Selasa, 16 September 2014

#SKSC: Pasangan Majalengka

Cerita di dalam kereta itu nggak akan pernah ada habisnya. Seriusan.

Blog ini sempet berhenti selama beberapa saat kan ya? Salah satu alasannya adalah, karena saya sempet  mengalami KRL-lag.

He-euh KRL-lag T^T Emangnya cuma yang suka naek pesawat aja yang bisa jet-lag! Nih, saya bukti utama kalau abis naek KRL, bisa buat para penumpangnya hilang kesadaran sesaat. Apalagi kalau naeknya tuh KRL dari Stasiun Cilebut ke Stasiun Sudirman yang jam 6.57 AM!

Yuk dadah babay itu mah! Cuma iman saya yang bisa buat saya tetap bertahan di dalam gerbong yang penuh dengan dosa itu.

Penuh dengan dosa???? Emangnya apa sih yang bisa terjadi di dalam sebuah gerbong???

Banyak.

Mulai dari flirting manis manja antara penumpang mas-mas setengah ganteng dengan penumpang mbak-mbak ber-body aduhai. Sekumpulan pemuda tanggung yang naik dari Stasiun Bojong Gede dan suka membahas apa yang terjadi dengan pasangan mereka masing-masing di malam hari sebelumnya. Suara ibu-ibu berseragam salah satu instansi pemerintahan, yang kalau angkat telepon entah dari mana terus ngomongin proyek 2 M, suaranya suka di-dolby surround-in.

Iyuuuuh, pokoknya banyak banget kejadian yang bikin saya suka berlumuran dosa, penuh dengan negative thinking dari tingkah laku para penumpang commuter line. Mulai dari pengen naro bubuk kalium sianida di makanan salah satu penumpang bapak-bapak rese yang suka sengaja desek-desek-in badannya, sampai nge-doa-in putus buat pasangan muda-mudi yang suka peluk-pelukan di dalam gerbong, cih! #BikinIriDotCom

Seperti apa yang terjadi pagi itu.

Di tengah kerumunan orang di dalam kereta yang naik dari Stasiun Depok Baru. Terdapat dua orang penumpang yang tepat berdiri di sebelah saya.






Seorang laki-laki bertubuh kurus, menggunakan kemeja berwarna merah dipadukan dengan celana jeans biru tua dan yang satu lagi, berkaos putih dan celana pendek warna khaki. Dari obrolan berbalut logat sunda yang medok, saya bisa menyimpulkan kalau keduanya adalah perantau Ibu Kota asal Majalengka.

Semuanya tampak seperti obrolan biasa saja. Sampai sebuah kejadian ketika kedua pria ini turun di Stasiun Sudirman bersama saya.

Dan sebuah pemandangan cukup bikin saya sedikit bergidik tersaji di depan mata saya. Keadaan gerbong kereta waktu itu memang lagi penuh, saya sempat nggak sengaja menabrak punggung seorang pria yang berada tepat di depan saya.

Dengan sedikit menyerongkan badan agak ke kiri agar bisa cepat keluar dari gerbong kereta, sebelum pintunya tertutup. Tapi aksi saya tersebut itu agak terhalang oleh dua buah tangan yang saling berpegangan erat.

Ooooucccch!

Dua pemuda asal Majalengka itu saling berpegangan tangan. Ngggggg, mungkin mereka takut terjatuh dan tak bisa bangkit lagiiiiiiii, mereka tenggelam dalam lautan luka dalaaam, mereka tersesat dan tak tahu jalan pulaaaang T^T

Positif thinking saya sih waktu itu adalah, mungkin salah satu di antara mereka takut terjatuh ketika keluar dari gerbong yang penuh sesak, tapiii yaaa kayanya mah pegangan tangannya sampai ke loket penukaran e-ticket juga kali yah ;(

Aaaah, sama pasangan Majalengka itu saja saya kalah telak, mauuu doooong dipegang tangannya sampe loket e-ticket T^T



1 komentar:

  1. lucu juga ya ceritanya, gak ada foto pegangan tangannya?

    BalasHapus