Minggu, 30 Januari 2011

My environment [1]

Hai-hai, apa kabar semuanya??? Masih galau??? Aheeey~ Tak mengapa, kawan, habis galau terbitlah matahari di ufuk timur! Ayooo tetap semangat….Semangat menggalau! Ahahaha!

Okeh, udah banyak yang nanya tentang lingkungan tempat saya tinggal di Italia itu gimana sih??? Buka pintu, langsung disambut menara Pisa??? Boro-boro! Yang ada, setiap saya buka pintu, saya disambut gongongan anjing-anjing liar yang pengen saya sambit!

Postingan kali ini saya akan sedikit membahas sedikit tentang keadaan di sekitar apartment eik. Well, mungkin banyak orang agak 'wah' mendengar bahwa yang mulia Teteh Piera cuma tinggal di apartment, maklum yang namanya 'Yang Mulia' kan biasanya tinggal di kerajaan! Tapi, karena uang saya digelapkan oleh seorang hulu balang, apalah daya, hendak hati memeluk gunung, namun tangan tak sampai. Ngapain juga saya harus meluk gunung gitu??? Kurang kerjaan amat.







Well, di atas ini adalah pemandangan yang acap kali saya lihat di kala buka pintu apartment. Jalan aspal dengan banyak mobil parkir. Sayangnya, walaupun saya kaya banget (bisa dibaca: kaya….Ibunya, kaya….bapaknya, red), tapi saya itu orangnya daun tu ert ei ke ei jatuh ke bumi. Jadi, saya lebih memilih untuk bertingkahlaku selayaknya seorang rakyat pribumi, saya memilih untuk jalan kaki ke mana-mana. Betis saya nggak kalah sekseh lah sama talas Bogor.






Masih kelanjutan dari gambar pertama. Ini adalah jalan aspal yang di kiri-kanan-nya ada tempat parkir kendaraan bagi para penghuni apartment yang tidak daun tu ert (dibaca: kaya raya, red). Ini merupakan akses utama dari apartment saya ke mana pun. Ke kampus, ke kantin, ke bar, ke bus stop, ke supermarket. Pokoknya kudu liwat jalan ini.






Kelanjutan dari jalan aspal tersebut adalah jalan paving block. Di mana di sebelah kanannya terdapat sebuah kantor, bernama 'Centro Residenziale'. Tempat di mana saya biasa ngurusin tempat tinggal, kartu makan, sampai paket pos yang dikirim untuk saya. Jadi, kalau misalnya ada yang kirimin saya barang atau pos, saya harus ngecek ke kantor ini tentang keberadaannya. Yang bikin sedikit ribet adalah….Dari 20-an pegawai, cuma ada dua orang yang gape bahasa inggris. Jadi, terkadang, kalau nih dua orang lagi nggak bertugas, saya kudu ngomong pake bahasa tarzan sama pegawai lainnya buat nanyain barang-barang yang dikirimin buat saya.





Lebih jauh lagi dari 'Centro Residenziale'. Ada sebuah aula yang berkapsitas sekitar 250-an orang yang biasa digunakan untuk acara wisudaan mahasiswa triannale (kalau di Indonesia kaya D3, red) jurusan ekonomi. Jadi, di tempat saya kuliah sekarang, setiap jurusan memiliki gedung untuk wisuda tersendiri.

Soooo, jadi gimana? Nggak jauh beda kan sama Indonesia? Yang ngebedain tuh, cuma kenyataan bahwa kebanyakan temen-temen saya di sini hidungnya mancung-mancung….

4 komentar:

  1. wah pea lu kudu bertandang ke middle east dimana mobil sport mewah sama banyaknya kek bajaj di jakarta!

    BalasHapus
  2. mauuuuuuu…..yo-i banget déh kakak, tuh raja arab kencingnya aja minyak ya win…..

    BalasHapus
  3. bersih sekaliiiiiii!!!

    BalasHapus
  4. Mbak tiaaaaaaaaaaaw a lot of things to tell nih!

    BalasHapus