Tampilkan postingan dengan label Mencret di celana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mencret di celana. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Mei 2019

Mata Ikan & Me vs The World: That Bolong Feet

Keesokan harinya saya pergi ke Puskesmas untuk proses ganti perban secara benar dan baik.

Inget ya guys, kalau mau santai ke Puskesmas, datanglah di jam-jam mau tutup.

Saya datang jam 11.15, lima belas menit sebelum pendaftaran ditutup.

Tanpa menunggu lama, saya pun langsung ke ruang tindakan.

Uuuurgh~ Rasa perih yang luar biasa datang menghampiri. Karena beberapa kapas kecil menempel di area bolong tempat daging mata ikan saya dioperasi.

Kali ini saya sudah bersiap membawa jaket untuk di....

Bukan untuk dipakai, tapi untuk digigit. Agar supaya karena because of meminimalisir suara teriakan saya pas diganti perban.

(Kalau nggak jijik-an, nih buat yang penasaran sama proses penggnatian perban mata ikan saya, silakan ditengok, hehehehe...)






Soalnnya saya masih kebayang rasa malu teriak-teriak hari Sabtu kemarin ketika dioperasi sampe diliatin anak-anak kecil yang juga pasien di Puskesmas.

Ya Allah para generasi Z yang budiman, plis daripada liatin aku teriak-teriak, meningan liatin proses terbelahnya amoeba di sekitar kita.

Oh iya setelah dioperasi, kaki ini nggak boleh kena air. Jadi, sampai tulisan ini dibuat (sekitar 7 hari pasca operasi), kaki kiri saya belum tersentuh air sama sekali, paling di lap biasa aja. Di lap nya kalau bisa pakai lap handuk yang halus ya, jangan sampe pake kanebo.



Mata Ikan & Me vs The World: Ganti Perban

Sesampainya di rumah, saya melihat daging yang 'berisikan' mata ikan hasil congkelan dokter. 

Jadi, dagingnya itu kaya bakso urat, berwarna merah dan ada akar berwarna putih bermunculan di dalamnya. Pengen saya foto sih, tapi takut pada merinding disko pantura.

Anastesinya pun mulai hilang, kaki saya mulai terasa nyeri luar biasa.

"Ya Allah kaki aku bolong 2cm??? 3cm lagi, bisa jadi dulu buku!" Teriak saya dalam hati. 

Kena azab apa ya ini??? Apakah karena saya sering mengomentari teman-teman saya yang suka posting foto pake hashtag #wakeuplikethis tapi mukanya udah kinclong kaya abis wudhu pake SK II???

Tapi ya sudahlah, dengan bolongnya telapak kaki ini, saya jadi lebih bersyukur, toh mata ikannya udah dicabut. Dan emang ya kesehatan itu rezeki nomor satu. Mau dapet hadiah mobil Mercedes Benz dari undian puting beliun BRItama juga, kalau telapak kaki kamu bolong mah ya jalan juga tetep aja susah.

Bai de wei, saya denger kabar katanya kaki Syahrini juga lagi kepentok lemari ya? Terus langsung dibawa ke Singapore. Apa kabar kalau dia kena mata ikan ya? Langsung dibawa ke Lithuania mereun ya?

Di hari Minggu yang cerah nan berkilau, kaki saya terasa bau amis, ternyata banyak darah yang merembes di perban. Ya namanya juga daging kamu diambil 2cm, what do you expect?

Jari kaki saya pun terasa kaku, karena terlalu lama dililit perban. Pengen ganti perban, tapi ngeliat darah yang ngerembes aja, saya udah nangis.

Mau ke Puskesmas, ya tutup, karena hari libur.

Tak disangka, tak dinyana, salah seorang saudara saya yang ternyata adalah seorang suster datang berkunjung. Dia membuka lilitan perban saya yang sudah memerah karena rembesan darah.






Uuurgh saya baru tau, kalau di balik lilitan perban gulung itu, ada banyak kapas yang disematkan di antara kaki saya yang bolong. Bahkan ada beberapa kapas kecil yang menempel pada daging saya yang basah karena darah dan perlu cairan semacam NaCl atau apa gitu ya namanya, untuk memudahkan proses penarikan kapas-kapas kecil yang menempel dengan nakalnya tersebut.

Huhuhuhuhu, jadi jangan sampai lupa cuci kaki ya teman-teman, kalau nggak nanti kakinya bolong kaya sayah~





Mata Ikan & Me vs The World: Jalan Ingkud-ingkud-an

Hari itu pun datang....

Hari di mana mata ikan saya akan dioperasi! Yay! Bye-bye jalan ingkud-ingkud-an!

Ingkud-ingkud-an???

Hmmm, apa yaaaa bahasa Indonesia dari ingkud-ingkud-an???

Jalan pincang kali ya? Pokoknya gara-gara si mata ikan di telapak kaki itu, saya jadi harus memiringkan telapak kaki saya atau menaikan kaki kiri saya untuk bisa berpindah tempat.

Sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan, saya datang ke Puskesmas sekitar jam 11 siang. Jumlah pasien yang mengantri saat itu tidak terlalu banyak, ada beberapa anak kecil yang berlarian ke sana-ke sini ditemani oleh orang tuanya dan beberapa pasien lansia yang sesekali bertanya tentang alasan saya ke Puskesmas.

"Kenapa ke Puskesmas Mbak?" Tanya salah satu ibu-ibu yang menggunakan koyo di kedua ujung dahinya.

"Iseng-iseng aja sih Bu, nggak ada orang di rumah, meningan ke sini..." Ujar saya DALAM HATI.

Yaaaaa, daripada diem terus meratapi nasib, meningan ngajak ngobrol pasien ngantri lainnya, kali-kali aja dapat tips and trick baru untuk mengusai dunia yang fana ini.

Dan bener aja sih, saya dapat informasi baru, jadi setelah dioperasi, mata ikan ini inshAllah pasti akan tercabut tapi jangan lupa proses pasca operasinya. Di situlah another problem will happen. Kita harus hati-hati sama infeksi.

Banyak pasien yang malas untuk mengganti perban atau daily check-up setelah proses operasi selesai. Mungkin karena malas antri di Puskesmas atau kakinya masih ingkud-ingkud-an, boro-boro ke Puskesmas, ke kamar mandi yang tinggal ngesot aja, sulit~

Setelah menunggu sebentar, saya pun dipanggil ke ruang tindakan. Hmmm, instead of 'ruang', mungkins tempat itu lebih cocok disebut sebagai 'area' ya. Area....na Grande~ Nggak deng, biasanya kan kalau ruangan itu tertutup ya, kalau di Puskesmas Tingkat Satu tempat saya dioperasi, area tindakan mereka tidak punya penutup. Ada sih penutup, tapi cuma partisi setinggi 1,8 meter yang bisa dipindahkan dengan leluasa.

Jadi, orang bisa lalu lalang dan melihat kaki saya diobok-obok.

Jeng-jeng! Operasi pun dimulai.

Tensi saya diperiksa terlebih dahulu, angka 109/63 muncul di sana. Kondisi yang cukup aman untuk dilakukan operasi kecil.

Dan....

Aaaaargh! Aaaargh! Aaaaargh! Arrrrgh! Aaaargh!

Sekitar empat atau lima kali saya teriak kesakitan, sampai-sampai pasien anak-anak yang tadinya berseliweran berlomba-lomba mengintip apa yang terjadi terhadap saya di area tindakan.

Kalau tidak salah hitung, saya mendapatkan lima kali suntikan anastesi di sekitar area mata ikan di telapak kaki saya.

Menurut dokter yang memberikan tindakan, telapak kaki itu pusat syaraf, jadi ya silakan sendiri yang mau dicoba disuntik di telapak kaki lima kali, dengan jarak waktu yang berdekatan, nanti kita bisa buat anti-anti-disuntik-di-telapak-kaki Club ya~

Gimana orang-orang yang suka disuntik botox ya?

Setelah dibius lokal, saya pun merasakan kalau kaki saya diubek-ubek oleh dokter dan salah satu susternya. Saya nggak bisa lihat gimana diubek-ubeknya, soalnya posisi saya itu tengkurap, tapi saya bisa melihat tetesan darah yang jatuh ke lantai.

Aduuuuuuuh, coba waktu dioperasi mata ikan itu bisa pakai backsound ya?

Jadi, sambil liat darah dari kaki saya yang menetes itu, saya bisa senyum-senyum sendiri gitu kali ya? Kapan lagi bisa liat orang yang abis disuntik lima kali di telapak kaki senyum-senyum?

Setelah operasinya selesai, kaki saya diperban bergulung-gulung. Saya masih nggak bisa merasakan kondisi kaki saya saat itu, mungkin biusnya masih ada kali ya?






Dokter pun bertanya kepada saya, apakah saya mau bawa daging mata ikan hasil congkelan beliau tadi?

Waiiiit??? Daging?

Bukannya operasi mata ikan itu cuma dibelek biasa gitu ya? Terus dikeluarin mata ikan yang segede biji beras itu??? Terus dijait lagi kulitnya?

Ternyata saya salah saudara-saudari.

Mata ikan itu macem-macem jenisnya. Ada yang nonjol ke luar dan ada yang numbuh ke dalem. Ada yang besar, ada yang kecil.

Nah, mata ikan-nya Viera itu yang numbuh ke dalem dan ukurannya cukup besar. Kata susternya sih ukuran daging saya yang ada mata ikannya itu, sekitar koin seribu dengan kedalaman sekitar 2 cm. Dengan kondisi dagingn yang dicongkel seperti itu, mana mungkin bisa dijait pasca operasi.

Ya, saya cuma bisa nunggu daging dengan ukuran yang sama tumbuh kembali di telapak kaki saya, huhuhuhuhuhu~

Sambil naik motor saya pun meringis, kaki saya yang dibalut perban saya rebahkan ke bagian tangki motor. Maklum saya pulang pakai motor ninja. Soalnya saya nggak nyangka kalau operasi mata ikan saya itu akan berakhir dengan bolongnya kaki saya sedalam 2cm.

Jadi, apa sih penyebab utama mata ikan Viera? Kan ada yang bilang karena keseringan pakai sepatu hak ya. Tapiiii, saya mah boro-boro pake sepatu hak, sepatu yang sering saya pakai itu sepatu keds.

Ternyata, kondisi kaki yang lembab dan kotor pun menjadi salah satu penyebab mata ikan muncul. Ini sih yang saya curigai, soalnya kan akhir-akhir ini Bogor lagi sering hujan. Sudah nggak kehitung berapa kali kaki saya dengan keds-nya itu basah kuyup. Jadi, kalau kaki kalian basah kuyup, ayo lekas segera dibersihkan dan dikeringkan ya, otherwise ada kemungkinan kaki kalian bakal bolong kaya kaki saya, emangnya cuma sundel aja yang bisa bolong?

Hihihihihihihi~


Mata Ikan & Me vs The World: The BPJS

Masih cerita tentang spionase atau si mata-mata...

Mata ikan.

Setelah memutuskan untuk dioperasi saja, saya pun pergi ke Puskesmas terdekat. Letaknya cuma 2000 perak away via promo Grab Bike dari rumah saya.

Berbekal kartu BPJS, yuhuuuu saya ini pengguna dan pengagum sistem BPJS lho...

Kalaupun di rasa ada beberapa oknum yang menyalahgunakan uang kumpulan BPJS, ya oknumnya itu yang salah. Untuk konsep BPJS-nya sendiri sudah oke sih, zaman dulu cuma orang-orang berduit aja yang bisa bisa berobat, sekarang mah hampir semua penduduk Indonesia bisa mendapatkan hak untuk sehat.

Tapi, ya namanya juga program baru ya, pasti banyak cacatnya, banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Tapi secara konsep mah udah keren kok.

Saya sampai jam 7.30 pagi di Puskesmas, dengan harapan dapat nomor urut awal supaya si mata ikan ini bisa cepat-cepat diurus.

Karena banyak pasien yang antri, saya baru dipanggil oleh dokter umum yang sedang berjaga sektiar jam 10.

Dan ternyata saya baru tahu kalau Puskesmas yang saya datangi itu adalah Pustu atau Puskesmas Pembantu, di mana peralatan yang dimilikinya tidak lengkap, sehingga para tenaga medis di sana tidak bisa menangani my lovely honey bunny fish eye. Saya pun dirujuk ke Rumah Sakit Mulia - Bogor, sekitar 8 KM dari si Pustu.






Sampai di sana, setelah menunggu sekitar satu jam sampai dokternya datang, ternyata mata ikan saya tidak ter-cover BPJS dan saya diharuskan kembali ke tempat Puskesmas pemberi rujukan utama dan dokter yang memberi rujukan ke Rumah Sakit Mulia ini yang harus bertanggung jawab.

Balik lagi ke Pustu, saya pun cerita ke tempat pendaftaran tentang apa yang terjadi di Rumah Sakit Mulia. Si penjaga menganjurkan saya untuk pergi ke Puskesmas Tingkat Satu yang letaknya 4 KM dari Pustu.

Dengan nyut-nyut-an nya si mata ikan, saya pergi dibonceng motor ke Puskesmas Tingkat Satu. Setelah berkomat-kamit membaca doa sehari-hari sampai doa makan karena harus mengantri sekitar satu jam, akhirnya si dokter umum yang ada di Puskesmas Tingkat Satu ini merujuk saya ke Rumah Sakit FMC, yang letaknya 9 KM away dari Puskesmas tersebut.






Dokter umum di Puskesmas ini bilang kalau mata ikan saya sudah terlalu dalam dan kondisinya sudah memprihatinkan dengan kapalan yang semakin menebal dan warnanya yang menghitam. Yang sempet saya kira kotor biasa, namun setelah dibilas dengan air hangat, si warna hitam ini tidak menghilang juga.

Saya pun pergi ke Rumah Sakit FMC sektiar jam 11.30 dan sesampainya di sana, suster pun bilang, kalau dokter bedah yang biasa praktek di jam tersebut sedang tidak ada. Jadwal dokter bedah lainnya baru ada jam 3 sore, dan pendaftaran baru dibuka jam 14.00.

Dari pada mati gaya, akhirnya saya pulang dulu ke rumah, sekalian istirahat shalat dan makan siang. Jam dua siang, saya kembali ke FMC dan yaaaa as usual, saya harus menunggu sektiar dua jam untuk dipanggil ke meja pendaftaran.

Saya ingat betul, sekitar jam 16.45 saya baru dipanggil ke meja pendaftaran dan guess what??? Mereka bilang, BPJS tidak mengcover mata ikan di rumah sakit tersebut. Saya bisa melakukannya tanpa BPJS tapi ada biaya sekitar 2 juta yang akan dibebankan kepada saya sebagai pasien non-BPJS untuk proses operasi, di luar obat dan biaya daily check up pasca operasi.

Dan saya dianjurkan untuk kembali ke Puskesmas pemberi rujukan untuk menangani permasalahan ini. Dan tentu saja di jam 16.45 tersebut, si Puskesmas sudah tutup, yang which is literally, generally speaking, but, therefore, however, berarti saya baru bisa balik ke Puskesmas keesokan harinya.

Waaah saya menahan nangis waktu itu. Pikiran saya kalut, antara mikir, emangnya pasien BPJS tuh sampai kaya gini ya penanganannya sampai mikir kalau Jennie BlackPink pernah kena mata ikan nggak ya?

Saya langsung pesan grab untuk pulang ke rumah sambil nangis sesegukan di punggung driver-nya.

Saya pun berusaha menenangkan diri sambil merendam si kaki dengan mata ikan ke dalam air hangat yang sudah diberi garam. Lumayan sih nyut-nyut-an nya hilang, tapi ya mata ikannya mah nggak hilang, tetap di sana, seperti luka yang pernah kau buat, wahai Tuan Muda Fernando Hose!

Singkat cerita, keesokan harinya saya bangun untuk pergi ke Puskesmas Tingkat Satu, as usual....Nunggu antri pendaftaran untuk bisa diperiksa sama dokter umum.

Dan ternyata Dokter Umum yang giliran jaga hari itu adalah Dokter Umum yang pernah merujuk saya ke Rumah Sakit Mulia di Puskesmas Pembantu. Saya curhat dong, kalau saya ditolak dua rumah sakit sebagai pasien BPJS dan juga dokter umum di Puskesmas Tingkat Satu kemarin.

Gimana ya gengs, sebenernya saya bisa aja sih ngelaurin uang hampir dua juta itu, daripada kaki saya ingkud-ingkud-an, oh my Gosh, kalau ada anak Jakarta Selatan yang baca blog ini, please ya tolong bantu saya to find the word 'ingkud-ingkud'-an in English~ Saya juga anak Selatan sih, tapi Bogor Selatan, jadi bahasanya suka diaduk-aduk, kaya perasaan aku ke kamu, uhuy~

Tapi, ya kan sebagai pengagum konsep BPJS saya pengen tau nih cara kerja BPJS itu kaya gimana sih sekarang? Apa benar kata para BPJS hatters, kalau sistem kesehatan pemerintah yang satu ini tidak baik?

Setelah curhat sama si dokter umum, si dokter umum ini pun bilang, "ya udah ke sini lagi hari Sabtu, soalnya peralatan operasinya harus saya siapkan dan disterilkan terlebih dahulu...."

Ya Allah, itu mah air mata berlinang antara lega dan kesel seraya berujar, "kenapa eh kunaon tidak dari kemareeeeeen sih Iroooooooooh????"

Ingin rasanya mereka ulang adegan AADC 2, ketika Cinta ngomong ke Rangga; "yang kamu lakuin ke aku itu.....JAHAT."

Okai, ceritanya belum selesai...Tapi, ada beberapa moral cerita yang ingin saya share di sini:


1. Kalau mau cek ke Puskesmas meningan siangan deh, jam 11. Antrinya sedikit, jadi bisa langsung ada tindakan.


2. Untuk para staff BPJS terkasih, mungkin kah untuk mengurangi proses ping-pong yang saya alami? Saya tidak ada masalah dengan ketersediaan alat yang terbatas ya, namanya juga puskesmas pembantu, tentu saja alatnya tidak selengkap di puskesmas utama.

Namun alangkah baiknya jika dari awal proses saya mengecek si mata ikan ini, dokter umum yang jaga di Pustu sudah bilang, "oke, karena keterbatasan yang kami miliki, ini bisa ditangani hari Sabtu oleh salah satu pihak kami di Puskesmas Tingkat Satu. Anda bisa datang di jam 11, ketika jumlah pasien yang antri sudah sedikit, sehingga saya bisa konsentrasi untuk melakukan tindakan." That's it~ Jadi, saya nggak usah ke sana-ke mari bertindak sesuka hati kaya Kera Sakti.


3. Untuk para pengguna BPJS, sebelum antri lama di meja pendaftaran. Mungkin kita bisa tanya secara baik-baik ke si penjaga, apakah jenis penyakit yang kita alami ini, bisa di-cover oleh BPJS, jadi kita bisa menentukan tindakan selanjutnya secara cepat dan tepat, whether kita akan terus menggunakan BPJS, mau pakai asuransi lain, atau memilih pengobatan herbal?




Mata Ikan & Me vs The World: The Beginning

Hi, long time no seee...

Gimana nih kabar seorang Viera???

Alhamdulillah baik.

Tapi, eh tapiiiiii....

Saya baru aja kena musibah.

Saya baru aja....

Kena....

Fish eye.

Fish eye?

Jenis lensa yang suka dipake di kamera HP?

Nope.

Saya kena fish eye. Fish artinya ikan, eye adalah mata. Jadi, saya kena mata ikan.

Fufufufufufufu!

Abisan saya nggak tau bahasa Inggris nya mata ikan itu apa. Kalau bahasa medisnya sih 'Clavus'.

Saya udah kena mata ikan sekitar 2-3 minggu yang lalu.

Semuanya berawal dari....

Kapalan.

Letak si fish eye ini ada di telapak kaki berdekatan dengan ibu jari dan jari tengah kaki kiri saya.

Awalnya saya kira cuma kapalan biasa. Kapalan ini pun sudah ada di kaki saya bertahun-tahun, lebih dari lima tahun kayanya dan nggak pernah ada masalah berarti, selain ngilu sedikit kalau abis jalan lama, dan bisa langsung sembuh kalau disitirahatkan semalam suntuk sambil tidur atau direndam di air hangat yang dikasih garam.

Semua itu berubah sampai negara api datang menyerang...Aduh jadi kangen film Aang si Pengendali Udara.

Jadi, semua itu berubah sampai tiga minggu-an yang lalu. Tiba-tiba aja kapalan itu jadi sakit luar biasa. Tiba-tiba kapalan itu robek dan saya pikir ada duri masuk atau lecet kena sepatu biasa. Namun keesokan harinya, tiba-tiba kapalan itu semakin tebal dan kalau telapak kaki saya dipijakan, mulut saya akan otomatis membentuk huruf O, sambil bilang, "Ouch! Ouch! Ouch!"

Dan dua hari berikutnya muncul lah jendolan kecil di letak kapalan tersebut dan kaki kiri saya kelar perkaranya. Nggak bisa dipake jalan dengan sempurna.

Maka lagu almarhum Pak Meggy Z yang bilang sakit hati itu lebih sakit dari sakit gigi, salah banget saudara-saudara!

Sakit gigi emang bikin kesel, sakit hati apalagi, tapi sakit mata ikan di telapak kaki????

Wassalam guys~

Sebenernya mata ikannya sih biasa ya, tapi lokasinya yang tepat di telapak kaki tempat tumpuan berjalan itu yang bikin saya susah payah untuk berjalan normal.

Awalnya saya disarankan pakai callusol, obat legend para penyandang mata ikan. Yang konon dapat menyembuhkan mata ikan, dengan cara dioles dan kemudian mata ikan yang berlapis kulit tebal kita itu akan copot dengan sendirinya.






Dan itu memang benar adanya, kulit tebal kapalan saya mulai mengelupas dengan sendirinya, namun mata ikan saya tak kunjung hilang.

Ada yang bilang, mata ikan itu bisa dicabut sendiri pakai gunting kuku atau jarum yang dipanaskan, tapi akan banyak darah yang keluar. Uuurgh, sebagai member PUBG alias Paguyuban Ukhti Banyak Gaya, tentu saja hal ini saya hindari. Ya Allah, liat darah ngeclak (aduh what is 'ngeclak' in english yah???) saja, aku puyeng~

Dan akhirnya saya memutuskan untuk mengoperasi-nya saja. Konon katanya kalau abis dioperasi, nanti si mata ikan ini akan tercabut sampai ke akar-akar terdalamnya dan voilaaaaa kamu nggak bakal kena mata ikan lagi!

Saya pun menjadwalkan hari Selasa untuk pergi ke Puskesmas untuk meminta rujukan agar bisa dioperasi, sampai-sampai saya meminta izin untuk tidak masuk dari aktivitas saya seperti biasa selama seharian itu, karena berpikir akan dioperasi. Yay! Mata ikan saya akan berubah jadi mata uang!

Tapi, ceritanya belum sampai selesai sampai di sini guys...

Selasa, 20 September 2016

QUIZ TIME!!!!

Hi gaiz,


I'm finally back!

Mau curhat iiiih, udah sekitar tiga hari terakhir ini, tipi di rumah saya dikuasai sama si Papah buat nonton Sidang Jessica-Mirna yang cuma Otto Hasibuan dan Allah SWT aja yang tau kapan bakal selesainya T^T

Saya kan jadi nggak bisa nonton CSI 15, oooouch Oooom D.B Russel yang makin tua makin jadi! Nggak bisa nonton The Voice USA, aaargh Teteh Miley Cyrus yang konon katanya menginspirasi Awkarin dalam masa transisinya sekarang! Uttaran-nya Neng Icha yang ceritanya nggak tau udah di generasi ke berapa, yang penting mukanya tetep ciamik pas di zoom-in-zoom-out! Atau Our lovely  Park Gobum Oppa di Love in The Moonlight yang senyumnya bikin kaya eskrim magnum kalau dibawa ke dalem kereta jurusan Sudirman jam 7 pagi, LANGSUNG MELELEH!

Bai de wei, menurut kalian, mana yang bakal kelar duluan?

A. Sidang Jessica-Mirna
B. Uttaran
C. Idup lo


Jawabannya ditunggu di:
1. Kolom komen facebook teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!)
2. Twitter polling di akun @vierachmawati
3. Langsung di kolom komen blog di bawah ini

1 orang commenter bakal dapet surat tulisan tangan yang bakal langsung dikirim ke alamat yang diinginkan. Pemenang akan diumumkan ketika jumlah comments mencapai 50 biji, kalau nggak mencapai 50-an, ya udah ga jadi dikirim hadiahnya, ahahahahaha! Yang penting niatnya udah ada kan ya mau ngirim hadiah \m/

Oke deh, ditunggu ya jawabannya….


Salam manis selalu,


Viera yang lagi nyari temen buat nonton film DPO






Jumat, 17 Juni 2016

Menu Sahur Hari Ini

Hai-hai teman-temang kelompok PENgamat CeritA-cerita VIERa! semuanyaaaa…..

Seperti yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya, kalau saya lagi keranjingan sama variety show masak-masakan asal Korea, 'Chef & My Fridge', tapi ada juga beberapa portal berita yang nulis kalau judul acaranya  'Please Take Care My Refrigerator'.

Semenjak nonton acara ini, ke-nge-fans-an saya terhadap dedek-dedek gemesh Korea pake celak dan bisa nyanyi sambil jumpalitan pun berubah ke pria-pria paruh baya Korea bercelemek yang bisa motong bawang bombay tipis-tipis tapi cepet sampe talenannnya bunyi tok-tok-tok.

Maka terinspirasi dari para koki yang ada di dalam acara tersebut,  saya mau buat sop daging super simple untuk menu sahur kali ini.

Caranya gampang banget, tinggal masukin daging, lengkuas, bawang putih, ulekan cabe rawit, garem plus lada ke dalem panci, tambah aer, terus tunggu sekitar empat jam. Huhuhuhu…

Nah, biar suasana acara 'Chef & My Fridge' nya sedikit berasa, saya suka masak sambil dengerin lagu-lagu boiben-boiben Korea yang lagi sering diputer di youtube playlist saya, seperti:



Block B - Toy



Dengerin lagu Block B yang satu ini tuh paling enak pas lagi nunggu air mendidih sambil motongin lengkuas sama daging kecil-kecil.



Got7 - Just Right



Kalau lagu yang satu ini saya dengerin sambil nakar garem sama lada sambil dikocek-kocek di atas pancinya.



iKon - #WYD



Kalau lagu ini paling demen saya puter sambil icip-icip kuah sop nya, apa kurang asin atau kurang gurih...



Bigbang - Bang Bang Bang



Lagi ngulek cabe rawit???? Nggak ada lagu yang lebih cocok dari lagu akang-akang Taeyang, Jidih, Ti-O-Pi, Daesung, Seungri yang satu ini. Kayanya setiap di teriakan; "Bang! Bang! Bang!" itu semangat buat ngulek cabenya langsung berasa mau jihad ke Suriah!



Busker Busker - Cherry Blossom Ending



Nah, dengerin lagu ini saya lakuin pas lagi plating….Beuuu, 'plating' apaan deng, bisa masukin sop ke mangkok nggak tumpah di sana dan di mari aja udah bikin saya seneng T^T



Cuma saya mau minta maaf nih, karena keburu laper, jadi saya keburu makan dan saya lupa moto sopnya T^T Saya cuma sempet moto ini…..






Dikira daging, eh taunya lengkuas T^T



Rabu, 15 Juni 2016

Menu buka instant

Heihoooo, assalamualaikum semuanyaaaa!

Gimana puasa hari ini??? Lancar? Gimana buka bersamanya? Udah ditanya kapan lulus? Udah ditanya kapan nikah? Udah ditanya kapan punya momongan?

Huwooooh, semoga segala hasrat ingin membolak-balikan fakta yang ada ketutup sama pahala menahan emosi terpendam eaaaaa, hehehehe.

Sambil nunggu sahur, saya mau share menu buka puasa saya malam ini…..






Hohohoho, indomie pake telor pake cabe rawit T^T Udah mulai tanggal-tanggal di mana mie instant jadi makanan mewah nih….

Bai de wei, sambil sehah-sehah gegara kepedesan makan indomie pake rawit, saya nongton berita di tipi kalau di Korea Selatan baru aja dilaksanain pameran mie instant. Jadiiiii, seluruh produsen mie instant kenamaan di dunia ngumpul di sana untuk menunjukan kebolehan produk-produk mereka dan tentu aja, indomie nggak ketinggalan doooong.






Konon katanya, kemunculan booth mie instant asal Indonesia menimbulkan antrian terpanjang di dalam acara tersebut. Wiiiih, emang nih kalau masalah makanan, Indonesia jawara banget, makanan instantnya aja bikin nagih.

Pariwisata Indonesia mah emang paling cocok nonjolin kulinernya, atuh dari seluruh hasil wawancara singkat saya sama temen-temen Indonesia yang lagi berkesempatan ke luar negri, pasti hal yang pengen bikin mereka balik ke Indonesia téh makanannya…..





Jumat, 10 Juni 2016

My Potato Potata

Assalamualaikum sadayana???

Buat yang lagi puasa, gimana lancar djaya abadi kah? Masih ada yang suka pura-pura nggak sengaja nelen aer wudhu pas mau shalat dzuhur???

Bai de wei, Tuhan punya cara sendiri buat membangunkan umatNya untuk sahur, seperti yang saya alami sekarang, melalui tukang dipidi yang nyetel lagu Dewi Yul jam 2 pagi pake suara dolby surrender T^T

Di postingan kali ini, saya mau share menu sahur saya hari ini….







ENG ING EEEENG~

Iyuuuuh, wat is det???? Geleuh ya ngeliatnya???? Ahahahaha, biar fotonya kaya gitu, tapi inshAllah eat-able.

Jadiiiiiiiii, udah sekitar sebulan ini saya kepincut sama korean variety show, 'Chef and The Refrigerator'. Di mana, setiap episodenya kita bakal ditayangin apa isi kulkas dari para selebriti Korea terus nanti ada beberapa chef terpilih yang harus membuat makanan dari isi kulkas tersebut selama 15 menit saja!







Maka dari itu, terilhami dari serial tersebut, semenjak sahur day-1, saya jadi suka eksperimen sama menu sahur saya.

Nama menu sahur di atas adalah…..My Potato Potata, yang dimasak nggak lebih dari 5 menit, tapi persiapannya hampir sejam, ahahahaha.

Sebenernya yang bikin lama itu adalah waktu saya untuk merebus si kentang, biar gampang ngupas kulitnya, saya harus merebus kentang tersebut sekitar 30-40 menit di air mendidih, terus saya dinginkan sekitar 20 menit-an.

Abis itu mah, tinggal masukin ini itu.

Yang penting kalian punya:

- Kentang
- Bawang Bombay
- Cabe Rawit
- Garem
- Gula
- Bawang Putih
- Mentega
- MSG
- Keripik, kerupuk, atau apapun yang bisa buat masakannya crunchy

Semuanya bahan dalam takaran secukupnya. Yang suka pedes, boleh pake cabe rawit sebanyak mungkin, yang suka gurih-gurih nyoi, bisa banyakin MSG, dan seterusnya.

Cara masaknya???

Pertama-tama, baca bismillah.

Kedua, masukin semuanya jadi satu di dalam wajan.

Ketiga, ucapkan hamdalah.

That's it! Ahahahaha,

Urutan masukinnya; mentega - bawang putih - bawang bombay - cabe rawit - kentang - MSG - gula - garem - taburin keripik di atasnya and voilaaaaa, jadilah menu makan sahur yang sakinah, mawadah, dan warahmah :)


Rabu, 01 Januari 2014

Jurig di Pohon Pisang

Sudah beberapa hari terakhir ini, saya lagi kesengsem berat sama lagunya Tulus yang berjudul Mengagumi Dari Jauh!







Aaaaaaah, meleeleeeeeeeh hati ini sodara-sodari sakulawargi! Suaranya Tulus itu bikin eargasm yah guise T^T

Dari lagu itu pun saya terinspirasi membuat sebuah puisi berjudul….(Jeng-jeng!!!!) Jurig di Pohon Pisang!!!

Sekiranya semoga bisa teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) bisa nikmati puisi Jurig di Pohon Pisang ini di kala sore hari, ketika hujan rintik datang, kalian duduk terdiam, menikmati wanginya tanah basah nan gembur, ditemani wangi rebusan kuah daging buatan sang Ibu, dan sayup-sayup suara televisi yang sedang didengarkan sang Ayah….Lalu ujug-ujug ada suara petir menyambar pohon pisang yang ada di kebun belakang rumah kalian.

Yak, sekiranya, begitulah sedikit latar belakang dari terciptanya puisi pertama saya di tahun 2014 ini! Semoga teman-teman pada suka….Suka pengen nabok saya gitu yah T^T

Yuk ah mari kita baca langsung aja puisinya, cek dis owut!


***

JURIG DI POHON PISANG

Ku melihatnya dari kejauhan
Disebutnya aku, siapa
Ku mendekatinya pelan
Disentuhnya aku, oh hampa

Kulempar satu dahan
Tak dirasanya, kenapa
Kuhembus dua siulan
Tak didengarnya, oh nestapa

Kuakui ini kekalahan
Dia terdiam, mengapa
Kurasai ini kesialan
Dia terpaku, oh betapa

Ku tak bisa apa-apa
Karena aku hanyalah jurig
Jurig di pohon pisang


***



Gimana? Gimana? Keren nggak???? Sok lah, kali-kali ada yang mau buat puisi Jurig di Pohon Pisang ini menjadi sebuah lagu!

Minggu, 08 Desember 2013

Antara Teh Manis & Pacar Boss

Heihoooo teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) sadayana!!!!!

Sekian dulu cerita bergalau-galaunya di beberapa postingan terakhir. Gimana menurut teman-teman semuwah, saya cocok tidak menulis nopel romantis???

Seriusan ya, susah bingit lho buat saya yang biasa nulis apa yang ada di dalam kepala menjadi sebuah rangkaian kalimat baku. Tapi, nggak ada salahnya ya usaha :D

Soalnya téh, kadang-kadang saya pengen gitu sesekali nyobain gaya nulis yang berbeza. Tapi, nyerah déh, sesekali aja nulis dengan gaya di postingan-postingan kemaren T.T

Yuk ah mari kita kembali ke cerita-cerita sehari-hari dari kehidupan kembarannya Asmirandah yang satu ini!

Jadiiiii, beberapa hari yang lalu, saya diajak makan oleh boss saya.

Waaaah seneng doooong!!!

Pastinyaaaah :)

Pacar si boss pun ikut diundang. Ya, tak apa-apa lah, saya perlu mengacungkan jempol untuk tingkat ke-profesionalitasan-nya. Pacaran ya pacaran, yang penting kerjaan beres, oke déh kakak :)

Untuk minuman, saya memesan teh manis dan si boss pun memesan teh tawar untuk dirinya dan sang pacar. Sambil menunggu pesanan, si pacar boss minta izin untuk ke toilet sebentar.

Semuanya tampak baik-baik saja, sampai pesanan kami datang, sebelum si pacar boss kembali.

Sekitar lima menit kemudian si pacar boss pun datang. Si boss pun berujar, "Viera's sweet……" Sambil menunjuk gelas minuman saya yang letaknya berdekatan dengan gelas pesanan mereka berdua.

Tentu saja, maksud beliau adalah agar si pacar bisa langsung dapat menyeruput teh tawar, pesanannya. Yak, sudah pastilah agak sulit untuk membedakan teh manis dan teh tawar yang kami pesan dalam sekelibat mata.

Dan saya pun tersenum tipis kepada si pacar boss seraya mempersilahkannya duduk, dan…..

"Why do you call Viera sweet??????" Ujar si pacar ketus.

Saya pun bengong.

"I mean her drink…." Ujar si boss.

Saya pun bengong.

"No! You said, Viera is sweet!" Kata si pacar dengan nada sedikit meninggi.

Saya pun bengong.

"Nooo, you're the sweetest…" Elak si boss.

Saya pun bengong.

Lalu si boss dan si pacar bertengkar.

Saya pun bengong.

Dan, setelah beberapa menit kemudian, mereka pun berbaikan….

Saya pun bengong.

Dan mereka pun berciuman.

Saya pun…..Berciuman dengan gelas teh manis yang saya pesan T.T







Pesan Moral (untuk diri sendiri, red) : Jangan pernah order teh manis di depan pacar boss.


Senin, 18 November 2013

Kok-muter line: Just Cikini Away

Hembusan angin sore Jakarta sedikit membuat saya menggigil. Hujan cukup deras terus turun semenjak pagi hari tanpa henti.

Sesekali saya melihat wajahnya. Tubuhnya yang tegap, rahang mukanya yang terlihat semakin terbentuk, dan jemarinya yang bergerak ke sana ke mari, menirukan gaya beberapa orang terkenal, membuat kami semua tertawa.

Suara tawa keras yang keluar dari mulut itu dengan sangat baiknya bisa menutup suara degup jantung saya yang tak kalah kerasnya.

Beberapa kali dia membetulkan posisi berdirinya untuk sedikit lebih dekat dengan tempat duduk saya. Saya hanya bisa bergeser sedikit, berharap tak ada orang yang tahu kegugupan yang saya rasakan.

Terkadang saya mengikuti gerakan konyolnya, beberapa teman kami tertawa melihat tingkah laku kami berdua. Namun, mereka tidak akan pernah tau apa yang saya rasakan saat itu.

"Mbak Viera? Selamat ya, kamu terpilih untuk dijadikan salah satu staff di perusahaan kami."

Suara di sebrang telepon selular buatan Korea itu, cukup mengagetkan pagi saya. Sebuah perusahaan yang tidak pernah terpirkir akan menerima saya, ternyata mengubah pemikirannya. Saya diberi waktu satu hari untuk memberikan jawaban.

Suara petir yang cukup keras membuat sekitar tujuh orang yang berada dalam ruangan itu terdiam seketika. Dia terlihat sedikit ketakutan kilatan cahaya yang terlihat mengerikan dari jendela kantor kami yang berukuran di luar batas kewajaran itu.

Sedangkan saya, terlihat ketakutan untuk kehilangan dirinya.

Beberapa menit kemudian, suasana ruangan itu kembali penuh tawa. Dia berulah lagi. Kali ini dia menirukan salah satu pembawa acara pria kenamaan yang sering terlihat seperti seorang wanita. Saya kembali dibuat tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar air mata. Entah air mata penuh kebahagiaan atau kesedihan.

"You're only twenty something Vie, you have so many dreams that you want to achieve. Do you want to stay in the same place just because he's there. Is he worthy enough? Is he your dream?"

Kiriman pesan suara dari seorang teman membuat saya kembali menghelakan nafas. Sesaknya pikiran dalam otak saya mengalahkan sesaknya gerbong kereta yang saya tumpangi dari Stasiun Cikini itu.

Lagi-lagi mimpi saya yang fana selalu mengalahkan perasaan saya. Entah untuk kesekian kalianya, saya selalu mengorbankan semua perasaan saya demi hanya sebuah cita-cita yang belum terlihat hasilnya.

Lantunan petikan gitar Sungha Jung menemani kebingungan saya yang semakin menjadi.







"Well, that's your choice sih Vie. You have a dream. Take him or leave him."

Itulah pesan terakhir yang saya dapatkan dari sang sahabat, sebelum serbuan para ibu-ibu muda masuk kembali ke dalam gerbong kereta yang saya naiki.






Kaki saya lagi-lagi terinjak oleh salah satu penumpang. Air mata saya sedikit keluar. Entah karena menahan sakit yang dirasakan oleh ujung jempol kaki kiri saya ataukah hal yang lain.




Rabu, 06 November 2013

kok-muter line: Bojong yang tak se-Gede namanya

Suara teriakan seorang ibu muda yang merasa kepanasan akan penuhnya gerbong kereta Senin pagi itu membuayarkan lamunan saya.

Seorang petugas kereta api terlihat dengan sigap menyuruh salah satu penumpang yang sedang duduk untuk memberikan kesempatan pada sang ibu muda untuk beristirahat di tempatnya.

Dengan keadaan yang sangat penuh tersebut, saya hanya dapat mendongakkan kepala saya. Kereta baru saja sampai Stasiun Bojong Gede, namun luas ruang stasiun-nya tak se-'gede' namanya.






"Hmmm, penuhnya gerbong ini mulai menyaingi penuhnya hati gue nih….." Umpat saya dalam hati.

Senyum yang semenjak tadi saya tahan, akhirnya mengembang juga.

Kemarin saya bertemu dengan sosok ulat berbulu genderuwo. Sungguh ingin rasanya berteriak kesenangan melihat bayangannya tepat berada di ujung kaki ini. Namun, semuanya harus ditahan dengan adanya rasa malu yang terus ada di kepala.

Ah, coba saja, saya berani menyapanya terlebih dahulu. Andai saja saya bisa memberikan senyuman termanis untuk menyemangatinya. Jika saja, saya lebih berinisiatif untuk membuatnya tertawa ketika sedih melanda. Kalau saja saya bisa mengutarakan perasaan ini.



***



"Di Jakarta ini ada 10 juta manusia, dan setengahnya adalah laki-laki. Bayangin déh, lo ini adalah bibit sperma paling unggul di mata gue dari lima juta lainnya. Bayangin! Lima juta! Lo nggak usah ikutan lomba makan kerupuk setiap 17-an, lomba nyanyi ala idol, lomba marathon kekinian, kata orang-orang sih, malaikat juga tau siapa juaranya….."



***



Mulut itu terkatup. Rapat. Tanpa jeda.

Senyum kami beradu lekat. Dia berdiri di sebrang sana. Saya terdiam di sebrang sini. Kami saling menganggukan kepala.

Tangan saya mengepal sedikit. Ingin hati menariknya sampai ke hadapan, memamerkan rasa kami yang memang sudah ada semenjak pertama kali bertemu.

Sedikit lambaian tangannya saling menguatkan niat kami untuk tetap membiarkan semua angan itu tetap terlihat nyata.

Saya berikan kedua jempol tangan, berharap dia juga mengerti bahwa kami tidak mungkin dapat memiliki untuk saat itu.

Saya biarkan perasaan itu mengejewantah di udara luas. Ia biarkan keinginan itu mengendap di setiap hentakan kakinya.

Dengan langkah yang cukup berat, saya putuskan untuk kembali ke meja kerja dengan seluruh tumpukan kertas penuh dengan tugas yang harus saya lakukan. Well, this is when my money comes from, saya menarik nafas panjang dan terdengar hembusan nafas panjang lainnya di belakang saya.

He stays there.







Mulut itu terkatup. Rapat. Tanpa jeda. Senyum kami beradu lekat. Dia berdiri di samping saya. Saya terdiam di sampingnya.




kok-muter line: Serangan Ulat Bulu di Gondangdia

Berkali-kali saya menoleh ke arah gelas terbuat dari besi berwarna merah muda menyala tersebut.

Saya bukan penggemar warna merah muda, tapi konon katanya kalau sedang jatuh cinta, tai kuda pun akan terlihat merah merona.

Saya berusaha untuk mengatur nafas yang mulai naik turun dengan cepat ini.

Kenapa lagi Vier?

Asma kambuh lagi?

Nggggg….

Asma saya sempat kambuh sih, tapi dua hari yang lalu, ketika saya sedang berusaha untuk mengejar kereta pulang menuju Bogor. Dua lantai stasiun Gondangdia yang berisikan lima puluh-an anak tangga sukses membuat dada saya sesak bukan kepalang.

Tapi, alasan yang membuat nafas saya sesak kali ini bukanlah sekumpulan anak tangga jahanam itu. Yaaaa, mungkin sama-sama jahanam sih, tapi yang jahanam satu ini cukup berbeda. Dia bergerak, bernafas, berbicara, dan tentu saja, sukses buat saya deg-deg-an luar biasa.

Kulihat lagi gelas berwarna merah muda itu, tampak sesosok bayangannya di sana. Duduk dengan tenang, berbicara dengan semangat kepada lawan bicaranya, matanya terlihat berbinar, sesekali kepalanya mengangguk, tangannya bergerak dengan lincah ke kiri dan ke kanan, dia bercerita tentang sesuatu yang sebenarnya tidak saya mengerti, namun hanya dengan melihat keantusiasannya, saya hanya bisa dibuat tersenyum kosong.

Saya merasakan serangan yang lebih menakjubkan dari butterflies effect…..Caterpillar effect! Yup, serangan ulat bulu!

Terkadang saya ikut tertawa bersamanya. Tawa tanpa alasan. Karena saya tidak pernah memiliki alasan untuk tidak tertawa bersamanya. Semua cerita buruk yang saya alami sebelumnya menguap begitu saja, ketika dia memunculkan batang hidungnya di hadapan saya.

Saya hanya dapat berdiri terdiam ketika melihatnya dari kejauhan dan berlari kencang ketika dia mendekat.

Saya menuliskan 'Genderuwo'  sebagai namanya di phonebook telepon selular saya. Bukan, bukan karena tubuhnya dipenuhi bulu, namun lebih kepada reaksi yang saya dapatkan ketika bertemu dengannya hampir sama dengan reaksi yang saya lakukan jika saya bertemu dengan sesosok mahluk halus penuh bulu itu. Lemas, diam, kaku, kemudian teriak tanpa henti. Itulah hal yang akan saya lakukan jika bertemu dengan genderuwo.







Baby? Sayang? Honey? Hmmmm, maaf itu semua tidak berlaku di kamus saya. semakin saya dibuat diam tanpa kata oleh seseorang, semakin horror-menggemaskan nama yang akan saya berikan padanya. Ulet bulu? Ulet berbulu domba? Genderuwo? Ulet berbulu genderuwo? Kira-kira lebih cocok yang mana?






Stasiun Gondangdia kembali menjadi saksi saya dibuat kebat kebit oleh dirinya. Dengan langkah ringan, menginjak udara yang dipenuhi asap knalpot, ucapan perpisahan-nya, "hati-hati di jalan…." siap menemani perjalanan 1,5 jam saya menuju rumah tercinta.


Selasa, 05 November 2013

Kok-muter line: Bogor and be happy...

Hidup itu kadang di atas, kadang di bawah. Kadang seneng, kadang susah. Hidup itu kaya roller coaster…..Siapa yang mau naik, ya harus bayar, ehehehehe.

Well, nonton film Korea dan keesokan harinya nail kereta pagi menuju Ibu Kota itu merupakan salah satu kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan.

Film Korea yang penuh dengan kisah kehidupan para tokohnya yang berbunga-bunga. Mulai dari bunga mawar sampai bunga bangkai.

Seperti pagi hari ini, dengan rasa kantuk yang masih berelebihan, saya terpaksa harus terbangun dari alam mimpi.

Mimpi yang cukup aneh. Saya lari si sebuah taman hijau asri yang cukup luas ditemani……Seekor beruang kutub T.T

Mimpi itu harus selesai, dikarenakan suara adzan shubuh dari masjid sebelah terdengar terlalu nyaring di telinga.

Suara orang tua saya terdengar tak kalah nyaring membangunkan saya yang berjalan terseret ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

"Hoaaaaaem!"

Sebelum memakai mukena putih yang sudah terlihat agak kumal itu, saya tepuk berkali-kali muka yang kusut ini. Ah sudah entah berapa kali saya ucapkan keinginan saya berkali-kali di atas sejadah itu. Mulai dari doa ingin keliling Amerika sampai Alaska sampai bekerja di IKEA Swedia.

Tapi, untuk kali ini, doa saya cukup sederhana saja, "ya Tuhan, buat pagiku bahagia. Amin."

Air dingin dan sabun cair yang konon terbuat dari ekstrak buah zaitun mengguyur tubuh saya yang penuh dengan bentol gigitan nyamuk sisa hujan semalam.

Sedikit gertakan di gigi membuatku semakin semawut memilih pakaian mana yang sesuai untuk dikenakan ke kantor nanti. Kaos merah bertuliskan 'love me'? Tampak terlalu frontal ya. Kemeja putih transparant dipadukan dengan tanktop berwarna hitam? Hmmmm, kayanya cuma Mama Loren déh yang boleh menerawang kehidupan saya, kalau ada laki-laki jahil yang berimajinasi liar dengan baju menerawang yang saya pakai itu….Ngggg….Saya simpan kembali kemeja putih di tempatnya.

Hmmm, di tengah-tengah kebingungan yang melanda, sebuah baju tanpa lengan berwarna hijau tosca menyembul begitu saja di antara tumpukan baju yang tak beraturan itu. Sudah lama juga baju yang saya beli dengan harga diskon banting miring di sebuah pasar ternama di Jakarta ini tak pernah saya pakai.

Sebuah cardigan hitam dan buku super tebal menemani saya menerjang dinginnya angin pagi kota Bogor saat itu. Kabut tebal bekas hujan besar beberapa hari terakhir masih terasa menusuk kulit saya sudah saya oleskan balsem made in China super panas.

Sesampainya di stasiun, banyak orang terlihat berlarian mengejar kereta menuju Kota yang tampaknya jadwal keberangkatannya lebih cepat dari biasanya.

Sial! Saya ketinggalan kereta! Nafas saya ikut terengah-engah mengejar gerbong terakhir kereta yang diperuntukan khusus untuk wanita itu. Setidaknya saya harus menunggu sekitar 20 menit untuk kedatangan kereta menuju Stasiun Jakarta Kota berikutnya.

Saya merasakan kram yang cukup menyakitkan di lambung. Ah, sarapan telur dadar yang saya makan terburu-buru tadi baru memberikan efeknya sekarang. Kondisi perut saya semakin bertambah parah dengan adanya kemungkinan dimarahi oleh atasan saya karena keterlambatan saya datang ke kantor.

"Huuuuh….." Saya menarik nafas saya cukup panjang.

"Life is just a bowl of cherries…..Sometimes it's afraid filled with worries, don't be afraid when things go wrong, just be strong…." Terdengar alunan Musik dari penners suara stasiun.

Waaaaah, ada lagunya Mocca! Band kesukaan saya! Yaaaa, lumayan mengobati rasa sedih saya ketinggalan kereta lah.

Saya pun ikut menyayikan lirik kelanjutan dari lagu berjudul 'Happy' tersebut. Mungkin beberapa orang yang berdiri di defat says bias mendengar suara saya, yang katanya sih terdengar sangat merdu kalau sedang diam T.T

"When thing seems up in the air and everything is so unfair, and you stumble and fall, just pick yourself up and sing…..If one day you lose your way, just remember one thing my friend, when you're under a cloud, just visit music and sing…If one day you lose your way, just remember that I'm here to stay…."

Tiba-tiba lagu tersebut berhenti digantikan suara petugas stasiun yang mengumumkan jadwal kedatangan kereta.

"Commuter line menuju Jakarta Kota berikutnya sudah berangkat Stasiun Bogor, bagi para penumpang harap bersiap di peron dua atau tengah…."






Kyaaaaaa~ Ternyata jam pemberangkatan ke Jakarta Kota dilakukan dua kali secara berurutan. Yay!

"Don't you give up, keep your chin up, and be happy…." Suara ceria cirri khas Arina, sang vokalis Mocca pun kembali terdengar di pengeras suara stasiun terse but.

Yes? I'm happy…..

Sesampainya di stasiun yang dituju, takut akan telat sampai kantor, saya pun berlari berlomba dengan kecepatan motor tukang ojek yang tersendat akan kemacetan yang disebabkan oleh kopaja P20 yang berhenti sembarangan di tengah jalan.

Waktu menunjukan pukul 8.58 AM di telepon genggam saya yang buatan Korea itu. Fiiiiuuuuh! Almost late…

Setelah tanda tangan daftar absensi, pasang senyum manis kepada sang sekuriti, saya naik ke lantai atas, tempat ruang kerja saya berada.

Dan langkah itu terhenti, ketika sesosok itu ada di sana. Berdiri di sana. Terdiam. Tersenyum.

"Pagi, wah lo cantik hari ini…."

SHIT!

I'm happy!







Tuhan memang maha pengabul doa.

Everybody wants to be loved. Everybody wants to be in love. What the world really loves is a not a lover, but a love story. That's why I like to share my love story <3 br="" nbsp="">



Senin, 12 Agustus 2013

Calon Penerima Kecupan Dementor

Assalamualaikum wr,wb!


Aaaaah, baru aja pulang dari ranah kampung halaman. Perjalanan yang biasanya hanya kami tempuh dalam lima jam, malah molor menjadi 16 jam (kalau saya masih di Italia mah, udah sampe Paris nih nyetir T.T)

Soooo, how's your idul fitri???? Gimana lebaran???? Saya mah pengen kurusan da T.T Tapiiiii, opoooor ayaaaaam, kue nastar, dan segala jenis makanan ciri khas hari raya itu terlalu sulit untuk dikasih dadah-dadah di udara sambil teriak; "BYE!"

Okeh, setelah bangun pagi dan melaksanakan shalat ied bersama Bu Evie dan Pak Mamat, saya harus siap-siap untuk melakukan aksi senyum getir penuh harapan dan asa menggebu atas seluruh jenis pertanyaan berawalan KAPAN. Iyess binti iyah!

Salah satu pertanyaan berawalan kapan yang paling sering di-selatan-kan (udah ga jaman ya di-utara-kan, red) untuk saya adalah pertanyaan, "kapan nikah?"

Yuhuuuuuu....Sebenernya nggak ada yang salah sih sama pertanyaan ini. Mungkin terdengar sama saja, ketika saya ditanya, "kapan Neil Amstrong mendarat di bulan?"

Menurut teori konspirasi sih, katanya Neil Amstrong nggak pernah mendarat di bulan. Buktinya bendera Amerika bisa terlihat bergerak di atas bulan yang konon tak punya udara yang bergerak.

Eh, kali-kali ya, pertanyaan sakral 'kapan-nikah?' itu sebenernya salah satu teori konspirasi dari para kaum illuminati??? Who knows???? Kayanya jaman sekarang, manusia lebih takut sama 'kapan-nikah?' daripada 'kapan ada bom nuklir lagi?'

Pertanyaan 'kapan-nikah?' sudah membuat banyak para generasi penerus bumi ini hidup dalam nuansa yang cukup mencekam, membuat mereka enggan untuk melihat sisi positif atas segala kejadian yang pernah mereka alami.

Saya yakin, kalau pertanyaan 'kapan-nikah?' itu adalah salah satu teori konspirasi terbesar abad ini.

Kadang-kadang kita kesel juga ya kalau ditanya tentang pertanyaan yang satu entuh. Pengen banget membungkam para penanya dengan sebuah kecupan manis dari Dementor yang sedang menyamar menjadi akang Jude Law yah???

Buat yang sering merasakan kepedihan tersebut, saya memiliki beberapa tips and triks untuk membuat calon penerima kecupan dementor tersebut diam seribu bahasa.

Check these out!



Calon Penerima Kecupan Dementor (CPKD): "Kapan nikah?"
Answer (A): "Alhamdulillah, Papah sama Mamah sehat..."

Ada dua kemungkinan yang terjadi pada CPKD;

a. Merasa kasihan, lalu terdiam lama.
b. Terdiam lama, lalu kembali melanjutkan kegiatan makan opor ayam sepanci.


CPKD: "Kapan nikah?"
A: "Nanti pas di pelaminan."

Jawaban yang ringkas dan padat. Sepadat adonan kue kastangel yang disimpan di dalam lemari pendingin selama dua tahun.


CPKD: "Kapan nikah?"
A: "Kamu siapa? Ini di mana? Aku anak siapa?"

Jawaban ini terinspirasi akan kejadian yang terjadi pada Tao Ming Tse di film Meteor Garden. Pasti temen-temen inget dong, salah satu scene paling mengharu biru dari drama seri Meteor Garden Season 2, ketika anak penerus kerajaan Tao tersebut berkeinginan untuk memberikan cincin kepada San Cai, namun yang ada dia malah tertabrak truk besar di Barcelona yang menyebabkan dia mengalami amnesia.


CPKD: "Kapan nikah?"
A: "APAAAAA???? Tampar aku saja Mas! Tampar!"

Yang merasa hidupnya datar-datar aja, kurang variasi, atau merasa kebosanan tinggi. Boleh mencoba beberapa scene yang pernah dilakukan oleh Cok Simbara dan Ayu Azhari dalam sinetron Noktah Merah Perkawinan. InsyaAllah, para CPKD akan mulai berhenti menanyakan pertanyaan sakral tersebut (tapi malah pengen nampar kalian beneran, red)


CPKD: "Kapan nikah?"
A: *Senyum manis, terus permisi ke belakang, ngupil yang dalem, terus peperin jari bekas upil ke bajunya, sambil bilang, "baju yang bagus..."

Saya ini orangnya pendendam, daripada bales mention di twitter, saya lebih demen bales dendam. Dan so pasti, pertanyaan sakral itu selalu bikin kita ilfil kan??? ILang uFIL!


CPKD: "Kapan nikah?"
A: "Mei....(bi-yes-mei-bi-no, red)"

Ini adalah kisah nyata dari salah satu kerabat saya. Waktu lebaran tahun lalu di pertengahan bulan Agustus, dia pernah menjawab pertanyaan 'kapan-nikah?' dengan jawaban; 'Mei', padahal status dia waktu itu adalah jomblo ngenes (dibaca: suka ngaedoa-in putus setiap ada temennya yang pacaran, red). Eh pas bulan Mei 2013 kemaren, beneran dong dia nikah. Boleh dicoba lho guise!


Soooooo, buat yang belum diberikan kesempatan sama Tuhan untuk membina sebuah rumah tangga, jangan sedih dan gundah gulana jika pertanyaan sakral itu datang. Just smile and tempelin upil ke baju si penanya!






Laf yuh,


Sang dementor yang penuh kasih sayang.




Kamis, 11 Juli 2013

Just A Cloud Away, way, way, way....

Empat hari yang lalu Bu Evie jatoh, yang menyebabkan tangan kirinya tidak dapat digunakan sampai hari ini.

Udah sempet dibawa ke tukang urut Cimande sampe Cilebut, tapi ya gitu déh tangannya masih bengkak se-gede bengkoang Korea T.T Kasian déh waktu diurut kemaren, sampe teriak-teriak gitu.

Sampai pagi ini, sebelum berangkat ke kantor, Bu Evie masih butuh bantuan untuk mempersiapkan segala keperluannya, dimulai dari pake seragam, iket rambut, pake jilbab, sampai bawain tas. Yang bikin sedih sih, waktu Bu Evie ngomong, "maaf ya Mamah jadi ngerepotin..."

Langsung pengen minjem bahu-nya Iqbal Coboy Junior, buat nangis ala adegan Sancai ama Hua Ce Lei di drama seri Meteor Garden yang kesohor itu T.T

Tapiiiiii, bukan anaknya Pak Mamat dan Bu Evie namanya kalau terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan. Buat saya mah, kesedihan itu bukan buat dirasakan, tapi cukup dilalui dan diambil sebagai pelajaran. Itulah alasan kenapa saya sering banget keliatan cengengesan setiap saat :)

Nah, udah dua hari ini, saya selalu menyiapkan sahur buat Mamam, Papap, dan Mang Ahong, seorang pegawai Papap yang tinggal bersama di rumah kami.

Dengan modal sering nongton Teteh Anna Olson di Asian Food Channel, saya pun memberanikan diri untuk bikin empal dan ikan goreng sebagai menu sahur kali ini.

Untuk empal saya sudah mempersiapkan bahan-bahannya semenjak kemarin, sehingga saya hanya tinggal menggoreng daging yang sudah dicampur dengan ketumbar, bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, garam, dan merica ini.

Begitu juga dengan ikan goreng. Tinggal manasin minyak, dan masukin ikan yang udah direndam air kaldu.

Waktu sudah pukul setengah empat dan saya sudah menyiapkan segalanya di atas meja makan. Dua gelas lemon tea hangat ditambah air the tawar untuk Bu Evie dan segelas air putih sagede badak enjum, tersimpan dengan rapih di sebelah piring berwarna hitam.

Saya pun membangungkan Bu Evie dan Pak Mamat dengan penuh rasa percaya diri sebagai anak yang sungguh berbakti.

Dengan masih terkantuk-kantuk, Bu Evie dan Pak Mamat datang menghampiri meja makan. Mengambil nasi yang sudah dimasak di mesin penanak nasi otomatis, Bu Evie mengambil daging empal yang sudah saya masak. Sedangkan Pak Mamat dan Mang Ahong mengambil ikan goreng.

Dan...

"Neng, ini mah belom mateng! Mamam nggak bisa ngunyahnya, terlalu liat...."

"Neng, ini belom mateng ikannya, Papap masih nyium bau anyir...."

T.T

Aaaaaaaaaarrrrrgh!!!! Gagal ini mah jadi generasi penerus Teteh Anna Olson!

Sambil ditemani handphone yang memutar lagu;







Dikarenakan waktu yang saya punya tidak memungkinkan untuk memasak ulang dua hidangan tersebut, saya pun mekreasi ulang menu sahur kali ini,






Menjadi sepiring indomie :( Berasa jadi anak kosan lagi nih T.T

Bai de wei, minta doa-nya ya buat Bu Evie, biar bisa segera cenghar-cetar-membahana-membelah-jiwa-dan-raga! Amiiiin.


Minggu, 30 Juni 2013

"Hi guys, saya lagi antri beli mobil BMW keluaran terbaru nih..."

Hai guise, saya baru selesai nangis nih...Well, sebelum nangis saya sempet eek dulu sih...*Nggak nyambung yaaah???

Aaaah nyebelin nih, saya lagi sedih lagi. Atuuuh kapan ya, pas kalimat pembuka dari blog ini tuh bukan, "Hi guise, saya lagi nangis nih...." tapi "hi guys, saya lagi antri beli mobil BMW keluaran terbaru nih...."

Kan temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) juga pada nggak nyesel-nyesel amat kali ya jadi followernya blogger kaya raya gemah ripah loh jinawi....Setidaknya kalau saya ngadain KUVIER (KUwizz pencaVIER) nanti, hadiahnya teh bisa sepasang pendulum penyembuh penyakit dalam yang terbuat dari kristal Swarovski!

Okeh, sok coba ada nggak temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang lagi sedih sekarang???? Ngacung???

Iya itu yang pake baju ungu??? Yang lagi bawa tas tangan semi clutch item??? Yang di kepalanya ada antena???

"Itu Tinky Winky Teh..."

Yah pokoknya, saya percaya semua orang pernah merasa sedih yah. Teletubbies aja bisa sedih waktu si matahari berwajah bayi yang suka seuri sorangan itu terbenam, apalagi kita yang suka nonton sinetron naga terbang di Indosiar???

Nah, buat saya, setiap orang bisa sedih, tapi cara ngatasinnya selalu beda-beda iiih!

Di postingan kali ini saya mau bagi-bagi tips ah, gimana caranya mengusir setan...Eh, mengusir kesedihan yang melanda maksudnyaaaah kakaaak....Boleh Kaaaaak, giordano-nya kakaaaak....



1. Berserah diri kepada-Nya.

Berserah diri kepada Tuhan yaaaaah....Bukan berserah diri kepada cowok ganteng yang mukanya mirip anggota boiben Korea, badannya kaya model L Men of the year, dan sifatnya kaya Mamoru Chiba ya....Berserah dirilah kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu menjadi obat ampuh tersendiri. Konon katanya, kalau kita lagi sedih, Dia itu lagi kangen denger tangisan kita. Aw aw aw!


2. Jangan pernah nonton pelem Korea yang di mana tokoh utamanya merupakan cewek paling busuk se-jagat raya yang ditaksir sama aktor cowok yang ganteng luar binasa! 

Abis nonton pilem ini, biasanya saya téh bakal makin mengutuki kesedihan yang baru menimpa saya. Berasa Tuhan nggak adil. Walaupun masalah si tokoh utama itu segede upilnya Jiban, tapi setidaknya dia ditaksir sama cowok yang rambutnya tetep rapi jali walaupun baru kena angin badai tropis. Tuhan nggak adil!


3. Jangan buka Facebook temen yang status, foto atau timeline-nya penuh dengan jempol....nya lele dumbo!

Foto liburan di Paris? Check. Foto pre wedding di Afrika Selatan? Check. Foto bayi? Check. Foto bayi kecebong? Check. Jauhi segala hal yang malah bikin mempertambah rasa kurang bersyukur sama apa yang udah kita miliki.


4. Bengong di atas kloset di toilet umum SPBU terdekat.

Perihal nomor empat di atas boleh dilakukan, asal kamu bisa memastikan bahwa yang jadi penjaga SPBU-nya adalah Nicholas Saputra.


5. Curhat ke orang tua.

Selain ke rumput yang bergoyang dan ke Mamah Dedeh, curhat ke orang tua merupakan salah satu jurus yang ampuh. Mereka punya lebih banyak pengalaman. Walau ada gap generasi yang jauh, tapi percaya déh orang tua kita itu tumbuh di dalam sebuah generasi yang bisa lulus sekolah tanpa bantuan Google dan Wikipedia, jadi jangan ragu sama kemampuan mereka menyelesaikan masalah.


6. Salurkan energi sedih kamu ke hal-hal yang lebih produktif. 

Mungkin kamu bisa buat menara sutet dengan derajat kemiringan yang nyaingin menara pisa? Bikin girl band yang fasih nyanyi bahasa swahili? Pergi ke gym, terus bersihin ubinnya? Dateng ke konsernya Metallica terus teriak, "Woo yooooung ailafyuuuuh!" Nyamperin rumahnya mantan, terus bakar dia idup-idup? Bai de wei, itu maksudnya rumahnya mantan pacar ya, bukan rumahnya mantan presiden....



Intinya sih, yang namanya rasa sedih itu bukan buat dipikirin ya, rasa sedih itu buat dilalui dan diambil pelajarannya :)

Oke déh, saya mau bentuk girlband yang fasih nyanyi pake bahasa Swahili dulu ya, bila ada yang nak join boleh contact ke FECES-booknya kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) Jom! Jom! Jom! Jom around!



Viera's self portrait by @gesyada



So, whatever happen to you, just keep smiling, please :) Because you'll never know who's falling in love with it :)




Kamis, 20 Juni 2013

Pak Mamat yang biasa aja.

Eh, ini beberapa waktu yang lalu itu hari ayah sedunia yah??? Uwoooooh! Target berikutnya, saya bakal buat hari Viera se-dunia ah!

Oh iya, biar nggak kalah kece sama twitter-ian yang posting foto dirinya sama ayahnya, saya juga mau sedikit cerita tentang Pak Mamat a.k.a calon mertuanya Wooyoung 2PM, Liam One Direction, dan seluruh anggota EXO K dan EXO M.

Jadi, nggak ada yang spesial dari Pak Mamat.

Pak Mamat itu sama kaya bapak-bapak lain pada umumnya.

Suka ketombean kalau nggak keramas empat hari. Kalau kentut suka keras dan bau. Males mandi. Suka perebutan remot tivi sama saya, saya sukanya nonton CSI, beliau sukanya nontonnya Indonesia Lawyers Club. Suka makan indomie dua bungkus. Suka naro anduk di atas kursi makan. Suka gendong saya ke kamar mandi kalau saya susah dibangunin buat shalat shubuh. Suka jemput saya di stasiun Cilebut, semalam apapun jam pulang saya. Suka nanya "kamu suka nggak sama kerjaan kamu sekarang?" daripada "berapa gaji kerjaan kamu sekarang?". Suka naro foto saya di dompet kulitnya yang sudah lusuh. Suka ngusap-ngusap ubun-ubun kepala saya sampai saya tertidur lelap. Suka nitipin saya ke satpam Gunung Agung Internusa, ketika saya masih TK dulu, jadi saya bisa baca buku sepuasnya. Suka makan segala masakan yang saya buat. Suka bilang kalau saya adalah perempuan paling kece di dunia, setidaknya di dunianya.






Jadi, Pak Mamat itu biasa aja.


Rabu, 01 Mei 2013

Memoris = Memori Miris

Postingan ini berawal dari obrolan sore saya beberapa waktu yang lalu sama penasehat spiritual saya, Mbak Tiara. Kami mengenang masa-masa kami kuliah di Bandung dulu...






Saya akui, nggak ada yang bisa ngalahin ke-kece-an warga Bandung. Waktu saya masih tinggal di Kota Kembang itu, saya sempet naksir tukang parkir simpang Dago, tukang foto kopi Balubur, sampe tukang jualan kaset lama di Dipati Ukur.

Walau pekerjaan mereka mungkin terlihat sederhana, tapi jangan salah sob, tampilan mereka jauh dari kata sederhana. Si tukang parkir Simpang Dago ini, selalu tampil necis dengan kaos keluaran Ouval Research dan sepatu sneakers dan rambut mohawk nya yang kaku, penuh dengan gel, ngalahin gaya saya yang baru kudu kuliah jam tujuh pagi, tapi baru bangun jam tujuh kurang lima dan ke kampus pake baju tidur plus celana jeans yang entah kapan terakhir kali di cuci.

Oyeeeeeeh, gimana sleuruh anggota Super Junior mau naksir sama saya coba???

Di suatu sore ketika burung koak mulai bermunculan, sesaat setelah saya menyelesaikan jadwal kuliah saya, saya menaiki angkot ungu untuk kembali ke kosan. Saya duduk di kursi angkot paling belakang, dengan view kaca belakang angkot yang ngalahin layar tivi 42 inch itu.

Angkot ungu itu pun berjalan perlahan maju dari tempat ngetemnya. Daaaan....

BRAAAAKKKK!!!!

Terlihat seorang mojang Bandung priangan yang kalau ditelik dari mukanya sih kira-kira masih SMA, terjatuh dari motor yang dikendarainya.

Saya yang melihat adegan itu dari dalam angkot pun langsung mengharu biru. Alaaaaah siaaaah, teu kunanaon perempuan ituuuu??? Kasiaaaaan???

Alhamdulillah si mojang priangan ini ga terluka apa-apa, cuma motornya aja yang sempet oleng dan jatuh. Kalau saya lihat dari posisi jatuhnya si motor ini sih, paling banter nih motor lecet di bagian knalpotnya. Namun tiba-tiba saja, niat saya ingin membantu si mojang priangan ini luluh begitu saja, ketika.....


Coba ya guise, hal pertama apa yang kalian lakukan ketika motor kalian terjatuh di tengah jalan???

a. Beli pisang aroma rasa kiju
b. Muter lagu Piteurpan
c. Tersenyum penuh arti kepada mamang yang juala pisang aroma
d. Menyingkirkan motornya ke pinggir jalan
e. Tidak ada jawaban yang benar, karena kebenaran itu hanya milik Tuhan YME


Well, buat temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang religius dan memilih jawaban E, kaliaaaaaaaaan memang pantas disebut lelaki sejati atau wanita mumpuni!

"Emangnya apa yang dilakukan oleh si mojang priangan muda itu sih Teh?"

Dia.....Dia, dia, dia...

BENERIN PONINYAAAAH!

Gusti Nu Agung!!!!!!!!

I.Y.A.H.B.E.N.E.R.I.N.P.O.N.I.

Jadiiiii, kalian bayangin yaaaa....Di tengah hiruk pikuknya kendaraan yang berlalu lalang di depan kampus saya, dan juga banyaknya para mahasiswa yang baru pulang kuliah dan menyempatkan diri untuk beli pisang aroma di sebrang gerbang keluar kampus, nih mojang priangan muda yang baru jatuh dari motor malah, malah, malah, malah.....Benerin poninya dooong T.T

Miris T.T