Kayanya sama aja bo-ong ya, saya cerita ini-itu tentang Assisi, tapi saya sama sekali nggak ngejelasin gimana caranya bisa sampe sono.
Sehubungan saya temenan sama Pangeran Dandan, Putri Syalala, dan si Teko Ajaip, gampang banget dah untuk sampe tuh kota tua. Tinggal nyuruh si teko ajaip teriak, "pidip, pidip, pidip, terbaaaaaaang….." dan oh tentu saja dengan bantuan ibu Peri-nya si Lala, efek suara; "tiriiiiiiiing-tiriiiiiing…."-pun datang seketika saya menghilang dari hadapan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana.
Kekekeke, seperti yang sudah saya bilang, kalau mau nipu itu nggak usah nanggung-nanggung ye…
Sebagai train-traveller, saya ini pecinta sejati jalan-jalan menggunakan kereta. Soalnya saya udah kenal sama si penjual tiketnya, jadi, saya tinggal kikiceupan mata, dapet déh tiket murah, aheeeeey~
Kagak deng, as we know, saya ini sering banget disangka anak SD, bermodal tinggi badan yang tak memadai untuk menjadi model dan pasang tampang wajah kebingungan, saya sering nanya, "ce il posto con discontati?" (Artinya: "A….Kasian A….Belom makan tiga hari A….Atulah A….Kasian A….") Biasanya abis ngomong gitu, saya bakal dapet tiket dengan potongan harga berkisar 15%-70% dari harga awal.
Kejamnya ibu kota tidak mengalahkan kejamnya dompet ibu-ibu yang naek eurostar! Atulaaaaah, buat manager eurostar, "peuliissssss, sponsorilah blog perantau galau ini….." *Liat keadaan dompet yang semakin menipis, #buangmuka #buangkertas2tagihan #buanghajat.
Sebagai patokan utama, saya ambil Stasiun Roma Termini aja ya. Dari sini kalian bisa naek kereta yang memakan waktu antara 2 sampai 2,5 jam (tergantung jenis kereta yang dipake). Turun di stasiun Assisi, nah dari sini ada shuttle bus yang akan membawa kamu ke pusat kota Assisi dengan 0.80 euro (sekitar 9000 perak) saja.
Lagian stasiun Assisi itu adeeeeeem tenaaaaaan.
Banyak calon pastur muda berkeliaran! Kyaaaaaa~ Kyaaaaa~ Maafkan saya yang tak tau diri ini, Bapak….Kikikiki. Sebagai alumnus interior, mata saya suka otomatis liat interior ornament. Kali ini, mata saya tertuju pada sebuah lampu gantung yang kereeeeeen banget. Kebayang aja gitu nyimpen chandelier semacam ini di ceiling stasiun Cawang, saya nggak usah tuliskan apa yang akan terjadi, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) udah pada tau sendiri lah kelanjutannya pegimane….
Okei, ini sedikit seluk-beluk dunia perkeretaapian Italia. Secara umum, Italia di Italia itu dibagi-bagi menjadi regionale, intercity, sama eurostar. Paling mahal tentu saja jenis eurostar, dengan rute yang sama, harga tiket yang ditawarkan bisa 2-5 kali lipat lebih mahal dari dua jenis kereta lainnya dan seumur idup, saya belum pernah naik eurostar, hiks, hiks, hiks.
Atau kalau lagi ada promosi. bisa pake ryan air (ini nih penerbangan sejuta umat warga Yurop yang sering ngasih diskon gila-gila-an, sebagai contoh, dari Italia ke Jerman cuma ngabisin 10 euro aja, meeeeeen 100rebuuuuuu, berasa lagi pergi dari Cimahi ke Cibinong PP naek bis MGI kelas eksekutip!) turun di Perugia airport. Nggak ada transportasi langsung dari airport ini, kalian kudu naek bus sampe Perugia, nah di Perugia bercokolah banyak taxi (I always avoid this kind of transportation, taxi Yurop itu najong tralala harganyooooo!)
Yup, tampaknya ini adalah postingan terakhir tentang Assisi. Tunggu gebrakan-gebrakan terbaru dari blog Yang Mulia Teteh Piera! Semoga galau menyertaimuuuuuu! *Tiriiiiiing-tiriiiiiing….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar