Selasa, 28 September 2010

Piknik Patah Hati: Around Siena!




Sekitar pukul 8 bis dari Stazione Siena datang, dengan harga tiket 1 euro untuk perjalanan selama 60 menit, saya sampai ke Piazza Grumcy. Iyuuuuh, kan bayangan saya akan piazza Grumcy adalah sebuah terminal bis besar, soalnya di situlah perberhentian 95% semua bis di Siena, ih taunya gede-an Terminal Baranangsiang (Terminal bis di Bogor) ke mana-mana!

Dari Piazza Grumcy, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke apartment yang akan saya tumpangi tersebut. Lokasi apartment itu sendiri sangat strategis. Hanya dibutuhkan waktu 2 menit untuk jalan ke Piazza del Campo, tempat semuanya terjadi. I mean, Piazza del Campo itu dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting. Kantor wali kota, museum sejarah kota Siena, berjubel bar dan restaurant, pusat informasi para turis (di mana si mbak-mbak penjaganya dapat berbicara dengan sangat fasih dalam lima bahasa! Emeeeeeejing!), toko souvenir, penunjuk waktu segede gaban, Universitá di Siena, kantor polisi, kantor pos. Waaaah pokoknya Piazza del Campo itu bener-bener pusat kegiatan para penduduk kota Siena banget déh! Kalau dibandingin sama Bandung sih kaya Gasibu, tapi dalam ukuran yang jauh lebih besar dan lebih bersih tentunya.








Jam nongkrong saya di Piazza Del Campo ini sekitar pukul 4 sore sampai 9 malam pada saat malam Sabtu atau malam Minggu. Waaaaaah suka banyak anak mudo ala presenter 'Planet Remaja' banget déh! Pokoknya mereka itu pada peace, love, and g4vL!

Kebanyakan anak muda di Siena senang berbicara tentang 'peace' (kedamaian) yang seharusnya terjadi di muka bumi ini. Kalau boleh saya bilang, mereka adalah generasi fashion-hippie. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa ketika para wanita di Iran bercita-cita untuk mati syahid masuk surga, para wanita di Italia lebih memilih untuk mati menggunakan mascara lalu masuk surga, tapi ternyata benar kata teman-teman saya waktu saya belajar di Kajian Wilayah Eropa di sebuah universitas yang salah satu kantinnya terkenal memiliki risol mayonnaise paling yahud se-dunia, kalau some of European youths are loving to talk about politik, it's true and i like that! Mereka sangat open minded tentang pemikiran yang bersebrangan dengan mereka. Bandingkan jika saya harus berdiskusi tentang Q film festival dengan para anggota FPI yang bahkan tak tahu arti 'Q' di dalam helatan acara tersebut. Yaaaaa, demonstrasi sih boleh aja, tapi demo masak itu terlihat lebih menyenangkan! Wahai Habieb Rizieq, bagaimana kalau kita kursus memasak bersama Rudy Choirudin (yang digossipkan homo, red) saja???

Untuk masalah 'love'. Yeaaaaah this is the best thing that Italians could do. Mereka itu terlaluuuuuuuu romantis yang membuat saya yang demen nonton Warkop DKI, kadang-kadang memilih untuk dilantunkan lagu 'nyanyian kode' daripada lagu-lagu cinta picisan. Iyuuuuuuh~ Bunga mawar di depan pintu??? Kalau ada bunga bangke tumbuh tepat di depan pintu apartment, baru saya terperangah.

'G4vL'??? Yup, certamente si! (Pastinya dooong!) Ini nih salah satu yang selalu dinasehatkan oleh si Papap kepada saya. Mau kaya raya? Pinter mampus? Cantik memesona? Muslimah khusnul khatimah? Tapi, kalau nggak g4vL???? Hidup itu nggak crunchy kalau kita nggak g4vL.








Nah, tadinya sih saya udah hopeless aja gitu ke Siena di awal autumn. Soalnya niat saya ke Siena ini kan emang piknik patah hati, dikarenakan si Akang Christian Sugiono lebih memilih Titi Kamal sebagai pendamping hidupnya! Iyuuuuuuuh, yaaaa saya akuilah, saya kalah telak dari Titi Kamal! Cuh! Cuh! Cuh! Kenyataan yang pahit! Tapi itulah hidup! Buat saya, keajaiban sebuah kehidupan dimulai ketika kamu bisa tertawa di saat tidak bahagia! Hehehehe. Dan bukan cuma Alm. Susana aja yang bisa (sesuai film-nya) bangkit dari kubur, sebagai penggemar beliau, setidaknya saya juga harus bisa bangkit dari keterpurukan ini.

Oh iya, Tuhan itu ternyata Maha Baik juga lhooo, tak disangka tak dinyana, ternyata di hari kedatangan saya, bertepatan dengan hari di mana sang wali kota mengumumkan sesuatu hal yang penting bagi warga Siena, saya sih kuang tau isinya apa, soalnya si wali kota ngomongnya pake basa italia yang cepet banget. Cuma, enaknya buat saya sebagai turis mahasiswa kere, perhelatan kaya gini tuh nggak boleh dilewatkan soalnya dalam upacara pemberian 'entah apa' ini, mata saya juga disegarkan oleh atraksi marching band, pesta kostum, anak-anak kecil dari TK yang sengaja diundang untuk memeriahkan suasana, juga reporter televisi lokal. Kali-kali aja saya masup tipi! Akhirnya karir saya di dunia ke-artis-an Eropa, terbuka sudah….Tunggu aku wahai Shireen Sungkar, dengan kekuatan bulan akan menghukum-mu! Punya suara serak aja seneng bener! Cih!



































Sebenernya ini adalah upacara 'entah apa' yang sederhana namun sungguh bermakna. Apalagi kalau saya perhatikan para pengisi acaranya. Gaya rambutnya itu lhooooooooooo! Willy Wonka bangeeeeets! Saya sampe dipelototin polisi penjaga keamanan yang berada di sebelah saya, ketika saya tertawa dengan aduhai-nya! Kekekeke, tapi saya akui, kostum mereka itu emang pergi-membunuh (dibaca: go-kill) beraaaaat! Kaya di fairy tales gitu. Pantesan ya kebanyakan cerita anak-anak itu mengambil setting-an kota-kota Eropa, ya saya nggak bilang kalau kostum Gareng dan Petruk itu nggak baik, cuma kostum mereka berdua itu kurang nyuuuuuu aja gitu….
























Pada bulan Agustus Piazza del Campo ini juga sering dijadikan sebagai arena pacuan kuda dadakan. Dan kalau event ini dilaksanakan, Piazza del Campo bisa dikerubuti sampai 50.000 orang! Waaaaaaaaaaaaaaaaaow! Sayangnya hati saya dipatahkan oleh si Christian Sugiono itu akhir September kemaren sih, jadi aja nggak bisa liat. Nanti déh taun depan, at the next European trip ala mahasiswa kere, insyaAllah saya sempatkan jalan-jalan ke sana lagi! Makanya teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) doakan agar saya bisa segera lulus dan mendapatkan pekerjaan yang gajinya di atas 50 juta rupiah per bulan! Apa saya nikah sama anak gembong mafia aja gitu??? Atau ngepet kali ya?? Biar cepet kaya raya lah pokoknya! Saya bosan jadi mahasiswa kere! Saya pengen arisan berlian dari Nigeria bersama para istri pejabat sambil naik kapal pesiar keliling kepulauan Polynesia!

Okai-tokai, as we know, saya adalah mahasiswa kere-aktip (dibaca: kreatip), alias, biar kere tapi aktip! Di mana hobby saya jalan-jalan tidak boleh terhalangi oleh kondisi uang beasiswa saya yang tidak mengcover uang buat jalan-jalan. Saya pun belum boleh diijinin untuk kerja part time, karena credit mata kuliah yang saya ambil belum mencukupi batas seharusnya, iyuuuuuuh, Teteh Piera emang bego banget ya! Nggak apa-apa lah, kan harus miskin dulu baru kaya, jelek dulu baru cantik, bego dulu baru pinter! Di dunia ini cuma mie aja yang bisa instant! Hehehehehe.

So what you could see in Siena? Nggggg, yaaaaa gitu déh, selayaknya kota-kota di Eropa lainnya. Ada gereja (pastinya), ada museum (tapi tiket masuknya mahal, jadi saya ga mau masuk), ada orang bule yang idungnya mancung-mancung (ya eyaaalaaaah). Well, saya bukan tipikal tourist pemandangan sih…











Jadi, kalau dari segi pemandangan mah, buat saya, semua negara Eropa punya pemandangan sama-sama aja tuh. Ya, bagus mah bagus, cantik mah cantik, tapiiiiii saya lebih suka merasakan environment-nya. I mean, hiruk-pikuknya sebuah kota baru yang saya kunjungi, interaksi antara manusianya di setiap wilayah itu berbeda! Begitu juga dengan Siena.





Karena Siena juga dikenal sebagai kota pelajar di Italia, maka saya dapat menemukan banyak sekali bule dengan dandanan ala students di mana-mana. Baju yang mereka kenakan boleh channel, tapi tangan tetap membawa setumpuk buku dan lembaran-lembaran foto copy-an. Sepatu boleh high heels tapi tetep naik sepeda dengan tas laptop. Atau, acara ngopi-ngopi boleh di bar, tapi yang diomongin adalah pelajaran.








And hell yeah, some of them are talking in english! Aheeeeeeey~ Yaaaa, tadinya saya harap adalah di antara mereka yang bisa ngomong basa sunda! Hareeee geneeee nggak bisa ngomong bahasa daerah asal masing-masing???? Tapi sayangnya, itu hanyalah khayalan tingkat tinggi saja sodara-sodara! Suwer déh kalau ada bule yang ngomong bahasa sunda di Siena, saya bakal makan eskrim sambil ngupil!

Berbekal sebuah map yang didapatkan dari counter ATM terdekat, saya jalan-jalan keliling Siena sendirian. Well, saya itu pemegang prinsip "go travel and get lost…." Makin nyasar, makin seru!





Jadi nih ya, map yang saya ambil di counter ATM itu sebenernya map penunjuk mesin-mesin ATM bank bersangkutan yang tersebar di Siena bukan map yang ada gambar objek-objek wisata yang memang disediakan untuk para turis. Nah, karena alasan tersebut, jalan-jalan ke Siena yang saya lakukan sekarang ini bukan jalan-jalan layaknya para turis yang mencari objek wisata yang indah nan eksotis, tapi saya malah nemu spot-spot ATM yang ditunjukin di map tersebut. Ahahahahaha! Saya bisa dikatakan beruntung, kalau dalam perjalanan menuju gerai-gerai ATM itu, secara tak diduga tak dinyana, saya nemu objek wisata kaya gereja tua atau museum, jadi sekalian ngelewatin.





Ah tapi saya mah bukan tipe orang yang suka dateng ke museum sih ya….Ngggg, diralat, saya sih bukan tipe orang yang MAU NGELUARIN DUIT BUAT BELI TIKET MASUK MUSEUM YANG MAHAL, kekekekeke. Saya suka kok masuk museum, kalau gratis! Panggil aku, Viera si Ratu Pedit! Duit yang saya punya, lebih baik saya pakai untuk beli es krim sama kuaci, pokoknya makanan yang bisa dicemil selama saya jalan-jalan. Makanya pipi saya lebih gede daripada otak saya, ahahahaha!

Oh iya, bukan barang baru lagi kalau saya sering disangka anak umur 12 tahun di sini! Di Indonesia aja saya masih sering disangka anak SMP, apalagi di ranah bule ini! Tinggi saya udah mentok di angka 154 cm! Saya udah mabok susu, beli ortopedi, akupuntur, ditarik-tarik kakinya sama si Mamam sampe ngajengkang, dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa, tapi teteup tuh badan saya nggak tambah tinggi.

Banyak orang bilang, "rezeki, kematian, dan jodoh itu di tangan Tuhan…" Saya sih nggak setuju, soalnya buat saya ada satu hal yang terlupakan di situ, "rezeki, kematian, jodoh, dan TINGGI BADAN itu di tangan Tuhan…" Andai saja, tinggi badan saya itu 178 cm, pasti sekarang saya udah jadi model kenamaan, pacaran sama Akang Jules Casablancas di Time Square New York, bukan belajar suntuk di depan lepi yang selalu ngebuka google translate buat ngartiin materi kuliah dalam bahasa italia!!! Kamfriiiiiiing~

Nah sekarang ditambah masalah muka. Wajah saya itu menipu banget lah! Malah kata temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang pernah bertatap muka langsung, saya kena syndrome Benjamin Button! Itu lhoooo, pelemnya si Akang Brad Pitt, di mana pertumbuhan tubuh dan umur yang dia miliki berbanding terbalik, semakin tua, semakin muda wajahnya.

So, lengkap sudah…Selama jalan-jalan sendiri di Siena, saya sering disangka anak dari sebuah keluarga yang mengikuti rombongan tour yang terpisah. Ahahahahaha! Susehnyaaa punya wajah unyuuuu…Ahahahaha! Kayanya saya cocok nih jadi kurir ganja para gank mafia Napoli, soalnya nggak ada yang bakal nyangka tampilan saya yang kaya anak SD demen ngemilin anak mas rasa kiju ini ternyata membawa sebungkus ganja langsung dari Kuba! Uhuuuuuy~ Lumayan juga tuh, bisa buat kerja part time summer berikutnya! Gajinya pasti gede lagi! Jadi bisa beli tiket pesawat balik ke Indonesia sekalian!





Jaka sembung lagi turun bero, masih bersambung nih bro!

1 komentar: