Minggu, 03 November 2013

Love Manggarai Actually

Cerita kali ini datang dari seputaran Stasiun Manggarai…..






Ada yang sudah pernah menonton film Love Actually? Film yang diproduksi tahun sekitar awal tahun 2000-an ini merupakan salah satu film kesukaan saya sepanjang masa.

Film ini menceritakan beberapa kisah 'cinta' yang kemudian semuanya dipertemukan menjadi satu di Heathrow Airport di London.

Itulah yang saya rasakan dengan Stasiun Manggarai.

Stasiun Manggarai itu 'Bandara Heathrow'-nya Viera. Saya menemukan banyak segala jenis 'love actually' di sana.

Di mulai dari sepasang anak SMA yang lagi berantem. Yang cewek diem sibuk maenin hape-nya, membaca setiap update-an blackberry dari teman-temannya, yang cowok juga sibuk ngeliat langit dengan tatapan kosong.

Ada juga anak seorang Papah-papah muda yang sedang bermain bersama dedek bayinya yang berjalan tertatih-tatih.

Tak lupa, buat yang sering nongkrong di Stasiun Manggarai, pasti tau keberadaan seorang nenek yang sering menggunakan berbagai jenis aksesori berbentuk bunga di kepalanya. Dia sering menari ke sana-ke mari di sepanjang rel kereta api dan baru mau minggir kalau sudah di-klakson sama kereta yang mau lewat.

Dan satu lagi, mas-mas Sevel Stasiun Manggarai yang suka nyapa saya, "selamat malam Mbak Cantik…..Pasti beli Nootriboost stroberi lagi. Nggak pake kantong plastik kan? 5000 saja….Terimakasih…." Aaaaaaaaah meleleeeeh! Lumer sudah semua kejenuhan kantor yang melanda semenjak pagi itu.

Pagi itu, kereta yang saya tumpangi berhenti cukup lama di antara sekitar 500 meter sebelum memasuki Stasiun Manggarai. Hmmm…..Pasti ada kereta antar kota yang mau lewat nih.

Setelah 10 menit berlalu, kereta yang saya tumpangi pun melaju dengan cukup pelan menuju Stasiun Manggarai. Baru asja mata ini mau terlelap, tiba-tiba terdengar teriakan dari peron sebelah rel tempat kereta saya melaju.

Seorang gadis berkerudung merah muda terkulai lemas di pinggiran peron tersebut. What did happen?

Beberapa penumpang di gerbong wanita yang saya naiki terlihat mengeluarkan kepalanya dari pintu gerbong yang mulai sedikit terbuka.

Wanita berkerudung di peron itu tampak berteriak histeris, melihat…..Seorang temannya yang terperosok di rel tempat kereta saya sedang berhenti.

30 menit pun berlalu. Beberapa cerita datang dan pergi dari setiap mulut orang-orang yang berada di dalam gerbong kereta.

Salah satu cerita yang sampai ke telinga saya adalah, ada dua orang wanita yang sedang menunggu kereta di jalur lima, mereka sedang bercanda, namun salah seorang di antara keduanya terperosok secara tidak sengaja ke depan kereta yang saya tumpangi.  Wanita tersebut tidak dapat menjaga keseimbangannya dikarenakan menggunakan sepatu dengan hak yang cukup tinggi.

Salah seorang ibu yang berbadan cukup gempal dan duduk tepat di hadapan saya sempat berujar, "mau naek kereta kok terlalu bergaya sih, jadi aja jatuh….."

Terlepas dari rasa turut berduka tas jatuhnya si wanita tersebut.

Saya ingin sedikit berdiskusi tentang ucapan si ibu tersebut.

Salah satu hal yang saya pelajari ketika naik commuter line Bogor-Jakarta adalah, mau setinggi apapun kedudukan kamu di kantor sana, ketika naik commuter line, pasti pake sendal jepit atawa sendal sejuta umat berlogo buaya itu, hehehehe…..

Ya, nggak semuanya juga sih. Masih ada beberapa orang yang dengan kecenya menggunakan sepatu berhak tinggi atau sepatu super lancip mengkilat.

Tapi, untuk kenyamanan, sendal jepit selalu menjadi pilihan utama saya. Mau abis ketemu kecengan di kantor, mau abis dimarahin boss gara-gara salah input data, mau abis gajian, mau abis berantem sama supir bajaj yang tega nyerempet wanita sekece ini.

Tapi teteup lho pas sampai stasiun, saya buka sepatu heels yang saya kenakan dan beralih ke sendal jepit bergambar burung wallet itu.

Terus apa dong yang saya pelajari dari pengalaman ini?

Kalau naek kereta…..

1. Jangan lupa bawa sendal jepit atawa sepatu sejuta umat berlogo buaya itu.

2. Baca doa. Doa mau makan, boleh. Doa mau tidur, juga boleh. Karena menurut penelitian, 76,8 % pengguna commuter line akan tidur, makan, atau kepo-in orang liwat hape ketika naik ke atas gerbong.

3. Liat kiri-kanan. Kali-kali ada yang bisa dijadiin teman naik kereta atau….Teman di pelaminan, aw aw aw!

4. Naik commuter line itu menyadarkan saya kalau semua orang punya tujuan hidup yang berbeda-beda, tapi Tuhan ngasih hidup yang harus dijalani secara bersama.

5. Mau sekece apapun pekerjaan kita, kalau udah naik kereta emang paling nyaman nyendal jepit. Mau atasannya baju zara atawa baju jarah, bawahannya tetep swallow. Mau sekece apapun kita, di mata Tuhan kayanya kita bakal tetep sama ya.


Oke déh, burung Irian, burung Cendrawasih, cukup sekian dan terimakasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar