[2] Rainy days in Perugia: Sometimes raindrops keep falling on my head

Hujan masih terus turun di Perugia dan suasana hati saya makin tak menentu. Kalau di pelem-pelem Huliwut mah, di saat-saat seperti inilah, Kang Jude Law bakal datang dengan sebuah payung dan mengajak yang mulia Teteh Piera pergi ke sebuah coffee shop terdekat and we talked about everything. Huwoooooooh, Kang Jude Law!






Kondisi Perugia saat itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena hujan turun dengan derasnya, orang-orang juga pada males untuk keluar dari tempatnya masing-masing.







Huwooooh, ini mah suwer dah, kayanya scene yang satu ini cocok banget buat dijadiin video klip, one of my favorite song,







Sebagai orang Cibinong mah, kayanya udah nggak aneh kali ya jalan di tengah hujan-hujan gitu. Tapiiiii, kalau di Cibinong, ketika saya lagi jalan sendiri di tengah guyuran hujan, lagi galau-galaunya mikirin masa depan, eh tiba-tiba ada angkot 32 yang nglakson atau tukang ojek yang ngegodain, huuuuuu~ Coba atuh ya, sekali-kali yang ngegodain téh Morgan SM*SH!







Namun, sehubungan sekarang saya lagi di Perugia, jadi kagak ada ceritanya saya ketemu sama tukang ojek atau supir angkot.







I walked, walked, and walked.







Ini nih esensi utama dari galau trip. Jalan tanpa arah tujuan dan berharap Kang Jude Law kan datang. Siiiihg~ Pupus sudah harapan saya untuk memacari Morgan SM*SH, karena menurut teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sering nongton infotainment, Morgan SM*SH dilarang pacaran sama Mamanya, sampe kuliahnya beres. Dengan hati yang sedikit terluka, saat ini saya berusaha membelokan perasaan saya kepada Kang Jude Law.

Lagi asyik-asyiknya ngebayangin payungan beduaan ama Kang Jude Law, tiba-tiba saya ngeliat…..







Nggggg, ini téh namanya apa ya? Teropong jarak jauh? Itu lhoooo, teropong yang kaya ada di video klipnya Teteh Britney Spears waktu masih unyu-unyu-nya.







Ya, pokoknya itu lah, teropong yang bisa liat pemandangan kota Perugia dari ketinggian dan jarak tertentu.

Sayangnya karena hujan yang tak kunjung reda, Perugia pun tertutup kabut dengan sempurna.







Padahal saya yakin banget Perugia would be more beuatiful without these heavy rains.







Aduuuuuuh, suasana kabut kaya gini mah, emang bikin saya kangen berat sama Ubi Cilembu yang sering dijual di sekitar kawasan Puncak!







Nggak jauh dari teropong tempat saya ngeliat pemandangan kota Perugia, saya menemukan sebuah point berbentuk beranda, yang konon katanya kalau kita berdiri di sini, kita bisa ngeliat seluruh kota Perugia from the highest point.







Huwooooooooooooooh! Kuuuuuuuuuul fisaaaaaan!






Keren benjet! Two thumbs up!







Tapi ya begitulah sob, pemandangan-pemandangan indah itu agak tertutup sama kabut-kabut nestapa.







Kondisi ekonomi tidak stabil. Keadaan hati segalau remaja ababil. Disambut pemandangan yang sedikit bikin ilfil.






Aaaaaaaargh!