Rabu, 26 Oktober 2011

Don't spick

Banyak orang yang mengaku tak memiliki kemampuan berbahasa inggris ketika diharuskan melakukan sebuah kegiatan ke luar Indonesia, entah untuk belajar, bekerja, atau bertravelling. Padahal rekening tabungan mereka setidaknya cukuplah untuk menjamah beberapa negara yang telah mengadakan program bebas visa untuk para turis Indonesia.

Saya ini termasuk orang yang akan selalu menyarankan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) untuk ber-travelling. Kalau dikasih rezeki berlebih sama Allah SWT, selain bayar zakat 2,5 %, sisihkanlah sedikit dari uang yang temen-temen punya untuk jalan-jalan.

Bagi saya, travelling merupakan sunnah Rasul. Cuma bahasa dulunya mah 'hijrah'.

Buat temen-temen yang merasa minder dengan kemampuan bahasa Inggris kalian. Mari kita lihat sebuah tulisan di tembok kampus saya…..






WOOOOOD! Segini tuh di kampus lho! Sebuah lingkungan yang kebanyakan terdiri dari orang-orang yang (seharusnya) pernah mengecap pendidikan bahasa Inggris dengan cukup baik.

Makanya jangan kaget, dengan nilai TOEFL saya yang berbanding terbalik dengan kemampuan berbahasa sunda ini, saya masih bisa dipercayai sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris lho! Padahal kalau saya ngelamar kerja dengan profesi yang sama di Indonesia, saya yakin tuh saya bakal ditolak :) Grammar understanding saya ketutup rapat sama logat ngagaleong yang belum sepenuhnya bisa saya hilangkan euy….

2 komentar:

  1. he? Travelling kok disamakan dengan Hijrah :))
    kalo aku cita-cita travelling ke luar negeri tujuannya cuma satu, Arab Saudi (Haji). hihihi..

    BalasHapus
  2. Haha gue jadi SPICKless

    BalasHapus