Senin, 13 Mei 2013

Halaman 3




[Halaman 3]



"Oh iya, tadi Ibu ketemu sama Badar di depan rumah, dia lagi liburan semester. Katanya besok mau ke sekolah kamu tuh..."

Tiba-tiba Sulastri bangun dari kursinya. Mas Badar? Ada di sini?


***


"Ya, jadwal bimbingan konseling hari ini akan diisi oleh kakak-kakak senior kalian tentang universitasnya masing-masing. Semoga ini bisa menjadi bahan pertimbangan sendiri buat kalian ya. Terutama yang belum memutuskan mau kuliah di mana...." Kalimat terakhir dari Bu Yanti, guru konseling di SMA 901 terdengar cukup tegas di kuping Sulastri.

Kepala Sulastri tertunduk lemas, "yang belum memutuskan mau kuliah di mana....Itu tinggal gue ya Fa?"

Ifa berhenti sejenak dari kegiatan sehari-harinya, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelatihan soal. Dia menatap wajah sedih sahabatnya.

"Lu ngapain sih Fa? Udah pasti masuk UBI juga, masih aja ngerjain soal begituan?" Tanya Sulastri sambil memperbaiki posisi duduknya agar bisa melihat soal-soal fisika yang dikerjakan oleh Ifa.

"Masuk jurusan teknik kimia itu baru langkah awal gue Sul. Kimia itu passion gue. Gue udah googling mata kuliah apa aja yang bakal gue pelajari di sana. Gue masih jelek di nilai fisika. Gue nggak mau ngulang. Gue mau lulus empat tahun. Gue mau lanjut S2 di Eropa. Gue mau kerja di oil company internasional. Gue mau liat menara Eifel. Gue mau jalan-jalan di New York Avenue. Gue mau keliling dunia....Kalau lu mau apa Sul?" Jawab Ifa berapi-api.

"Gue? Mau apa?" Sulastri terdiam sejenak. "Gue mau...Bahagia."




[Yak, ditunggu saran cerita berikutnya mau kaya gimana, ahahahaha!]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar