Cukup sudahlah empat buat posting-an terkahir membuat saya lebih mengerti kalau manusia itu adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk mengakui keberadaannya.
Nah, ngomong-ngomong tentang manusia yang membutuhkan orang lain sebagai pengakuan. Sore tadi (waktu Calabria) saya chat dengan salah seorang teman saya yang namanya ingin disamarkan menjadi: A*U...Saya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal ini berkali-kali, saya menanyakan kembali tentang keinginannya atas nama samaran itu, "Lu yakin kagak mau diganti? Yang terlintas di otak gue pas baca nama samaran lu itu, sorry to say nih ya beib, ASU...Lu orang jawa kan? Ngerti dong yang gue maksud?"
Dia pun hanya memberi icon smiley di window Yahoo Messenger saya. "Yo weisss, anggap saja ASU itu akronim dari Air Susu ibU ya beib? Tampak terlihat berwibawa gimana gitu..." usul saya.
Apa lagi yang dibicarakan oleh dua orang perempuan ketika bersama selain urusan hati, well, kalau diperkenankan nih, hati di sini berarti HArta dan TI***, hahahahahahahaha! Hmmmm, terlihat agak vulgar, namun begitulah kenyataannya. Memang kita tidak jelas-jelas berbicara seperti itu, hell yeah, saya lebih percaya sama ucapan dokter Boyke daripada teman saya yang berinisial A*U, jika berbicara tentang hal yang satu 'itu'.
Dari beratus ribu huruf yang saya ketik sebagai reply message untuk A*U, obrolan kami selalu hampir saja sama, kalau tidak tentang hobby dia akan mengoleksi poster dan pin AA Indra Brugman yang berbakat jadi homo itu, pasti tentang AA yang lain, misalnya: AA Gym, AA Maikeul, AA George, dan sejuta pria yang berawalan 'AA' lainnya!
Mungkin ada yang penasarang profil dari A*U ini? Inilah sedikit banyak tentang A*U. Wanita yang tahun ini genap berumur 23 tahun, merupakan anak pertama dari sebuah keluarga harmonis yang tinggal di pinggiran kota hujan. Cita-citanya adalah Ingin segera menikah, Ibunya sudah ingin punya mantu, ayahnya sudah ingin cepat-cepat gendong cucu, dan para adiknya sudah ingin memiliki keponakan nan lucu. "Oooooh AsUUUUUUU", eh salah maksud saya, "oooooooh A*UUUUUUU, beginilah nasib perempuan berumur twenty something....yeaaaaah, something wroooong...."
Selayaknya perempuan normal lainnya, A*U pun memiliki seorang pria idaman (selain AA Indra Brugman, menurut A*U, "saingan gue Ryan Jombang, Pe, berat...."). Pria yang tau akan keberedaannya, namun tidak pernah tau akan rasa sukanya. (I bet for 1000 euro! Kalau semua perempuan pernah dalam posisi ini!)
How pathetic for becoming a woman whom felt in love! Tak sanggup rasanya mengatakan apa yang kita rasakan dan tak bisa dan tak boleh. Namun, kelihatannya A*U suda tertolong dengan keberadaan seorang Mark Zuckerberg, sang pendiri facebook. Widiiiih, tampaknya A*U sudah mulai berkhayal tingkat tinggi! Sekarang oknum A*U berharap kalau AA Mark akan menyuntingnya....
"BUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN PE! Helloooooouuuu! Wake up Peaaaaaa!" ujar A*U sambil melakukan gerakan pemanasan SKJ '92, mungkin itu lah yang akan dilakukan seorang A*U jika dia dapat membaca pikiran saya.
"Jadi begini Pe, andai saja facebook bisa nge-like orangnya, bukan status di wall-nya aja, tampaknya akan lebih indah dunia ini..." lanjut A*U.
WHAT! WHAT! WHAT! WHAT A BRILLIANT THOUGHT! Iya, ya, tampak sepertinya facebook memerlukan beberapa perempuan yang sedang jatuh cinta sebagai tim creative-nya.
"Tapi, gimana orangnya bisa tau, kalau lu nggak pernah bilang?" tanya saya pada A*U.
Dan tiba-tiba koneksi internet saya pun mati seketika! DAMN! Tapiiiiiiii......nggggg, haruskah seorang A*U yang dapat menjawab pertanyaan ini? Hmmmmm, saya rasa, tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar