Kenalin, namanya Hendra, saya biasa panggil dia Hendrot. Buat yang mikir kalau Hendrot adalah singkatan dari Hendra Gembrot, kalian salah besar! Saya sudah memanggil nama itu, ketika badan Hendra masih ideal, jauuuuuuuuh sebelum badannya sebesar sekarang. Emang ya nama panggilan itu sebagian daripada doa T^T
Buku yang berjudul 'ASEAN Escape' merupakan kumpulan traveling story seorang Hendra selama berkeliling ASEAN beberapa waktu yang lalu, yang bisa temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) baca juga di blog beliau: http://letsescape.me
Pertama kali ketemu Hendra, ketika saya kuliah di sebuah universitas di kawasan Salemba. Dia teman sekelas saya di kelas Kajian Wilayah Eropa. Dulu kami bercita-cita ingin jalan-jalan ke Eropa dan alhamdulillah a couple years ago, cita-cita kami terwujud dengan caranya masing-masing. Saya pake program beasiswa, beliau pake program backpacker sambil nulis buku.
Buat kalian yang baru baru pengen jalan-jalan keliling ASEAN murah meriah, saya highly recommended banget bukunya Hendra. Gaya bahasa dan cara memaparkan penulisannya mudah banget dimengerti ditambah detail harga dan tempat-tempat yang wajib dikunjungi.
***
Viera fabulous nan gorgeous (V): "Heeeeen, apa kabar?"
Hendrooot (H): "Baik banget Viera…"
V: "First of all, kenapa milih Ostralih? While some people attend to go to Europe right now?"
H: "Karena that's the only country yang ngebolehin orang Indonesia untuk ambil program work and holiday. Selain itu…Udah nyerah cari cara buat stay di Eropa, karena gagal mulu ngejer beasiswa, hahaha….."
V: "Hoooo….Sekarang di Ostralih di bagian mana?"
H: "Rencananya, bakal tinggal setengah tahun pertama di Sydney. Saya tinggal di salah satu suburb yang cukup tenang, bernama Arncliffe, 20 menit naik kereta dari city. Ibarat kata, Arncliffe itu semacam Serpong-nya Jakarta, hihihihi…."
V: "Emang rencananya bakal tinggal berapa lama di Ostralih?"
H: "Saya bakalan stay satu tahun…..Rencananya…."
V: "Ok, dan enam bulan berikutnya bakal tinggal di?"
H: "Lagi dipikirin, either di Perth atau di Darwin. Lagi menentukan kota mana yang income-nya bagus dan bisa sekalian outback ke taman nasional yang kece-kece…."
V: "Nggg….Outback?"
H: "Apa ya bahasa Indonesianya??? Bertualang ke alam liar gitu, jalan ke pinggiran Aussy yang masih wild."
V: "Wiiiih, sekarang udah berapa lama tinggal di Ostralih?"
H: "Ini mau masuk bulan ke tiga."
V: "Udah dapet apa aja di sana?"
H: "Dapet apa aja ya??? Duit udah pasti, hahaha. Terus, mungkin dapet pengalaman 'disiksa' kerja rodi ya…..Ritme kerja bule dan kita kan beda banget. Jadi, awalnya agak shock. Tapi, lama lama ya terbiasa, lebih belajar efisiensi waktu saat kerja."
V: "Emang diapain aja Hen di sana?"
H: "Duh panjang ceritanya, hahahaha! Pokoknya tuh semacam kerjaan dua-tiga orang dikerjain sendirian. Pernah, nyuci piring tujuh jam nggak berhenti-berhenti. Atau naik turun tangga bawa 20kg karung seprai sama handuk hotel, hahahaha…."
V: "Kyaaaaa, pulang ke Indo langsung keker ya????? Gue manggil lu Henkar, Hendra Kekar!
H: "Ini udah turun 10kg lho! Dua bulan aja! Dulu pake celana ukuran 38, sekarang pake 36, kedodoran….."
V: "By the way, kalau misalnya gue nyebutin kata Sydney, tiga kata yang terlintas di otak pertama kali apa?"
H: "Teratur, megapolitan, yet natural. Kenapa? Walau kota besar dan megah ini, semuanya serba teratur dan terikat macam-macam regulasi, tapi kita masih bisa dengan gampang menjumpai habitat-habita ketjeh, seperti burung-burung camar di tepian dermaga dan burung-burung warna-warni di setiap pepohonan. Kalau beruntung, bisa nemu ular atau bahkan buaya di selokan, hahahahaha! Jarang kan nemu binatang-binatang lucu ini di ibukota negara yang modern???"
V: "Anjiiiiir! Buaya di solokaaaaaan! Meeeen, di Jakarta mah di solokan adanya kulit kabel!"
H: "Iya, hahahahaha, temen gue pernah liat ada moncong buaya keluar dari celah paritan. Kampret banget!"
V: "Heeeeeen, nggak jadi ke Ostralih ah kalau kaya gini ceritanya…."
H: "Hahahahaha, jarang kok buaya kalau di kota besar. Kalau di Darwin, nah banyaaak…."
V: "Itu buaya Ostrali sodaraan sama buaya di Kebon Binatang Surabaya nggak ya??? Kayanya mereka bakal balas dendam….'Dulu sodara gue disiksa di Surabaya, sekarang saatnya pembalasan! Okay, next question, Selama di Sydney ada pengalaman tak terlupakan nggak?"
H: "Hmmmm, let me think…..Oh! Pas awal kerja, kan gue dapet kerjaan sehari 10 jam, kerja di resto sushi. Karena itu pertama kalinya kerja rodi, jadi setiap malem, pulang ke rumah, badan rontok banget. Kaki nyut-nyut-an dan selalu rendam air hangat. Sebelum tidur selalu dipastikan sekujur kaki udah ditempel 3-4 lembar koyo, saking pegal dan sakitnya. Setiap kelar kerja, selalu mikir, kerja kok ngoyo amat ya? Makanya, abis terima gaji, langsung berhenti dan nyari kerjaan yang lebih manusiawi dan jam kerjanya lebih sedikit, hahahaha!"
V: "Hoooo, dan sekarang lo kerja di?"
H: "Sekarang kerja di restoran bule gitu, nyuci piring, hahahaha. Ada yang sehari, empat jam, ada yang sehari, tujuh jam. Yang penting, nggak ngoyo lagi, kaya yang pertama dulu, hahahaha!"
V: "Eh, jadi pas pertama kali ke Ostralih tuh, lo belum tau bakal kerja di mana?"
H: "Belom sama sekali. Karena di sini, sistemnya tinggal dateng ke toko, bawa resume atau apply online dari salah satu situs terkenal di Aussie…."
V: "Waaaaaah, challenging pisan ya??? Berarti, ada kemungkinan pas lo sampe sana, lo nggak langsung kerja gitu dong?"
H: "Kemarin sih untungnya, dua hari nyampe, langsung dapet kerja. Rezeki anak soleh, tapi ya gitu….Kerja rodi, ahahahaha!"
V: "Oh gitu. Eh, selama lo di Sydney pernah ke mana aja?"
H: "Standard aja sih. Ke pantai-pantai kece, kaya Bondi, Manlu, sama Cronulla. Terus ke Opera House, ke Newton (semacam suburb yang banyak penginggalan bangunan 1900-an)."
V: "Wiiiih, sekarang jadi Hendra Kekar si Penjaga Pantai….Udah mulai ngerasa kangen sama Indonesia nggak Hen?"
H: "Wiiiiih, bulan pertama aja udah kangen banget. Suka homsik dan kangen masakan Indonesia….."
V: "Ini ya, dari pengalaman pertama kali gue mulai wawancara temen-temen gue yang lagi bertualan di luar Indo, pasti deh satu hal yang paling dikangenin dari Indonesia, ya makanannnya…."
H: "Kayanya not the place to be nih di sini…."
V: "Why Hen? Kayanya Ostralih tampak kece tuh for living…."
H: "Nggak tau sih, belom dapet swag-nya aja, hahahahaha. Taun lalu, gue kemari juga nggak kepengen stay for good di sini. Mungkin nggak ada jodoh atau gimana, hahahaha. Yang jelas kaya, I dont feel like living here for longer. Beda sama beberapa negara atau kota lain yang pernah gue kunjungi, ada yangpengen bisa stay lebih lama. Kerja di sini sih tampak terdengar kece, but wait until you experience it, ahahahaha."
V: "Kota apa yang pengen buat lo stay any longer Hen?"
H: "Bangkok! Hahahaha! Good food, good ambience, gue suka banger. Terus, pengen juga stay di Roma, nggak tau kenapa, rasanya Rome and its classic ambience blows my mind away…"
V: "Let's go to Rome for another trip ya! Somehow, gue jadi kangen sama kota yang satu itu…Hehehe.
H: "Gue, Juli besok balik ke Rome sama keluarga, ahahaha. Kangen ngeteh cantik di depan Pantheon, wkwkwkwkw…."
V: "Dari seluruh jenis makanan Indonesia yang lo kangenin, yang paling super duper lo kangenin apa Hen?"
H: "Gue kangen siomai sama bakso, hiiiks. Notning compares to these delicacy T_T"
V: "Dulu waktu gue stay di Italia, gue pernah mimpi dengerin suara tok-tok abang tukang bakso, pas bangun, langsung buka jendela gitu, dan langsung disapa sama salju. Lah kali, ada abang tukang bakso lewat pas salju????"
H: "Wkwkwkwkwkw, gue juga kadang suka ngarep lagi jalan di trotoar ada tukang siomay mangkal, ahahaha!"
V: "Eh Hen, jadi kapan lo berencana balik ke Indonesia?"
H: "Gue mau balik bentar bulan Mei besok. Mau ngurus proyek kedua yang hampir kelar, terus mau siap liburan bareng keluarga, hihihihi. Abis itu Agustus balik Aussy lagi deh….Ngebabu lagi…."
V: "Aaaah, what a life! Eh Hen, dari sejibun tempt yang pengen lo datengin, ada nggak kota yang bikin penasaran banget?"
H: "Hidup itu kudu dinikmati Pe…Buruan resign. Terus keliling dunia setaun! Gue pengen banget ke Rio de Janeiro, mau nonton karnaval sama mau napak tilas film Rio-nya Anry Bird, hahahaha. Gue juga pengen banget ke Nagomo Karabakh, the unrecognized city. Nggak tau, somehow I found the name is so sexy, ahahaha. Kalau di Indo, gue pengen banget balik lagi ke Flores, it's my second home banget, kangen sama kearifan lokal dan alamnya…"
V: "Ahahahaha, tapi abis resign terus apply kerja lagi, dan begitu seterusnya. Harus bersuhu sama lo nih Hen…."
H: "Hahahaha, ijazah lo bagus. Track kerja lo juga ok. Mana tau, abis ini lo minat stay di sini dan kerja di sini kan lebih kece. Income lebih kenceng ketimbang di Indo."
V: "Eh, bentar-bentar, Karabakh itu di mana ya?"
H: "Karabakh itu di Ajerbizan. Kayanya, pas kuliah pernah disebut-sebut deh…"
V: "Eh Hen, ada do and dont's yang bisa lo share kalau misalnya ada orang yang mau pergi ke Aussie?"
H: "Do and donts' sebagai turis yaaah….Do, cari kenalan, stay di Sydney itu muwahal hotel atau hostelnya. Minimal bisa hemat ongkos penginapan kalau numpang. Soal makan mah, bisa masak sendiri, hihihi. Donts, nggak usah kelamaan di Sydney. It's just like another big capital, tiga atau empat hari aja udah lebih dari cukup. Aussie punya banyak spot-spot nature yang super kece lainnya, hehehe."
V: "Kalau yang untuk orang-orang yang mau long stay?"
H: "Do, alert sama semua regulasi. Australia itu full of rules, untuk tiny little thing banyak banger aturan dan papan peringatannya. Don't, jangan takut kelimpungan cari makanan yang pas selera kita, hihihi. Bumbu-bumbu Asia, terutama Indonesia, melimpah ruah di mari, bahkan kalau tempe sama kerupuk aja bisa ditemuin di sini, hihihi…."
V: "Hen, the most uncomfortable rules yang pernah lu hadepin di Ostralih apa?"
H: "Nyebrang! Hahahaha. Riweh banget, walaup jalan sepi kaya kuburan, tapi kalau lampu masih merah dan bermenit-menit ya nunggu aja gitu. Soalnya biasa ada CCTV. Terus juga, kalau biar dikata rumah tinggal nyebrang, kalau zebra cross-nya di ujung sono, ya kudu ke ujung sono. Malesin nggak sih?"
V: "Ahahahaha, beda ye sama nyebrang di Margonda, hajar aja gitu! Kalau ketabrak, dianggap takdir."
H: "Hahahaha, Margona biar dikate angkot berjejer juga tinggal angkat magic hand, pada berhenti, ngasih jalan. Macem tongkat Nabi Musa laut Merah."
V: "Oh iya Hen, selama di Aussie ada lagu yang menggambarkan lo banget nggak?"
H: "Ada banyak sebenernya. Soalnya, di tempat kerjaan selalu diputer radio top forty gitu. Tapi yang bener-bener ngebekas adalah 'Secret Love Song'-nya Little mix feat. Derulo. Karena gue emang suka banget sama ini lagu dan hafal. Gue selalu nyanyi sampe abis dan gara-gara itu temen-temen satu cafe selalu ngomong 'it's your song!' setiap kali lagunya diputer di radio atau di TV. Lagunya udah tercap 'Hendra's song' gara-gara itu. Jadi, begitu sampai di Indonesia, setiap denger lagu itu kebayang deh muka temen-temen yang selalu nyeletuk 'lagu elo tuh!' Hihihihi!"
V: "Eh Hen, last question nih, dari segala hal yang terjadi sama lo, sampe lo terdampar di beua Aborigin sekarang, hal apa yang paling lo syukurin banget?"
H: "Gue bersyukur passport gue masih ijo, hahahaha. Biar dikata, mau ngetrip sampe Afrika, kerja sampe Australia, elo nggak pernah bisa bohong kalau the best feeling adalah ketika lo teriak nyetopin mamang bakso di pinggir jalan atau ketika lo tinggal angkat tangan tiap mau nyebrang di mana aja, kapan aja. Sometimes, gue sangat kangen dengan ketidakaturan Indonesia, hahahaha!"
Sekiranya segitulah chit-chat saya sama Hendra dan dikit bocoran nih, sebentar lagi Hendra bakal ngeluarin buku keduanya, yang saya jamin ciamiiiiik banget. Buat yang penasaran sama gimana caranya dapetin cara holiday visa di Aussie, bisa juga langsung kunjungi blog-nya Hendroot ini.
Cant wait to see your next books Hen ;) Buku yang pertama udah out of stock aja nih T^T
Sumber foto: Dokumen pribadi Hendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar