Senin, 11 April 2011

[5] Vakansi-Assisi: Basilica di San Francesco d'Assisi

Hiks, hiks, hiks, aduh yang mulia Teteh Piera lagi kena krisis twentih samting nih…Mulai sering memikirkan masa depan sambil menangis kembali di pojokan WC umum stasiun Roma Termini. Aaaarrrgh nyebelin nih tempat, masa masuk ke WC aja kudu bayar 1 euro (sekitar 12500 perak!) Cuh!

Dengan uang yang sama, saya udah bisa keluar masuk, numpang mandi, pipis, eek sambil ngelamun di WC-WC umum di Indonesia ya! Aaaargh, dasar yurop! Suatu saat nanti, akan saya mau balas dendam! Akan saya buat orang-orang Yurop itu membayar mahal atas apa yang telah diberlakukannya tarif minimum (yang terlihat sungguh maksimum bagi dompet saya, red) atas salah satu tempat kongkow favorite yang mulia Teteh Piera!

Eh iya, saya masih punya stok cerita dari Assisi nih, lanjut lagi yuk jalan-jalannya. Semoga setelah membaca beberapa postingan tentang kota yang terletak di ujung utara Provinsi Perugia ini, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) mulai berpikir untuk melakukan galau traveling ke sindang! Remember, Italia is not only Venice, Florence, Pisa, Milan, atau Roma :)

As usual, at first, I want to share my playlist on my aipot!







Huuuuuu, nostalgiaaaaa benjet nih lagu! Sering saya rikues di acara kirim salam di salah satu radio anak muda di Bogor. "Dari Viera buat anak kelas 2B, good luck ya buat ulangan matematika bab jurusan tiga angka-nya besok!" Lagu dari Sugar Ray ini juga selalu saya pantengin perkembangannya di MTV Asia Hit List yang ditayangin sama ANtv dipandu oleh VJ Donita atau Jaemy Aditya…..

Aaaaah remembering those days nih, "somedaaaaay, when my life has passed me by…"

Hmmm, setelah mengunjungi rumah saya yang sebenarnya a.k.a Rocca Maggiore, sekarang yang mulia Teteh Piera mau berkunjung ke salah satu geraja yang jadi daya tarik utama kota Assisi, Basilica Papale di San Francesco d'Assisi.







Tentu aja, jalan ke sana itu kudu naik-turun tanjakan setan, tapi tenaaaang, pemandangan yang kamu dapetin itu bener-bener ngalahin rasa capek yang kamu rasain.







Pada tahun 1228, gereja ini didesain oleh salah seorang pengikut setia Saint Francesco, Elia Bombadone, terbagi menjadi dua bagian, the upper church and the lower one yang saling berhubungan di antara keduanya.







Siapa sih San Francesco itu?

Ngggg, mungkin bagi para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang beragama katolik bagail lebih pandai menjelaskan salah satu santo ini. Namun, setidaknya dari cerita yang saya dapatkan dari salah satu teman saya yang berasal dari Rumania dan sedang bersekolah menjadi calon pastur….







San Francesco adalah salah pendeta katolik yang juga merupakan mendirikan Franciscan order. Beliau lahir di Assisi pada tahun 1181. Dilahirkan dengan nama Giovanni, namun dikarenakan kecintaan ayahnya terhadap negara Perancis (France, red), maka beliau lebih sering dipanggil dengan sebutan Francesco.







Francesco terlahir di dalam keluarga yang kaya raya, namun sepulangnya dari Roma, dia tersentuh melihat pengemis-pengemis yang bertebaran di kawasan St. Peter's dan memutuskan untuk melepaskan segala kemewahan yang dia miliki dan mulai menolong kaum papa. San Francesco meninggal pada tanggal 3 Oktober 1226 dan dua tahun berikutnya dia dinobatkan sebagaikan seorang santo oleh Paus Gregory IX.

Menurut sebuah brochure yang ditempel di sebuah papan pengumuman di depan pintu masuk, Basilica of San Francesco d'Assisi ini menggabungkan gaya romanesque dan gothic pada arsitekturnya. Peletakan batu pertama dalam pembangunan gereja ini dilakukan oleh Paus Gregory XI, tepatnya pada tanggal 17 July 1228.







Paus John Paul II pernah melakukan sebuah pertemuan lintas agama dengan 120 orang representatif dari seluruh dunia pada bulan Januari 2002 dengan tema World Day of Prayer for Peace, di gereja ini.







Di pekarangan yang super duper luas dari Basilica of San Francesco ini, terdapat tulisan PAX yang dibentuk dari perdu dan sebuah patung prajurit sedang menaiki kuda. Nggg, setau saya PAX itu bahasa latinnya 'Peace', tapi saya kurang tau (nggak dijelasin di brochure yang saya baca euy) arti dari penempatan patung prajurit dengan kepala yang tertunduk tersebut.







Mungkinkah ini pertanda bahwa dia baru saja kalah dari peperangan? Ataukah prajurit itu lagi kena masa-masa krisis twentih samting kaya saya? Atau lagi galau kali ya? Hmmmm, mungkin teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ada yang bisa membantu?







Oh iya, saya nggak bisa foto-foto interior gereja, soalnya dilarang terus ada polis penjaganya pada berkeliaran juga. Ini satu-satunya foto yang bisa saya dapatkan dari bagian dalam gereja. Ini merupakan friary dari San Francesco, dibangun oleh batu berwarna merah muda dan putih dari Gunung Galunggung……Kekekeke, tipu dikit, manjuuuur…Yang bener, dari Gunung Subasio.







Dan seperti biasa, saya selalu dibuat takjub sama instalasi seni yang ada di sekitar Assisi. Meeeeen, saya nemuin ukiran kaya gini di tempat parkir!







DI TEMPAT PARKIR MOBIL! Waaaaaow, kalau nyimpen patung-patung kaya gini di kawasan Cibinong, udah abis dicongkelin terus dijual ke tukang besi loakan kali ya???







Oks déh, segitu dulu cerita dari Basilica di San Francesco d'Assisi-nya, kalau ingin informasi yang lebih lanjut, bisa tanya Mbah Gugel atau Mas Wiki...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar