Selasa, 18 Oktober 2011

Konsisten yuk :)

Isi postingan kali ini, saya comot dari salah satu blog-nya temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang berada di Cimahi, let me introduce you to Mrs. Iis. Biar gaya lah saeutik, biar tinggal di Bandung pinggiran, tapi panggilannya kudu tetep sebelas-dua belas sama none Belanda.

Mrs. Iis ini juga merupakan teman pulang nebeng saya waktu saya masih kuliah di Bandung. Dia anggota geng Motor Al-Kosasih yang merupakan singkatan dari ALamak KOk biSA SIH?

Anggota geng motor Al-Kosasih ini terdiri dari dua orang yang paling berpengaruh di Cimahi. Yang pertama adalah, Mrs. Iis, dan yang kedua adalah (siapa lagi kalau bukan) yang mulia Teteh Piera! *keprok-keprok!

Uang yang kami dapatkan dari nge-racing di sekitar jalan Dago juga, sering kami sumbangkan ke kotak amal di masjid terdekat. Pokoknya kami mah, anggota geng motor yang nggak pernah ketinggalan shalat shubuh.

Ah sekian perkenalan se-uprit tentang asal usul Mrs. Iis. Langsung aja yuk sob, kita baca postingan beliau yang menurut saya sih kece punya, nggak jauh beda sama wajah blogger kesayangan kalian semua yang satu ini, kekekekeke.




 ***





Alkisah di sebuah negeri gemah ripah loh jinawi, tersebutlah seorang wisudawati dari perguruan tinggi paling tersohor yang bernama Putri Handayani Sostronegoro Bumi Alam Selameti (PHSBAS). Konon PHSBAS ini lulus dalam 3,5 tahun dengan predikat cum laude. 


Sangat percaya diri PHSBAS melamar kerja ke perusahaan-perusahaan bonafit. Namun sebelum menemukan pekerjaan yang sesuai, PHSBAS sudah menjadi trending topic di kampungnya, mengalahkan gosip-gosip tentang Ayu TingTing dan ST 12 yang terancam bubar. 


"Si PHSBAS itu katanya pinter, tapi sampai sekarang belum dapet kerja juga. Sok pilih-pilih ya. Keburu kadaluarsa tuh ijazahnya. Kalau ujung-ujungnya nganggur, ngapain sekolah mahal-mahal." 


Risih dengan rumpi-rumpi itu, PHSBAS pun asal saja menerima pekerjaan. Ia bekerja sebagai guru bimbel. Ternyata orang-orang belum bosan merumpi. 


"Lulusan universitas terkenal, masa cuma kerja jadi guru bimbel? Mahasiswa tingkat satu juga bisa ngajar anak SMA doang mah." 


Panas kuping, PHSBAS mencari pekerjaan baru yang lebih keren. Karena prestasi akademiknya yang sangat baik, PHSBAS diterima bekerja di sebuah perusahaan multinasional dan dalam waktu singkat sudah diangkat menjadi manager. Beberapa orang masih tetap membicarakannya. 


"Si PHSBAS itu kan cewe ya, ngapain ngejar karir tinggi-tinggi. Temen-temennya udah banyak punya anak. Apa dia ga pengen berkeluarga juga?" 


Merasa tidak mendapat pengakuan, PHSBAS semakin galau. Ia mulai mencari jodoh, yang tentu saja tidak mudah. Ketika kesal karena tak juga menemukan pasangan yang tepat, rumpi-rumpi tentang dirinya malah bertambah santer. 


Berada di puncak kegalauan, PHSBAS menerima begitu saja lamaran seorang pria yang sebenarnya tidak terlalu ia kenal. Tak beberapa lama setelah menikah, PHSBAS didatangi seorang ibu yang membawa dua anak. Ibu itu mencak-mencak, menuding PHSBAS wanita penggoda yang merebut suaminya. 


Maka, tak terhitung lagi berapa banyak komentar miring orang-orang yang melihat peristiwa itu. Orang-orang itu tidak tahu dan tidak akan peduli bahwa hal buruk pada PHSBAS terjadi setelah mengikuti "nasehat-nasehat" mereka. 


Padahal PHSBAS melakukannya demi mendapat pengakuan, demi dinilai "baik" oleh lingkungannya, hingga membiarkan pendapat orang-orang menguasai dirinya. 


Sumber: Konsisten, Istiqomah

*** 



Jleb! Jleb! Jleb! Itu hal pertama yang saya rasakan ketika membaca postingan Mrs. Iis yang satu ini T.T

Aaaaaaah PHSBAS tuh yang mulia Teteh Piera banget! Bener-bener gampang kemakan omongan orang eh akhirnya jadi sering galau déh! Tapi, nggak ada yang namanya kata terlambat, sebelum ajal menjemput dan sebelum janur kuning di depan rumah Morgan SM*SH diangkut. Kita semua masih bisa memperkece kualitas hidup kita sebagai manusia!

Kita harus bisa berubah, selayaknya Kotaro Minami di Kstaria Baja Hitam dan Usagi Tsukino di Sailor Moon, atau setidaknya Primus di Manusia Millenium! (Bai de wei, yang maen Saras 008 tuh siapa ya?)

Tapi emang ye, capek juga kalau ngejar definisi 'sukses'-nya orang lain. Ibarat kate, tiap orang punya puncak gunung masing-masing yang mau dipanjat :) Tiap orang punya arti 'sukses' masing-masing dan Tuhan juga nggak pernah menciptakan manusia yang sama persis. Dan yang namanya panjat gunung ya butuh banyak persiapan. Kalau nggak percaya, tanya déh sama anggota MAPALA (MAhasiswa PecintA aLAm, red) di kampus kalian.

Orang se-kece Soe Hok Gie aja bisa meninggal di pendakian gunungnya. Saya harap sih temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nggak ada yang 'meninggal' pas lagi mendaki 'gunung'-nya :)

Oh iya, tadi saya nonton kuliah shubuh gitu. Beeeuuu, ustadz jaman sekarang ganteng-ganteng ya! Jaman dulu mah kayanya ngedengerin ceramahan Alm. K.H Zaenudin MZ aja udah tenang bener dah hati ini, sekarang mah nonton ceramah juga bikin mata seger ye…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar