Hari Minggu pagi ini, turun hujan, cucian saya nggak kering T.T Tapi nggak apa-apa déh, kita nggak boleh nggak bersyukur sama apa yang dikasih sama Tuhan bukan?
Saya pun menulis sebuah postingan sambil ditemani suara Kang Adam Lavine yang badannya pinuh ku tatto tea ah...
Semurtad-murtadnya saya sebagai alumnus desain interior, tapi harus saya akui hampir seluruh keputusan yang saya ambil setelah lulus itu diambil berdasarkan ilmu-ilmu yang saya tangkep ketika masih mendesain.
Begitu juga dengan cara hidup yang saya jalani sekarang. Sometimes I dont care with my appearance, saya selalu berpikir kalau orang itu akan dilihat dari karyanya. Karena penampilan bisa diubah, tapi yang namanya karya, akan menjadi jejak dari perubahan itu sendiri.
Persis dengan apa yang diomongin sama Oom John C. Jay di point ke empat dalam nasehat yang sebaiknya dilakukan oleh para desainer muda.
4. Constantly improves your craft. Make things with your hand. Innovation in thinking is not enough.
Yup, teruslah berkarya dengan apa yang sudah Tuhan berikan sama kita. Paling simple sih, with our hand ya guise :)
Dan kata keramat yang paling penting di sini adalah 'constantly'. Yuhuuuuu, melakukan sesuatu secara konstan itu nggak gampang lho.
Saya ambil contoh dari pengalaman pribadi nih ya….Saya ini gaptek binti suketi déh sama dunia blog, waktu pertama kali mulai postingan di tahun 2008. Nggak tau caranya masukin video, tulisan masih laleutik jiga ufil, gambar masih dempet-dempetan, pokoknya temen-temen boleh baca postingan pertama saya itu terlalu unyu untuk diceritakan.
Berjalan di tahun ke-tiga, saya mulai sedikit demi sedikit menyusun bagaimana penempatan paragraf setiap tulisan agar enak dibaca, jarak antara gambar dan tulisan diusahakan memiliki rana yang sedap dipandang, dan pemberian link video yang diharap bisa mendukung alur cerita dalam sebuah postingan.
Di tahun ke lima-nya, blog ini masih perlu pembenahan di sana dan di sini, saya masih terus mempelajari how to create a good ambience when someone read a blog. Tapi semua itu bisa saya hasilkan, kalau saya tekun mengurus blog ini. Entah itu update postingan, bercengkrama tanpa bersenggama dengan teman-teman kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) lewat media jejaring sosial, atau bahkan nih ya, kalau dikasih kesempatan, bisa ketemu sama mereka langsung, kaya apa yang pernah saya alami ketika bertemu Arin yang warga asli Jogjakarta di ramainya ibu kota.
Kyaaaaaaaa~ Sampe sekarang, saya téh masih suka nangis da, kalau inget temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang meluangkan waktunya untuk bertemu tunangannya Afghan yang satu ini (dibaca: saya, red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar