Rabu, 18 September 2013

kok-muter line: A Developed Country Is One in Which Rich People Use Public Transport

Yuhuuuuu!

Long time no see!

Beberapa hari terakhir ini, saya memilih commuter line sebagai pilihan utama sarana transportasi saya untuk mencari uang dan mencari jodoh T^T U yeeeeeh!

Kenaikan harga bahan bakar minyak yang melambung dan subsidi pemerintah terhadap kereta api, ternyata membuat banyak orang beralih untuk memilih commuter line sebagai alat utama pergi ke ibu kota.

Alasan bebas macet dan harga tiket progresif menjadi prioritas mereka. Yak, walaupun tentu saja, kegiatan berdesak-desakan puluhan manusia di setiap gerbongnya tidak dapat dihindari lagi.

Bahkan perkiraan saya, copet pun akan mati gaya jika mereka berada di dalam commuter line pada jam-jam sibuk. Salah satu pengalaman terbaru yang saya alami sendiri adalah, ketika kaki saya ngambang, tak menginjak lantai commuter line sama sekali, dikarenakan penuhnya penumpang commuter line yang berangkat dari stasiun Bogor pukul 7.07 AM.

Kalau berangkat sih masih keren ya, rata-rata penumpangnya masih wangi dan rapi jali. Nah, lain perkara ketika pulang. Bau keringat pulang kerja itu sudah tidak dapat dihindarkan. Tiupan dari kipas angin atau AC pun membuat saya mati kutu.

However, seriously I'm in love with this mass transportation. Saya belajar super duper zuper buanyak sekali very much dari kehidupan orang-orang yang berada di dalam gerbong atau di berada sekitaran peron stasiun, menunggu commuter line mereka datang.

Seperti pengalaman yang saya alami dua hari yang lalu, di mana ada dua orang wanita paruh baya yang berantem di dalam gerbong, dikarenakan tangan si Ibu A mengenai hidung Ibu B yang tampaknya sudah touch up sempurna, ketika akan masuk ke dalam gerbong khusus perempuan.

Saya yakin si Ibu A tidak sengaja melukai hidung hidung Ibu B, namun apalah daya, udara panas dan sempitnya ruang pergerakan di dalam gerbong commuter line yang beroperasi sekitar pukul setengah delapan di Stasiun Depok itu, tampaknya membuat emosi ibu B terpancing.

Terdengar cekcok yang cukup memanas di antara keduanya, sedangkan petugas keamanan tertahan di sambungan antar gerbong dan tidak dapat melerai keduanya, karena padatnya keadaan gerbong. And you know what, apa yang terjadi?

Hampir setengah penumpang gerbong perempuan kala itu, mengucapkan "udah Bu, udah...." dengan suara agak lantang secara bersamaan.

Saya hanya dapat tertawa kala itu. Wah ini berasa seluruh anggota JKT 48 disatuin di dalam satu gerbong terus nyanyi bareng-bareng yak!

Ah pokoknya saya setuju pisan sama opini kalau sebuah negara itu kece, kalau para orang kayanya lebih sering menggunakan transportasi massal. Terlepas dari nyaman atau tidaknya kondisi yang disediakan oleh mass trasportation, tapi percaya déh, kita bakal belajar banyak banget dari hal tersebut.







Salam manis dari Stasiun Manggarai :)




1 komentar: