Senin, 12 Juli 2010

Jeung Wintjeh taught me how to pak yu!

"Enak ya Vier tinggal di luar negri?"

NGEHE!

Ahahahahahahahaha! Tampak sepertinya saya kurang mensyukuri apa yang telah saya dapatkan dan itu memang terjadi. Bisa dilihat dari postingan di blog ini, saya pikir 90% isi nya keluhan dan sisanya tentang how to poop in a good way.

Tapi, alhamdulillah-nya saya punya teman sepermainan bola bekel. Mari saya kenalkan kalian kepada (tereojing, terojing, terojing)…...Jeung Wintjeh! Sebenernya saya punya banyak kolega juga yang memiliki pengalaman tinggal di luar negri, tapi menurut saya Jeung Wintjeh ini adalah salah seorang yang paling klop tentang bagaimana menanggapi kejamnya shock culture yang kami rasakan di negri orang. Mungkin karena kita sama-sama perempewi, sama-sama masih tinggal di perantauan, sama-sama anak Seni Rupa yang nggak 'nyeni', sama-sama pernah begadang ngerjain Tugas Akhir sampe nggak tidur, sama-sama pernah ngecengin senior yang pada akhirnya hanya berani nyapa lewat layar yahoo messenger, sama-sama sedang dilanda krisis twenty soemthing, dan (this is the most important thing!)……Kita sama-sama lagi dilanda malarindu dengan yang namanya NASI PADANG! Jadiiiii….Ya begitulah, kami memang sedang dekat. Ahahahahaha! Berasa jadi artis yang lagi konferensi pers.





Betapa kami suka mencaci penduduk lokal yang bertingkah laku menyebalkan, mengeluh banyak hal baru yang kami rasakan, living in non-english speaker's country is just like you stay in Cirahong without any knowledge about sundanese, dan yang paling saya suka dari hubungan pertemanan kami adalah, we still talk so often tanpa saling menasehati bahwa kami layaknya mahluk Tuhan yang kurang mensyukuri hidup, ahahahahaha! You go girl Jeung Wintjeh! However, are you still a girl, Jeung Wintjeh?? Ahahahahahahaha! God bless you, darl!

Saya jadi tau kenapa Tuhan lebih banyak mengutus para nabi di negri Arab, karena menurut Jeung Wintjeh, pria arab itu emang gagah-gagah (dibaca: senang menggagahi), ahahahahaha! Ya nggak semua juga sih, tapi according to what she has experienced with, Jeung Wintjeh jadi ngerti kenapa orang Arab seneng banget berpelesir ke daerah wisata semacam Cianjur.

Kita sama-sama tau betapa beruntungnya kita bisa merasakan bagaimana hidup di luar negri, di mana mengharuskan kita untuk belajar bertingkah laku dewasa dan itu sungguh menjijikan sekaligus mendebarkan (dibaca: TIDAK MENYENANGKAN!) Ketika menyadari, bahwa satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengeluh, mengeluh, mengeluh, dan berusaha bangkit kembali.

Sebenernya nggak perlu ke luar negri untuk tau itu semua. Cuma, kamu nggak akan pernah ngerasain jadi manusia yang mengeluh, "kenapa kok hidung saya tiba-tiba jadi pesek banget ya???" Karena teman-teman sepergaulanmu itu oh-sungguh-mararancung-pisan!

Another posting-an penuh keluh kesah dan tisu basah (karena air mata yeeeee, bukan yang lain! Ahahahahaha!) Sometimes we need to hook up with the person who likes to complain, to be more grateful with what we have. Saya yakin, selama mengeluh di sana, Jeung Wintjeh juga bersyukur tidak berada dalam posisi saya. Kalau kita lagi ngobrol, pasti window message kita, video skype, atau email kita isinya penuh keluhan, but hell yeah we grumble happily. That's the hardest part.

Saya yakin teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) punya 'Jeung Wintjeh' masing-masing. Seorang teman yang bisa diajak ngomong "pak yu!" dan "astagfirullah!" secara bersamaan. And it's nice to have them!

Oh iya, waktu pertama kali saya menginjakan kaki di Italia, saya pernah merasakan benar-benar nggak punya temen. Maklum semua teman di Indonesia tampak sudah memiliki kepentingan masing-masing untuk diurus dan saya nggak bisa menyalahkan itu, they struggle for themselves, emangnya kalau tiba-tiba ada temen saya yang matanya kecolok penggaris besi di Ciroyom, apa saya mau bela-belain dateng dari Italia cuma buat ngasih betadine? Nope, they have their own problem and they should know how to fix it. But yes, I felt alone at that moment.

Tapi kata-kata Jeung Wintjeh membuat sadar bahwa, "Pe, friend can come and go, but you remain as who you are." Betuuuuuullll banget! You do not need your friends to feel happy, you need yourself. Nggak jarang kan kita dikelilingi sama orang-orang yang sayang sama kita, tapi teteup aja tuh air mata mengalir bagai orang kebelet kencing. Atau malah kita lagi sendiri but we feel more comfortable. However, the most comfortable feeling is when you surrounded by your friends and you felt happy. And that's how I feel today. I have Jeung Wintjeh and temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) and we can scream together "PAAAAAAAAAAAK YUUUUUUUUUUUUUUU!" then directly continue with "Astagfirullah!"

FYI, Jeung Wintjeh ini sekarang tinggal di Oman, bekerja sebagai kuli bangunan tinta di harian kenamaan berbahasa inggris. You will see her name on some drawings in that Oman daily newspaper. Dan satu hal nih yang paling penting….Jeung Wintjeh is A HIGH QUALITY JOMBLO! Ahahahahahahaha! (Tuh Win, udah gue promosi-in!) She writes a nice blog but she doesn't up date really often, because her job is sooooooo PAK YU! But she loves it (I don't know for sure but she has so many serious problem with a little thing called with 'love', ahahahahahaha!)



Satu-satunya sms yang pernah saya terima dari sebuah negara berawalan huruf 'O'!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar