Sabtu, 20 Februari 2010

Keramat.


Assalamualaikum wahai sodara-sodari kelompok PENCAPIR! Kumaha daramang? Alhamdulillah.....

Aduuuuh, makin deg-deg-an saya, pengen mati aja bawaannya. Doain ya, biar ujian saya lancar dan mumpuni. Amiiiiin!

Well, setelah membaca biografi seorang Italo Calvino, salah seorang penulis literatur kontemporer asal Italia, saya berhasrat untuk take a rest sejenak, dua jenak, tiga jenak, empat jenak....

Lalu, seperti biasa, saya mulai cari petunjuk kepada 'ayang jenglot, tentang perkembangan film horror di Indonesia. Denger-denger, Hantu Puncak Datang Bulan di banned ya? Iiiiih, kasian sekali teman-teman pria saya yang punya syahwat segede gaban, pengen liat mulusnya paha Tante Andi Soraya??? "You wish!"

Setelah dua jam disibukkan dengan kegiatan mencuci keris Mpu Gandring, akhirnya saya mendapat wangsit untuk menonton sebuah film berjudul 'Keramat'. Film ini disutradarai oleh seorang Monty Tiwa, "Aiiiiih beibeh, 'atuuuuuuuut!" ujar saya sambil tertawa, soalnya kan Monty Tiwa itu kan spesialis film cinta-cinta-an. Kira-kira jalan filmnya gimana ya? Nanti ada pocong menjalin cinta terlarang sama kuntilanak gitu? Hahahahahahahahahahhahahaha!

Waktu menunjukan pukul 1.34 PM. Lalu saya klik lah alamat website yang menyediakan film itu. Diawali dengan sebuah scene sekumpulan orang yang sedang ingin membuat film ber-genre harapan, motivasi, dan semangat dalam menjalani kehidupan. Lalu orang-orang tersebut harus melakukan survey lokasi terlebih dahulu di tanahnya Sultan Hamnegkubuwono, seminggu sebelum shooting film itu sendiri di mulai. Hmmmm, awal yang cukup bagus. Biasanya, sebagai penonton, kita dijadikan sebagai orang ketiga yang menikmati cerita, namun sekarang, kita dijadikan sebagai orang kedua. Sekiranya yang pernah menonton film Cloverfield? Blair witched project? atau Rec? Seperti itu lah sistem pengambilan gambar di sini. Kita, sebagai penonton, serasa diikut sertakan ke dalam pembuatan film ini. Okay, jadi to the point aja ya, mana nih adegan cewek pake kemben di kala tengah malam dengan angin yang super kencang? *Ngajak minta dikerok aja nih artis!

Di 5 menit awal, mulut saya mulai terkekeh. Di 5 menit berikutnya, mulut terkekeh saya langsung tertutup rapat. 5 menit berikutnya, kedua tangan ini menutup mulut saya, 5 menit seterusnya, saya mulai menutup mata sambil mencuri-curi pandang sedikit gambar bergerak yang terdapat di Bergy si Lepi saya. 5 menit kemudian, mulailah saya mengumpat, "kampret! Keparat! Anjing! Astagfirullah....(dan diakhiri dengan saya membaca surat ayat kursi.)"

Menurut saya, beginilah seharusnya film horror modern indonesia. Dari segi cerita dan pengambilan gambar, semuanya serba baru dalam penerapannya. Di tumpukan semua film horror yang menggunakan embel-embel 'perawan' pada judulnya, (kenapa juga nggak ada judul film, Tali Pocong Perjaka? Kain Kafan Perjaka? Apakah kemurnian dari seorang wanita tampak lebih menarik daripada seorang pria? Ngggggg, iya juga sih, siapa juga yang mau disuguhin paha berototnya Oom Berry Prima!) film ini terlihat sangat out standing! 'Perfetto!' kalau kata orang Italia.

Demi Tuhan, langit, dan bintang di angkasa, this movie is highly recommended

4 komentar:

  1. LINK POR FAVOR !!!
    pelem apaan bikin takut begini
    *CUIIIHHH*

    -gak percaya-

    *kembali menggoreng pisang*

    BalasHapus
  2. iiiiiiih ada di yutup: keyword-nya: Keramat....rameeeee koook!

    BalasHapus
  3. Uhahahahaha... Tumben Pea nggak menghujat pelem horror, bibeehh,,,, xD

    BalasHapus
  4. hahahahahahahahahahahahhaha! ini agak beda sedikit Mit....gue baru khatam nongton tali pocong perawan nih! NoBar gitu deeeh, sama mahasiswa indonesia di sini....

    BalasHapus