuliah di Universitas Bina Indonesia.

Otak Sulastri tak mampu mengejar kehebatan teman-teman seangkatannya lainnya yang lulus terlebih dahulu. Mimpinya untuk menaklukan salah satu negara di Eropa hampir terkubur sudah, nilai bahasa inggrisnya jauh di bawah rata-rata, nilai kuliahnya terlihat lebih seperti tangga lagu daripada sebuah indeks prestasi.

"IP lu semester ini berapa?" Tanya Niken, salah satu junior Sulastri yang akhir-akhir ini menjadi sahabat terdekat Sulastri dikarenakan keharusan Sulastri untuk mengulang beberapa mata kuliah yang sama dengan Niken.

"Do, re, mi...." Jawab Sulastri lemas.

"Maksudnya?" Tanya Niken lagi.

"Satu koma dua tiga...."

Semua mimpi Sulastri pupus sudah. Andai saja dulu dia memilih untuk lebih mendengarkan saran kedua orang tuanya. Mungkin sekarang dia sudah kerja kantoran di ibu kota, gaji di atas lima juta, bahkan bisa punya pacar tiga.



[Kira-kira dilanjutin jangan ya ceritanya?]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar