Jumat, 08 Mei 2020

Setelah Jam 2 Pagi: Cep...

Assalamualaikum wr,wb! Selamaaaaaaat malaaaam buat temen-temen yang berada dalam Waktu Indonesia Bagian Barat Daya agak ke selatan mengkol saeutik ka tenggara!

Helllllloooooooooou! Gimana nih puasanya??? Semoga teteup barokah, sakinah, dan mawadah yaaaah!

Sekarang waktu menunjukan pukul dua pagi lebih tiga belas menit, saya masih belum bisa tidur juga. Terdengar sayup-sayup suara marbot masjid membangunkan sahur dari pengeras suara. Namun, ada sesuatu hal yang membuat saya tidak bisa tidur sampai selarut ini, yaitu....

Nama anaknya Elon Musk.

X Æ A-12 Musk.

Coba, coba, coba, gimana itu teh bacanya???

Sa A E A Dua Belas Mas?

Ya Allah, ini nama anak bayi manusia atau kode lokasi toko baju koko di Tanah Abang??? Di koridor X - AE, nomor A - 12. Iiiih, orang kaya mah bebas lah ya mau ngapain juga. 

Kemunculan nama anak Elon Musk ini juga 'menjatuhkan' nama anak-anak-nya para selebgram yang suka bikin saya geleng-geleng kepala.

Kalau boleh cerita mah, sebagai pemilik nama yang agak ke-barat-barat-an pada zamannya, membuat saya agak risih ketika harus mengenalkan diri pertama kali di depan teman-teman SD saya. Waktu dulu, nama Viera itu masih terdengar aneh di banyak kuping orang-orang Bogor, rasanya ingin menyalahkan kedua orang tua saya, kenapa sih nggak ngasih nama yang biasa aja? Dina? Sari? Ina? Hani? Kenapa harus Viera?

Apalagi, sebagai warga U.S.A a.k.a Urang Sunda Aseli, tentu saja melafalkan nama-nama yang berawal huruf 'F' dan 'V' menjadi tantangan tersendiri. 

Oh iya, saya punya fun fact tentang nama saya sendiri. Jadi, saya baru tau kalau nama saya itu Viera setelah kelas 6 SD, waktu mau ikutan EBTANAS (Uuuuunch, anak tahun 90-an mana suaranyaaaa??? Apa itu UNBK, UN, US, in Ebtanas, we trust!), salah satu persyaratannya adalah ngasih akte kelahiran, dan keyakinan atas nama Viera Juwita sebagai nama asli saya selama 11 tahun hidup pun runtuh!

Saya sempat ditawari untuk mengubah nama Viera menjadi Vera Juwita, namun proses birokrasi yang berbelit-belit, akhirnya membuahkan saya supaya bisa beradaptasi dengan nama Viera. Oh iya, nama saya itu dibacanya vi-ye-ra, bukan vi-ra, huruf 'E' di tengah-nya dibaca dengan sangat jelas, dua harokat kalau bisa mah! Vi-yeeee-ra!

Di umur saya yang ke dua puluh, saya pun iseng-iseng mencari arti nama Viera. Yups, siapa sih yang nggak pernah nulis nama sendiri di searching bar-nya Mbah Google? Ternyata Viera itu punya arti 'faith' atau 'keyakinan' dalam bahasa Eropa Timur. 

Widiiiih, si Papah dan si Mamah yang asli Tasik sudah sangat visioner sekali ya, udah ngasih nama Viera yang penuh arti di tahun 80-an, padahal kan dulu belum ada Google, pun saya tidak memiliki kerabat yang pernah ke Eropa Timur. Namun tak disangka, tak dinyana, nama Viera itu ternyata adalah perpaduan antara dua nama orang tua saya, Evie dan Rachmat, untung aja nama saya nggak jadi Emat.

Jadi, saya baru mendapatkan kepercayaan diri atas nama saya sendiri sekitar 20 tahun setelah saya hidup. Kebayang nggak itu anaknya Elon Musk kalau disuruh memperkenalkan diri di depan kelas?

Ya, alhamdulillah anaknya Elon Musk nggak sekolah di Citapen ya, abis dah itu si X Æ A-12 diceng-ceng-in. 

Coba aja kalau si X Æ A-12 lahir di Tanah Sunda, ya paling dipanggil-nya "Cep..."

Atau kalau misalnya si X Æ A-12 lahir di Indonesia deh, terus mau ikut UN, di mana dia harus ngebulet-bulet-in kolom nama, bingung deh itu?









1 komentar: