Jumat, 24 Mei 2013

Halaman 11




[Halaman 11]


Tiba-tiba Sulastri ingat akan salah satu usul salah satu seniornya ketika melakukan presentasi dahulu, "kalau ada yang mau ditanya lebihlanjut, bisa telepon atau kirim sms ke salah satu dari kami...."

Sulastri membuka folder contact dari telepon genggamnya. Tertera nama Badar di situ. Dengan sedikit tergesa-gesa, Sulastri menekan beberapa tombol di sana.

"Slmt siang, sy Sulastri, junior K'Badar d SMA 901. Sy mw msk arstk UBI, tp sy g bs gmbr. Gmn y?"
(send)

1 menit.

Tak ada jawaban.

5 menit.

Tak ada jawaban.

30 menit.

Tak ada jawaban.

1 jam.

Tak ada jawaban.

3 jam.

Tak ada jawaban.

Badan Sulastri terkulai lemas. Mungkin lebih baik dia mengubur cita-citanya untuk bisa kuliah di jurusan arsitek UBI, mengikuti pilihan orang tuanya untuk ambil jurusan ekonomi, melanjutkan profesi bapaknya, menjadi bankir sukses. Toh, semua orang ingin jadi kaya.

Waktu sudah menunjukan pukul dua siang. Ifa, Garry, dan beberapa teman Sulastri terlihat masih memperbaiki beberapa aksesoris yang dibuat dari kertas krep untuk pesta perpisahan nanti. Ya, mungkin kuliah di Institut Gajah Terlentang, ambil jurusan ekonomi, merupakan pilihan terbaik untuk Sulastri.

Selamat tinggal arsitektur. Selamat tinggal UBI. Selamat tinggal kak Badar.

"Fa, ada yang bisa gue bantu?" Sulastri menghampiri Ifa yang sedang memotong beberapa bambu kecil.

"Lah Sul, katanya lu lagi belajar buat persiapan tes masuk arsitektur UBI?" Tanya Ifa sedikit terkejut.

"Kasian ah gue liat lu, motongin beginian sendiri." Sulastri mulai mengambil dua buah bambu kecil dari kantong plastik hitam berukuran sedang yang berada di samping Ifa.

"Fa..." Sulastri berniat untuk mengutarakan keputusasaannya untuk dapat kuliah di UBI dan tentang kemungkinan dia akan lebih memilih untuk kuliah di Institut Gajah Terlentang, mengambil jurusan ekonomi.

Drrrrrrd.....Drrrrrd.....

Getaran telepon genggam Sulastri menghentikan kegiatan Sulastri memotong bambu sejenak.

"Sry, td sy lg d kls. Sy jg g bs gmbr,  tp smuanya bth proses. Yg pnting da kmauan & ksabaran. G da yg instan d dunia ini, cm mie aja kynya yg bs instan, he3x. Smngat y, sy tnggu Sulastri d UBI...."
(Kak Badar)

Sulastri terdiam sejenak. "Nggggg, Fa, gue balik dulu ya...Ada yang nunggu nih."

Sulastri merapihkan beberapa buku dan alat tulis yang ada di atas mejanya. Dia berencana untuk belajar secara intensif di rumahnya Dia bertekad untuk bisa masuk jurusan arsitektur UBI, seseorang menunggunya di sana.

"Sul! Jangan lupa minggu depan ikutan wisuda ya!" Dengan sedikit berteriak Ifa memberi tahu Sulastri yang sedang berlari menuju gerbang sekolah.

"Sy pny tmn yg sk ksh bmbel utk msk ars. Dy tgl g jauh dr sklh. Km bkl diajar gmbr jg. Nmnya Alif, mhsiswa tk akhir ars UBI, jd lbh srg d rmh kynya. Nmrnya; 098789098789"
(Kak Badar)

Sms kedua Kak Badar ini lah yang membuat Sulastri ingin bergegas sekolah. Dia berencana untuk sesegera mungkin untuk pergi menuju rumah Alif.



[Yak, chapter 1 nya selesai! Bagaimana kisah Sulastri mewujudkan impiannya??? Tunggu kisah-kisah berikutnya di chapter 2 yang draft-nya masih dibikin, ahahahaha! Sambil nunggu draft-nya selesai, jangan lupa ikutan kuwizzzz time yang akan diposting setelah postingan ini! Yihaaaaa!]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar