Minggu, 16 Oktober 2011

[5] arrivederci Festa dei Ceri!

Wah, udah lumayan sore nih, bis terakhir dari Gubbio menuju tempat tinggal saya adalah pukul delapan tepat. Aaaaah padahal lagi seru-serunya nonton pertandingan!






Jadi ya sob, ketiga kelompok pembawa ceri tersebut saling berlomba gitu nyimpen ceri yang mereka gotong tersebut sampai ke puncak gunung, tempat Basilica St. Ubaldo berada. Menurut penjual es krim yang saya jamban-i, ada beberapa peraturan tidak tertulis di dalam race ini. Dengan bahasa inggris yang kacau balau dicampur aduk dengan bahasa italia, penjual eskrim yang sekiranya sudah berumur di atas 60 tahun itu bercerita pada saya, yang dikiranya dari India.






Ooooh well, padahal saya udah bilang saya dari Indonesia, tapi dia mengira kalau Indonesia itu suka memproduksi film sambil nari-nari. Ya, ya, ya , film Indonesia yang ada adegan narinya yang saya tahu tuh film-film-nya Bang Haji Oma sama yang terakhir keluar….Pocong Mandi Goyang Pinggul, dan kayanya saya nggak yakin tuh film pernah ditonton sama si nenek penjual eskrim ini.







Yang pertama adalah, urutan dari ceri yang akan dipanggul. Karena ukuran ceri yang cukup besar, maka tidak memungkinkan untuk setiap kelompok berlari in horizontal line. So, we need to respect the order due to the unwritten rules; First, we have St. Ubaldo's team (uuuuh yeaaah, this is my fav team!). Then, St. George's team. The last one is St. Anthony's team.






Yang kedua adalah, ketiga ceri itu sebenernya tidak boleh saling berlomba. Jadi, kalau misalnya nih cero-nya si tim-nya St. George jatuh, maka pembawa cero dari tim-nya St. Ubaldo harus nungguin dan tim St. Anthony juga nggak boleh nyusul, mereka harus nunggu sampai cero-nya tim St. George bangun lagi, baru déh mereka boleh melanjutkan the race.






Si cero ini juga nggak boleh berhenti di sembarang tempat, mereka punya spot-spot tertentu buat istirahat sambil ngumpulin tenaga terlebih dahulu. Esensi dari race ini sebenarnya adalah tenggang rasa antara setiap kelompok yang kebanyakan merupakan penduduk asli kota Gubbio. Gimana biar mereka tetep menjaga keseimbangan si cero biar tidak goyang ataupun sampai jatuh. Terus kenapa juga harus si tim St. Ubaldo yang ada di depan??? Ya karena emang perayaan ini buat St. Ubaldo, so his team needs to stay di paling depan.






Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang punya asam urat dan nggak bisa mengikuti jalannya the race sampe ke puncak gunung, jangan kuciwa dulu sob. Pihak penyelenggara udah nyiapin big screen di dekat tempat start. So, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) masih bisa menyaksikan para cerraiolo (pengangkat cero, red) mengeluarkan semangat mereka.






Oh iya saya nemu toko souvenir gitu di sini. Tapi, sayangnya saya nggak punya uang lebih buat beliin temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) oleh-oleh T.T Maaf banget ya guys. Doain atuh biar ke depannya saya bisa beli banyak cindera mata kece buat diberikan kepada khalayak kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) di seluruh dunia, amiiiiiiin~






Ah, it's time to go home and write some stories in my blog……






Cup-cup-muah-muah guys! Salam kecup penuh mesra membabi buta buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar