Udah satu tahun sebenernya saya punya akun twitter. Tapi, waktu itu saya masih keranjingan sama facebook. Dulu saya pikir, facebook is more than enough for me. I could share my life to the person whom I want. But, terjadilah insiden yang tidak saya sukai, there were some people who didn't like what I showed on my facebook. I have thought that if you didn't like what I've done on my facebook, just remove me from your fb, with all my pleasure. Saya sakit hati? Iya. Tapi, kamu? Lega. Selesai perkara.
Namun pada kenyataannya, ternyata tidak semudah yang saya kira. Banyak teman-teman di friendlist saya 'meminta' lebih akan keberadaan saya. Mereka ingin saya sesuai dengan apa yang mereka asumsikan selama ini. Padahal, waktu terus berjalan, pengalaman terus bertambah, dan berbagai kejadian lainnya yang terus terjadi dalam kehidupan saya ini, yang mau tidak mau pasti berpengaruh akan keberadaan saya yang sekarang.
Sebagai blogger, saya juga selalu memegang prinsip, kalau kamu suka dengan apa yang ditulis si blogger? Silahkan dilanjut baca postingan-nya. Tapi, kalau kamu nggak suka dengan apa yang si blogger tulis? Kamu tau kan fungsi tanda silang di window kamu?
Terkadang saya bisa serius, dan teman-teman sepermainan saya akan kecewa dengan perubahan tersebut. Suatu saat, saya bisa lomba mencaci maki dengan Ontjom si Tukang Iri Hati, dan beberapa kerabat saya terkaget-kaget dengan kata-kata yang saya gunakan. Well, shit happened, life changed. Satu-satunya yang nggak berubah di dunia ini, cuma ke-eksistensi-an Tuhan. Karena itulah Tuhan nggak punya facebook.
Then I found this….Twitter. Pada awalnya saya nggak ngerti dengan 'mention', perbedaan antara 'retweet' dan 'reply', atau 'DMs'. But, hell yeah, saya suka networking system yang ditawarkan oleh twitter. Kamu suka orang ini? Tinggal follow. Kamu nggak suka? Unfollow saja. As simple as that.
So, I decide to live my twitter account @vierachmawati
Thanks to Donskih si Penari Ular, Miss Kapkeks, dan Oknum A*U yang dengan penuh kesabaran ngajarin saya biar makin eksis di dunia maya. Maklum saya sedang mengalami masa-masa krisis, di mana ketika eksis di di dunia maya itu terlihat tampak jauh lebih keren daripada memiliki selembar ijazah gajah duduk megang lilin.
Oh iya, saya juga mau minta maaf sama temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang udah mention nama saya, huehehehehe, baru sekarang saya bisa liat kolomnya dan baru beberapa aja yang bisa dijawab. Tapi, insyaAllah ke depannya mah pasti saya pantau terus situs yang satu ini. So, feel free to unfollow me :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar