Jumat, 06 Agustus 2010

[3] Where should we go?

Nggak mau kalah sama Kakak Ucil, saya merencanakan untuk melakukan sebuah trip. Dengan hasil puasa Daud (puasa selang-seling satu hari, red) selama sembilan bulan terakhir, saya pun memutuskan untuk pergi ke negara-negara kawasan Eropa Utara. Oh tapi sayangnya, saya lupa kalau it's summer time now! Semua air lines berlomba-lomba menaikan harga.

Aaaaaaaaargh, saking khusyuknya mengencangkan ikat pinggang diatas namakan 'ibadah puasa', saya sampe lupa kalau di Eropa, summer is peak season! Ceubeul! Ceubeul! Ceubeul! Sebagian besar orang Eropa will do a vacation during summer time, it's a must! Pantesan ya, temen-temen saya yang orang Eropa yang tinggal di Indonesia, pada pengen jalan-jalan melulu, lah wong tiap tahun di Indonesia itu summer.

Namun a travel remains a travel. Di saat otak sudah panas dipenuhi keluhan-keluhan, saatnya kita kembali memohon ampun kepada Yang Maha Kuasa dengan cara mengagumi kuasa ciptaan-Nya yang lain. Ahahahahaha! Gayaaaaaaaa pisan si Teteh Viera ini, kalau lagi pengen jalan-jalan tapi dalam keadaan ekonomi pas-pas-an mah ya ngomong aja langsung, "pengen jalan-jalan, tapi duitnya kurang!" Kikikikikiki…

Yo weiss, karena persediaan uang yang kurang mangtef, maka saya dan Riri (teman se-apartment) membuka peta Italia di google map, kami memejamkan mata, komat-kamit baca mantra, dan dua jari telunjuk itu malah memilih dua kota yang berbeda, ahahahahaha! Gimana sih, udah tinggal bareng setaun tapi kekompakan tetap tidak terjaga! Riri menunjuk Venezia dan saya menunjuk Malta. Waduuuuuh, ini lagi si Malta, negara cuma se-emprit tapi tetep pengen ikut-ikutan meramaikan suasana saja! Yang ada kan, kita makin bingung milih kota mana yang harus dituju.

Well, setelah melakukan itungan-itungan kasar ala engkoh-engkoh penjual mas di Pasar Anyar, kami menyimpulkan bahwa untuk pergi ke Venezia, setidaknya kami membutuhkan minimal uang 350 euro! "Afaaaaaaaaaaaaaaah! Gusti……..Randa!" Meningan ke Turki sekalian! Bebas visa lagi!

Then, the second one, untuk pergi ke Malta, we need at least 200 euros! Aaaaaargh, urusan akomodasi menjadi permasalahan utama, selain tidak terdapatnya KBRI (hehehe, ini nih top secret Teteh Viera dalam menyiasati jalan-jalan kekurangan duit, 'pergunakanlah aset-aset' KBRI sebaik-baiknya, kekekekeke) juga kami benar-benar buta tentang negara berukuran mini yang satu itu, padahal kami hanya memiliki waktu yang sedikit untuk mencari informasi lebih lengkap lagi. Ya, bisa aja besok langsung pergi ke Malta, tapi untuk alasan keamanan, pasti ke mana-mana harus nge-taxi. Nge-taxi? Oooooooooouch, somehow it hurts my pride…I mean, my wallet, ahahahahahaha!

Setelah melakukan sebuah riset super duper cepat, akhirnya tercetus dalam benak kami, lima kota yang tidak terlalu memakan biaya banyak dalam trip-nya. Tersebutlah; Sienna, Roma, Napoli, Catania, dan Palermo. Jarak yang dekat menjadi alasan utama karena kami harus menekan biaya transportasi serendah mungkin.

But, Roma and Sienna are something too ordinary. I mean, kayanya buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang nggak pernah nyogok guru geografi, pasti tau dong Roma itu ibu kota negara yang mendewakan Del Piero ini. Dan bagi para teman-teman pengejar beasiswa ke Italia, sudah pasti tau kalau Sienna itu kota-nya para mahasiswa internasional, karena sebagaian besar sistem pengajaran di institusi akademik di Sienna itu sudah menggunakan bahasa inggris dalam penyampai-annya. There's nothing special about….*Nulis pargraf ini sambil ngeliat kondisi dompet yang makin terpuruk, padahal sih kalau duitnya cukup, pengen juga sowan ke KBRI di Roma, hehehehe.





How about Napoli??? Aaaaaaaah, saya selalu ingin ke salah satu kota pengimpor mafioso terkenal itu. Tapi, like what I had explained before, summer time means harga pada mahal! Cuh! Cuh! Cuh! Padahal di sana ada IKEA store that I always want to visit dan yang bikin saya nggak milih Napoli untuk dikunjungi adalah, kenyataan pahit yang harus kami terima bahwa mahasiswa Indonesia yang mau kita tumpangi lagi balik ke Indonesia. Aduuuuuuh, saya paling nggak sanggup nanggung biaya akomodasi ala Eropa déh! So, Napoli???? Teeeeeet-toooooot!





So, these are the last chance, Catania and Palermo. Dua kota besar berada dalam satu pulau, jaraknya saling berdekatan, dibandingkan dengan kota-kota sebelumnya, ongkos transport ke Sicilia itu paling bisa ditekan, dan….This is the most interesting part, saya punya temen asli made in Italia di sana yang baru saja menyelesaikan kontrak kerjanya sebagai pengajar bahasa Jepang di Universitá della Calabria, dan (yang bikin tambah senengnya) dia siap menanggung tempat tinggal selama saya dan Riri tinggal di sana! Uhuuuuy, langsung pengen nyanyi, "that what friends are foooooor…U yeaaaaah, u yeaaaaah, huoooooo, huooooooo, beibeeeeeeh, o raiiiiiit….." Hehehehe, saya kok keliatannya seneng banget ya??? Soalnyaaaaaa, dengan terjaminnya tempat tinggal dan brekafast di sana, berarti sekiranya saya sudah melakukan saving sebesar 120 euro (dibaca: sekitar 1,4 jeti rupiah!) untuk biaya hidup selama lima hari di Sicilia, hohoy!




Sooooooooooo, here we come Sicilia…



*P.S: Bai de wei-bas wei, maaf ya foto-fotonya tampak miring semua, saya baru nyadar gini /(>.<)\ . Abis diambilnya waktu saya lagi nggak pake kaca mata dan pas saya lagi di dalam mobil atau bus, sehingga harus buru-buru jepret sana-sini. Nasib ya nasib punya bola mata yang indah nian bukan kepalang namun memiliki silindris 2,5 kiri-kanan, hehehehehehehe.

4 komentar:

  1. sialan lo pe, lama ga ada kabar, tau2nya pelesiran! ih ceubel ceubel ceubel!

    BalasHapus
  2. ahahahahaha! Jeung Wintjeeeeh ampuni hamba…itu téh mendadak pisan, Kamis tengah malam berdiskusi, Jumat malam dapet kepastian tempat tinggal, Sabtu jam 6 pagi langsung capcus…Jadi bener2 tidak direncanakan...

    BalasHapus
  3. Anonim9.8.10

    aihhh itu bis nya bagus ya, foto dalemannya kok kaga ada ?

    BalasHapus
  4. kekekekeke, malu euy foto2 dalem bis (^_^) ketauan banget touristnya, kekekekeke...

    BalasHapus