Rabu, 10 Februari 2010

Si Mas Peganggu Berseragam Batik di Stasiun Cikini.


Hari ini saya sampai di Stasiun Cikini pukul 2.45PM. KRL AC-Ekonomi yang harusnya berangkat pukul 1.20PM dari Stasiun Cilebut itu telat 15 menit, dikarenakan terjadi kebakaran di sambungan rel di area antara Stasiun Universitas Indonesia dengan Universitas Pancasila. Yang saya dengar sih, ada rel yang gosong terbakar sampai 10cm, weeeew! 

Saya nggak ada masalah dengan gangguan rel tersebut, tapi dengan 'gangguan' lainnya. Jadi ketika saya turun dari kereta, menuju tempat pengecekan karcis di dekat loket penjualan di Stasiun Cikini, saya tertahan agak lama, antrian cukup panjang menanti di depan saya. Saya tampak seperti penumpang paling belakang yang mengantri, toh saya tidak dikejar waktu juga... 

Ketika sampai pada bagian saya untuk menunjukan karcis pada penjaganya, tiba-tiba pintu yang menghubungkan stasiun dengan dunia 'luar' ditutup oleh salah satu penjaga karcis itu. Saya pun panik, "eh kenapa nih? Kok tiba-tiba ditutup?" ujar saya dalam hati.

Penjaga karcis yang menggunakan baju batik menghampiri saya dan berkata, "maaf Dik, kalau mau pintunya dibuka, Dik harus ngasih karcis yang ada nama adik-nya?" (Emang situ kakak gue, manggil gue 'adik' segala?????)

Wah peraturan baru kah? Emang ada karcis yang pake nama penggunanya? Memang saya dengar, kalau mulai Agustus 2009 nanti sistem karcis untuk naik KRL akan diganti menjadi seperti sistem kartu untuk naik busway...Woooow, jadi nanti di kartunya bakal tertera nama kita gitu ya? Keren banget!

Namun, kata 'keren banget' itu dengan cepat berganti, ketika kedua penjaga karcis yang lainnya tertawa dan berteriak, "kenalan kok kaya gituuuuuuu?"WHAT THE FATHER MOTHER! 

Lalu si petugas yang menggunakan baju batik itu membukakan pintu yang letaknya dekat dengan loket stasiun tersebut dan mengantarkan saya sampai undakan tangga pertama untuk turun ke tempat pangkalan 'taksi orange' a.k.a bajaj yang biasa mangkal di pelataran Stasiun Cikini. Dia juga bertanya, "biasa pulang jam berapa?"

Karena ketakutan luar biasa, saya tidak sempat melihat wajah si mas pengecek karcis yang berseragam batik itu, tidak juga menjawab pertanyaan tersebut dan buru-buru lari menuruni tangga. Aduuuuh phobia dideketin orang nggak dikenal saya kambuh nih! Leher dan telapak tangan saya langsung merasa gatal luar biasa! AAAAAAAAAAARGH!

Saya pulang menggunakan KRL AC-Ekonomi pukul 7.30PM pemberangkatan Stasiun Cikini, namun kereta tersebut harus melanjutkan perjalanannya terlebih dahulu ke Stasiun Jakarta Kota dan setelah itu memutar balik ke arah Stasiun Bogor. 

Sesampainya di tempat pegecekan karcis di sebelah loket penjualan Stasiun Cikini, ternyata penjaga karcis yang berseragam batik itu nampak masih ada di sana. Oh Mai Gat! Tapi kalau masuk ke dalam peron kan harus bertemu dengan si mas pengganggu berseragam batik ini untuk diperiksa karcis terlebih dahulu! Ya Tuhan, bagaimana binti kumaha nih???

Ya udah deh saya terobos aja penjaga karcis itu! Dengan tangan kanan memegang karcis abodemen untuk ditunjukan dan kaki sudah siap untuk 'langkah seribu'! Eh, benar saja, si mas peganggu berseragam batik itu berusaha untuk menahan saya, dia mengantarkan saya sampai undakan tangga menuju peron yang berada di lantai atas. ANJROOOOOOT! Saya pun berlari sekuat tenaga untuk menaiki tangga tersebut, padahal tas bakcpack yang saya bawa ini cukup berat dan sangat menyulitkan langkah saya. 

Dalam hati saya berteriak, "maaf saya sukanya sama kondektur bukan penjaga karcis!" Wakakakakakakakakakaka!

Sesampainya di atas saya berpikir...Eh, jangan-jangan si mas berseragam batik itu Moch.Ali Z???? Siapa tauuuu! Kan saya nggak pernah melihat keberadaan beliau di atas gerbong lagi, mungkin aja Moch.Ali Z dipindah-tugaskan menjadi pengecek karcis di peron???? Aduuuh pengen nge-cek wajahnya deh, tapi gengsi tadi udah capek lari-lari biar menjauh dari dia! AAAAAAAAAARGH!
 Friday, May 22, 2009 at 6:56pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar