Jumat, 05 November 2010

They're not victims, but survivals.

Sore ini saya ngobrolin tentang apa yang terjadi di Jogja, kota impian Donskih si Penari Ular. Hmmmm, ya serem juga sih ngeliat bencana merapi itu, saya turut prihatin lah sama para korban bencana alam itu, belum di Wasior, terus di Mentawai. Haduuuuuuh, emang ya bangsa Indonesia itu bangsa yang kuat, tapiiiiiiiiiii pembawa acara berita di TV-nya itu lhooooooo pengen saya telen bulat-bulat! Kayanya penyiar TV di Indonesia tuh cocok juga ya jadi artis shit-netron???

Di antara berjuta-juta percakapan ngomongin tentang reaksi kimia antara H2O yang akan bertemu dengan NaCl maka akan menimbulkan gerakan sentrifugal tidak beraturan pada lombang longitudinal pada sebuah efek peegas yang berada dalam keadaan diam, yang biasanya saya lakukan bersama Donskih si Penari Ular di sela-sela kesibukan saya kuliah sastra modern Italia, kemaren kami mengkupas tuntas tentang bencana di Jokja.

Hmmmm, ada perkataan Donskih si Penari Ular yang saya sukaaaaaaaa buanget, "Sebenernya kata 'bencana-alam' itu muncul ketika bumi ditempati oleh manusia. Sebenernya kan tsunami, gunung meletus, banjir itu harus terjadi untuk keseimbangan alam. Namun, manusia itu mahluk yang punya emosi, ketika Tuhan mengambil orang yang mereka kasihi dengan alam, mereka bilang itu bencana. Coba kalau tsunami itu kejadiannya di sebuah pulau nggak ada penghuninya, nggak ada manusia yang tinggal di sana, di tengah samudera. Pasti kejadian itu nggak dikasih embel-embel 'bencana'…"

Saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Karena emang begitu adanya! Bener! Betul! Tepat! Nggak salah, selama ini saya ngajarin dia rumus hukum Newton I, II, sampai III. Ini nih yang namanya, guru kencing berdiri, murid kencing lupa cebok, saking pengen lebih cepet dari gurunya.

Jadi inget perkataan Marzuki Alie ya, kalau nggak salah yang ngomentarin tentang korban tsunami di Mentawai, yang sekiranya kalau diambil ringkasannya sih jadi kaya gini, "salah sendiri tinggal di pinggiran lautan….." Buat saya, ucapan itu benar adanya. Setuju banget! Emang tsunami itu resiko untuk penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir. Sayangnya, beliau berbicara seperti itu di saat tepat sesudah tsunami, jadi terdengar nggak unyu di kuping para korban 'bencana'.






Well, I can't say any just…….Buat para pengungsi dan korban letusan gunung Merapi, Tsunami di Mentawai dan Wasior: "Don't call them victims, but survivals."


P.S buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), jangan pray for Indonesia aja, tapi pray for me, Teteh Piera, jugaaaaa doooong! Biar bisa dilancarkan dalam menjalankan segala ujiannya, hehehehe! Then do not forget to pray for your own self juga ya….

8 komentar:

  1. bener banget pe..sering juga musibah di kaitkan sama hal2 yang berhubungan sama agama dan dosa..gw rasa sieh emang udah waktunya aja bumi mengalami hal ini, karna gw amat mengakui bahwasanya Tuhan adalah Programmer yang maha handal, n cara kerja alam semesta ini udah di atur sedemikian rupa lah~ klo soal dosa sieh gw gak mau suudzon lah heheh

    BalasHapus
  2. ho oh
    oya abunya nyampe ke bandung lho..

    BalasHapus
  3. chie: betul, terlepas di mana semua yg terjadi di dunia itu saling berkaitan, tulisan ini gue buat krn gue kesel sama pembawa acara berita di TV dan backsoundnya yang ngebuat tuh korban kaya menye2, padahal mereka itu manusia kuat gitu. Jiyeeeeeh, mentang2 lu programmer ya Chie, klo gitu, buat gue, Tuhan itu designer Maha Kreatif ya? hehehehe.


    anyar: Sing kuat ya :) Orang Bandung mah moal eleh ku abu vulkanik :)

    BalasHapus
  4. sedihnya ya piw , mentawai sama wasior dilupakan .

    BalasHapus
  5. image-nya gue punten pake ya buat pp FB pe ^^ kop khun pa!!

    BalasHapus
  6. miskapkeks: iyaaaa nih, soalnya letak Merapi di jawa sih ya, pulau terpadat di Indo, jadi perhatian orang2 lebih ke situ, pdhal Mentawai sam Wasior itu nggak kalah horornya…

    Mezo: keekkekekkekekeke.

    BalasHapus
  7. supeyaaaaaaaaaahhhh..
    aku ngopi gambarnya yaaahhh... bagus amaatt.. mau ak templokin ke blog ku pake lem kuat ah! aw aw

    BalasHapus
  8. mbak riyah: kekekekekeke :)

    BalasHapus