Rabu, 10 Februari 2010
I live in Italy, not in Europe....(Part 2)
Then, it's continuing....
Italia sangat terkenal akan makanannya, sampai-sampai saya harus membuat note terpisah tentangnya. Saya lebih suka menjadikan "I live in Italy, not in Europe...(special ed: food)" sebagai judul, namun seperti film-film hollywood: Spiderman 1, spiderman 2, spiderman 3...dst. Saya ingin membuat sebuah note yang setidaknya ada sedikit kesinambungan dengan note sebelumnya karena pada dasarnya mereka memiliki tema yang sama.
So...we're starting now!
7. I did not surprised when someone tells me, he ate a whole pizza by himself.
Kalau di Indonesia, pasti orang yang makan pizza satu porsi, sendirian, akan saya sebut:
'si perut karet', atau saya akan bertanya tipikal pertanyaan seperti ini: 'lu lagi hamil anak kembar 3 ya?' atau bahkan yang agak sarkasme sedikit, 'lu kembaran kudanil?'
Nah, point nomor tujuh ini terbukti sudah ketika saya makan siang bersama dengan salah seorang teman italia. Waktu itu tepat pukul 12.00 dan kami akan punya kelas lagi pukul 13.00. Sebelum kami sampai di kantin, kami melewati vending machine yang menyediakan berbagai jenis minuman seperti kopi, coklat, susu, atau campuran di antara ketiganya. Teman saya itu pun mengeluarkan uang sekitar 0.30 euro - 0.50 euro dan membeli secangkir (yang dimaksud dengan 'cangkir' di sini itu adalah, sebuah cangkir dengan ukuran kira-kira 1/4 lebih kecil dari ukuran cangkir yang biasa kita temukan di Indonesia) kopi espresso panas.
Dia meminum kopi espresso panas itu dalam sekali teguk dalam waktu kurang dari 30 detik. Lebih cepat 2 menit 15 detik dari selesainya penyajian kopi espresso tersebut dari vending machine itu sendiri.
Dalam perjalanan ke kantin, sambil diajarkan beberapa umpatan kasar dalam bahasa italia, si teman saya itu bertemu dengan teman-teman sepermainannya yang baru selesai melakukan ujian. Mereka ngobrol sebentar, tidak lupa menyelipkan 'kata kasar' di antara kalimat mereka, dan anehnya, saya hanya mengerti satu kata dari seluruh percakapan mereka, kata apakah itu gerangan? Yup, hanya si 'kata kasar' itu saja.
Akhirnya kami sampai ke kantin...Kami sengaja duduk di dekat pintu keluar agar kami bisa cepat-cepat keluar dari kantin yang penuh tersebut, maklum jam 12.00 adalah jam lapar-laparnya para 'anak buah Julius Caesar' ini. Dan marilah kita jabarkan apa yang dimaksud dengan kalimat, "I did not surprised when someone tells me, he ate a whole pizza by himself."
Ini lah bagaimana cara makan si teman saya itu:
a. Makanan il primo piatto (piring pertama, biasanya: pasta, spaghetti, atau nasi),
b. La seconda piatto (piring ke dua, biasanya: ayam goreng, babi goreng, kalkun goreng, nugget, atau pizza. Yes, after they ate pasta they continued with ate pizza!),
c. Makanan penutup: Roti. Well sebenernya, bukan hanya sepotong roti, tapi bisa dua-tiga-empat potong roti. Ok, setelah pasta, lalu pizza, then empat potong roti! Dan kamu pikir mereka sudah selesai makan? BELUM! Sekarang mari kita lanjutkan dengan.....
d. Sebuah apel. Sip! We're done! Mari kita kembali ke kelas kalau begitu! Tapi apa yang saya dapatkan, "Tunggu Viera, saya belum.....
e. Minum bir. Oh iya, saya lupa kalau teman saya itu belum minum, (For your information: 'minum kopi' itu tidak dapat diartikan sebagai salah satu jenis 'kegiatan minum'.)
f. Di sela-sela minum bir, teman saya itu makan yoghurt strawberry yang tadi dia ambil. Yeah, european still cares about healthy life! I'd really appreciate it.
Akhirnya kami selesai makan pada pukul 13.20...As you know, kami terlambat! I was running, but he walked. Karena ukuran panjang kaki kami jauh berbeda, jadi ketika saya berlari, si teman saya itu bisa mengimbangi kecepatan saya hanya dengan melakukan jalan kaki biasa dengan langkah-langkah yang agak lebar.
Saya sampai di kelas saya dengan nafas terengah-engah sedangkan si teman saya, dengan nafas masih bau bir dan dengan mulut masih memainkan tusuk gigi yang ia gunakan ketika selesai makan siang tadi. Thanks God, ternyata sang professor belum datang, menurut salah seorang classmate saya, beliau masih sibuk minum kopi di bar dengan salah seorang teman saya yang sedang mengajukan judul thesis-nya. (Kapan ya di Indonesia saya bisa ngobrol dengan dosen saya di bar? Bisa dikira macem-macem tuh!)
Dan you know what, pembicaraan kami hari itu berakhir dengan sebuah tawaran dari si teman italia (yang makan siang saya),
g. "Viera, kamu mau wafer coklat?"
Saya hanya bisa menjawab, "No, sono piena ancora..." (artinya: "No, I'm full already..."). Lalu si teman saya itu pun pergi ke vending machine yang berada di dekat kelas kami.
NB: Ketika saya berusaha menjelaskan bahwa: "Nggak semua orang Italia makan dengan cara seperti ini..." hampir sama dengan ketika saya berusaha menjelaskan bahwa: "Nggak semua orang indonesia itu ngaret..."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar