Rabu, 06 April 2011

[2] Vakansi-Assisi bersama SM*SH!

Tak peduli ku di-bully, omongan lo gue beli!
Cacian lo gue cuci dengan senyuman prestasi!
Tak pernah kumalu karena cibiranmu!
Kujadikan motivasi untuk maju!
No more mellow!
Say no to galau!








Iiiiiiih apaan tuh yang mulia Teteh Piera???

Ooooow yeaaaaah! k0q QmUwH 6@ g4vL b4N63t??? Kalian kebanyakan ngegosipin Tante Melinda sama Andika Gumilang sih!

Itu tuh lirik lagu barunya SM*SH tauuuuuu! Kyaaaaaaa~ Kyaaaaaaa~ Bismaaaaaaaaaaaaaa! Morgaaaaaaaaaaaaaaan! Iiiih tapi kenapa ada lirik 'say no to galau' sih???? Padahal salah satu alasan saya bisa ke Italia juga gara-gara keseringan galau di Indonesia. Ah tapi tak mengapa, selama Bisma dan Morgan bahagia, yang mulia Teteh Piera pun ikut bahagia kok…Kyaaaaaaa~ Kyaaaa~ Bismaaaaaaaaaaaa! Morgaaaaaaaan!











Eh iyah, sambil ngapalin lirik laguya SM*SH yang berjudul 'Senyum dan Semangat' ini, let's kontinyu tentang cerita jalan-jalan yang mulia Teteh Piera mengelilingi kota Assisi.








Asssi itu adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Perugia, regio Umbria, memiliki luas area total sekitar 190 km2 (well, gede-an Cibinong kemana-mana ya kayanya?)







Sebagai warga Cibinong, selama jalan-jalan di Assisi, secara nggak sadar saya suka ngebanding-bandingin antara Assisi sama kota tempat saya tinggali tersebut. Iiiiih apa sih yang kurang dari Cibinong??? Kenapa Cibinong nggak bisa jadi kota wisata kaya Assisi??? Padahal dari segi pemandangan, kayanya kebon singkong di sepanjajng jalan raya Cibinong nggak kalah unyu sama pelataran Basilica di Santa Chiara!







Menurut penerawang yang mulia Teteh Piera, sebelum dibangunnya gereja yang diperuntukan untuk menyimpan jasad Santo Clara (salah satu orang suci bagi orang Italia) di abad ke-13 di Assisi, tuh singkong udah tumbuh subur di kebon-kebon di sekitar kawasan Cibinong!

Aaaaaaargh, setiap saya ngunjungi sebuah bangunan tua di Assisi, saya sering melihat plakat UNESCO bertebaran di mana-mana! Iiiiiyuuuh itu mah saya meuni langsung pengen nemuin prasasti kerajaan Kutai di Cibinong! Nyebelin banget iiih! Nih kota bener-bener bikin saya, si penduduk Cibinong sejati, iri hati - dendam angkara murka! Kapan ya saya bisa liat plakat UNESCO di Cibinong? Di Cimahi? Di Cirahong?






Sebagai salah satu mahasiswa lulusan fakultas seni rupa dan desain, saya kadang suka pengen gigitin pipinya Bisma SM*SH. Indonesia téh negara yang punya paling banyak kota yang bisa disulap-selip jadi art city. Sesuai kata Yoris Sebastian (Kyaaaaa~ Kyaaaa~ Salah satu cowok yang selalu buat jantung saya berdebar kencang bukan kepalang, kikikiki!), Indonesia itu negara dengan jumlah orang kreatif terbanyak di dunia, tapi jumlah orang kreatif itu berbanding lurus sama jumlah orang paling sering takut gagal juga…







Siiigh~ Tapi, sudahlah, selama Bisma dan Morgan SM*SH tetap bersatu padu bahu membahu bersama bikin semua SM*SH blast cenat-cenut, harapan Indonesia akan menjadi negara terkreatif di dunia itu akan tetap terus berada di dalam hati sanubari yang mulia Teteh Piera.







Selama perjalanan ngelilingin kota yang punya jumlah penduduk nggak lebih dari 28ribu orang ini, tenaga saya bener-bener terkuras abis-abisan. Maklum, letaknya yang di pegunungan membuat saya kudu naik-turun tangga untuk mencapai objek-objek wisatanya.







Tapi, rasa lelah itu sama sekali nggak berasa, (kecuali pas di hari berikutnya, ketika saya bangun tidur, kedua paha dan betis saya kayanya janjian nyanyi-in reff single pertamanya SM*SH, 'I heart you' alias cenat-cenut melulu) soalnya pemandangan yang saya liat di kota ini bener-bener cihuy-cihuy dan penduduknya 'sadar-turis' banget. Mereka bener-bener ngebantuin saya yang sering nyasar ke jalan-jalan buntu untuk menemukan jalan lainnya menuju objek wisata yang saya mau, walaupun kemampuan bahasa inggris mereka nggak seberapa.







Oh iya, jadi inget, saya juga nemuin fenomena 'tangga setan' di Assisi!

"Tangga setan???? Hiiiiiiiiii! Jadi, yang mulia Teteh Piera suka nemu pocong lagi pacaran sama kuntilanak di sepanjang anak tangga di kota Assisi???? Aaaaaah, aku nggak jadi ke Assisi ah! 'Atuuuuuuuuut!"







Tunggu dulu sist, maksudnya 'tangga setan' di sini adalah sebuah kenyataan yang kudu kamu hadapi selama jalan-jalan di kota kelahirannya Santo Fransiskus ini kamu bakal nemu banyak anak tangga curam yang bikin kamu pengen ngedumel sambil teriak geram, "setaaaaaaaaan! Curam banget dah nih anak tangga!"

Banyak banget museum yang bisa kamu datengin di Assisi, sayangnya rata-rata dari museum tersebut memungut biaya sekitar 5-10 euro per orang yang bukan warga negara EU (Europa Union). Iiiiih ceubeul! Ceubeul! Biasanya buat warga negara EU, mereka cuma diwajibkan bayar setengah harga tiket masuk, dan bagi para anak kecil dan pensiunan, malah digratisin! Aaaaaaah, jadi pengen ganti kewarganegaraan gini…

Tapi, saya selalu mengingatkan diri saya, i'm proud to be Cibinong-girl, saya mau balas dendam sama orang Eropa, suatu saat nanti bakal ada museum sejarah kota Cibinong, terus saya pungutin bayaran yang gede banget buat setiap orang bule Eropa yang mau masuk! Kakakakakakakakaka!

Tapi, tenang aja sob, sebagai obat sedih nggak bisa masuk museum, saya masih bisa nikmatin kota Assisi seutuhnya kok. Di sepanjang jalan yang saya lewati, saya bisa liat banyak toko hand-made souvenir. Yup, jadi kita bisa ngeliat proses pembuatan souvenir yang kita beli nantinya. Terkadang sambil nunggu souvenir kamu selesai dibuat, si tukang souvenirnya bisa ngasih kamu cerita gratisan tentang sejarah terbentuknya kota Assisi.






Sebagai salah seorang muslim yang besar di negara muslim terbesar di dunia. Selama saya tinggal di Italia, suka terbersit aja gitu rasa kangen ngedengerin suara adzan bertalu-talu. Padahal waktu di Indonesia dulu, kayanya kalau denger suara adzan tuh suka males, wong lagi nanggung nongton kartun sore eh ujug-ujug disuruh shalat, kekekeke…Tapi, Tuhan itu emang Maha Keren banget déh…Jadi gini, pada awalnya banyak dari keluarga saya nanya, kenapa saya milih Italia buat tujuan studi di jenjang berikutnya? Yu nou lah, pergaulan anak mudo Yurop kan terkenal 'sangar-sangar' di telinga keluarga saya yang berusia sudah uzur. Apalagi, dengan sebuah fakta sulitnya menemukan tempat ibadah yang proper bagi agama saya. Banyak dari keluarga saya yang cenat-cenut hatinya, takut saya lalai melakukan ibadah dalam agama yang saya anut.







Pada kenyataannya, saya malah ngerasa kebalikannya tuh. Kalau waktu di Indonesia dulu, kayanya saya sering banget nunda waktu buat shalat, tapi di sini saya malah nunggu-nunggu buat ngelakuin ibadah yang satu itu. Belum lagi dengan kenyataan bahwa duit beasiswa saya tidak meng-cover uang jajan, yang pada akhirnya membuat saya sering puasa. Emang sih, awalnya, niat puasa saya itu buat ngirit duit, kekekeke, tapi sekarang ini malah jadi kebiasaan tersendiri.

Well, yang mau saya bilangin sih cuma satu, ke mana pun kamu pergi, cuma diri kamu sendiri yang megang kendali. Agama itu ada bukan untuk dijadikan alasan, tapi untuk dikenali dan digali lebih dalam lagi. Bless you :) *Wink-wink!

P.S: Banyak foto yang miring, emang karena diambil dari tanjakan atawa turunan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar