Suara lengkingan soprano Teteh Viera ala Alm. Pavarotti mengawali Sabtu pagi yang….Ngggg, harusnya sih cerah, secara today is summer time gitu, tapi ya kok, malah judul lagu band legend asal Malaysia, Exist itu yang menghiasi suasana pagi ini yang sangat…."gerimis mengundang huwoooooo, huwooooo, hooooooh…."
Kalau Christopher Nolan boleh gape banget menyutradarai Batman Begins, tapi menurut saya, semua penduduk di bumi ini nggak kalah mangtefnya sama dia dalam menggarap Climate Changing Begins, hohoy! However, karena saya pemegang azas bahwa Tuhan nggak pernah memberikan kesengsaraan kepada mahluk-Nya, maka daripada melakukan demonstrasi di depan gedung tempat pertemuan negara anggota G8, meningan mempertambah banyak doa aja déh di rumah, kan konon katanya salah satu keadaan yang mendukung sampai suatu doa itu dikabulkan, adalah ketika hujan. Hehehehe!
Jadi, ketika para member green peace itu melakukan aksi nyata turun ke jalan memprotes kebijakan negara maju dalam menghasilkan karbon berlebihan, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa ngeliat saya di pojokan kamar apartment sedang berdoa memohon ampun kepada-Nya juga berharap agar harapan para anggota green peace itu bisa dikabulkan, hehehe. Intinya sih, saya takut make up saya luntur diterjang sinar mentari ketika sedang demo tersebut, iiiiiiiiiiiiich, akika tuh paling nggak suka kena sinar ultraviolet yang bisa merusak kulit halus nan lembut saya bak kulit bayi
Aduuuuuh udah jam 6.15 AM nih, tapi si Riri belum bangun juga! Padahal kami harus mengejar bis yang berangkat dari bus stop terdekat yang berangkat pukul 7.20 AM! Aaaaaaargh si Riri kebo banget daaaaah! Setelah persiapan ala The Flash, tepat pukul 6.57 AM, saya dan Riri meninggalkan apartment kami tercinta. "Aaaaah, ci vediamo Calabria!" (Aaaaaah, see you later Calabria!)
Menurut jadwal yang kami dapat dari Rosa (salah seorang teman saya, asli kelahiran Sicilia), bus yang akan kami tumpangi lima jam ke depan akan datang pukul 7.20, tapi sekarang sudah pukul 7.30 and the bus was not coming yet, aaaaaaaargh Italia is always be Italia! Saya jadi ngerti kenapa Tuhan menempatkan saya di negara yang presidennya terkenal akan ke-mata keranjang-annya ini, supaya saya tidak lebih shock culture akan kebiasaannya tentang ke-'tepat waktu'-an-nya ala penduduk Eropa. Italia itu 'Indonesia-nya Eropa', sometimes I always want to say, "I live in Italia, not in Europe!"
Terkadang, kalau ditanya sama temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tentang apa perbedaanya antara hidup di Indonesia dengan di Italia, selain pergaulan muda-mudinya yang bikin geleng-geleng kepala, menurut saya, semuanya sama saja, cuma kalau di sini para penduduknya kebanyakan bernama Roberto, Francesco, dan Paolo sedangkan di Indonesia, nama Suparman, Sumenep, dan Suketi lebih sering terdengar di area sekitar kantor kelurahan bagian pembuatan KTP.
Setelah menunggu ketar-ketir bak Anang kehilangan Syahrini. Akhirnya bus yang dimaksud datang juga, IAS SCURA, namanya. Yaaaa, kaya maya sari bakti-nya Italia lah. Saya pun bergegas menyebrangi jalan raya itu, dan tiba-tiba hujan pun turun dengan derasnya. Iiiiiiiiiih, kayanya saya cocok banget deh jadi model video klip Amy Search! "Di bawah rintik hujan, aku menyebrangi jalan, demi bus yang sudah menunggu di depan, huooooooo, huooooo…."
"Eeeeee signorina, dove vai?" (Neng, mau ke mana Neng?) Tanya supir bus berambut kaku. Aaaaarrrgh, masa iya sampe supir bus aja harus pake jel??? Nggggg, sebenernya saya nggak ada masalah sih sama cowok yang rambutnya berjel, cuma karena keseringan ngeliat, jadi lama-lama suka enek sendiri. Kalau boleh diumpamakan sih kaya kita lagi cebok tapi kelamaan sampe pantat kita mengkerut, kan nggak enak tuh!
Dengan nada pasti saya jawab, "Catania." Lah kan emang jadwal bis itu datang harusnya sekarang bukan? Malah telat 10 menit lagi?!
"Nooo, tu devi andare alla auto stazione." (Waduh bukan bus yang ini neng, neng harus nunggu bus di terminal akhir) penjelasan si rambut kaku itu menghentikan langkah kaki saya. AFAH??? Kan sudah jelas-jelas tertera di orario kalau bus dengan tujuan Stazione Centrale Catania itu bakal lewat bus stop tempat saya sekarang ini, tepat pukul 7.20! Aih, aih, kumaha bagaimana sih??? Mana ada bus ke auto stazione jam segini??? Aaaaah, ingin rasanya menyanyikan lagu Stinky, "tetes air mata, basahi pipimu…."
Namun, hati sang supir itu ternyata tidak se-kaku rambutnya, dengan senyum yang ramah, beliau seraya berujar, "va be, tu puoi prendere questo autobus, poi tu devi fare una fermata in Autostazione.." (Ok, neng bisa ikut bus ini terus berhenti di terminal akhir.) Aaaaaaaaaaaaaaaah, sumpeh lu susu lu tumpeh??? YES! YES! YES! Saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT dan bapak supir bus yang hatinya tidak se-kaku rambutnya atas kesempatan yang kalian berikan ini, semoga perjalanan ini bisa menjadi lebih barokah untuk ke depannya, amiiiin, Allahuakbar!
Sekitar 15 menit kemudian, saya dan Riri sampai ke auto stazione. Riri mengeluarkan selembar uang 5 euro untuk menggantikan tiket bus yang memang tidak kami miliki. Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, "va be, tu non devi pagare," (ih si eneng, nggak usah bayar kok, abang ikhlas). Wahai bapak supir bus IAS SCURA yang hati-nya tidak sekaku rambutnya, milllleeeeeee grazieeeee! Ti amooooooo! (Hatur nuhun! Abdi bogoh ka anjeun!)
Sesudah menurunkan kopernya Riri (hadeeeeeuh-hadeeeuuuuh si Riri ini emang tourist sejati déh, kemana-mana bawa koper derek), kami diberitahu oleh bapak supir bus berambut kaku, bahwa bus IAS SCURA dengan tujuan Catania harusnya sudah datang. But, you should know, when an Italian said that he will come around 6 o'clock, it means that you should wait until 6.59 (pokoknya selama masih ada angka '6'-nya)…Ya, kagak jauh beda lah sama orang Indonesia.
Bus yang seharusnya datang pukul 7.40 itu pun baru sampai pukul 8.00 di auto stazione. Ya, ya, ya, tapi apapun yang terjadi itu harus tetap disyukuri bukan??? Bayangin déh kalau jadwal kedatangan bis Italia itu sama dengan bis-nye Jerman, beuuuu, bisa gagal total rencana jalan-jalan ke Sicilia ini. Walaupun mulut ini ngeluh, "kok bisnya baru dateng sih?" tapi hati ini terus-terusan bilang, "alhamdulillah, alhamdulillah…" Jadi, pelajaran apa yang bisa kita petik dari kejadian yang baru saja saya alami barusan??? Sesuatu yang keluar dari mulut itu bisa jauh berbeda dengan apa yang diucapkan oleh hati seseorang, hehehehe.
Dan bis IAS SCURA itu baru meluncur 15 menit kemudian….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar