Sabtu, 20 Maret 2010

Saya membutuhkan 3 detik ini untuk menjadi 3x lebih baik lagi.


Hiks, hiks, hiks, tampaknya saya masih disebelin sama teman saya yang hatinya telah tersakiti oleh tulisan yang saya buat itu. Aduuuuh sedih banget, rasanya ingin bernyanyi ala Mas Duta saja: "Dan....bukan maksudku, bukan inginku, melukaimu, sadarkah kau? Di sini pun ku terluka....huoooo huoooooo." Ya...Tapi mau gimana lagi ya? Karena saya yang berani menulis, saya juga yang harus bisa bertanggung jawab.

Saya tidak perlu sampai ikut jihad fisabililah di tanah suci Palestina sana, saya tidak perlu menjadi bagian dari demonstrasi mahasiswa menentang kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat, saya tidak perlu kabur dari rumah karena beradu argumentasi dengan orang tua, saya tidak perlu semua itu untuk belajar apa itu arti dari sebuah frase bernama 'tanggung jawab'.

Ketika Tuhan memberikan banyak kesempatan untuk saya menulis apa yang saya rasakan, maka dengan cara itu pula lah Tuhan mengingatkan saya. Ketika sebuah tulisan tak hanya terdiri dari rangkaian kata saja, namun juga terdapat rasa di sana. Bahagia? Sedih? Kesal? Sakit hati? Bingung? Sagala aya! (google translation: semuanya ada!)

Jadi sedikit ingat dengan sebuah kejadian yang dialami oleh salah seorang kakak kandung saya, Tétéh Penélope Cruz (dia mah suka gitu orangnya, ngaku-ngaku orang Spanyol, padahal asli lahir di Ciroyom). Ketika dia masih berumur 16 tahun, saat dia sedang berjalan berdua saja dengan ayahnya di pinggiran jalan di kota Madrid, lewatlah sebuah mobil dan berteriaklah sang pengemudi: "Hi! I love you!" Lalu, lewatlah sebuah mobil lainnya dan berteriaklah salah seorang di dalamnya, "Hi! Horn!"

Dan, 19 tahun kemudian, ketika dia pernah bermain film Volver, ketika dia telah mendapatkan oscar, ketika dia sempat merebut Tom Cruise dari genggaman Nicole Kidman, dia baru sadar kalau selama ini, segala yang dia lakukan akan selalu menimbulkan dua reaksi. Dan dia tidak bisa memaksakan agar semua orang memuja akting yang dia lakukan dalam film Vicky Cristina Barcelona sebagai tokoh María Elena karena masih ada juga orang yang mencaci dia sebagai orang ke tiga dalam rumah tangga Kang Tom Cruise yang tampak harmonis itu.

Begitu juga dengan diri saya, saya tidak dapat memaksakan agar semua orang menyukai apa yang saya suka. Tapi, saya harus bisa bertanggung jawab akan apa yang saya sukai itu dan saya tidak mau membutuhkan waktu yang sama dengan Tétéh Penélope untuk menyadarinya. 19 tahun itu terlalu lama untuk saya yang baru saja mengecap kehidupan selama 22 tahun ini! Cukuplah 3 hari ini untuk menyendiri, 3 jam ini untuk berkontempolasi, 3 menit ini untuk berbenah diri, dan 3 detik ini untuk tersenyum kembali.

Saya tidak perlu melihat sosok sempurna ala para nabi untuk menyadari akan kesalahan yang pernah saya buat. Cukuplah tawa ini menjadi obat paling mujarap. And..."
hey, humans are too funny to be perfectly serious!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar