Senin, 12 Agustus 2013

Belajar Mengantri vs Belajar Matematika

Saya membaca sebuah message di salah satu forum yang saya ikuti and I think it will be really great if some of you read the message also :)



***



Belajar Mengantri vs Belajar Matematika


Seorang guru di Australia pernah berkata; "Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak di sekolah dasar kami tidak pandai matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri."

Sewaktu ditanya, "mengapa? Kok bisa begitu? Karena yang terjadi di negara kami justru sebaliknya."

Inilah jawaban mereka;


1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama tiga bulan saja secara intensif untuk bisa matematika, sementara.....Kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali; tambah, kali, kurang, dan bagi. Sebagian dari mereka akan menjadi penari, atlet Olimpiade, musisi, pelukis, dan sebagainya.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan matematika, sementara.....Semua murid dalam satu kelas ini pasti akan membutuhkan etika moral dan pelajaran berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.


Kemudian mereka ditanya kembali, "memang ada pelajaran berharga apa di balik mengantri?"

Mereka pun menjawab, "oh, banyak sekali pelajaran berharganya;


1. Anak belajar manajemen waktu. Jika ingin mengantri paling depan, maka datanglah lebih awal.

2. Anak belajar bersabar. Menunggu gilirannya tiba, terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain. Yang datang lebih awal, dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot dan merasa dirinya penting sendiri.

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif. Untuk memikirkan kegiaran apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. Misalnya, di Jepang, biasanya orang akan membaca buku saat mengantri.

6. Anak akan belajar bersosialisasi. Meraka akan menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak akan belajar tabah dan sabar. Menjalani proses dalam mencapai tujuan hidupnya.


***






Whoaaaaa, lain kali nih yang mau bagi-bagi sedekah, mungkin selain membagikan nomor urut antrian bisa juga dibagiin selebaran message ini :)








2 komentar: