Mungkin temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sering bertanya-tanya kepada yang mulia Teteh Piera yang lemah, lembut, luthu, imoedh, dan tak lupa, juga unyu,
“kenapa sih lo demen banget ama dunia perbokeran? Lu pernah punya pengalaman pahit sama kegiatan itu ya? Lo pernah disetrika dadanya pas lagi boker? Lo pernah disuntik gemuk pas lagi boker? Atau…..Waktu lo masih bayi, lo pernah ketuker di rumah sakit pas enyak lo lagi boker?”
Okeh, sebelum imajinasi temen-temen semua berpetualang ke negri Jiran dan cerita Nikita Willy di shit-netron ‘Putri Yang Tertukar’, saya pengen meng-share beberapa cerita pribadi saya tentang dunia perboker-an yang menuntun saya belajar akan arti kehidupan yang hakiki. Jiyeeeeeeeeeh, kagak nahan nih bahasanya!
Boleh percaya atau tidak, saya meng-khatamkan baca Harry Potter jilid terakhir itu di dalam WC, sampe paha saya kram luar biasa. Ya maklum aja, berdiam diri dalam posisi yang selalu sama dalam beberapa jam itu emang jadi alasan yang cukup manis dan sedikit miris buat otot-otot sehat yang dimiliki oleh yang mulia Teteh Piera untuk merasakan kejang-kejang durjana.
Dari pengalaman itu saya belajar, mungkin dalam kehidupan yang saya jalani, saya bakal berada dalam sebuah tempat yang tidak menyenangkan selayaknya situasi WC yang bau, okelah, jaman sekarang mah udah ditemukan sebuah barang bernama ‘kamper’ untuk mengusir bau si tokai, tapiiii, mau sewangi apapun, tak dapat kita pungkiri lagi, kalau WC itu tempat paling g4vL untuk buang hajat.
Tapi, mau serendah apapun kedudukan sebuah WC di dalam suatu bangunan (dibaca: mau serendah apapun kedudukan saya di mata orang lain);
selama saya bisa bisa boker di sana (dibaca: selama saya punya alasan kenapa saya ada di sana);
dan saya bisa boker sambil baca Harry Potter sebagai peneman setia (dibaca: dan saya bisa punya pegangan hidup sebagai peneman utama);
Mau saya ngeden segimana rupa atau mau otot paha saya cenat-cenut kaya lagu SM*SH, I don’t care about what people say! (Dibaca: Mau dibenci segimana rupa atau mau merasa terseok-seok, I don’t care about what people say!)
“Aw, aw, aw! Eeeeeeeeeeeeeeergh! Eeeeeeeeeeeeeeergh!”
43,57 detik kemudian…
“Plung! Plung!”
Aduuuh, maaf ya, saya nulis postingan ini sambil eek.
Okeh, yuk mareee kita lanjut, brangcuuut…
Pendapat orang lain tentang kita is not our business. Mereka dikasih mulut, untuk beropini. Tapi, kita dikasih otak, untuk membuktikan apakah opini mereka itu salah atau benar.
Kadang saya terlalu sibuk untuk memikirkan apa yang akan orang bilang kalau saya begini, kalau saya begitu. Tapi, kalau inget-inget lagi peristiwa meng-khatamkan Harry Potter jilid 7 waktu dulu, saya jadi sedikit tenang. Setidaknya saya punya ‘Harry Potter jilid 7’ sebagai peneman buang air besar, setidaknya saya punya ‘doa’ sebagai peneman menjalani hidup ini.
Soooo, be calm guys, Tuhan itu Maha Keren, Dia Maha Pengabul semua doa, tinggal tunggu waktu yang tepat aja.
Oceh, sekarang saya mau cebok dulu ya ☺ Nanti lanjut-lanjut lagi postingan kala merenung di dalam WC-nya ☺
Tidak ada komentar:
Posting Komentar