Rabu, 15 April 2015

#SKSC: That moment

Fine. Leason learned.

Pagi itu, seperti biasa, saya berangkat kerja sambil nguap sana sini. Well, it was 6 o clock and I slept for 3 hours only. Aaaaaah kecantikan saya berkurang sudah dikarenakan kurang tidur ini T^T Nggak apa-apa lah ya kurang tidur, daripada kurang kasih sayang….*peluk foto Mamah, Papah, Joseph Gordon Levitt, G Dragon, Hua Ce Lei, Lee Min Ho, Nicholas Saputra…

Saya sampai di Stasiun Cilebut pukul 6.15, berharap menunggu kereta ke Bogor yang menurut jadwal akan datang 5 menit kemudian.

Lho kok ke Bogor?

Nah, ini adalah salah satu strategi ciamik biar bisa dapet tempat duduk yang sering saya lakukan. Caranya?

Ya naik kereta ke Stasiun perbehentian terakhir dulu, Stasiun Bogor. jangan harap turun dari kereta menuju Bogor, kita bisa langsung mendapatkan tempat duduk di kereta menuju Jakarta. Terkadang kita harus menunggu jadwal 2-3 kereta berikutnya.

Nggg, masih bingung ya?

Jadi gini, misalnya dari Stasiun Cilebut saya naik kereta menuju Bogor dengan jadwal pemberangkatan jam 6.20. Dengan estimasi waktu sekitar 10 menit, berarti saya akan sampai Bogor pukul 6.30.

Jangan harap saya bisa langsung naik kereta ke Jakarta dengan jadwal pukul 6.37 atau 6.48, karena jatah tempat duduk sudah keburu habis. Lantas, apa untungnya saya naik kereta balik, kalau nggak dapet tempat duduk?

Terkadang saya baru bisa mendapatkan tempat duduk kosong di dalam kereta pemberangkatan Jakarta pada pukul 7.05

Kalau saya naik kereta dari Bogor di atas jam 7.05 dapat dipastikan saya telat sampai kantor. Dan gossip-gossip nya sih, kalau telat masuk kantor, gaji saya bakal dipotong T^T

Balik lagi ke cerita di paragraf awal. Pagi itu, kereta balik menuju Bogor tampaknya telat. Walau sudah stand by dari jam 6.15, kereta ke Bogor baru sampai pukul 6.40. Yang berarti saya baru sampai Bogor sekitar pukul 6.50

Waduuuh, gaswaaat, kalaupun saya bakal dapet tempat duduk di kereta, itu tuh pasti di kereta dengan jadwal pemberangkatan di atas pukul 7.05.

Nggggg, dengan modal takut telat, akhirnya saya coba masuk ke dalam kereta ke Jakarta pemberangkatan 7.05 dan bener ajeeee nggak ada tempat duduk.

Siiigh….T^T

Eh….

Tapi…

*Melihat sinar keemasan di balik kerumunan orang berdiri*

Ada satu tempat duduk. Kosong melompong. Nyisa tinggal satu. Mojok. Nyempil. Kaya upil. Upil gajah Lampung.

Tapi….

Itu tempat duduk prioritas.

He euh. Tempat duduk khusus ibu hamil, membawa anak, orang cacat, atau orang tua.

Nggggggg, tapi, tapi, tapi, tapi, kalau saya nggak naik kereta pemberangkatan 7.05 ini saya bakal telat masuk kantor T^T

Maaf ya para pengguna utama kursi prioritas, bukan maksud hati nih mengambil hak kalian….Tapi, tapi, tapi, tapi…..

Dengan berat hati, saya duduk di kursi prioritas itu. Dengan niat, nanti kalau emang ada yang benar-benar membutuhkan, saya bakal kasih nih tempat duduk kok….

Kereta pemberangkatan 7.05 dari Stasiun Bogor itu pun melaju. Dengan pose duduk H2C alias Harap Harap Cemas, takut tiba-tiba disuruh bangun dari tempat duduk prioritas, saya pun agak tidur-tidur ayam di atas kereta.

Kereta memasuki Stasiun Cilebut. Banyak orang yang menaiki gerbong yang saya tempati. Tapi, tempat duduk saya mah aman terkendali. Wiiih, azeeeek nih, kegiatan tidur-tidur ayamnya bisa diganti jadi tidur beruang.

Tidur beruang??? Iyaaaah, posisi tidur di mana walaupun Stasiun Manggarai dipindahin lokasinya ke Gunung Salak, kamu bakal tidur terlelap.

Kereta memasuki Stasiun Bojong Gede. Wiiih, ada ibu-ibu menuju tempat duduk saya nih. Eh, ternyata orang di sebelah saya yang lebih dulu berinisiatif untuk berdiri. Wiiiih, alhamdulillah, rezeki anak soleh mah ke mana. Saya tetep bisa tidur terlelap sambil duduk manis di kursi prioritas.

Kereta memasuki Stasiun Citayam. Dalam keadaan setengah sadar, seorang kondektur membangunkan saya.

"Maaf Mbak hamil juga?" Tanya si kondektur.

Hah?

"Ini ada ibu hamil…" Jelasnya.

Wooot, masa baru 3 stasiun, masa putri beruang sudah harus bangun???

Saya pun tersenyum simpul.

Si kondektur pun beralih kepada penumpang di sebrang saya, untuk menanyakan hal yang sama. Mungkin si kondektur itu mengartikan senyum simpul saya berarti sebuah pengakuan saya bahwa saya sedang berbadan dua…Woooot T^T Ini ketemu calon bapaknya aja belom kesampean, masa udah tek dung duluan???

Dan perasaan bersalah itu pun muncul dengan membabi buta.

"Ngggggg, gue dosaaaa nggak sih???? Gue dosa yaaaa??? Ya Allah, aku mahluk berdosa??? Atulaaaah, pagi-pagi udah buat dosaaaaa…..Ya Allah mahluk-Mu ini penuh dosaaaa??? Aku bergelimang dosaaaaaa….Astagfirullah….Ya Allah, kumaha atuh????? Ya Allah…..Aku tau ibu-ibu itu butuh tempat duduk, tapi kan masih ada tempat duduk lain….Tapiiiii, tapi, tapi, tapi…..Aku ngantuk ya Allah….Zzzzzzzzzzz" komat kamit saya dalam hati sampai tertidur lalu terbangun di Stasiun Manggarai.

Masih dengan perasaan bersalah saya berjalan menelusuri pinggiran Sungai Ciliwung, untuk sampai ke kantor saya.

"Aaaaaah aku berdosa…Dosa…Dosa…Dosa…..Dosa….kuuuuuu yang kucintaaaaa, pujaaaan hatikuuuuuwh….." Itu 'DESA' keleus! DESA! D-E-S-A! Eh, bai de wei, di pertengahan tahun 2015 ini, masih boleh ngomong 'keleus' nggak sih?

Sesaat setelah keluar kereta.

5…..4…..3….2…..1….

"……."

Jeng-jeng!

Apakah yang terjadi kepada Yang Mulia Teteh Viera Yang Cantiknya Tiada Tara….Tara Mandi T^T

a. Akhirnya Viera ketemu jodohnya (dibaca: Nicholas Saputra, itu juga kalau gossip dia adalah seorang gay, nggak bener ya gaes, red)
b. Viera ketemu mas-mas penjaga gate masuk Stasiun Sudirman  zuper gwanteng sekali bingitz very much.
c. Viera ngeliat dedek-dedek esmud yang rambutnya teteuf rapi jali walaupun turun dari kereta Bogor - Sudirman jam 7 pagi.


Sayangnya pilihan berganda di atas itu salah semua.

Jadi, beberapa menit setelah saya turun dari kereta, saya jatuh. Jatuh cinta? Jatuh hati?

Ya, pengennya sih gitu, tapi ya apa daya, saya cuma bisa jatuh beneran T^T He-euh jatuh beneran T^T Dengan posisi pantat yang duluan mendarat dan rasa malu tak berkesudahan kemudian.

Selama seharian itu pantat saya terasa ngilu luar biasa. Mungkin kalau orang yang nggak tau cerita saya jatuah sih, mereka bakal ngira saya lagi kena ambeyen. Ouuuuuch~ Hilang sudah kesempatan punya image wanita solehah nan baik hati di mata sang pria idaman.

Hari itu pun berakhir dengan pulangnya saya ke Bogor menaiki kereta sperti biasa, namun harus duduk di tempat duduk prioritas, karena si pantat masih terasa keram di sana-sini.

Aaaargh, emang ye kita tuh nggak boleh ngambil hak orang lain. Gara-gara paginya ngambil hak orang yang membutuhkan untuk  duduk di kursi prioritas eh langsung dikasih kejadian sama Tuhan buat biar bisa bener-bener duduk di situ T^T





Tidak ada komentar:

Posting Komentar